Ekaristi dan Tahbisan

Salah seorang umat kagum kepada pastor parokinya yang tekun melayani Misa bagi umatnya. Misa dipersiapkan dengan baik, ia datang lebih awal di sakristi, ia membawakan Misa dengan hormat dan khidmat, homilinya bermutu dan menarik, dan ia selalu siap sedia melayani Misa lingkungan tanpa kenal lelah. Umat itu bertanya kepada Rama itu: "Rama kok tekun sekali sih merayakan Misa?" Pastor paroki itu tersenyum ramah dan damai, sambil berkata: "Untuk itulah aku ditahbiskan".

Senang rasanya mempunyai imam atau pastor seperti itu. Ini cocok sekali dengan kata-kata Paus Benediktus XVI: "hubungan antara tahbisan kudus dan Ekaristi tampak paling jelas dalam Misa, apabila uskup atau imam memimpin Perayaan Ekaristi selaku pribadi Kristus Sang Kepala" (Sacramentum Caritatis no. 23). Paus Yohanes Paulus II bahkan berkata bahwa Ekaristi adalah alasan adanya dari imamat. Tahbisan imamat itu ada karena dan demi Ekaristi! Sakramen Imamat ini ditetapkan Tuhan Yesus bersamaan Dia menetapkan Ekaristi pada saat perjamuan malam terakhir. Kristus ingin tinggal dan menyertai umat-Nya yang untuk mereka Dia menumpahkan darah-Nya. Bagaimana Kristus tinggal bagi kita? Dengan perayaan Ekaristi. Akan tetapi bagaimana agar Ekaristi dapat dirayakan? Harus ada yang memimpin. Itulah para imam yang ditahbiskan untuk menjadi pembantu para uskup melalui sakramen imamat.

Marilah kita berdoa agar kita semua dianugerahi imam-imam yang baik, murah hati dan suci. Agar selalu ada imam-imam, marilah kita berdoa dan mendukung panggilan para calon imam. Marilah kita mendukung panggilan imamat ini dengan doa dan bimbingan kepada anak-anak kita, remaja kita melalui teladan hidup berkeluarga yang baik dan kristiani, khususnya rajin berdoa bersama dalam keluarga dan Misa ke gereja.


SUMBER: Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi KAS 2012 hari 10.