HOMILI: Hari Minggu Biasa XXXIII (Ams 31:10-13.19-20.30-31; Mzm 128:1-5; 1Tes 5:1-6; Mat 25:14-30)

“Engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar”

Para pemimpin atau atasan yang sukses atau berhasil, artinya dapat menghayati tugasnya atau memfungsikan kepemimpinannya sungguh memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan yang dipimpin, pada umumnya berasal dari rakyat kccil atau memiliki pengalaman tinggal dan bekerjasama dengan rakyat kecil. Pemimpin yang bersangkutan pada umumnya juga sederhana, entah dalam cara hidup maupun cara bertindak, cara bicara maupun bekerja. Ia juga mengasihi dan memperhatikan apa yang kccil dan sederhana, entah itu manusia, binatang, tanaman maupun barang atau harta benda. Ia sungguh tidak mensia-siakan aneka keterampilan dan kecakapan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepadanya, sehingga ia juga semakin terampil dan cakap dalam cara hidup dan cara bertindak. Maka marilah kita renungkan apa yang disabdakan oleh Yesus dalam perumpamaan perihal talenta sebagaimana diwartakan dalam Warta Gembira hari ini.

Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu(Mat 25:21)

Dalam perjalanan penghayatan hidup, panggilan dan tugas pengutusan, kita menghadapi aneka macam perkara, entah besar atau kecil. Dalam menghadapi perkara besar pada umumnya kita takut serta merasa tidak mampu menghadapinya, maka baiklah kita hadapi dan selesaikan dahulu perkara-perkara kecil. Memperhatikan, menghadapi dan mengerjakan perkara-perkara kecil memang butuh kasih, kerendahan hati, ketekunan, kesabaran dan ketabahan serta ketelitian. Sebagai contoh menghadapi anak kecil harus rendah hati dan sabar dan dengan kasih, demikian juga binatang atau tanaman kecil. Bagian atau ‘onderdil’ peralatan teknologi semakin lama juga semakin kecil dan apa yang kecil tersebut sungguh menentukan berfungsinya alat yang bersangkutan.

Seorang pemimpin atau menejer yang baik dan sukes berkata “Jika anda tidak dapat mengatur diri sendiri jangan mengatur orang lain, jika anda tidak dapat mengatur kamar dan meja kerja anda sendiri, jangan mengatur kantor, dst..”. Kami berharap anak-anak sedini mungkin di dalam keluarga dididik dan dibina untuk memperhatikan perkara-perkara atau hal-hal kccil oleh orangtuanya antara lain dengan teladan konkret atau kiranya juga dapat belajar pada para pembantu atau pelayan rumah tangga atau kantor yang pada umumnya setia mengerjakan perkara-perkara atau hal-hal kecil. Kerjakan perkara atau hal kecil dengan cintakasih yang besar. Perkara atau hal kecil di dalam keluarga antara lain/misalnya: membuang sampah pada tempatnya, mematikan listrik atau keran air yang tidak dibutuhkan lagi, mengatur selimut, serandal atau sepatu atau pakaian, dst..

Dalam Warta Gembira hari ini kita diingatkan perihal keutamaan setia, yang harus kita hayati dan sebarluaskan. “Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang telah dibuat. Ini diwujudkan dalam perilaku tetap memilih dan mempertahankan perjanjian yang telah dibuat dari godaan-godaan lain yang lebih menguntungkan” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24-25). Hemat saya dalam melaksanakan aneka perjanjian ada perkara-perkara atau hal-hal kecil yang perlu diperhatikan. Sebagai contoh adalah perjanjian perkawinan antara laki-laki dan perempuan atau suami-isteri: jika anda mendambakan setia sebagai suami-isteri sampai mati, silahkan memperhatikan perkara-perkara atau hal-hal kecil dalam berrelasi atau saling mengasihi, misalnya memberi ciuman, memberi pujian, dst..

Orang yang peka pada perkara-perkara atau hal-hal kecil pada umumnya ialah para administrator keuangan, entah itu akuntan, pemegang kas atau pengawas keuangan. Mereka terbiasa dalam penghitungan uang sampai yang kecil-kecil, maka semoga mereka juga peka terhadap perkara-perkara atau hal-hal kecil dalam bidang kehidupan yang lain. Pengurusan atau pengelolaan harta benda atau uang yang benar dan baik, yang berarti sungguh memperhatikan perkara-perkara atau hal-hal kecil, akan menentukan keberhasilan atau kesuksesan urusan-urusan besar lainnya di kantor atau tempat kerja atau dalam kehidupan bersama di masyarakat. Setialah kepada perkara-perkara kecil, maka anda pada suatu saat akan siap sedia untuk menghadapi atau mengerjakan perkara-perkara besar.

Kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar” (1Tes 5:4-6)

Sebagai umat beriman atau beragama kita “adalah anak-anak terang dan anak-anak siang” dan “tidak hidup di dalam kegelapan”, maka marilah kita hayati jati diri kita ini dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Salah satu cirikhas anak terang atau anak siang adalah hidup jujur dalam keadaan atau situasi apapun, kapanpun dan dimana pun, sehingga kehadiran dan sepak terjangnya senantiasa menerangi orang lain serta menjadi fasilitator bagi orang lain. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta rela berkorban untuk kebenaran. Ini diwujudkan dalam perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang serta rela berkorban untuk mempertahankan kebenaran. Perilaku ini diwujudkan dalam hubungannya dengan Tuhan dan diri sendiri” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 17).

Kami berharap mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama untuk senantiasa hidup dan bertindak jujur kapan pun dan dimana pun. Secara khusus kepada mereka yang bertugas maupun berjuang demi kebenaran, seperti polisi, hakim/jaksa/saksi pengadilan, penuntut dst ..untuk sungguh jujur. Ingatlah dan sadarilah bahwa anda dapat berbuat curang tanpa diketahui sesama manusia, namun Tuhan tahu, dan pada waktunya nanti kecurangan anda pasti juga akan diketahui oleh umum dan anda akan dipermalukan tanpa kenal ampun. Kepada para pejuang dan pembela kebenaran kami harapkan tetap teguh dan tegar dalam memperjuangkan atau membela kebenaran, meskipun harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan ancaman. Ada pepatah ‘orang jujur akan hancur’, namun percayalah memang orang jujur akan hancur untuk sementara tetapi akan mulia dan bahagia selamanya.

Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.” (Ams 31:10-12). Tidak berbuat sepanjang umurnya” inilah yang kiranya baik kita renungkan atau refleksikan bersama, yang berarti kita dipanggil untuk senantiasa berbuat baik, terus-menerus, sepanjang hidup kita. Kami berharap anak-anak sedini mungkin di dalam keluarga dididik dan dibina untuk tidak berbuat jahat dan senantiasa berbuat baik, antara lain dengan teladan konkret para orangtua maupun aneka nasihat, saran dan tuntunan. Ketika anak-anak memiliki kebiasaan berbuat baik, maka kelak kemudian hari mereka akan tumbuh berkembang menjadi pribadi yang selalu setia pada panggilan, tugas pengutusan maupun pekerjaannya.

Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,” (Mzm 128:1-5)

Minggu, 13 November 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

Pagar Rumah Kasimo seperti Kandang Ayam

Ignasius Joseph Kasimo Endrowahjono seorang tokoh politik yang hidupnya sangat sederhana. Dari segi materi, dia tidak pernah hidup mewah. Urusan keluarga pun jauh dari hidup perkoncoan; kolusi dan nepotisme. Kondisi rumah mantan menteri dan mantang anggota Dewan Pertimbangan Agung itu jauh di bawah layak.

Demikian dikemukakan sejumah orang berkompeten saat ditemui Tribunnews di sela dan usai nyekar ke makam IJ Kasimo di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Sabtu (12/11/2011). "Hidupnya sangat sederhana, semua orang sudah tahu itu, itu tidak perlu disangsikan lagi," ujar politisi gaek Partai Golkar, Krissantono.

Politisi yang 20 tahun menjadi anggota DPR RI dari Fraksi Karya Pembangunan ini mengatakan, hidup keserdehanaan Kasimo, semakin mengautkannya layak menjadi pahlawan nasional yang diteladani. "Keserderhanaan dan hidup konsisten, integritas tinggi, kejujuran dan pengabdian pada bangsa membutnya bukan saja dihormati di kalangan Katolik, tetapi juga kalangan lainnya," kata Krissantono.

Contoh konkret kesederhanaan hidup Kasimo, terlihat sampai saat ini. "Belaiu itu berapa kali jadi menteri, kemudian anggota DPR. Walau menjabatan menteri, tidak menggunakan kekuasaan untuk kolusi. Buktinya, anak-anaknya sampai saat ini hidup seperti orang kebanyakan," kata Kris.

Fransiskus Xaverius Widagdo, menantu Kasimo menuturkan hal senada. "Satu hal yang saya ingat dari mertua saya itu adalah orang sederhana, tidak pernah minta yang aneh-aneh," kata suami dari Wartawi, putri bungsu pasangan Kasimo-Mujiran.

Widagdo menceritakan suatu pengalaman ketika merenovasi rumah keluarga Kasimo di Menteng, kawasan elite di Jakarta Pusat. "Walaupun rumahnya di Menteng, saat itu, sangat rawan dari keamanan, karena bisa dimasuki siapa saja. Pagarnya hanya terbuat dari kawat, kayak kandang ayam. Kalau ada tamu yang datang, apalagi perempuan, pasti belepotan. Jadi waktu saya renovasi, beliau senang sekali," kata Widagdo yang mengaku turut mengantar Kasimo berobat mengatasi masalah pada jantungnya menjelang akhir masa hidupnya.

Pengamat politik J Kristiadi mengatakan, Kasimo pun antikorupsi. "Kalau bisa dibilang, DNA- nya Kasimo itu antikorupsi. Dia tidak menggunakan kekuasaan dan jabatan untuk memperkaya diri," kata dia. (Tribunnews/domu d ambarita)

“Adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Keb 18:14-16 – 19:6-9; Mzm 105:2-3.36-37.42-43; Luk 18:1-8)

“Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku." Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Luk 18:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Yosafat, uskup dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Berdoa merupakan bagian hidup kita sebagai umat beriman. Berdoa merupakan ungkapan iman kita bahwa Tuhan senantiasa menyertai dan mendampingi perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita. St Yosafat yang kita kenangkan hari ini dikenal sebagai gembala umat yang berusaha keras mempersatukan umat Allah, sehingga menghadapi perlawanan dari mereka yang tidak senang dan kemudian membunuhnya. Ia adalah korban dan martir pemersatu umat Allah. Hemat saya doa juga mempersatukan kita semua sebagai umat Allah, karena kita sama-sama berdoa kepada Allah Yang Maha Esa. Persaudaraan atau persatuan sejati antara umat beragama juga merupakan wujud iman kita kepada Allah Yang Maha Esa. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah korban persaudaraan atau persatuan sejati, yaitu persatuan antara bapak dan ibu kita masing-masing, yang saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh, sehingga bersetubuh dan ada kemungkinan menghasilkan buah kesatuan, antara lain kita ini. Sebagai ‘buah kesatuan’ marilah kita tunjukkan dalam hidup sehari-hari dengan mengusahakan, memperdalam dan memperteguh persatuan dan persaudaraan antar umat beriman atau beragama, antara seluruh bangsa di dunia.

· “Sebab sementara sunyi senyap meliputi segala sesuatu dan malam dalam peredarannya yang cepat sudah mencapai separuhnya, maka firman-Mu yang mahakuasa laksana pejuang yang garang melompat dari dalam sorga, dari atas takhta kerajaan ke tengah tanah yang celaka. Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintah-Mu yang lurus, dan berdiri tegak diisinya semuanya dengan maut; ia sungguh menjamah langit sambil berdiri di bumi” (Keb 18:14-16). Firman Tuhan “laksana pejuang yang garang melompat dari dalam sorga…Bagaikan pedang yang tajam dibawanya perintahMu yang lurus”, inilah yang kiranya baik kita renungkan atau refleksikan bersama. Sebagai orang beriman dan beragama sungguh-sungguh kiranya percaya kepada semua firman Tuhan. Percaya berarti suka membacakan dan mendengarkan, dan karena Tuhan maha segalanya jika kita sungguh mendengarkan firmanNya maka kita akan dibentuk dan dibina. Dengan kata lain marilah kita sadari dan hayati bahwa firman Tuhan sungguh mendidik dan membina diri kita untuk semakin beriman. Apa yang saya kutipkan dan refleksikan setiap hari adalah firman Tuhan dan saya kirimkan kepada anda semua dengan harapan kita semua semakin beriman, maka semoga apa yang saya sharingkan berguna bagi anda semua untuk semakin beriman. Para imam dan anggota lembaga hidup bakti kiranya setiap hari juga mendengarkan firman Tuhan, entah dalam Perayaan Ekaristi maupun Ibadat Harian. Bacaan singkat dalam Ibadat Harian merupakan ayat-ayat terpilih, maka hendaknya sungguh direnungkan dan kemudian dihayati dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Pada minggu-minggu atau hari-hari terakhir dalam Kalendarium Liturgi ini kita diajak mawas diri: sejauh mana iman kita telah tumbuh-berkembang, makin kuat, makin handal, atau kita semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia dimana pun dan kapan pun, apakah kita semakin menjadi pendoa yang benar.

“TUHAN, dengarkanlah doaku, dan biarlah teriakku minta tolong sampai kepada-Mu. Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku” (Mzm 102:2-3)

Sabtu, 12 November 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Sama seperti terjadi pada zaman Nuh demikian pulalah halnya kelak pada hari Anak Manusia” (Keb 13:1-9; Mzm 19:2-5; Luk 17:26-37)

“Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.] Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.” (Luk 17:26-37), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St. Martinus dari Tours, Uskup, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Zaman Nuh yang dimaksudkan dalam Warta Gembira hari ini adalah zaman air bah yang menggenangi seluruh negeri sebagai hukuman atas dosa dan kejahatan manusia yang tak mau bertobat, sehingga semuanya musnah, termasuk manusia, kecuali Nuh dan keluarganya yang baik dan berbudi pekerti luhur, karena mendapat peringatan Tuhan dan melaksanakannya. Pada masa kini, masa penghujan yang masih diwanai badai atau puting beliung, kiranya juga banyak wilayah di Indonesia yang tergenang alias kebanjiran. Hal itu terjadi juga karena keserakahan manusia dalam membabat hutan maupun membetoni tanah atau halaman-halaman. Hari Anak Manusia adalah hari penyaliban Yesus, dimana para murid-Nya juga tercerai berai, karena belum siap menderita dan mati seperti Guru dan Tuhan mereka, meskipun demikan Ia tetap setia dalam deritaNya. Martinus yang kita kenangkan hari ini juga pribadi yang tidak takut terhadap aneka ancaman dan masalah serta mereka yang tidak suka padanya alias fanatik, bahkan ia mendekati orang-orang yang fanatik tersebut, sehingga mereka suka padanya. Martinus tetap setia pada panggilan menjadi pewarta kabar baik, meskipun harus menghadapi tantangan dan masalah berat. Pengalaman zaman Nuh maupun Hari Anak Manusia kiranya dapat menjadi peringatan bagi kita semua untuk tetap setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, meskipun harus menghadapi aneka masalah dan tantangan. Hendaknya tidak takut dan gentar ketika kita hanya sendirian saja sebagai orang yang setia, sementara kebanyakan orang tidak setia.

· “Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya.” (Keb 13:1). Semua yang ada di dunia atau di bumi ini adalah ciptaan Allah: manusia, binatang dan tanaman. Allah hidup dan berkarya dalam seluruh ciptaan-Nya, “Allah tinggal dalam citptaan-ciptaan-Nya: dalam unsur-unsur, memberi ‘ada’nya; dalam tumbuh-tumbuhan, memberi daya tumbuh; dalam binatang-binatang , daya rasa; dalam manusia, memberi pikiran. Jadi Allah juga tinggal dalam aku, memberi aku ada, hidup, berdaya rasa dan berpikiran” (LR St.Ignatius Loyola, no 235). Pertama-tama dan terutama marilah kita sadari dan hayati ‘Allah tinggal dalam aku, memberi aku ada, hidup, berdaya rasa dan berpikiran’, dengan kata lain marilah berperasaan dan berpikiran sebagaimana dikehendaki oleh Allah atau sebagaimana Allah rasakan dan pikirkan. Apa yang dipikirkan oleh Allah tidak lain adalah semua yang diciptakan-Nya senantiasa baik adanya, bahagia dan selamat, damai sejahtera. Maka marilah kita senantiasa berpikiran baik, sehingga apa yang kita katakan dan lakukan baik adanya, menyelamatkan dan membahagiakan baik diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Apa yang akan kita lakukan atau katakan tergantung pada apa yang kita rasakan dan pikirkan, maka hendaknya senantiasa merasa baik dan berpikiran baik. Apa yang tidak baik berasal dari setan atau roh jahat.

“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari”

(Mzm 19:2-5)

Jumat, 11 November 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

10 November: Santo Leo I atau Leo Agung, Paus

Ia lahir di Tuscany, Italia dari sebuah keluarga bangsawan kaya. Ia diangkat menggantikan Paus Sixtus III (432-440) dan dinobatkan pada tanggal 29 September 440. Ketika terpilih menjadi Paus, ia sedang menjalankan suatu misi diplomatik di Gaul (sekarang: Prancis) atas permintaan Kaisar Valentinianus III. Misi itu ialah mendamaikan Aetius dan Albinus, dua jenderal kekaisaran yang bertikai sehingga melemahkan pertahanan bangsa Prancis melawan serangan bangsa Barbar. Pengangkatan dirinya menjadi Paus sungguh mengejutkan karena pada waktu itu ia masih berstatus Diakon Agung di dioses Roma.
Ia segera menunjukkan bakat dan kemampuannya memimpin Gereja, dengan mengambil tindakan keras terhadap bidaah-bidaah yang berkembang pada masa itu: Pelagianisme, Manicheisme, Priscillianisme dan Monofisitisme. Leo benar-benar menghadirkan kembali sosok Rasul Petrus yang pernah dengan pedangnya membela Yesus di taman Getzemani. Leo menghadapi semua serangan terhadap ajaran iman yang benar dan serangan terhadap kota Roma dengan kesucian dan kefasihan lidahnya. Raja Atilla dan Genserik tak berdaya menghadapinya.

Pada tahun 442, Leo menghadapi masalah-masalah serius di dalam diosesnya, khususnya di Aquileia, Italia. Di sana ada beberapa pengikut Pelagius-seorang rahib Inggris yang menyebarkan ajaran sesat Pelagianisme-berniat kembali ke pangkuan Gereja namun tidak sudi melepaskan ajaran sesat yang telah dianutnya. Hal ini sangat merisaukan Leo, karena di antara ajarannya yang lain, Pelagius dengan tegas menolak pentingnya rahmat Allah bagi keselamatan. Menghadapi hal ini, Paus menuntut agar semua pengikut Pelagianisme yang mau kembali ke pangkuan Gereja harus membuat pengakuan umum akan iman Katolik di hadapan sinode para Uskup di wilayahnya dan secara terbuka menolak Pelagianisme.

Selanjutnya Leo menghadapi lagi aliran Manicheisme, yang mengajarkan adanya dualisme antara prinsip kebaikan dan kejahatan. Hidup manusia di dunia ini merupakan suatu pertentangan kekal antara kedua prinsip itu; semua hal duniawi, termasuk tubuh manusia, adalah jahat pada dirinya. Ditumpangi oleh bangsa Vandal yang suka berperang, banyak penganut Manicheisme berimigrasi dari Kartago ke Italia dan menetap di Roma. Menghadapi bahaya aliran sesat ini maka pada tahun 443 Leo menggalakkan kampanye menentang para penganut Manicheisme itu. Ia didukung oleh kaisar Valentinianus III. Banyak penganut aliran itu kemudian bertobat dan kembali ke pangkuan Gereja.

Di luar Roma, Paus kuatir akan bahaya bangkitnya kembali ajaran sesat Priscilianisme di Spanyol yang dalam beberapa hal sama dengan Manicheisme. Aliran itu mengajarkan bahwa unsur manusiawi dan unsur duniawi sama-sama merupakan hasil prinsip kejahatan dan bahwa hanya unsur ilahi sajalah yang baik. Sebagai jawaban terhadap seruan Paus, para Uskup Spanyol menyelenggarakan sinode untuk menghukum aliran sesat Priscillianisme di Spanyol.

Paus juga menyerang aliran sesat Monofisitisme, yang mengajarkan bahwa Kristus hanya mempunyai satu kodrat, yaitu kodrat ilahi. Ajaran ini menentang dogma tentang Kristus, Pribadi Ilahi yang mempunyai dua kodrat, Allah sekaligus Manusia. Aliran inilah yang menyebabkan krisis doktrinal paling besar dalam masa kepemimpinan Leo. Aliran ini berkembang luar biasa cepatnya, sehingga Santo Flavianus, Patriark Konstantinopel menyerukan kepada Leo akan dukungannya sebagai pembela dan pimpinan tertinggi Gereja. Leo menjawab seruan itu dalam sebuah suratnya kepada Flavianus. Di dalamnya ia menandaskan secara jelas bahwa Kristus sungguh Allah dan sungguh Manusia, tetapi satu Pribadi yaitu Pribadi Yesus Kristus. Surat kepada Flavianus ini kemudian menjadi pokok keputusan Konsili Kalsedon.

Ketika kaisar Teodosius II-pendukung kental para penganut Monofisitisme-mendengar pernyataan Paus itu, ia segera memerintahkan Dioscurus, Patriark Aleksandria yang menganut Monofisitisme, untuk menyelenggarakan satu konsili di Efesus. Uskup-uskup yang berkumpul dalam Konsili itu dijaga ketat oleh pasukan-pasukan kekaisaran. Santo Flavianus dipersalahkan dan mati karena pembelaannya terhadap ajaran iman yang benar sebagaimana ditekankan Paus Leo. Para utusan Paus tidak punya hak bicara dan tidak diperkenankan memimpin rapat. Surat yang dikirim Paus Leo tidak dapat didengarkan dengan baik karena kegaduhan dan teriakan-teriakan. Akhirnya konsili liar itu mengesahkan ajaran sesat Monofisitisme. Paus Leo mengutuk konsili itu dan menamakannya sebagai Konsili para Penyamun. Sebagai protes terhadap keputusan konsili liar itu, Paus Leo menyelenggarakan sebuah konsili lain di Kalsedon pada tahun 451. Tugas Konsili ini ialah "menegaskan kodrat keallahan dan kemanusiaan dalam Pribadi Yesus Kristus serta mengutuk Monofisitisme dan membendung pengaruhnya". Sekitar 600 orang Uskup yang berkumpul dalam Konsili itu menerima ajaran dogmatik Leo yang tertulis di dalam suratnya kepada Santo Flavianus. Dalam tulisan-tulisannya yang bernada keras maupun manis, ia menyerang semua bidaah itu. Ia pantang menyerah ... seperti seekor singa menerjang setiap mangsa yang ada di hadapannya.

Selain menghadapi berbagai aliran sesat itu, Leo menghadapi juga serangan terhadap kota Roma. Tercatat serangan Attila, raja bangsa Hun pada tahun 452, dan serangan Genserik, raja bangsa Vandal yang suka berperang. Leo bersama sekelompok imam dan senator Roma menghadap Attila dan berbicara dengannya. Ia berhasil meyakinkan Attila, agar segera menarik pasukan-pasukannya dan tidak menyerang kota Roma. Demikian juga terhadap Genserik, raja Vandal itu. Leo benar-benar menghadirkan kembali sosok Rasul Petrus yang membela Yesus dengan pedangnya. Ia berhasil menerjang bangsa-bangsa Barbar yang mau menghancurkan kekristenan.

Dengan semua tindakannya, Leo menjadi salah seorang Paus pembela ajaran iman yang benar dan pembela kota Roma dari serangan bangsa Barbar. Ia seorang gembala yang baik yang berani membela umatnya dari berbagai serangan. Ia menjadi teladan bagi para gembala: penuh semangat, berhati lapang tetapi tetap saleh, sehingga dapat bertindak secara fleksibel. Surat-surat dan kotbah-kotbahnya sangat bernilai karena buah pikirannya yang dalam. Selain dikenal sebagai penulis, orator, diplomat, negarawan dan teolog, Leo juga seorang administrator besar. Selama masa pontifikatnya, ia membangun dan memperbaiki banyak gereja. Masa kepemimpinannya menandai salah satu masa yang paling penting dalam sejarah Gereja Perdana.

Ia wafat pada tanggal 10 Nopember 461 dan dimakamkan di ruang depan basilik Santo Petrus. Beliau adalah Paus non-martir pertama dalam sejarah Gereja. Pada tahun 688, Paus Sergius I (687-701) memindahkan relikuinya ke bagian dalam basilik itu. Pada tahun 1607 para pekerja menggali kembali relikuinya dan memindahkannya ke dalam basilik Santo Petrus yang baru. Pada tahun 1754, Paus Benediktus XIV (1740-1758) menggelari Leo sebagai Pujangga Gereja.



Sumber: www.imankatolik.or.id

"Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah" (Keb 7:22 – 8:1; Mzm 119:89-91.130.135.175; Luk 17:20-25)

“Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.” (Luk 17:20-25), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St. Leo Agung, Paus dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kerajaan Allah atau Allah yang meraja memang tak dapat dilihat dengan mata kepala kita, namun ‘ada di antara kamu’. Allah yang meraja antara lain menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, maka selayaknya siapapun yang dirajai oleh Allah akan mengalami atau menghadapi aneka penderitaan, tantangan dan hambatan, mengingat dan memperhatikan kemerosotan atau kebejatan moral masih marak di sana-sini dalam aneka bidang kehidupan bersama. Menjadi Paus atau Uskup pada umumnya juga menghadapi aneka masalah dan tantangan alias harus siap sedia untuk ‘stress’, dengan demikian para gembala kita dituntut untuk mahir dalam ‘menejemen stress’ alias mengelola stress. Jika kurang mahir dalam ‘menejemen stress’ akan mudah jatuh sakit. ‘Menejemen stress’ kiranya penting bagi kita semua untuk kita latih, dalami dan perkembangkan dalam aneka bidang kehidupan atau kerja bersama kapan pun dan di mana pun. Paus Leo Agung yang kita kenangkan hari ini “adalah suri teladan bagi siapa pun yang memimpin umat Kristen. Ia penuh semangat, berhati lapang, tetap dalam pendirian, pantang menyerah dalam tugas, beriman teguh pada pusat misteri Kristus yang terdalam: penjelmaan Sang Sabda” (Yayasan Cipta Loka Caraka: Ensiklopedi Orang Kudus/cetakan kelima, Jakarta 1985, hal 193). Kami berharap kepada siapapun yang berpartisipasi dalam memimpin atau melayani umat Allah meneladan semangat Leo Agung yang kita kenangkan hari ini, karena Ia adalah suri teladan bagi siapapun yang memimpin umat Allah, khususnya umat Kristen.

· “Di dalam dia ada roh yang arif dan kudus, tunggal, majemuk dan halus, mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda, terang, tidak dapat dirusak, suka akan yang baik dan tajam, tidak tertahan, murah hati dan sayang akan manusia, tetap, tidak bergoyang dan tanpa kesusahan, mahakuasa dan memelihara semuanya serta menyelami sekalian roh, yang arif, murni dan halus sekalipun” (Keb 7:22-23), demikian gambaran perihal kebijaksanaan. Sifat-sifat kebijaksanan di atas ini selayaknya juga menjadi sifat-sifat para peemimpin dalam kehidupan bersama dimana pun, dalam bidang dan tinngkat kehidupan apa pun. “Mudah bergerak, jernih dan tidak bernoda.., murah hati dan sayang akan manusia”, inilah mungkin sifat-sifat yang hendaknya kita usahakan, perdalam dan perkembangkan. Para pemimpin hendaknya tidak hanya duduk di kursi empuk di kantor atau kamar kerjanya saja, melainkan dengan murah hati dan sayang akan manusia mendatangi atau mengunjungi yang mereka pimpin. Sapalah dan bercakap-cakaplah dengan yang anda pimpin atau layani. Memang agar sapaan dan percakapan menghasilkan buah yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, dari pihak kita dituntut ‘jernih dan tak bernoda’. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa terpilih sebagai pemimpin antara lain karena anda sebagai yang paling jernih dan tak bernoda alias yang tersuci. Memang dalam kehidupan bersama sebagai umat beragama mereka yang tersuci lah yang harus dihormati dan dijunjung tinggi, dan tentu saja semuanya juga dipanggil untuk tumbuh berkembang menjadi pribadi yang suci, jernih dan tak bernoda. Orang yang jernih dan tak bernoda tak akan mudah tergoyang oleh aneka tawaran atau godaan atau rayuan yang hendak menggerogoti kejernihan atau kesuciannya, sebaliknya tawaran atau godaan atau rayuan tersebut dihayati sebagai wahana untuk semakin jernih dan tak bernoda, ia menghayati sebagai api membara yang membakarnya, dan dengan demikian semakin nampak kejernihan, kemurnian dan kesuciannya.

“ Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga. Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan; Engkau menegakkan bumi, sehingga tetap ada. Menurut hukhrum-hukum-Mu semuanya itu ada sekarang, sebab segala sesuatu melayani Engkau” (Mzm 119:89-91)

Kamis, 10 November 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

Pendaftaran Masuk Seminari Mertoyudan

Seminari Menengah St.Petrus Canisius Mertoyudan, Magelang, mendidik lulusan SMP, SMA atau SMK yang berminat untuk menjadi imam.

MENERIMA PENDAFTARAN CALON SEMINARIS BARU TAHUN AKADEMIK 2012/2013.

[Pendaftaran dibuka mulai tanggal 25 Oktober 2011 s.d 25 Januari 2012

1. PERSYARATAN PENDAFTARAN :

a) Terdaftar sebagai siswa kelas IX SMP atau kelas XII SMA/SMK dan akan lulus pada tahun 2012 atau siswa yang telah lulus tahun sebelumnya.
b) Terpanggil menjadi imam
c) Sehat jasmani maupun rohani, tidak memiliki ketunaan / cacat yang dapat mengganggu kelancaran belajar.
d) Sudah dipermandikan minimal 1 tahun untuk siswa SMP dan 3 tahun untuk siswa SMA/SMK dibuktikan dengan fotocopy surat baptis, dan disertakan juga surat krisma bila sudah menerima krisma
e) Mengisi formulir dan kuesioner yang sudah disediakan
f) Menyerahkan surat ijin orang tua
g) Menyerahkan surat rekomendasi dari Pastor Paroki dan surat rekomendasi dari Sekolah
h) Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 4 sebanyak 5 lembar
i) Menyerahkan fotocopy akta kelahiran / surat kenal lahir
j) Menyerahkan fotocopy rapor kelas VII,VIII,IX bagi siswa berasal dari SMP dan kelas X,XI,XII bagi siswa berasal dari SMA/SMK.

2. PROSEDUR PENDAFTARAN :

a) Pendaftaran dapat dikirim melalui Kantor Pos dengan persyaratan yang wajib dilengkapi seperti tersebut di atas, atau dikirim langsung ke Seminari Menengah St.Petrus Canisius Mertoyudan Magelang.
b) Informasi mengenai pendaftaran, jadwal pelaksanaan tes selengkapnya dapat dilihat di Website: www.mertoyudan.org
c) informasi lebih lanjut dapat ditanyakan melelui telepon atau e-mail ke :
SMA Seminari Mertoyudan Telp. : (0293) 326718 HP : 085 725 39 54 59
Alamat email : sma_seminari@yahoo.com

3. PELAKSANAAN TES

a) Tes tertulis dan wawancara : 3 Februari s.d 5 Februari 2012
Materi tes tertulis :
►siswa berasal dari SMP : B.Indonesia, B.Inggris dan Mtk
►siswa berasal dari SMA/SMK : B.Indonesia, B.Inggris
►tes dari Univ.Sanata Dharma) : tes potensi akademik & kepribadian
b) Pengumuman tes tahap 1 : 20 Februari 2012
c) Batas akhir pengiriman hasil cek up : 20 April 2012

II. PENDAFTARAN SEMINARIS BARU GELOMBANG II :
Pendaftaran dibuka mulai tanggal 28 Februari 2012 s.d 05 Mei 2012

1. Persyaratan dan prosedur pendaftaran sama dengan persyaratan Gelombang I
2. PELAKSANAAN TES

a) Tes tertulis dan wawancara : 16 Mei s.d 18 Mei 2012

►siswa berasal dari SMP : B.Indonesia, B.Inggris dan Mtk
►siswa berasal dari SMA/SMK : B.Indonesia, B.Inggris
►tes Univ.Satana Dharma : tes potensi akademik & kepribadian

b) Pengumuman tes tahap 1 : 25 Mei 2012
c) Batas akhir pengiriman hasil cek up : 10 Juni 2012


III. LAIN-LAIN :

a) Siswa yang dinyatakan lolos tes tahap 1 ( tes tertulis Seminari, tes potensi akademik Universitas Sanata Dharma dan wawancara ), diharapkan segera mengikuti tes tahap 2 ( tes kesehatan )

b) Pengumuman hasil tes tahap 2 ( tes kesehatan ) akan disampaikan melalui Paroki masing-masing segera setelah pihak Seminari menerima hasil tes kesehatan dari Rumah Sakit dimana peserta tes melakukan tes kesehatan.

c) Selanjutnya siswa yang lolos tes tahap 2 ( tes kesehatan ) diharapkan segera melengkapi persyaratan administrasi yang akan disampaikan melalui surat pemberitahuan akhir.

IV. TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Tahun Pelajaran 2012 / 2013 dimulai hari Senin tanggal 16 Juli 2012

Demikian pengumuman penerimaan seminaris baru gelombang I dan gelombang II tahun pelajaran 2012 / 2013. Atas segala perhatiannya kami ucapkan terimakasih.


Seminari Mertoyudan - Magelang

HOMILI: Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran

“Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."

(Yeh 47:1-2.8-9.12 atau 1Kor 3:9c-11.16-17; Mzm 46:2-3.5-6.8-9; Yoh 2:13-22)

“ Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus” (Yoh 2:13-22), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran hari ini saya sampaikan catatan sederhana sebagai berikut:

· Jiwa atau sikap mental materialistis telah merasuki hidup orang beriman atau beragama, termasuk hidup Gereja Katolik. Di dalam lingkungan Gereja Katolik jika dicermati kiranya dapat dikatakan bahwa ada sementara imam, bruder, suster atau tokoh paroki maupun karya pastoral Gereja Katolik, yang sungguh bersikap mental materialistis. Kebanggaan keberhasilan pelayanan atau karyanya ada pada harta benda atau uang: orang bangga jika dapat menumpuk dana dalam jumlah besar, bangga dengan bangunan gedung serta sarana prasarana modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan kata lain ada orang berbisnis atau berdagang dalam karya pelayanan pastoral. "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.", demikian sabda Yesus yang sungguh keras terhadap orang-orang yang menjadi tempat ibadah untuk berdagang. Maka dengan ini kami mengajak semua umat beragama untuk menegakkan fungsi tempat ibadatnya masing-masing; berantas semua sikap mental dan tindakan bisnis atau berdagang di lingkungan hidup umat beragama maupun tempat ibadat. Marilah kita fungsikan aneka macam harta benda dan uang sebagai sarana yang mendukung kita agar semakin beribadah atau berbakti kepada Tuhan. Kami berharap para pemimpin umat beragama maupun para pembantunya dapat menjadi teladan hidup sederhana, jauh dari sikap mental materialistis.


· Kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya” (1Kor 3:9c-10). Paulus memang telah menjadi ‘ahli bangunan manusia’, yang meletakkan dasar-dasar hidup baik dan bermoral pada sekian banyak orang yang telah mendengarkan pewartaannya. Sebagai umat Katolik, orang yang telah dibaptis, pada diri kita masing-masing juga telah diletakkan dasar, yaitu rahmat pembaptisan, dan kita diharapkan terus membangun di atas dasar tersebut, artinya mengisi dan mewujudkan rahmat baptisan dalam hidup sehari-hari dengan setia menghayati janji baptis, yaitu hanya mau mengabdi Tuhan saja serta menolak semua godaan setan. Marilah kita jadikan diri kita ‘bangunan Allah’ yang indah, menarik, mempesona dan memikat, sehingga banyak orang tergerak untuk mendekat dan bersahabat. Semoga tidak hanya kecantikan atau ketampanan tubuh/phisik saja yang menarik, mempesona dan memikat, melainkan lebih-lebih dan terutama adalah kecantikan atau ketampanan hati, jiwa dan akal budi . Marilah bekerjasama dan bekerja keras mempercantik hati dan jiwa kita, antara lain dengan senantiasa melakukan apa yang baik dan benar , menyelamatkan dan membahagiakan. Marilah kita saling mendoakan agar kita semua tetap dalam keadaan baik, benar dan suci, layak disebut ‘bangunan Allah’ dimana orang yang melihat saya akan tergerak untuk berbakti kepada Allah serta berbuat baik kepada saudara-saudarinya. Dengan rendah hati pada hari Pesta Pemberkatan Basilik Lateran, Gereja pribadi Paus, ini doakanlah saya, orang yang lemah, rapuh dan berdosa ini boleh menjadi imam yang layak dan setia untuk melayani umat Allah dimanapun dan kapanpun.

Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut;.. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.”

(Mzm 46:2-3.5-6)

Rabu, 9 November 2011



Romo Ignatius Sumarya, SJ

Ignatius Joseph Kasimo Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

IJ Kasimo, tokoh Partai Katolik pada masanya adalah pribadi yang melawan perebutan kekuasaan. Ia juga antikorupsi, dan tidak ikut arus hedonisme.

Hal ini disampaikan Uskup Agung Medan Mgr A Sinaga saat membuka bedah buku IJ Kasimo Politik Bermartabat, di Medan, Sabtu (31/7). Menurut Sinaga, IJ Kasimo melakukan politik yang bermartabat. "Kami mendukung jika Kasimo akan dijadikan panutan," tutur Sinaga.

Sinaga juga mengatakan sudah bukan zamannya lagi mengatakan politik itu kotor, namun politik adalah jalan ketulusan, jalan untuk menyebarkan cinta dan menyejahterakan sesama.

Sinaga mengingatkan bahwa bangsa ini sedang sakit, dan membutuhkan tokoh-tokoh yang memiliki karater seperti Kasimo. Hadir dalam acara itu antara lain anggota DPD RI Sumut Parlindungan Purba, Kadis Pendidikan Sumut Saiful Safri mewakili Gubernur Sumut, dan sekitar seratusan peserta.

Para pembedah buku adalah St Sularto Wakil Pemimpin Harian Kompas, JB Sudarmanto, penulis buku, Taufik Damanik, Akademisi USU, Bernard Sinaga dari Yayasan IJ Kasimo Sumut, Zakaria Bangun dari USU. Acara dimoderatori Yohanes B Alamsyah, OSC.

Siaran pers BPN Forkoma-PMKRI yang ditandatangani ketuanya, Hermawi Taslim, menyatakan, ada sejumlah alasan mengapa Kasimo layak untuk gelar tersebut. Kasimo merupakan pejuang kemerdekaan yang berhasil menempatkan umat Katolik Indonesia menjadi bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia, menghilangkan kecurigaan dan stigma negatif terhadap umat Katolik yang memiliki kesamaan kepercayaan dengan kolonial Belanda. Kasimo juga salah satu figur penting dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan, dengan tegar berhadapan langsung dengan Partai Katolik Belanda (Katholieke Volks Partij) yang merupakan partai yang berkuasa di Belanda pada saat itu.

Sebagai anggota Volksraad, Kasimo mendukung “Petisi Sutardjo” dan “pidato Muhammad Husni Thamrin” yang meminta kepada Ratu Belanda agar mempercepat proses kemerdekaan Hindia Belanda. Pada kesempatan yang sama, ia juga menyampaikan pidato di Volksraad yang intinya menegaskan kembali sikapnya terhadap percepatan kemerdekaan Indonesia. Tak hanya itu, pada masa Pemerintahan Darurat DR Sukiman, sebagai salah seorang menteri, Kasimo bergerilya mempertahankan kedaulatan kemerdekaan, bahkan kantor DPP Partai Katolik yang dipimpinnya, yang semula di Solo dipindahkan ke Yogyakarta sebagai simbol penegasan atas keberpihakan terhadap Pemerintah Indonesia yang ada di pengasingan (Yogyakarta).

Kasimo, dalam hampir sepanjang usianya, mengabdi untuk kepentingan kemerdekaan dan kesejahteraan rakyat, mulai dari menjalani profesi guru, menjadi anggota Volksraad, anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), anggota DPR RI, beberapa kali menjabat sebagai menteri, anggota DPA RI, dan terakhir sebagai anggota Komisi 4 Tim Pemberantasan Korupsi.

Menurut BPN Forkoma-PMKRI, sebagai pejuang dan tokoh pluralisme, Kasimo sesungguhnya sudah lama menjadi pahlawan di hati sebagian masyarakat Indonesia, khusus umat Katolik yang telah menjadikannya sebagai Bapak Politik Awam. Ia juga merupakan satu-satunya awam Katolik Indonesia yang mendapat penghargaan tertinggi berupa bintang Ordo Gregorious Agung dari Vatikan.

Upacara penganugerahan dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara. Gelar pahlawan nasional diterima oleh ahli waris Kasimo ialah I.M. Wartono. Selain almarhum Kasimo, ada enam orang lagi yang dianugerahi gelar pahlawan nasional, antara lain almarhum Idham Chalid serta almarhum Sri Susuhunan Paku Buwono X, almarhum Syafruddin Prawiranegara

Sumber: Kompas.com

Perayaan Ekaristi: Sabtu-Minggu, 3 - 4 Desember 2011


HARI MINGGU ADVEN II
SABTU-MINGGU, 3 - 4 Desember 2011


RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA

TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu
U. Dan sertamu juga


PENGANTAR


SERUAN TOBAT (TPE HAL 23/SYUKUR KEPADAMU TUHAN MB 427/PS 592)
(umat berdiri)
I. Saudara-saudari, marilah kita menyatakan tobat kita pada awal perayaan ekaristi dengan mengenangkan peristiwa pembaptisan dengan menerima percikan air suci.

Percikilah aku, ya Tuhan dengan hisop, maka aku pasti bersih; cucilah aku, tentu aku lebih putih daripada salju.
S. Kasihanilah aku, ya Allah,
U. Menurut belas kasih-Mu yang besar
S. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

atau

K+U.
1. Syukur kepada-Mu, Tuhan, sumber segala rahmat. Meski kami tanpa jasa, Kaupilih dan Kauangkat. Dosa kami Kauampuni. Kauberi hidup ilahi, kami jadi putra-Mu.
2. Kautumbuhkan dalam hati pengharapan dan iman. Kaukobarkan cinta suci dan semangat berkurban. Kami Kaulahirkan pula untuk hidup bahagia dalam kerajaan-Mu.
3. Kami hendak mengikuti jejak Yesus Sang Abdi: Mengamalkan cinta bakti di masyarakat kami. Syukur kepada-Mu Tuhan, atas baptis yang mulia, tanda rahmat dan iman.



I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

TANPA KEMULIAAN

DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah Bapa kami yang kekal, sejak dahulu kala Engkau memperdengarkan suara-Mu melalui para nabi. Kami mohon, ungkapkanlah dalam diri Yesus Al Masih, apa yang Kaukehendaki dari kami, dan baharuilah lagi umat-Mu dalam keadilan dan kebenaran. Demi Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (Yes 40:1-5.9-11)

"Siapkanlah jalan bagi Tuhan."

L. Pembacaan dari Kitab Yesaya:
Tuhan bersabda, "Hiburkanlah, hiburkanlah, umat-Ku, tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa penghambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan dua kali lipat karena segala dosanya. Ada suara yang berseru-seru, "Di padang gurun persiapkanlah jalan untuk Tuhan, di padang belantara luruskanlah jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup dan setiap gunung dan bukit diratakan, tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh Tuhan sendiri telah mengatakannya." Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi. Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda, "Lihat, itu Allahmu!" Lihat, itu Tuhan Allah, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 815)
Refren: Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Mazmur:
1. Aku ingin mendengar apa yang difirmankan Tuhan. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang yang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

BACAAN II (2 Ptr 3:8-14)

"Kita menantikan langit dan bumi yang baru."

L. Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus:
Saudara-saudara terkasih, hal yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun, dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya demikian. Tetapi Tuhan sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat, dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api; bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup. Kamu menantikan dan berusaha mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa oleh api dan unsur-unsur dunia akan lebur oleh nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji Allah, kita menantikan langit dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Sebab itu, Saudara-saudaraku terkasih, seraya menantikan semuanya itu haruslah kamu berusaha supaya kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan Allah, dan dalam perdamaian dengan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 962)
Refren. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Ayat. Persiapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya; maka semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan. .

BACAAN INJIL (Mrk 1:1-8)

"Luruskanlah jalan bagi Tuhan!"

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Seperti tertulis dalam kitab Nabi Yesaya: 'Lihatlah Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya,' demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan, "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis, dan Allah akan mengampuni dosamu." Lalu datanglah kepada Yohanes orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengakui dosanya mereka dibaptis di Sungai Yordan. Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, makanannya belalang dan madu hutan. Inilah yang diberitakannya, "Sesudah aku, akan datang Ia yang lebih berkuasa daripadaku. Membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. AKu membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.

I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI

AKU PERCAYA

DOA UMAT

I. Marilah kita berdoa kepada Bapa di surga, yang setia akan janji-Nya dan menghendaki keselamatan kita semua.

L. Bagi yang bertanggung jawab di dalam Gereja:
Ya Bapa, penuhilah para penanggung jawab dalam Gereja dengan iman, harapan, dan cinta kasih, agar mereka mampu membangkitkan harapan akan Tuhan pada sesamanya. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L. Bagi para pencari dan pengejar cita-cita luhur:
Ya Bapa, dampingilah kiranya mereka yang mencari dan mengejar cita-cita luhur,d an perkenankanlah kami membantu mereka dengan memahami dan memperhatikan mereka. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L. Bagi para penderita sakit dan cacat di sekitar kita.
Ya Bapa, janganlah kami melupakan para penderita dalam masyarakat masa kini, tetapi semoga kami penuh kasih sayang yang wajar terhadap mereka. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L. Bagi diri kita.
Ya Bapa, dampingilah kami agar masa Adven ini membangkitkan semangat menggereja kami. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

I. Allah Bapa yang mahabaik, Engkau lebih dekat pada kami daripada yang kami duga. Kuakkanlah tabir kepuasan diri kami agar hidup kami lebih mengarah kepada-Mu, sebagaimana Yesus, Putra-mu, dan pengantara kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Allah Bapa yang mahakudus, terimalah dan berkatilah kiranya persembahan ini, hasil karya kami, sebagai pujian dan syukur kepada-Mu, serta permohonan, agar datanglah kerajaan-Mu di tengah kami dalam diri Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI

KUDUS (PS 385)
U. Kudus, kudus, kudus Tuhan Allah segala kuasa.
Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga.
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.

DOA SYUKUR AGUNG


C. KOMUNI


BAPA KAMI
(Konvenas)

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI
I. Santo Yohanes Pembaptis berseru dengan mengutip kata-kata nabi Yesaya, “Terdengarlah suara yang berseru di padang gurun: Siapkanlah jalan bagi Tuhan; luruskanlah jalan-Nya. Sebab seluruh umat manusia akan menyaksikan penyelamatan oleh Allah.” Maka marilah kita mohon damai: Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu

ANAK DOMBA ALLAH (PS 406)


PERSIAPAN KOMUNI

KOMUNI

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Allah Bapa kami yang maha pengasih, penuhilah kami dengan harapan akan datangnya kerajaan-Mu. Semoga sabda-Mu menghasilkan buah; saling pengertian, cinta kasih dan kerukunan di antara para bangsa, serta kedamaian di dunia, yang melampaui impian kami dan tetap bertahaun sepanjang zaman. Demi Kristus, Putra-Mu, Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT
PENGUTUSAN

LAGU PENUTUP


***


Totalitas Pengabdian (Keb 2:23-3:9; Mzm 34:2-3.16-17.18-19; Luk 17:7-10)

"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Luk 17:7-10), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Ketaatan dan kesetiaan itulah dua keutamaan yang hendaknya kita refleksikan sesuai dengan Warta Gembira hari ini. “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan”, inilah kata-kata yang hendaknya menjadi pegangan hidup dan cara bertindak kita kapan pun dan dimana pun. “Aku sendiri pun berkeinginan agar kalian lengkap sempurna dalam setiap keutamaan dan anugerah rohani. Namun, pertama-tama agar kalian menjadi unggul dalam keutamaan ketaatan”, demikian kutipan surat Ignatius Loyola kepada para pengikutnya. Taat satu sama lain akan menghasilkan atau berbuahkan kehidupan bersama yang membahagiakan, menarik dan mempesona bagi orang lain; kehidupan bersama dijiwai oleh kesatuan hati dan budi, sehingga segar dan sehat. Kita dapat belajar dari anggota-anggota tubuh kita yang taat satu sama lain, dan masing-masing anggota setia di tempatnya masing-masing. Atau kita juga dapat bercermin pada para hamba, pelayan atau pembantu rumah tangga/komunitas yang baik, yang senantiasa setia dan taat melaksanakan tugas pengutusan apapun yang diberikan kepadanya. Jika mencermati apa yang terjadi di jalanan, yang dilakukan oleh para pengendara sepeda motor maupun mobil atau pejalan kaki, rasanya penghayatan keutamaan ketaatan dan kesetiaan masih memprihatinkan, hal itu nampak dalam pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Bukankah apa yang terjadi di jalanan merupakan cermin kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara? Kami harap ketaatan dan kesetiaan ini sedini mungkin dibiasakan dan dididikkan pada anak-anak dan kemudian diperdalam dan diperkembangkan di sekolah-sekolah.

· “Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu” (Keb 2:23-24). Kita semua dipanggil untuk setia pada jati diri kita sebagai manusia, yaitu sebagai ‘gambar Allah’. Dengan kata lain cara hidup dan cara bertindak kita mencerminkan Allah yang telah menciptakan kita. Sebagai gambar Allah kita diharapkan memiliki dan menghayati ‘budaya kehidupan’ bukan ‘budaya kematian’, kehadiran, sepak terjang dan kesibukan kita senantiasa menggairahkan dan memberdayakan atau menghidupkan saudara-saudari kita maupun lingkungan hidup dimana kita hadir atau berada. Kebalikan dari ‘budaya kehidupan’ adalah ‘budaya kematian’ dimana orang hidup dan bertindak sesuai dengan dorongan setan, dan dengan demikian cara hidup dan cara bertindaknya merusak dirinya sendiri, saudara-saudarinya maupun lingkungan hidupnya; yang bersangkutan menuju ke kebinasaan atau kehancuran. Sebagai umat beriman atau beragama kita semua dipanggil untuk ‘berbudaya kehidupan’ yang menuju ke kebakaan hidup mulia selamanya di sorga. Kami berharap ‘budaya kehidupan’ ini sedini mungkin dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret para orangtua. Berbudaya kehidupan berarti hidup dan bertindak sesuai dengan Roh Kudus dan berbuahkan keutamaan-keutamaan seperti “sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Maka para orangtua diharapkan menjadi teladan dalam penghayatan keutamaan-keutamaan di atas ini, antara lain yang mungkin baik kita hayati dan sebarluaskan pada masa ini adalah kebaikan, artinya kapanpun dan dimanapun kita baik adanya serta senantiasa berbuat baik kepada orang lain. Apa yang disebut ‘baik’ senantiasa berlaku secara universal, kapan saja dan dimana saja.

“Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Mzm 34:16-19)

Selasa, 8 November 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

Pameran Seni Rupa

Balai Soedjatmoko (Gramedia Slamet Riyadi) Solo mengundang Bapak / Ibu Saudara untuk hadir pada acara pembukaan :
" Pameran Seni Rupa "
- Solilokui Solo Kui -
- PsikoART - FilsafART -
- karya : Aricadia -

Kurator : Romo Prof. Dr. FX Mudji Sutrisno, SJ

Dibuka oleh : Prof. Dr. Soeprapto Soedjono MFA, PhD

Dimeriahkan oleh : Heart Beat Percussion

Senin, 7 November 2011
Pukul : 19.30 WIB

Pameran akan berlangsung sampai tanggal 13 Nopember 2011
di Balai Soedjatmoko (Gramedia Slamet Riyadi) Solo

GRATIS !!!

"Tambahkanlah iman kami!" (Keb 1:1-7; Mzm 139:1-10; Luk 17:1-16)

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia." Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu." (Luk 17:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefeksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Kita semua mengakui diri sebagai umat beriman, namun apakah sungguh hidup dan bertindak dijiawai oleh iman kiranya boleh ditanyakan. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sehingga hidup dan bertindak dalam kesatuan atau kebersamaan dengan Tuhan. Yesus bersabda:“ "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.". Melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan iman berarti ‘mengerahkan sepenuhnya hati, jiwa, akal budi dan kekuatan atau tubuh’ pada tugas atau pekerjaan. Yang berbeda pada umumnya adalah akal budi dan kekuatan phisik, sedangkan hati dan jiwa hemat saya sama-sama kita miliki. Maka baiklah saya ajak untuk mengerahkan hati dan jiwa sepenuhnya dalam mengerjakan segala sesuatu. Mengerahkan hati berarti sungguh memperhatikan apa yang sedang dikerjakan, sedangkan mengerahkan jiwa berarti dengan penuh gairah dan semangat dalam mengerjakan alias penuh minat. Jika kita sungguh memperhatikan dengan penuh minat maka apapun yang menjadi tugas atau pekerjaan kita pasti dapat diselesaikan dengan baik, maka milikilah keteguhan hati dan jiwa dalam mengerjakan segala sesuatu. Maka perkenankan sekali lagi saya angkat salah satu motto Bapak Andrie Wongso, yaitu “Selama kita memiliki kemauan, keuletan dan keteguhan hati, besi batangan pun bila digosok terus-menerus, pasti akan menjadi sebatang jarum…Milikilah keteguhan hati”.

· Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari pada Allah, dan kekuasaan-Nya yang diuji mengenyahkan orang bodoh. Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai oleh dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya. Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi orang penghujat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya. Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya” (Keb 1:3-6), demikian kutipan dari Kitab Kebijaksanaan. “Allah menyaksikan hati sanubari, mengawasi isi hati dan mendengarkan ucapan lidah”, inilah kiranya yang baik kita renungkan atau refleksikan. Kita dapat menyembunyikan isi hati kita kepada orang lain atau saudara-saudari kita, namun tak mungkin menyembunyikan isi hati pada Allah; apa yang ada di dalam hati kita semuanya diketahui oleh Allah. Iman juga erat kaitannya dengan hati, maka marilah mawas diri apakah kita memiliki hati beriman. Jika kita memiliki hati beriman berarti hati kita bersih dan jernih, tidak pernah berbohong atau melakukan tipu daya dalam bentuk apapun, dan kita juga akan tumbuh berkembang menjadi pribadi yang bijaksana. Kata-kata dan tindakan kita tidak pernah melukai atau menyakiti orang lain, melainkan senantiasa membahagiakan dan menyelamatkan orang lain, tentu saja terutama dan pertama-tama adalah keselamatan jiwa. Ada peristiwa menarik: seorang pemuda pada malam minggu sedang mengunjungi pacar pujaannya, gadis cantik. Kebetulan musim penghujan dan akhirnya kunjungan pacar tersebut sampai larut malam. Sang pemuda tergerak untuk mengadakan hubungan seksual dengan pacarnya, dan sang gadis menjawab tidak karena takut ketahuan orangtua dan adik-adiknya. Sang pemuda menanggapi bahwa orangtua dan adik-adiknya telah tidur pulas, maka tak akan tahu. Namun sang gadis masih menolak, karena takut ketahuan peronda malam yang berkeliling, dan sang pemuda pun mengecek para peronda malam dan ternyata mereka juga telah tertidur pulas. Hal itu disampaikan kepada sang gadis, dan akhirnya sang gadis tetap menolak, karena Tuhan tahu. Tuhan tahu dan melihat apapun yang kita lakukan dalam kesunyian, sendirian dan tertutup.

“TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.” (Mzm 139:1-6)

Senin, 7 November 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ