" Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku." (Yoh 16:12-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St Yustinus hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Hari ini hari terakhir menjelang Hari Raya Kenaikan serta memasuki Novena Roh Kudus dalam rangka mempersiapkan diri Pesta Pentekosta. Sebelum naik ke sorga Yesus menjanjikan akan mengutus Roh Kudus yang "akan memimpin kamu ke dalam sekuruh kebenaran: sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya senidri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang". Untuk itu dari pihak kita diharapkan sungguh membuka diri: hati, jiwa, akal budi dan tubuh terhadap bisikan atau bimbingan Roh Kudus, yang dijanjikan kepada kita. Maka dengan ini kami mengajak kita semua untuk tidak menutup diri, melainkan membuka diri sepenuhnya. Hemat saya agar kita sungguh terbuka pada Roh Kudus kita harus terbuka terhadap saudara-saudari kita yang setiap hari hidup dan bekerja bersama kita; untuk itu kita harus jujur serta tidak menyembunyikan apapun bagi saudara-saudari kita, dan tentu saja kita juga menerima keterbukaan orang lain, maka kami berharap apa yang kita terima dari orang lain sungguh kita manfaatkan untuk hal-hal baik alias berbuat baik. Kami berharap antar anggota keluarga atau komunitas dapat menjadi teladan dalam hal keterbukaan ini. Di dalam keluarga suami-isteri hendaknya dapat menjadi teladan keterbukaan pada anak-anaknya: terbuka dalam hal keuangan, bepergian, perasaan, pikiran, harapan, cita-cita, keprihatinan dst… Di sekolah-sekolah kami berharap para guru dapat menjadi teladan keterbukaan dan kejujuran bagi para peserta didik. Marilah kita masuki Novena Roh Kudus yang akan dataang dengan sikap terbuka dan jujur.
· "Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia." (Kis 17:28-29), demikian kutipan kotbah Paulus. Apa yang dikatakan oleh Paulus ini kiranya dapat menjadi pegangan atau contoh bagi para pengkotbah, entah awam atau imam, seraya meneladan St.Yustinus yang kita kenangkan hari ini. Marilah sebagai umat Allah kita sadari dan hayati bahwa kita dapat hidup bahagia, damai sejahtera dan selamat jika kita "hidup dan bergerak di dalam Dia" alias tidak mengikuti selera atau keinginan pribadi, seenaknya sendiri. Maka meneruskan perihal keterbukaan di atas, kami mengajak kita semua marilah kita membuka diri terhadap aneka tata tertib yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita, yang berfungsi menuntun dan membimbing cara hidup dan cara bertindak kita menuju ke kebahagiaan atau keselamatan sejati. Meskipun sendirian di suatu tempat kami berharap kita tetap setia pada tata tertib yang ada, demikian juga ketika berada di kamar sendirian kami berharap kita tetap setia pada panggilan maupun jati diri kita masing-masing, artinya tidak melakukan yang aneh-aneh yang dapat membahayakan keselamatan jiwa kita. Ingatlah dan hayati bahwa Allah senantiasa melihat dan menyertai kita melalui malaikat-malaikat-Nya, malaikat pelindung kita masing-masing, dengan kata lain apapun yang kita lakukan diketahui oleh Allah. Hendaknya aneka macam harta benda yang kita miliki atau kuasai dan nikmati difungsikan agar kita semakin beriman, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah.
Ign 1 Juni 2011
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St Yustinus hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Hari ini hari terakhir menjelang Hari Raya Kenaikan serta memasuki Novena Roh Kudus dalam rangka mempersiapkan diri Pesta Pentekosta. Sebelum naik ke sorga Yesus menjanjikan akan mengutus Roh Kudus yang "akan memimpin kamu ke dalam sekuruh kebenaran: sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya senidri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang". Untuk itu dari pihak kita diharapkan sungguh membuka diri: hati, jiwa, akal budi dan tubuh terhadap bisikan atau bimbingan Roh Kudus, yang dijanjikan kepada kita. Maka dengan ini kami mengajak kita semua untuk tidak menutup diri, melainkan membuka diri sepenuhnya. Hemat saya agar kita sungguh terbuka pada Roh Kudus kita harus terbuka terhadap saudara-saudari kita yang setiap hari hidup dan bekerja bersama kita; untuk itu kita harus jujur serta tidak menyembunyikan apapun bagi saudara-saudari kita, dan tentu saja kita juga menerima keterbukaan orang lain, maka kami berharap apa yang kita terima dari orang lain sungguh kita manfaatkan untuk hal-hal baik alias berbuat baik. Kami berharap antar anggota keluarga atau komunitas dapat menjadi teladan dalam hal keterbukaan ini. Di dalam keluarga suami-isteri hendaknya dapat menjadi teladan keterbukaan pada anak-anaknya: terbuka dalam hal keuangan, bepergian, perasaan, pikiran, harapan, cita-cita, keprihatinan dst… Di sekolah-sekolah kami berharap para guru dapat menjadi teladan keterbukaan dan kejujuran bagi para peserta didik. Marilah kita masuki Novena Roh Kudus yang akan dataang dengan sikap terbuka dan jujur.
· "Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia." (Kis 17:28-29), demikian kutipan kotbah Paulus. Apa yang dikatakan oleh Paulus ini kiranya dapat menjadi pegangan atau contoh bagi para pengkotbah, entah awam atau imam, seraya meneladan St.Yustinus yang kita kenangkan hari ini. Marilah sebagai umat Allah kita sadari dan hayati bahwa kita dapat hidup bahagia, damai sejahtera dan selamat jika kita "hidup dan bergerak di dalam Dia" alias tidak mengikuti selera atau keinginan pribadi, seenaknya sendiri. Maka meneruskan perihal keterbukaan di atas, kami mengajak kita semua marilah kita membuka diri terhadap aneka tata tertib yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita, yang berfungsi menuntun dan membimbing cara hidup dan cara bertindak kita menuju ke kebahagiaan atau keselamatan sejati. Meskipun sendirian di suatu tempat kami berharap kita tetap setia pada tata tertib yang ada, demikian juga ketika berada di kamar sendirian kami berharap kita tetap setia pada panggilan maupun jati diri kita masing-masing, artinya tidak melakukan yang aneh-aneh yang dapat membahayakan keselamatan jiwa kita. Ingatlah dan hayati bahwa Allah senantiasa melihat dan menyertai kita melalui malaikat-malaikat-Nya, malaikat pelindung kita masing-masing, dengan kata lain apapun yang kita lakukan diketahui oleh Allah. Hendaknya aneka macam harta benda yang kita miliki atau kuasai dan nikmati difungsikan agar kita semakin beriman, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah.
"Halleluya! Pujilah Tuhan di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia hai segala malaikatNya, pujilah Dia, hai segala bintang terang" (Mzm 148:1-2)
Ign 1 Juni 2011