5. Doa Pembuka
Doa pembuka merupakan akhir dan sekaligus puncak bagian pembukaan Perayaan Ekaristi.
Struktur - Doa Pembuka mempunyai struktur baku: ajakan > hening > permohonan > penutup yang terdiri dari doksologi dan aklamasi. Doa pembuka ditujukan kepada Bapa dengan perantaraan Putra dalam persekutuan Roh Kudus, dan diakhiri dengan penutup trinitaris atau penutup panjang: 17 “Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.”
Pelaksanaan - Imam mengajak umat “Marilah kita berdoa.” Lalu semua hening sejenak untuk menyadari kehadiran Tuhan dan mengungkapkan doa/keprihatinan pribadi. Lalu imam mengucapkan inti doa yang menyatakan isi perayaan pada hari ybs. Permohon selalu ditutup dengan doksologi, dan akhirnya jemaat menyetujui doa itu dengan aklamasi “Amin.”
Doa Pembuka adalah doa presidensial, artinya doa pemimpin. Maka, hanya pemimpin seorang diri yang membawakan doa ini atas nama seluruh umat kudus dan semua yang hadir, dan melalui dia Kristus sendiri memimpin himpunan umat. 18 Selama imam mengucapkan inti doa, jemaat memadukan hati dalam doa itu, sehingga pada akhir doa dapat mengamininya dengan mantap. Kebiasaan mengajak umat ikut mengucapkan/membaca doa pembuka tidak selaras dengan hakikat doa pembuka sebagai doa presidensial. Kebiasaan ini juga meniadakan peluang imam untuk membawakan doa ini dengan penghayatan yang serasi.
Doa Pembuka dapat dilafalkan dan dapat juga dilagukan (pada pesta dan hari raya).
Tata gerak - Umat berdiri dengan ’sikap doa’, khidmat. Sangat kurang pas kalau selama doa ini umat berdiri santai, tangan dilipat di dada atau di belakang, atau tangan bertumpu pada bangku/kursi.
Tips – Latihan
Umat dilatih melagukan beberapa aklamasi “Amin,” lihat TPE Umat, hlm. 28.
Pendalaman
1. Bagaimana struktur baku doa pembuka?
2. Pada saat hening sejenak, apa yang harus kita lakukan?
3. Apa artinya doa pembuka adalah doa presidensial?
Doa pembuka merupakan akhir dan sekaligus puncak bagian pembukaan Perayaan Ekaristi.
Struktur - Doa Pembuka mempunyai struktur baku: ajakan > hening > permohonan > penutup yang terdiri dari doksologi dan aklamasi. Doa pembuka ditujukan kepada Bapa dengan perantaraan Putra dalam persekutuan Roh Kudus, dan diakhiri dengan penutup trinitaris atau penutup panjang: 17 “Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.”
Pelaksanaan - Imam mengajak umat “Marilah kita berdoa.” Lalu semua hening sejenak untuk menyadari kehadiran Tuhan dan mengungkapkan doa/keprihatinan pribadi. Lalu imam mengucapkan inti doa yang menyatakan isi perayaan pada hari ybs. Permohon selalu ditutup dengan doksologi, dan akhirnya jemaat menyetujui doa itu dengan aklamasi “Amin.”
Doa Pembuka adalah doa presidensial, artinya doa pemimpin. Maka, hanya pemimpin seorang diri yang membawakan doa ini atas nama seluruh umat kudus dan semua yang hadir, dan melalui dia Kristus sendiri memimpin himpunan umat. 18 Selama imam mengucapkan inti doa, jemaat memadukan hati dalam doa itu, sehingga pada akhir doa dapat mengamininya dengan mantap. Kebiasaan mengajak umat ikut mengucapkan/membaca doa pembuka tidak selaras dengan hakikat doa pembuka sebagai doa presidensial. Kebiasaan ini juga meniadakan peluang imam untuk membawakan doa ini dengan penghayatan yang serasi.
Doa Pembuka dapat dilafalkan dan dapat juga dilagukan (pada pesta dan hari raya).
Tata gerak - Umat berdiri dengan ’sikap doa’, khidmat. Sangat kurang pas kalau selama doa ini umat berdiri santai, tangan dilipat di dada atau di belakang, atau tangan bertumpu pada bangku/kursi.
Tips – Latihan
Umat dilatih melagukan beberapa aklamasi “Amin,” lihat TPE Umat, hlm. 28.
Pendalaman
1. Bagaimana struktur baku doa pembuka?
2. Pada saat hening sejenak, apa yang harus kita lakukan?
3. Apa artinya doa pembuka adalah doa presidensial?
17. PUMR 54.
18. PUMR 30.
Sumber: Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto