14. Nyanyian Persiapan Persembahan
Perarakan mengantar bahan persembahan ke altar sebaiknya diiringi dengan nyanyian persiapan persembahan (bdk. no. 37, b). Nyanyian ini berlangsung sekurang-kurangnya sampai bahan persembahan tertata di atas altar. Kalau tidak ada perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian. 56
Menurut dokumen Musik dalam Ibadat Katolik, nyanyian persiapan persembahan termasuk dalam kategori nyanyian tambahan, yakni nyanyian yang dalam misa tidak memiliki teks khusus dan tidak ada tuntutan bahwa pada bagian itu harus dinyanyikan atau dilafalkan teks tertentu. Di sini kor dapat memainkan peran yang lebih besar, sebab tidak ada bahaya menggusur peran umat. 57
Tetapi, di sini nyanyian tidak mutlak perlu; perarakan persembahan dapat juga diiringi musik organ atau musik instrumental lain juga cocok. Kalau dibawakan nyanyian, teksnya tidak harus berbicara mengenai roti dan anggur atau persembahan. Fungsi khas nyanyian ini adalah mengiringi perarakan persembahan dan menggarisbawahi segi persekutuan dari perarakan tersebut. Oleh karena itu, dapat diambil setiap nyanyian pujian atau nyanyian sukacita yang sesuai dengan masa liturgi yang bersangkutan. Dapat juga diambil nyanyian yang teksnya sesuai dengan bacaan Injil pada hari yang bersangkutan. Antifon-antifon dari buku Graduale Romanum, meski tidak dimasukkan lagi dalam buku Misale Romawi yang baru, dapat digunakan bersama ayat mazmur yang sesuai. Di sini, iringan instrumental justru lebih efektif untuk mengiringi perarakan dan penyiapan bahan persembahan. Iringan instrumental ini akan menempatkan bagian persiapan persembahan pada tempat yang pas dalam kaitan dengan Doa Syukur Agung yang akan menyusul. 58
Pendalaman
1. Mengapa nyanyian persiapan persembahan disebut nyanyian tambahan?
2. Apa fungsi nyanyian persiapan persembahan?
3. Kapan nyanyian persiapan persembahan dilagukan?
4. Nyanyian yang bagaimana yang cocok untuk persiapan persembahan?
5. Apakah nyanyian persiapan persembahan merupakan keharusan?
Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi- Ernest Mariyanto
Perarakan mengantar bahan persembahan ke altar sebaiknya diiringi dengan nyanyian persiapan persembahan (bdk. no. 37, b). Nyanyian ini berlangsung sekurang-kurangnya sampai bahan persembahan tertata di atas altar. Kalau tidak ada perarakan persembahan, tidak perlu ada nyanyian. 56
Menurut dokumen Musik dalam Ibadat Katolik, nyanyian persiapan persembahan termasuk dalam kategori nyanyian tambahan, yakni nyanyian yang dalam misa tidak memiliki teks khusus dan tidak ada tuntutan bahwa pada bagian itu harus dinyanyikan atau dilafalkan teks tertentu. Di sini kor dapat memainkan peran yang lebih besar, sebab tidak ada bahaya menggusur peran umat. 57
Tetapi, di sini nyanyian tidak mutlak perlu; perarakan persembahan dapat juga diiringi musik organ atau musik instrumental lain juga cocok. Kalau dibawakan nyanyian, teksnya tidak harus berbicara mengenai roti dan anggur atau persembahan. Fungsi khas nyanyian ini adalah mengiringi perarakan persembahan dan menggarisbawahi segi persekutuan dari perarakan tersebut. Oleh karena itu, dapat diambil setiap nyanyian pujian atau nyanyian sukacita yang sesuai dengan masa liturgi yang bersangkutan. Dapat juga diambil nyanyian yang teksnya sesuai dengan bacaan Injil pada hari yang bersangkutan. Antifon-antifon dari buku Graduale Romanum, meski tidak dimasukkan lagi dalam buku Misale Romawi yang baru, dapat digunakan bersama ayat mazmur yang sesuai. Di sini, iringan instrumental justru lebih efektif untuk mengiringi perarakan dan penyiapan bahan persembahan. Iringan instrumental ini akan menempatkan bagian persiapan persembahan pada tempat yang pas dalam kaitan dengan Doa Syukur Agung yang akan menyusul. 58
Pendalaman
1. Mengapa nyanyian persiapan persembahan disebut nyanyian tambahan?
2. Apa fungsi nyanyian persiapan persembahan?
3. Kapan nyanyian persiapan persembahan dilagukan?
4. Nyanyian yang bagaimana yang cocok untuk persiapan persembahan?
5. Apakah nyanyian persiapan persembahan merupakan keharusan?
56 PUMR 74
57 Musik dalam Ibadat Katolik, 70.
58 Musik dalam Ibadat Katolik, 71.
Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi- Ernest Mariyanto