Yesus memiliki ukuran yang lain mengenai orang yang pandai dan bijaksana


HARI MINGGU BIASA IX
(Ul 11:18.26-28.32; Mzm 31:2-4.17.25; Rm 3:21-25a.28; Mat 7:21-27
)

Barangkali kita ini setiap hari sudah berdoa. Barangkali kita ini setiap hari sudah membaca Kitab Suci. Barangkali kita ini setiap hari sudah berbuat amal, aktif di lingkungan Gereja dan masyarakat. Barangkali kita ini sudah disebut orang saleh, orang suci oleh orang-orang sekitar kita. Tetapi barangkali pula kita akan terkejut seandainya nanti Tuhan Yesus berkata seperti dalam Injil Minggu Biasa IX ini: "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Kita akan bertanya: "Mengapa Tuhan, aku Engkau usir?"

Jawaban Tuhan terungkap dalam sabda-Nya mengenai dua macam dasar. Yesus menyebut orang pandai dan bijaksana apabila orang itu mendengarkan dan melaksanakan kehendak Allah. Orang yang berseru-seru dan berbicara tentang Tuhan terus tetapi tidak melakukannya dalam kehidupan nyata adalah orang yang membangun rumah di atas pasir. Rumah itu pasti roboh. Tuhan lebih menghendaki orang-orang yang tidak hanya mendengarkan sabda Tuhan dan menyebut-nyebut nama-Nya saja, tetapi terutama melaksanakan Sabda itu dalam kehidupan nyata, dalam pergaulan dengan sesama dan masyarakat. Inilah seumpama orang yang membangun rumah di atas batu. Rumah itu kuat dan teguh! Jadi, ukurannya tidak terletak pada tingkat kemampuan manusiawi dan kehebatan atau keluasan pandangan seseorang, melainkan pada kesanggupan untuk mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan.

Biar sajalah kita ini yang tidak termasuk sebagai orang yang "dituakan" dalam masyarakat. Yang paling penting justru apabila kita termasuk pandai dan bijaksana di mata Tuhan, yakni ketika kita tekun mendengarkan dan melaksanakan Sabda Tuhan dan kehendak-Nya.