Oleh Romo. Antonius Puja Harsana, SJ
Setiap hari kita berhadapan dengan kematian, entah menimpa anggota keluarga kita, entah tetangga kita, entah orang lain di sekitar kita atau di tempat lain. Kematian bisa menimpa siapa saja: anak, orang muda, orang dewasa atau orang tua. Sebab-sebab kematian juga ada berbagai macam. Ada yang mati karena lanjut usia, karena sakit dan komplikasi yang lama, ada yang tiba-tiba meninggal dunia karena penyumbatan jantung, ada yang akibat kecelakaan, ada pula yang mati karena terkena musibah atau bencana.
Menghadapi kematian orang merasa takut. Bisa juga dia menghadapinya dengan ketabahan hati. Tergantung kesiapan batin masing-masing. Bahkan ada yang menghadapi kematian secara berani, atas dasar prinsip dan keyakinan kebenaran yang dipegang teguh sehingga tak gentar menghadapi resiko kematian. Kematian juga sering menimbulkan rasa sedih, kehilangan, sepi yang mendalam. Terlebih bila yang meninggal orang yang kita cintai atau dekat dengan kita.
Pada bulan November Gereja secara khusus mengajak merenungkan kematian dan mendoakan arwah. Tanggal 2 bulan tersebut adalah peringatan arwah menurut liturgi Gereja. Tradisi peringatan ini sudah lama berlangsung dalam Gereja. Dalam kalendarium liturgi ditulis bahwa tiap imam pada hari ini boleh merayakan tiga ekaristi. Rumusan misa pada hari ini pun ada tiga: Misa Arwah 1, Misa Arwah 2, dan Misa Arwah 3.
Mengapa kita mendoakan arwah? Karena kita menyadari bahwa saudara-saudara kita tidak selalu dalam keadaan sungguh suci dan bersih hati ketika dipanggil Tuhan. Mereka menanggung beban dosa menurut bobot masing-masing. Dosa ini tentu menghalangi mereka dalam bersatu dengan Tuhan yang Mahasuci, sumber hidup dan kebahagiaan sejati. Mereka sudah tidak berdaya mengubah situasi hidupnya karena sudah tidak melekat pada daya-daya hidup seperti waktu di dunia fana, yaitu pikiran, perasaan, kehendak. Mereka adalah arwah yang menanti belas kasih. Maka kita mendoakan mereka agar diampuni dosanya dan menerima belas kasih Tuhan sehingga mengalami penyucian dan penyelamatan.
Doa untuk arwah mendasarkan diri pada harapan akan kebangkitan, sebagaimana dirumuskan pada Prefasi Arwah I, "Sebab Dialah yang telah menumbuhkan harapan kokoh akan kebangkitan mulia; sehingga kami yang sering takut akan maut yang tak terelakkan itu sungguh-sungguh dihibur oleh hidup abadi yang telah dijanjikan kepada kami. Oleh karena itu sebagai umat beriman kami yakin bahwa hidup hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan; bahwa suatu kediaman abadi tersedia bagi kami di surga bila mengembaraan kami di dunia ini berakhir". Sedangkan Prefasi Arwah 4 menekankan bahwa kita telah ditebus oleh wafat Kristus, "Sebab kami dilahirkan oleh kuasa cipta-Mu, hidup kami diatur oleh kebijaksanaan-Mu, dan atas ketentuan-Mu pula kami kembali menjadi tanah sebagai akibat dosa. Namun kami sudah ditebus oleh wafat putera-Mu dan seturut kehendak-Mu kami akan dibangkitkan supaya ikut serta menikmati kebahagiaan mulia bersama Yesus Kristus, Tuhan kami".
Pada bulan November ini kita berdoa untuk para arwah demi keselamatan mereka, juga agar kita diingatkan akan kematian kita yang tak terelakkan, bakal menimpa siapa saja dalam waktu dekat ataupun lama, sehingga kita lebih siaga dengan kehidupan kita yang berkenan kepada Tuhan dan mengarah pada keselamatan.
Setiap hari kita berhadapan dengan kematian, entah menimpa anggota keluarga kita, entah tetangga kita, entah orang lain di sekitar kita atau di tempat lain. Kematian bisa menimpa siapa saja: anak, orang muda, orang dewasa atau orang tua. Sebab-sebab kematian juga ada berbagai macam. Ada yang mati karena lanjut usia, karena sakit dan komplikasi yang lama, ada yang tiba-tiba meninggal dunia karena penyumbatan jantung, ada yang akibat kecelakaan, ada pula yang mati karena terkena musibah atau bencana.
Menghadapi kematian orang merasa takut. Bisa juga dia menghadapinya dengan ketabahan hati. Tergantung kesiapan batin masing-masing. Bahkan ada yang menghadapi kematian secara berani, atas dasar prinsip dan keyakinan kebenaran yang dipegang teguh sehingga tak gentar menghadapi resiko kematian. Kematian juga sering menimbulkan rasa sedih, kehilangan, sepi yang mendalam. Terlebih bila yang meninggal orang yang kita cintai atau dekat dengan kita.
Pada bulan November Gereja secara khusus mengajak merenungkan kematian dan mendoakan arwah. Tanggal 2 bulan tersebut adalah peringatan arwah menurut liturgi Gereja. Tradisi peringatan ini sudah lama berlangsung dalam Gereja. Dalam kalendarium liturgi ditulis bahwa tiap imam pada hari ini boleh merayakan tiga ekaristi. Rumusan misa pada hari ini pun ada tiga: Misa Arwah 1, Misa Arwah 2, dan Misa Arwah 3.
Mengapa kita mendoakan arwah? Karena kita menyadari bahwa saudara-saudara kita tidak selalu dalam keadaan sungguh suci dan bersih hati ketika dipanggil Tuhan. Mereka menanggung beban dosa menurut bobot masing-masing. Dosa ini tentu menghalangi mereka dalam bersatu dengan Tuhan yang Mahasuci, sumber hidup dan kebahagiaan sejati. Mereka sudah tidak berdaya mengubah situasi hidupnya karena sudah tidak melekat pada daya-daya hidup seperti waktu di dunia fana, yaitu pikiran, perasaan, kehendak. Mereka adalah arwah yang menanti belas kasih. Maka kita mendoakan mereka agar diampuni dosanya dan menerima belas kasih Tuhan sehingga mengalami penyucian dan penyelamatan.
Doa untuk arwah mendasarkan diri pada harapan akan kebangkitan, sebagaimana dirumuskan pada Prefasi Arwah I, "Sebab Dialah yang telah menumbuhkan harapan kokoh akan kebangkitan mulia; sehingga kami yang sering takut akan maut yang tak terelakkan itu sungguh-sungguh dihibur oleh hidup abadi yang telah dijanjikan kepada kami. Oleh karena itu sebagai umat beriman kami yakin bahwa hidup hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan; bahwa suatu kediaman abadi tersedia bagi kami di surga bila mengembaraan kami di dunia ini berakhir". Sedangkan Prefasi Arwah 4 menekankan bahwa kita telah ditebus oleh wafat Kristus, "Sebab kami dilahirkan oleh kuasa cipta-Mu, hidup kami diatur oleh kebijaksanaan-Mu, dan atas ketentuan-Mu pula kami kembali menjadi tanah sebagai akibat dosa. Namun kami sudah ditebus oleh wafat putera-Mu dan seturut kehendak-Mu kami akan dibangkitkan supaya ikut serta menikmati kebahagiaan mulia bersama Yesus Kristus, Tuhan kami".
Pada bulan November ini kita berdoa untuk para arwah demi keselamatan mereka, juga agar kita diingatkan akan kematian kita yang tak terelakkan, bakal menimpa siapa saja dalam waktu dekat ataupun lama, sehingga kita lebih siaga dengan kehidupan kita yang berkenan kepada Tuhan dan mengarah pada keselamatan.