Ekaristi, Sakramen Puncak Kebersamaan Dengan Tuhan dan Sesama (1)

1. Mengapa Sakramen Puncak Kebersamaan?
• Hidup bersama dengan Allah dan sesama merupakan kerinduan seluruh umat manusia. Dalam Yesus Kristus, kebersamaan dengan Allah dan sesama itu mencapai kepenuhan dan jawabannya. Kini Yesus Kristus ditampakkan dan hadir bagi dunia melalui Gereja,
• Kapan Gereja secara paling meriah dan khusus menampakkan dan menghadirkan Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya? Jawabannya adalah EKARISTI. Di dalam perayaan Ekaristi, seluruh misteri kehidupan bersama dengan Allah dan manusia yang mengalami kempenuhannya dalam Kristus dirayakan dan dihadirkan bagi umat beriman,
• Tidak ada acara dan kegiatan Gereja lainnya yang mampu melebihi perayaan Ekaristi, saat mana Gereja secara resmi dan meriah mengungkapkan dan melaksanakan dirinya sebagai sakramen kebersamaan dengan Yesus Kritus. Itulah sebabnya perayaan Ekaristi dipandang sebagai sumber dan puncak seluruh kehidupan umat kristiani (LG 11),
• Dalam perayaan Ekaristi, semua kegiatan yang lain memperoleh sumber rahmat dan kekuatannya, serta sekaligus terarah atau mengalir kepadanya. Kebersamaan dengan Allah dan sesama yang didambakan oleh setiap orang di dunia ini tampak dan terlaksana secara paling agung, meriah, dan jelas dalam Perayaan Ekaristi,
• Ekaristi merupakan suatu perjamuan sakramental yang menjadi puncak acara seluruh orang kristiani. Di samping simbol yang digunakan dalam Ekaristi memang menjadi kebutuhan dan kerinduan dasar manusia, yaitu roti dan anggur (makanan dan minuman), tuan rumah yang mengundang adanya perayaan Ekaristi ini adalah Yesus Kristus sendiri, sakramen kebersamaan dengan Allah yang menjadi kerinduaan hidup manusia,
• Yesus Kristus bertindak sekaligus sebagai tuan rumah dan hidangannya sehingga semua yang hadir, yaitu umat beriman, dapata mengalami kebersamaan hidup yang penuh dan utuh dengan Allah dan sesamanya,
• Tentu saja dalam perayaan Ekaristi itu Yesus Kristus hadir dan bertindak bersama dan dengan Gereja karena Kristus dan Gereja-Nya adalah subjek dan pelaksana perayaan Ekaristi,
• Melalui baptisan dan penguatan, orang memperoleh karunia kebersamaan dengan Allah melalui Kristus. Akan tetapi, kebersamaan dengan Allah melalui Kristus itu baru dirayakan secara meriah, resmi, dan puncak di dalam Perayaan Ekaristi. Itulah sebabnya Ekaristi dapat disebut sebagai skaramen puncak kebersamaan dengan Tuhan dan sesama,
• Melalui perayaan Ekaristi ini, peristiwa pertemuan dan kebersamaan antara Allah dan umatNya melalui Kristus mengalami puncak pengungkapan dan pelaksanaanya. Di situ Gereja menampakkan hakikat asalinya sebagai GEREJA (SC2), yaitu Gereja yang menjadi sakramen kebersamaan dengan Kristus,
• Seluruh kegiatan umat beriman hanya punya satu tujuan, “Supaya semua orang melalui iman dan baptis menjadi putra-putri Allah, berhimpun menjadi satu, meluhurkan Allah di tengah Gereja, ikut serta dalam korban dan menyantap perjamuan Tuhan.” (SC 10),
• Dalam perayaan Ekaristi, bertemulah semua hal yang dirindukan oleh umat manusia, yaitu kebersamaan dengan Allah dan sesama, makanan dan minuman,
• Misteri Ekaristi adalah misteri Tuhan yang menjadi makanan bagi umat manusia agar manusia hidup dan bersekutu dengan Dia dan sesamanya. Dengan meknajadi makanan (Ekaristi), Tuhan masuk ke seluruh kehidupan manusia sampai sedalam-dalamnya, sebagaimana Tubuh (dan Darah) Kristus yang dalam rupa roti (dan anggur) itu masuk ke dalam tubuh kita setelah disantap,
• Tuhan masuk ke dalam hidup manusia sedalam-dalamnya, agar manusia bersatu dan bersama Dia, dan berani berjuang dalam hidup sehari-hari berkat pernyertaan-Nya yang merangkum dan meliputi semua itu.

2. Istilah
• Ada banyak istilah yang digunakan dalam Tradisi Gereja untuk menyebut Ekaristi ini. Kita mengenal dalam Gereja kita istilah perayaan Ekaristi, misa kudus, pemecahan roti, perjamuan Tuhan, Sacrificium dan Oblatio, “liturgi ilahi” (Gereja Ortodoks), “Komuni Suci” (Anglikan), “misteri- misteri” (Siria Barat), “pengudusan atau oblatio” (Koptik),
• Banyaknya istilah yang muncul tersebut, di satu pihak menunjuk realitas bahwa ada bagitu banyak pemahaman dan pengertian jemaat atas Ekaristi, dan di pihak lain, juga mengungkapkan realitas bahwa Ekaristi merupakan misteri juga yang tidak pernah habis digali dan dinyatakan secara habis oleh satu istilah saja,
• Dari macam-macam istilah tersebut, ada dua istilah yang paling popular dan banyak dipergunakan, yaitu perayaan Ekaristi dan Misa kudus. Kedua-duanya adalah istilah yang resmi digunakan dalam dokumen-dokumen resmi Gereja hingga hari ini,
a. EKARISTI. Berasal dari bahasa Yunani EUCHARISTIA yang berati PUJI SYUKUR. Eucharistia merupakan terjemahan Yunani untuk bahasa Yahudi Birkat yang dalam perjamuan Yahudi merupakan doa puji syukur sekaligus permohonan atas karya penyelamatan Allah. Istilah perayaan Ekaristi merupakan istilah yang sangat bagus untuk digunakan. Istilah ini mau menekankan makna Ekaristi sebagai puji syukur atas karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus, maka apabila kita menggunakan istilah Ekaristi, hendaknya kita menyadari bahwa istilah ini menekankan segi isi dari apa yang dirayakan, yaitu pujian dan syukur atas karya penyelamatan Allah melalui Kristus bagi kita,
b. Kata MISA berasal dari rumusan pembubaran dalam bahasa Latin, “Ite missa est” yang berarti, “Pergilah, kalian diutus.” Sejak abad V perayaan Ekaristi disebut Misa. Istilah ini dipergunakan untuk menunjuk seluruh Perayaan Ekaristi denagn mau menekankan aspek perutusan untuk melayani Tuhan dan sesama serta mewartakan kabar baik kepada segala bangsa. Oleh karena itu, istilah Misa menghubungkan dengan erat antara perayaan atau pengungkapan iman dan perwujudan iman dalam hidup sehari-hari. Dengan demikian, apabila kita menggunakan istilah MISA, sebaiknya kita menyadari tekanan mana yang terkandung dalam istilah itu, yaitu segi PERUTUSAN. Kita diutus untuk mewartakan dan menghadirkan apa yang telah kita alami dan kita rayakan dalam seluruh perayaan Ekaristi, yaitu kabar baik tentang karya penebusan Tuhan sendiri atas umat-Nya.

Sakramen-Sakramen Gereja [Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral]
Rm. E. Martasudjita, Pr