Hari Minggu Biasa XXXIII Mal. 4:1-2a; Mzm. 98:5-6,7-8,9a,9bc; 2Tes. 3:7-12; Luk. 21:5-19
Contoh orang yang tidak tertib hidupnya, misalnya: bangun tidur dan pergi tidur serba tidak teratur, tidur jam 6 pagi, bangun jam 15.00 sore hari, makan tidak jelas siang, malam, dini hari, pagi hari, bekerja juga tidak teratur, doa ya seingatnya, pergi ke gereja seingatnya, pakaian yang dikenakan juga itu-itu saja alias jarang dicuci. Orang yang tidak tertib juga bisa berarti memiliki hidup yang tidak baik, malas-malasan, tidak suka bekerja, malah sukanya main judi atau kalau anak muda main game dari pagi sampai malam. Inilah contoh cara hidup yang termasuk dikritik Santo Paulus dalam bacaan kedua (2Tes 3:7-12) minggu ini.
Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk bertekun dengan iman kita dan juga dengan pekerjaan kita. Bacaan hari ini berbicara tentang situasi akhir zaman yang akan tiba. Saat itu akan ada kekacauan, ketidakjelasan, kemelut, konflik, seperti yang dikatakan Yesus: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa...akan terjadi gempa bumi yang dahsyat...." Menghadapi situasi tersebut orang bisa mengambil jalan pintas, yakni hidup seenaknya, toh dunia akan berlalu. Paulus mengkritik keras hal ini. Orang yang tidak bekerja tidak usah makan. Lebih dari soal makan-minum, Yesus meminta kita semua untuk bertekun dan bertahan dalam kesetiaan iman dan pekerjaaan kita sehari-hari.
Kesetiaan iman kita tunjukkan dengan tidak pernah kendornya kita berdoa, membaca kitab suci, pergi ke gereja pada hari Minggu, dst. Kesetiaan iman juga tampak melalui perbuatan baik kepada sesama tanpa pandang bulu, rela dan sabar menderita apabila kegiatan ibadat kita diserang kelompok tertentu dalam masyarakat kita. Bertekun dalam pekerjaan sehari-hari berarti melaksanakan tugas kita sehari-hari sesuai dengan profesi kita, jabatan kita, peran kita dalam keluarga, dsb.
Kita tahu bahwa selain kelebihan-kelebihan yang kita miliki, pasti ada kerapuhan-kerapuhan yang menghambat perjuangan kita untuk menjadi orang baik. Namun, Tuhan terus memberi kesempatan kepada kita untuk melakukan pertobatan terus-menerus. Keselamatan di dalam Dia berwajah kemurahan hati dan pengampunan. Kita ditantang untuk mengisi waktu ini dengan sebaik-baiknya. Marilah kita hayati hidup kita dengan penuh syukur. Tuhan menganugerahkan kita kehidupan untuk dimanfaatkan demi kemuliaan-Nya, bagi keselamatan kita dan sesama.
Contoh orang yang tidak tertib hidupnya, misalnya: bangun tidur dan pergi tidur serba tidak teratur, tidur jam 6 pagi, bangun jam 15.00 sore hari, makan tidak jelas siang, malam, dini hari, pagi hari, bekerja juga tidak teratur, doa ya seingatnya, pergi ke gereja seingatnya, pakaian yang dikenakan juga itu-itu saja alias jarang dicuci. Orang yang tidak tertib juga bisa berarti memiliki hidup yang tidak baik, malas-malasan, tidak suka bekerja, malah sukanya main judi atau kalau anak muda main game dari pagi sampai malam. Inilah contoh cara hidup yang termasuk dikritik Santo Paulus dalam bacaan kedua (2Tes 3:7-12) minggu ini.
Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk bertekun dengan iman kita dan juga dengan pekerjaan kita. Bacaan hari ini berbicara tentang situasi akhir zaman yang akan tiba. Saat itu akan ada kekacauan, ketidakjelasan, kemelut, konflik, seperti yang dikatakan Yesus: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa...akan terjadi gempa bumi yang dahsyat...." Menghadapi situasi tersebut orang bisa mengambil jalan pintas, yakni hidup seenaknya, toh dunia akan berlalu. Paulus mengkritik keras hal ini. Orang yang tidak bekerja tidak usah makan. Lebih dari soal makan-minum, Yesus meminta kita semua untuk bertekun dan bertahan dalam kesetiaan iman dan pekerjaaan kita sehari-hari.
Kesetiaan iman kita tunjukkan dengan tidak pernah kendornya kita berdoa, membaca kitab suci, pergi ke gereja pada hari Minggu, dst. Kesetiaan iman juga tampak melalui perbuatan baik kepada sesama tanpa pandang bulu, rela dan sabar menderita apabila kegiatan ibadat kita diserang kelompok tertentu dalam masyarakat kita. Bertekun dalam pekerjaan sehari-hari berarti melaksanakan tugas kita sehari-hari sesuai dengan profesi kita, jabatan kita, peran kita dalam keluarga, dsb.
Kita tahu bahwa selain kelebihan-kelebihan yang kita miliki, pasti ada kerapuhan-kerapuhan yang menghambat perjuangan kita untuk menjadi orang baik. Namun, Tuhan terus memberi kesempatan kepada kita untuk melakukan pertobatan terus-menerus. Keselamatan di dalam Dia berwajah kemurahan hati dan pengampunan. Kita ditantang untuk mengisi waktu ini dengan sebaik-baiknya. Marilah kita hayati hidup kita dengan penuh syukur. Tuhan menganugerahkan kita kehidupan untuk dimanfaatkan demi kemuliaan-Nya, bagi keselamatan kita dan sesama.