Paskah dan Habitus Baru


oleh Romo Antonius Puja Harsana, SJ


Setelah 40 hari menjalani masa Prapaskah, kita merayakan Paskah, kebangkitan Yesus, pada Minggu, 4 April. Kita masih akan menjalani Masa Paskah ini sampai Minggu Pantekosta 23 Mei 2010. Pasti ada berbagai pengalaman menghayati Prapaskah. Begitu pula ada berbagai suasana menghayati Paskah. Paskah hanya berarti kalau membangkitkan semangat hidup kita. Kebangkitan mengubah kehidupan lama yang lemah penuh dosa kepada kehidupan baru yang sarat karunia dan makna. Dengan kata lain, Paskah hendakna menumbuhkan habitus baru.

Salah satu alasan syukur pada Tahun Syukur 2010 di Keuskupan Agung Semarang ini adalah tumbuhnya habitus baru dalam keluarga, dalam kehidupan anak dan remaja, serta dalam kehidupan kaum muda. Ini sejalan dengan fokus-fokus pastoral tahun demi tahun yang merupakan pelaksanaan Arah Dasar (ARDAS) Keuskupan Agung Semarang 2006-2010.

Habitus baru apa yang telah ada dalam hidup kita? Kebiasaan-kebiasaan baik mana yang ditumbuhkan oleh tobat Prapaskah dan menjadi sikap hidup baru pada Paskah ini dalam keluarga, dalam diri anak dan remaja serta kaum muda? Kebiasaan-kebiasaan baik mana pula yang melekat dan menjadi sikap hidup dalam diri kita sebagai umat beriman?

Paskah adalah Perayaan Kebangkitan, bernuansa pembaharuan hidup. Kehidupan baru dianugerahkan oleh Roh Kudus, daya kehidupan Yesus Kristus yang bangkit yang menyemangati hidup kita. Kebangkitan dan habitus baru seyogyanya makin nyata bertumbuh.
Dalam keluarga: ada kebiasaan bekerja keras dan penuh tanggungjawab, berhemat, transparan dalam kehidupan suami isteri, pelibatan anak-anak yang sudah dewasa terhadap perkara-perkara yang menyangkut hidup keluarga, sikap adil terhadap semua anak, pengaturan lingkungan rumah tangga yang bersih dan nyaman, saling meminta maaf dan mengampuni, berdoa bersama dan saling mendoakan.
Dalam diri anak dan remaja: ada pembinaan iman teratur dan didukung oleh orang tua, ada kegiatan-kegiatan bersama yang mengembangkan, ada upaya pelibatan anak-anak dalam kegiatan Gereja sejak dini, ada kepedulian terhadap lingkungan hidup, dan kepedulian terhadap sesamanya yang menderita, ada penghormatan terhadap orang tua, dan kecintaan terhadap bangsa dan negara.
Dalam diri kaum muda: ada kebiasaan berorganisasi, membuat program dan melaksanakan kerja, latihan disipllin dan tanggungjawab, laporan-laporan yang transparan dan akuntabel, tanggap dan peka terhadap lingkungan hidup dan lingkungan sosial, menyadari masa depan dan menempuhnya dengan tekun. Masih banyak kemungkinan lain wujud kebangkitan dan habitus baru. Tidak bisa semuanya terlaksana. Beberapa hal cukup untuk menjadi fokus perhatian.

Para saudara yang terkasih, apa yang menjadi buah kebangkitan dalam hidup kita secara pribadi? Habitus baru manakah yang kita temukan dalam diri kita? Mungkin menata hidup sehari-hari dengan baik, lebih teratur, sehingga kerja dan kehidupan rohani terlaksana secara seimbang. Mungkin mengatasi kemalasan dan menjalani hidup lebih tekun dan tepat waktu. Mungkin menghayati hidup sederhana dalam sikap, tindak, dan tutur kata. Mungkin lebih bersabar dalam menghadapi macam-macam pribadi dan segala peristiwa hidup. Mungkin lebih peduli terhadap penghijauan dan udara bersih. Mungkin lebih peka terhadap orang yang miskin dan tak berdaya. Mungkin lebih setia dalam menjalankan ibadat dan menerima sakramen-sakramen Gereja. Mungkin lebih mudah mensyukuri macam-macam karunia betapa pun kecilnya.

Kita dukung usaha Tim Kerja APP yang bersama Kaum Muda telah menanam tanaman keras dan tanaman buah di lingkungan-lingkungan paroki kita. Pasti ini mendukung upaya penyejukan kota dan penyediaan upaya penyejukan kota dan penyediaan buah segar bagi kita. Kita dukung pula usaha Tim Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) yang membidani lahirnya Credit Union (CU) di paroki ini. Semoga upaya-upaya ini menjadi sebagian wujud kehadiran Gereja di tengah masyarakat. Marilah kita bangkit dengan habitus baru yang muncul dari keprihatinan dan kepedulian kita terhadap Gereja dan Masyarakat. Tuhan memberkati kita semua. SELAMAT PASKAH 2010.


Purbayan, 25 Maret 2010



Share
|