“Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan” (Ef 1:15-23; Mzm 8:2-3a.4-5; Luk 12:8-12)


“ Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan” (Luk 12:8-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Sebagai warganegara atau warga masyarakat biasa mungkin kita harus bertemu atau berhadapan dengan para penguasa atau pejabat tinggi pemerintahan. Dari pengamatan saya ada orang-orang yang takut menghadapi penguasa atau pejabat tinggi, takut harus bicara apa , takut kalau nanti ditanyai aneka macam perkara. Demikian juga ada orang takut sebagai saksi di pengadilan. Sabda hari ini mengingatkan kita semua bahwa jika kita hidup dalam dan oleh Roh Kudus, hendaknya tidak perlu takut harus berkata apa. Hidup dalam dan oleh Roh Kudus berarti hidup baik dan suci, tidak pernah berbuat jahat sedikitpun atau sekecil apapun. Jika kita demikian adanya percayalah bahwa dalam situasai dan kondisi apapun kita pasti akan dapat berkata apa yang baik serta menanggapi aneka pertanyaan atau terror dan ancaman. Maka hendaknya dengan tenang seraya dalam hati berdoa kepada Tuhan ketika harus berhadapan dengan masalah, tantangan dan hambatan maupun aneka pertanyaan dari orang lain, termasuk dari para penguasa maupun pejabat tinggi pemerintahan. Sikapilah mereka toh sama dengan kita dan hanya berbeda dalam fungsi, sama-sama manusia, ciptaan Allah dan sama-sama mendambakan hidup damai sejahtera. Salah satu cara konkret adalah lihat dan angkat apa yang menjadi hobby atau kesenangan yang bersangkutan, serta pujilah apa yang baik dalam dirinya. Dengan kata lain hendaknya kita senantiasa bersikap positif terhadap orang lain, dan jangan berprasangka jelek apapun. Marilah kita imani bahwa semua orang berkehendak baik, maka temukan dan akui kehendak baik orang lain maupun dalam diri kita serta kemudian kita sinerjikan dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan kehidupan bersama.

· “Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar” (Ef 1:15-17). Paulus mengingatkan kita semua agar saling melihat dan mengakui dan mengimani penghayatan iman saudara-saudari kita. Kita dipanggil untuk saling bersyukur atas penghayatan iman yang dapat kita lakukan, karena jika kita dapat menghayati iman hemat saya hal itu merupakan karya Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, merupakan anugerah Allah. Maka jika kita sungguh dapat menghayati iman dengan baik, kami harapkan kita hidup dengan rendah hati, berterima kasih dan bersyukur. Kutipan di atas ini kiranya juga mengingatkan kita semua untuk mengenangkan para pendahulu kita yang sungguh beriman, dan kemudian meneladan penghayatan imannya dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. “Aku selalu mengingat kamu dalam doaku”, demikian kata Paulus. Apa yang dikatakan ini hendaknya juga menjadi kata-kata kita serta kemudian kita hayati dalam hidup kita. Kami berharap setiap hari berdoa, dan dalam berdoa hendaknya juga mendoakan orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita, misalnya para donator yang dengan murah hati sebagai wujud kemurahan hati Allah telah mengorbankan sebagai harta benda atau uangnya guna membantu mereka yang miskin dan berkekurangan atau yang sungguh membutuhkan bantuan. Kami di Seminari Menengah Mertoyudan dalam misa harian senantiasa mendoakan para donator yang dengan murah hati telah membantu kehidupan para seminaris. Tentu saja saya juga berharap kepada mereka yang berkecukupan atau berkelimpahan dalam hal kebutuhan sehari-hari juga senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah serta mendoakan mereka yang membantu kesuksesan hidup dan karya atau pekerjaan anda.

“Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu,…Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya” (Mzm 8:2-3a.4-5)

Sabtu, 20 Oktober 2012

Romo Ignatius Sumarya, SJ