"Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?” (Yes 35:1-10; Mzm 85:11-14; Luk 5:17-26)

“Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan.” (Luk 5:17-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Penyakit atau orang sakit erat kaitannya dengan dosa, dengan kata lain orang mudah jatuh sakit hemat saya karena dosanya. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan seorang sakit yang dibawa oleh teman-temannya kepada Yesus untuk mohon penyembuhan, dan Yesus pun menyembuhkannya dengan sabda-Nya “Hai saudara, dosamu sudah diampuni”. Peristiwa mujzat penyembuhan orang sakit ini menimbulkan dua reaksi, yaitu para ahli Taurat dan orang-orang Farisi menuduh Yesus menghujat Allah dan orang kebanyakan yang takjub dan memuliakan Allah dengan berkata “Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan”. Maka kepada orang Farisi dan ahli Taurat Yesus menanggapi “Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?”. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat berpikiran jelek atau jahat terhadap mujizat, karena mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Mungkinkah kita juga seperti orang-orang Farisi atau ahli-ahli Taurat, yang mudah berpikiran jelek atau jahat atas sesuatu yang tak masuk akal atau diluar jangkauan pikiran dan harapan kita? Jika kita jujur mawas diri kiranya sedikit banyak diri kita ada kemiripan dengan orang-orang Farisi atau ahli-ahli Taurat alias mudah curiga dan berpkiran jahat atau jelek terhadap aneka pembaharuan atau penyembuhan sebagai karya Allah melalui saudara-saudari kita. Maka marilah kita sadari dan akui pikiran jahat atau jelek kita, dan kemudian mohon kasih pengampunan atau penyembuhan dari Allah dan saudara-saudari kita.

· "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" (Yes 35:4), demikian kata nabi Yesaya, suatu ajakan bagi kita semua untuk tidak takut meneguhkan yang goyah, meluruskan yang berbelok-belok, menyembuhkan yang sakit, menolong mereka yang miskin dan berkekurangan, yang memang sering menimbulkan keraguan dan ketakutan apakah kita mampu melakukannya. Kutipan diatas juga mengajak dan mengundang kita semua yang sakit, goyah dan tidak lurus hatinya untuk bertobat atau memperbaharui diri dengan pegangan sabda “Ia sendiri akan menyelamatkan kamu”. Perkenankan dengan rendah hati kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang sedang menderita sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi dan sakit tubuh, untuk menyadari dan mengakui kesakitannya serta kemudian siap sedia dengan rendah hati untuk dibantu penyembuhannya sebagaimana dikisahkan dalam Warta Gembira hari ini seorang lumpuh digotong oleh empat saudaranya mohon penyembuhan dari Yesus. Dengan kata lain marilah kita dengan rendah hati membuka diri terhadap aneka macam nasihat, saran, petunjuk atau arahan baik dari siapapun yang berkehendak baik sebagai kepanjangan tangan Allah untuk menyembuhkan atau menyelamatkan kita. Kita sikapi dan hayati aneka sapaan, sentuhan dan perlakuan siapapun yang berkehendak baik sebagai uluran kasih Allah yang menyembuhkan dan menyelamatkan. Hendaknya jangan dengan mudah berpikiran jahat atau jelek terhadap siapapun, karena para umumnya mereka berkehendak baik terhadap kita.

“Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan” (Mzm 85:11-14)

Senin, 5 Desember 2011


Romo Ign Sumarya, SJ