Ritus Penutup
Ritus Penutup berfungsi untuk mengakhiri seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi, dan mengantar umat untuk kembali ke perjuangan hidup sehari-hari, dan menjalankan perutusannya di dunia. Inti Ritus Penutup adalah Berkat dan Pengutusan. Sebelum berkat dan pengutusan, disampaikan pengumuman. Memang paling ideal pengumuman ditempatkan sebelum berkat dan pengutusan, yaitu setelah Doa sesudah Komuni. Karena di bagian ini suasana umat beriman sangat kondusif, yaitu Misa hampir usai, dan umat siap menjalankan perutusannya di dunia. Bukankah pengumuman berhubungan dengan berbagai hal yang menyangkut kegiatan umat beriman dalam rangka perutusannya?
Pengumuman hendaknya dibuat singkat. Yang perlu untuk diumumkan adalah hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama dan pengumuman perkawinan. Pengumuman yang lain dapat dimasukkan di warta paroki atau lembaran teks misa, supaya Ekaristi tidak terlalu lama gara-gara pengumuman yang panjang.
Menjelang berkat dan pengutusan, imam diperkenankan untuk memberikan pengantar dengan sangat singkat. (Fr. A. Pramono)
Berkat
Sebelum berkat Tuhan disampaikan, imam menyapa umat dengan rumusan dialog salam: “Tuhan sertamu”/”Tuhan bersamamu”. Umat menjawab: “Dan sertamu juga”/“Dan bersama rohmu”. Kita mengimani bahwa dengan dialog ini berarti Tuhan sungguh hadir dan menyertai umat-Nya. Lalu imam menyampaikan berkat Allah dengan menyebut nama Allah Tritunggal: Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Makna berkat di sini bukanlah berkat “sesuatu” yang berbentuk barang, tapi adalah diri Allah sendiri. Dengan menerima berkat, kita disatukan dengan persekutuan Allah Tritunggal. Artinya kita masuk dalam persekutuan dengan Allah Tritunggal, sumber dan tujuan hidup manusia dan alam semesta. Melalui berkat Tuhan yang kita terima ini, memampukan kita untuk melaksanakan tugas perutusan kita di dunia ini.
Ada 3 alternatif pemberian berkat: (1) Berkat Sederhana. Setelah dialog salam, imam langsung memberikan berkat Tuhan dengan menyebut nama Allah Tritunggal. (2) Berkat Meriah. Sesudah dialog salam, berkat meriah ditandai dengan 3 pernyataan doa yang setiap kali dijawab Amin oleh umat, dan diakhiri dengan berkat Tuhan dengan menyebut nama Allah Tritunggal. (3) Berkat dengan Doa untuk Umat. Sesudah dialog salam, imam mengulurkan kedua tangan ke arah umat sambil berdoa. Doa untuk umat ini diakhiri dengan jawaban Amin oleh umat. Setelah Doa untuk Umat, imam memberikan berkat Tuhan dengan menyebut nama Allah Tritunggal. Cara berkat ini dahulu dibatasi untuk Misa Harian selama masa Prapaskah. Tapi sekarang dapat digunakan sepanjang tahun. (Fr. A. Pramono)
Sumber :Fr Antonius Pramono
Martasudjita,E.Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.
Ada 3 alternatif pemberian berkat: (1) Berkat Sederhana. Setelah dialog salam, imam langsung memberikan berkat Tuhan dengan menyebut nama Allah Tritunggal. (2) Berkat Meriah. Sesudah dialog salam, berkat meriah ditandai dengan 3 pernyataan doa yang setiap kali dijawab Amin oleh umat, dan diakhiri dengan berkat Tuhan dengan menyebut nama Allah Tritunggal. (3) Berkat dengan Doa untuk Umat. Sesudah dialog salam, imam mengulurkan kedua tangan ke arah umat sambil berdoa. Doa untuk umat ini diakhiri dengan jawaban Amin oleh umat. Setelah Doa untuk Umat, imam memberikan berkat Tuhan dengan menyebut nama Allah Tritunggal. Cara berkat ini dahulu dibatasi untuk Misa Harian selama masa Prapaskah. Tapi sekarang dapat digunakan sepanjang tahun. (Fr. A. Pramono)
Sumber :Fr Antonius Pramono
Martasudjita,E.Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.