Menggali Makna Bagian-bagian Misa: Agnus Dei atau Anak Domba Allah; Doa Persiapan dan Undangan untuk Komuni

Agnus Dei atau Anak Domba Allah



Anak Domba Allah dinyanyikan/didaraskan untuk mengiringi upacara pemecahan roti. Bila tidak dinyanyikan, Agnus Dei didaraskan dengan suara lantang. Yang menyanyikan atau mendaraskan bisa paduan suara atau solis, dan yang menjawab umat. Karena sifatnya mengiringi, maka nyanyian Anak Domba Allah (khususnya dua bagian pertama) dapat diulang-ulang sampai pemecahan roti selesai. Pengulangan terakhir ditutup dengan seruan: berilah kami damai.

Rumusan Anak Domba Allah ini diambil dari teks Perjanjian Baru (Yoh 1:29,36). Gelar “Anak Domba Allah” diucapkan Yohanes Pembaptis untuk Yesus. Yohanes memandang Yesus sebagai Anak Domba Allah yang dikurbankan bagi keselamatan dunia.

Seruan Anak Domba Allah ini ingin menyampaikan pujian umat beriman kepada Kristus yang telah mengurbankan diri-Nya untuk kita, dan kini hadir sebagai Tuhan yang mulia di atas altar.

Doa Persiapan dan Undangan untuk Komuni

Sebelum memasuki komuni, imam melakukan doa persiapan dalam hati. Umat menggabungkan diri dengan sikap doa pribadi dan hening. Setelah berlutut, imam mengundang umat untuk menyambut komuni sambil memegang hosti suci di atas patena atau piala dan memperlihatkannya kepada umat, dengan berkata: “Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya”. Kata-kata: “Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” berdasarkan Injil Yohanes 1:29. Kata-kata: “Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya”, dikutip dari Wahyu 19:9. Dari kutipan ini jelas bahwa umat diundang untuk menyambut Komuni dengan melihat ke depan – perspektif eskatologis* [zaman akhir]. Yang penting lagi bahwa penerimaan Komuni merupakan tindakan partisipatif dalam perjamuan surgawi, yaitu suatu antisipasi dalam perjamuan di surga.

Umat beriman, baik imam dan umat, menjawab: “Ya Tuhan, saya tidak pantas Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh”. Kata- kata ini seperti kata-kata perwira yang penuh iman dan percaya, yang rumahnya akan didatangi Tuhan Yesus (Mat 8:8).

Sumber :
Fr. Antonius Pramono
Martasudjita,E.Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.


Catatan: * Eskatologi dari bahasa Yunani: eskhata (hal-hal terakhir) dan logos (pembicaraan). Eskatologi adalah pembicaraan tentang hal-hal terakhir; hal-hal yang berkaitan dengan akhir dunia; tentang hari-hari terakhir (2Tim 3:1); tentang suatu Hari terakhir (Yoh 6:39—40.44.54); tentang zaman akhir (1Ptr 1:5). Eskatologi juga berarti zaman akhir, yakni zaman yang dimulai dengan kedatangan Yesus yang pertama, dan berakhir dengan kedatangan Yesus yang kedua dalam kemuliaan.