Memahami Perayaan Ekaristi: Mazmur Tanggapan dan Bacaan Kedua (Edisi 6)

Mazmur Tanggapan

Mazmur Tanggapan merupakan tanggapan umat atas Sabda Allah yang baru saja diwartakan dan didengarkan. Mazmur Tanggapan bukan sekedar selingan atau iringan seperti iringan perarakan persembahan atau komuni. Mazmur Tanggapan termasuk bagian pokok Liturgi Sabda. Mazmur ini di samping sebagai tanggapan umat terhadap Sabda Allah, juga untuk mendorong umat dalam merenungkan dan meresapkan Sabda Allah.

Mazmur Tanggapan mesti sesuai dengan bacaan yang ditanggapinya. Biasanya bacaan tertentu sudah memiliki pasangan Mazmur Tanggapan yang tertentu pula. Hal ini sudah menjadi kebiasaan pada ibadat di Sinagoga Yahudi.

Kitab Mazmur yang digunakan memang termasuk Perjanjian Lama, akan tetapi hendaknya kita membacanya menurut terang Perjanjian Baru, yakni sebagai yang terpenuhi dalam diri Tuhan Yesus Kristus.

Idealnya Mazmur Tanggapan dinyanyikan, sekurang-kurangnya bagian refren yang untuk umat. Meskipun begitu dalam perayaan sabda sederhana, mazmur tanggapan dapat diucapkan. Yang penting adalah suasana khidmat dan meditatif yang sesuai untuk perenungan sabda.


--------------------------------------------------------------------------------

Bacaan Kedua



Khusus hari Minggu dan hari raya ada bacaan kedua. Bacaan diambil dari Perjanjian Baru, biasanya dari Surat Perjanjian Baru. Maka bacaan ini disebut epistola (dari bahasa Latin epistola, epistula = surat). Penggunaan istilah epistola sudah ada sejak abad ke-12.

Pada hari Minggu biasa, tema bacaan kedua tidak berhubungan dengan bacaan pertama dan Injil. Bacaan kedua ingin mewartakan iman kepada Yesus Kristus menurut konteks permasalahan aktual Gereja perdana. Secara liturgis, bacaan kedua berfungsi untuk mempersiapkan umat kepada puncak perayaan sabda, yaitu Injil.

Bacaan Kitab Suci dalam Perayaan Ekaristi tidak boleh dikurangi atau digantikan dengan teks-teks yang bukan dari Alkitab.


PUMR no.357. Untuk hari Minggu dan hari raya ditentukan tiga bacaan, yaitu satu bacaan dari "Kitab para nabi" satu dari "Kitab para rasul" dan satu Injil. Maksudnya ialah untuk membimbing umat agar memahami kesinambungan karya keselamatan, seturut rencana Allah yang mengagumkan . Ketiga bacaan itu harus diikuti dengan saksama.

Untuk hari-hari pesta ditentukan dua bacaan. Tetapi, kalau, seturut kaidah, suatu pesta ditingkatkan menjadi hari raya, maka ditambahkan satu bacaan lagi, yang diambil dari rumus umum orang kudus yang bersangkutan.

Untuk peringatan orang kudus, biasanya digunakan bacaan-bacaan yang ditentukan untuk hari biasa yang bersangkutan, kecuali kalau untuk peringatan orang kudus itu tersedia bacaan-bacaan khusus. Biasanya, bacaan-bacaan khusus itu disediakan untuk menyoroti segi tertentu dari kehidupan rohani atau kegiatan orang yang kudus yang bersangkutan. Penggunaan bacaan-bacaan seperti itu tidak diwajibkan, kecuali kalau ada alasan pastoral yang mendesak.

Sumber: Fr Antonius Pramono,
Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR)
Martasudjita, E. Pr., Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius 2005.