Berbagai Rumus Misa Hari Raya Natal

A. Vigili Natal, di mana bacaan-bacaan pada Misa Vigili Natal (Yes. 62:1-5; Mzm. 89:4-5,16-17,27,29; Kis. 13:16-17,22-25; Mat. 1:1-25) mengisahkan silsilah Yesus menurut Injil Matius. Dimulai sejak Misa Vigili Natal ini dalam syahadat pada kata-kata “Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia./ Et incarnátus est de Spíritu Sancto Ex María Vírgine, et homo factus est.” diucapkan/dinyanyikan sambil berlutut. Demikian juga Prefasi menggunakan Prefasi Natal, sementara bila menggunakan Doa Syukur Agung I, Communicantes khusus Hari Raya Natal sudah digunakan sejak Vigili Natal hingga Oktaf Natal berakhir.

(di Indonesia Misa Vigili Natal jarang dirayakan, pada petang hari di Indonesia umumnya sudah menggunakan rumus Misa Malam).

B. Misa Malam : Misa ini menekankan kejadian historis kelahiran Yesus Kristus di Betlehem (Yes. 9:1-6; Mzm. 96:1-2a,2b-3,11-12,13; Tit. 2:11-14; Luk. 2:1-14.). Putra Allah secara konkret dilahirkan dalam rupa manusia oleh Santa Perawan Maria di Betlehem. Pada Misa Malam kita sudah merayakan HARI RAYA NATAL (hari H, — bukan H-1 lagi, sebagai contoh jika H-1: malam minggu —> H-1 malam sebelum hari Minggu) Umumnya di Indonesia misa ini sudah mulai diadakan sejak petang sekitar jam 17.00 karena banyaknya umat yang ambil bagian dalam misa tersebut. Sangat tidak tepat menyebut misa ini sebagai Misa Vigili Natal.

C. Misa Fajar menggarisbawahi warta malaikat kepada para gembala yang membawa para gembala menjumpai kanak-kanak Yesus di palungan (Yes. 62:11-12; Mzm. 97:1,6,11-12; Tit. 3:4-7; Luk. 2:15-20.).

D. Misa Siang menonjolkan misteri Sang Sabda menjadi manusia dan tinggal di antara kita (Yes. 52:7-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Ibr. 1:1-16; Yoh. 1:1-18).

Sumber: page Seputar Liturgi dan Perayaan Ekaristi Gereja Katolik Indonesia