Berjalan Bersama Bunda Maria (6)

 

"YESUS...INILAH BUNDA-MU!"

"Kadang dan bahkan sering aku melupakan engkau, Bunda, tapi bimbingan rohanimu lewat foto kecilmu di dalam dompetku tetap kurasakan sampai sekarang, bahkan kuberharap sampai selamanya. Bunda....akan kujaga foto kecilmu ini sampai saatnya aku menghadap Putramu dan menunjukkan kepada-Nya sambil berkata: "YESUS, INILAH BUNDA-MU!"

Malam ini ketika waktu telah menunjukk pukul 12 sebagai tanda bahwa hari telah berganti menjadi hari baru 6 Oktober, teringatlah aku 13 tahun yang lalu ketika teman-teman dan aku meniarap di depan altar Tuhan untuk menerima tahbisan Imamat Suci yang disematkan di atas kerapuhan diriku sebagai seorang anak manusia biasa. Aku pun berujar kepada-Nya; "Tuhan, telah bertahun-tahun aku mencoba untuk menjadi seorang seminaris, seorang frater yang baik, tapi akhirnya aku temukan diri dan hati tidak layak bagi-Mu - tidak layak menjadi pelayan-Mu." Namun, dalam lubuk hatiku terdengar suara-Mu; "DUC IN ALTUM : Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam, kawan!" (Luk 5:1-11). Dan, sama seperti Petrus, aku pun berkata; "...Karena Engkau menyuruhnya maka aku akan menolakkan perahuku ke tempat yang lebih dalam dan menebarkan jala imamat-Mu yang Kauberikan kepadaku selama 12 tahun sampai hari ini untuk menjala di hamparan samudra dan laut dunia ini. Aku tidak berhak untuk memilih mana ikan yang kecil atau besar, mana yang baik atau tidak baik...semuanya kuserahkan kepada-Mu, dan biarlah Engkau sendiri yang memilihnya karena mereka adalah milik-Mu. Tugasku hanyalah menjadi seorang penjala manusia seperti perintah-Mu yang terlukis indah dalam sakramen Imamat yang Kaupercayakan kepadaku.

Malam ini ketika kurenungkan tentang begitu besar, dalam, lebar dan tinggi-Nya kasih-Mu kepadaku maka seakan Bunda-Mu dan Bunda-ku membisik di lubuk hatiku; "Periksalah dompetmu, nak!" Dan, ketika kukeluarkan semua isinya, kudapati kembali foto diri Bunda-Mu dan Bunda-ku yang sudah tersimpan di sana selama 25 tahun lamanya. Itulah foto Maria dalam medali wasiat yang menyertai tulisan ini. Lalu, aku berseru kepadanya; "Bunda, akan kujaga foto dirimu sampai saat di mana aku akan tunjukkan kepada Yesus, Putramu dan berkata; "YESUS, INILAH BUNDA-MU!" Sedikit terasa hening dalam kalbu...lalu suara Bunda seakan terdengar lembut di kedalaman jiwaku; "Nak, jagalah foto diriku karena sesungguhnya setiap saat engkau memandangku maka yakinlah bahwa aku telah, sedang dan akan selalu menjaga jiwamu, menjaga imamat suci Putraku yang telah dipercayakan kepadamu."

Kawan....kubisikkan kepadamu saat ini; "Sekalipun engkau dan aku sering dan selalu melupakan dia, Bunda kita, tapi ia takan pernah melupakan engkau dan aku sebagai putra dan putrinya karena sesungguhnya Bunda akan selalu ingat pesan Sang Putra kepadanya; "IBU, INILAH ANAKMU! (Yoh 19:26).


Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

(Duc in Altum)
Facebook FANS of IMAN KATOLIK