"Aku ini jangan takut!" (Kis 6:1-7; Mzm 33:1-2.4-5; Yoh 6:16-21)

 
“Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui” (Yoh 6:16-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Hidup pada masa kini memang bagaikan berada di tengah-tengah danau dalam perahu dan diombang-ambingkan ombak besar. Dalam situasi demikian pada umumnya orang menjadi takut. Memang aneka tantangan maupun masalah kehidupan dapat membuat orang takut hidup, takut membuat sesuatu yang baru yang sungguh dibutuhkan. Beriman kepada Yesus yang telah bangkit dari mati berarti menghayati pendampingan-Nya melalui RohNya, sehingga tak ada alasan sedikitpun untuk takut ketika harus menghadapi kesulitan, hambatan, tantangan dan masalah. Ingatlah dan sadari bahwa ketika kita takut berarti daya tahan kita lemah, dan mudah kena penyakit atau jatuh sakit, karena kinerja syaraf dan metabolism darah tidak prima. Maka hendaknya jangan takut menghadapi masalah atau perkara kehidupan, tidak berarti kita lalu sombong, melainkan tetap rendah hati karena Roh Kudus menyertai dan mendampingi perjalanan hidup kita. Ketika kita tidak takut maka hati, jiwa dan pikiran maupun fisik kita tetap segar, dan dengan demikian akan menerima pencerahan dari Allah untuk menemukan cara-cara mengatasi masalah dan perkara kehidupan. Ketika anda merasa akan takut segeralah membuat tanda salib seraya berkata “Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” alias ‘Dalam atau atas nama Allah’ kita akan maju terus dan melangkah. Tidak takut berarti hidup dalam dan oleh kasih, maka menghadapi segala sesuatu dalam dan oleh kasih pasti akan dapat berhasil dengan baik dan sukses. Ingatlah dan sadari binatang buas dan galak pun ketika dihadapi dan diperlakukan dalam dan oleh kasih menjadi sahabat, demikian juga tugas dan pekerjaan seberat apapun dihadapi dan dikerjakan dalam dan oleh kasih menjadi ringan adanya.

· "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman." (Kis 6:2-4), demikian kata para rasul kepada segenap umat Allah. Di antara umat Allah perlu dipilih orang-orang “yang dikenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat” guna membantu para gembala dalam rangka menggembalakan umat Allah. Secara konkret hal ini terjadi pada masa kini: para pastor membutuhkan bantuan dan kerjasama rekan-rekan awam yang baik dan berhikmat. Tenaga relawan ini masa kini tidak lain adalah para anggota dewan paroki, para pengurus lingkungan atau wilayah. Kami berharap kepada rekan-rekan awam yang terpilih untuk berpartisipasi dalam penggembalaan umat Allah menerimanya dengan rela dan jiwa besar serta kemudian melaksanakan pilihan tersebut sebaik mungkin. Ada kemungkinan orang-orang yang terpilih adalah orang-orang yang telah sibuk dalam tugas dan pekerjaan hariannya guna memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, namun pengalaman menunjukkan meskipun mereka banyak tugas dan pekerjaan senantiasa tetap sukses dan berhasil dengan baik. Orang yang merasa tidak memiliki banyak waktu memang akan secara efisien, efektif dan afektif menggunakan waktu, dengan kata lain tidak pernah bermalas-malas dan berpangku tangan, sebaliknya orang yang merasa memiliki banyak waktu akan dengan mudah memboroskan waktu alias bermalas-malas. Kami berharap anak-anak dan generasi muda sedini mungkin dibiasakan untuk menggunakan waktu secara efisien, efektif dan afektif, jauhkan dari aneka bentuk kemalasan dan pemborosan waktu. Tentu saja kami berharap para orangtua dapat menjadi teladan atau inspirator bagi anak-anaknya dalam penggunaan waktu yang baik. Kita semua sebagai umat beriman hendaknya berusaha untuk menjadi orang yang dikenal baik, penuh Roh dan berhikmat, sehingga kehidupan bersama umat beriman sungguh mempesona, menarik dan memikat, membuat orang semakin bergairah dalam hidup, bekerja, saling memperhatikan dan membantu.

“Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur. Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN.” (Mzm 33:1-2.4-5)

Sabtu, 13 April 2013

Romo Ignatius Sumarya, SJ