"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku" (Dan 3:14-20.24-25.28; MT Dan 3:52-54; Yoh 8:31-42)


" Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka." "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu." Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku" (Yoh 8:31-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Sebagai orang beriman kita adalah `keturunan bapa Abraham', bapa dan teladan umat beriman, maka selayaknya kita mewarisi cara hidup dan cara bertindaknya. Abraham adalah orang yang begitu patuh setia kepada perintah atau sabda Tuhan, melaksanakan perintah atau sabda-Nya tanpa syarat. Maka marilah, entah agama atau keyakinannya apapun, kita bersama-sama bekerja keras dengan sungguh-sungguh melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan, yang antara lain dapat kita temukan dalam Kitab Suci. Sebagai anggota Gereja Katolik kami ingatkan bahwa kita berada dalam `Tahun Iman', dimana kita diajak untuk memperdalam dan memperkembangkan iman kita berdasarkan Kitab Suci maupun aneka dokumen resmi Gereja Katolik yang berisi ajaran atau pesan atau himbauan pastoral untuk kita pelajari, fahami dan hayati. Sebagai anggota Lembaga Hidup Bakti kami ajak untuk membaca, memahami dan merenungkan serta kemudian menghayati apa yang tertulis di dalam Konstitusi kita masing-masing. Warga atau anggota Gereja Katolik kiranya juga dapat membaca dan menghayati apa yang tertulis di dalam Kitab Hukum Kanonik: pilihlah sesuai dengan panggilan dan tugas pengutusan masing-masing. Di dalam Kitab Hukum Kanonik ada ajaran dan cara penghayatan sakramen-sakramen, dan bagi mereka yang berkarya dalam bidang pelayanan pendidikan juga ada arahan dan pedoman pengelolaan sekolah. Bagi kita semua umat beriman marilah kita bangun dan perdalam hidup persaudaraan atau persahabatan sejati, karena kita sama-sama `anak-anak Abraham', dengan kata lain hendaknya jangan ada ketegangan dan permusuhan antar umat beragama dan berkeyakinan.

• "Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!" Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!" (Dan 3:24-25). Daniel dan teman-temannya dihukum mati dengan dibakar oleh raja Nebukadnezar, namun karena kesetiaan imannya mereka tidak terbakar dan ada malaikat Allah yang membebaskannya sehingga mereka tidak terbakar. Iman memang mampu mengatasi dan mengalahkan aneka bentuk panas api kehidupan, entah itu berupa kemarahan, kebencian atau balas dendam. Hadapi orang marah dalam dan dengan iman, karena dengan demikian anda pasti akan menemukan cara-cara atau langkah-langkah bijak dalam mengatasi kemarahan; jangan melawan kemarahan dengan kekerasan, karena dengan demikian kemarahan akan semakin besar membara, sebaliknya dihadapi dengan dan dalam iman alias bersama dan bersatu dengan Tuhan, kemarahan dan kebencian dapat berubah menjadi persaudaraan dan kasih sayang. Orang marah pada umumnya karena takut atau was-was, maka jangan ditakut-takuti lagi, melainkan bukalah hati dan jiwanya sehingga memiliki wawasan luas dan dengan demikian mereka tak akan takut dan was-was lagi. Marilah dalam dan dengan semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah nenek moyang kami, yang patut dihormati dan ditinggikan selama-lamanya. terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus, yang patut dihormat dan ditinggikan selama-lamanya.Terpujilah Engkau dalam Bait-Mu yang mulia dan kudus, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya.Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu, Engkau patut dinyanyikan dan ditinggikan selama-lamanya." (Dan 3:52-54)

Rabu, 20 Maret 2013

Romo Ignatius Sumarya, SJ