"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." (Kej. 3:9-15,20; Mzm. 98:1,2-3ab,3bc-4; Ef. 1:3-6,11-12; Luk. 1:26-38)

HARI RAYA SP MARIA DIKANDUNG TANPA NODA DOSA

“Bila kita membaca bahwa sang utusan menyapa Maria sebagai ‘yang penuh rahmat’, konteks Injil, yang memadukan wahyu dan janji-janji masa lalu, memungkinkan kita memahami bahwa di antara semua ‘berkat rohaniah dalam Kristus’, berkat ini merupakan ‘berkat’ khusus. Dalam misteri Kristus, Maria ‘hadir’ malahan ‘sebelum penciptaan dunia’, sebagai seseorang yang ‘dipilih’ Bapa sebagai ‘Bunda PuteraNya’ dalam Penjelmaan. Dan, lebih lagi, bersama dengan Bapa, sang Putera telah memilih Maria, dengan mempercayakannya dari kekal kepada Roh kekudusan. Dalam cara yang khusus dan istimewa itu Maria dipersatukan dengan Kristus, dan dengan itu ‘dikasihi dalam Puteranya yang terkasih’, Puteranya yang satu hakikat dengan Bapa, yang menjadi pusat semua ‘kemuliaan rahmat’. Bersaman dengan itu dia tetap terbuka sempurna terhadap ‘kurnia dari atas’ (bdk Yak 1:17). Seperti diajarkan Konsili, Maria ‘berada di antara yang miskin dan rendah hati di hadapan Tuhan, yang dengan percaya menunggu dan menerima penyelamatan dari padaNya” (PausYohanes Paulus II: Ensiklik ‘REDEMPTORIS MATER’ , 25 Maret 1987, no 8).

“Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (Luk 1:28).

Dari kutipan Ensiklik di atas antara lain dikatakan bahwa Maria menerima ‘berkat khusus’, sebagai yang ‘terpilih’ dan sudah hadir ‘sebelum penciptaan dunia’. Maria diimani suci, tak bercela, dari semula, maka dalam berbagai patung Maria sering dilukiskan Maria berdiri di atas ‘ular’ alias mampu mengalahkan ‘ular’, kesucian engalahkan kecerdikan, sebagaimana diramalkan dalam Kitab Kejadian ini: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej 3:15). Maria yang dari semula diimani tidak bernoda juga menjadi teladan umat beriman, maka marilah pada Pesta SP Maria Dikandung Tanpa Dosa hari ini kita mawas diri perihal keimanan kita masing-masing.

Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, sehingga sedikit banyak juga boleh dikatakan sebagai “yang dikaruniasi, Tuhan menyertai engkau”, dan dengan demikian selantiasa dalam perlindungan dan kuasa Tuhan serta hidup bersama dengan Tuhan alias suci. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengalahkan setan, yang sering digambarkan sebagai ular yang cerdik. Kecerdikan ular ini bagaikan orang yang cerdas secara intelektual, yang memang sering lebih mudah memanfaatkan kecerdasannya untuk mencari keuntungan atau keenakan sendiri dengan ‘mematikan atau menakuti’ yang lain. Bersama dan bersatu dengan Tuhan masa kini boleh dikatakan identik dengan cerdas spiritual, yang mengatasi cerdas intelektual. Maka marilah kita upayakan, perdalam dan tingkatkan kecerdasan spiritual kita, sebagai orang beriman, ‘yang dikaruniai dan disertai oleh Tuhan terus menerus’. Untuk itu sekali lagi saya angkat di sini ciri-ciri kecerdasan spiritual, yang hendaknya kita upayakan, perdalam dan tingkatkan, yaitu: “mampu untuk fleksibel (adaptasi aktif dan spontan), memiliki kesadaran diri yang tinggi, mampu menghadapi dan menggunakan penderitaan, mampu menghadapi dan mengatasi rasa sakit, hidup dijiwai oleh visi dan nilai-nilai, segan untuk menyakiti orang lain, melihat hubungan dari yang beragam (holistik), bertanya ‘mengapa’ dan ‘apa jika’ untuk mencari jawaban , kemampuan untuk ‘melawan perjanjian’” .

Apakah cerdas spiritual dapat kita usahakan, hayati, perdalam dan tingkatkan? Percayalah bersama dan bersatu dengan Tuhan segala sesuatu mungkin dilakukan, maka marilah kita juga meneladan Maria yang menyatakan diri: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Luk 1:38). Marilah dengan rendah hati dan dengan bantuan rahmat Tuhan kita hayati atau laksanakan aneka tatanan atau aturan yang terkait dengan panggilan dan tugas pekerjaan kita masing-masing. Sebagai hamba Tuhan kita harus senantiasa berusaha bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang telah menganugerahi berbagai karunia; terima kasih dan syukur tersebut kita wujudkan dengan bersyukur dan berterima kasih kepada sesama atau saudara-saudari kita, sehingga dalam hidup dan kerja bersama dimanapun dan kapanpun senantiasa ditandai dengan saling bersyukur dan berterima kasih.

“Di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya” (Ef 1:4-5)

Ketika baru saja dilahirkan, keluar dari rahim ibu kita masing-masing, kita semua ‘kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya’, dan kita juga dipanggil untuk mempertahankan dan memperdalam kekudusan dan ketidak-cacatan tersebut melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Dengan jujur dan rendah hati kita semua kiranya harus mengakui bahwa untuk mempertahankan kekudusan dan ketidak-catatan saja sulit alias belum tentu berhasil, apalagi memperdalam, maka marilah kita saling membantu dalam mempertahankan kekudusan dan ketidak-cacatan tersebut.

Secara faktual harus kita akui bahwa secara anak-anak lebih suci dan tak bercacat daripada orangtua atau orang dewasa, maka kepada anak-anak kita beri penghormatan khusus. Hemat saya ketika kita tetap mengenang dan menghormati anak-anak, maka kita tidak akan dengan mudah jatuh ke dalam dosa atau berbuat jahat. Anak-anak sungguh dapat menjadi pengawas dan pengingat bagi kita dalam berbuat baik, melakukan apa yang baik guna mempertahankan kesucian dan ketidak-cacatan kita. Maka anak-anak sering juga dijadikan ‘wahana’ para penjahat untuk memeras korbannya demi keuntungan mereka, misalnya anak-anak dijadikan ‘sandra’. Orang jahat memang akan memanfaatkan anak-anak untuk berbuat jahat, sebaliknya orang baik atau yang berkehendak baik pasti akan memanfaatkan atau memperlakukan anak-anak sebagai ‘wahana’ untuk semakin memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Tuhan dalam hidup sehari-hari.

“Memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi Tuhan” itulah tujuan manusia diciptakan dan dengan demikian menjadi panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, dan hal itu hendaknya diwujudkan dalam hidup bersama yang dijiwai oleh atau ditandai dengan saling memuji, memuliakan, menghormati dan mengabdi atau melayani. Cara hidup dan bertindak yang demikian itulah cara hidup dan cara bertindak ‘anak-anak Allah’, orang yang hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Marilah kita mohon dukungan dan doa Bunda Maria, teladan umat beriman, agar kita setia pada kehendak Allah, antara lain dengan berdevosi pada Bunda Maria, entah dengan berziarah ke tempat peziarahan Bunda Maria atau berdosa rosario. Doa rosario berisi doa-doa utama atau pokok, yaitu Aku percaya, Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan. Bukankah ketika kita menghayati isi doa-doa tersebut, tidak hanya mengumandangkan atau mendaraskan dengan mulut saja, maka kita akan bertahan dalam kekudusan dan ketidak-cacatan? Semoga ketika berdoa rosario kita sungguh menyadari dan menghayati bahwa doa-doa tersebut merupakan doa-doa orang yang ‘dipilih’ oleh Allah, dikhususkan atau dipersembahkan kepada Allah.

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!” (Mzm 98:1-4)

Sabtu, 8 Desember 2012

Romo Ignatius Sumarya, SJ 

“Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya” (Ef 3:8-12; Mzm 89:2-5; Yoh 10:11-16)

"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku ,  sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” (Yoh 10:11-16), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
 
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Sabda hari ini kiranya baik untuk menjadi bahan permenungan atau refleksi bagi para gembala, para uskup dan pastor, maupun para pembantunya, dalam rangka menggembalakan umat Allah. Para gembala beserta para pembantunya diharapkan meneladan semangat Yesus, “Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya”. Menghayati semangat gembala kiranya dapat melaksanakan motto bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro, yaitu “ing arso asung tulodho, ing madya ambangun karso, tut wuri handayani” (=keteladanan, pemberdayaan, motivasi). Para gembala beserta para pembantunya pertama-tama dan terutama hendaknya dapat menjadi teladan dalam penghayatan iman alias dalam hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur maupun dalam semangat melayani dengan rendah hati atau menghayati rahmat atau janji baptis secara total, yaitu hanya mengabdi Tuhan saja serta menolak semua godaan setan. Maka kami berharap kepada segenap umat Allah ketika melihat para gembalanya tidak dapat menjadi teladan, tegor saya seraya menanyakan : “Apakah Romo/Pastor sudah dibaptis?”. Pemberdayaan berarti kehadiran gembala dimana pun dan kapan pun hendaknya dapat memberdayakan iman umat, membangkitkan atau menggairahkan yang lesu, menyembuhkan yang sakit, terutama mereka yang sakit hati. Cara hidup dan cara kerja para gembala hendaknya juga menjadi motivator atau penggerak umat untuk berpartisipasi dalam hidup beriman, menggereja atau bermasyarakat. 
 
·   Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Ef 3:8-11). Sebagai seorang rasul yang ulung Paulus menghayati diri sebagai ‘yang paling hina di antara segala orang kudus’. Yang dimaksudkan dengan orang kudus di sini adalah umat yang beriman kepada Yesus Kristus atau umat Allah. Kiranya hal ini juga dinyatakan dan diusahakan untuk dihayati oleh para Uskup, yaitu sebagai ‘hamba yang hina dina’. Memang para gembala diharapkan menghayati kerendahan hati dalam cara hidup dan cara bertindaknya, antara lain tidak pernah mengeluh atau menggerutu, termasuk ketika harus menghadapi masalah atau lelah dalam pelayanan. Rendah hati juga dapat diartikan sebagai “sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya” (Prof  Dr Edi Setyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Kiranya segenap umat Allah juga diharapkan hidup dan bertindak dengan rendah hati, entah itu berarti meneladan para gembala atau mendukung usaha para gembala untuk hidup dan bertindak dengan rendah hati. Kerendahan hati merupakan keutamaan dasar, kebalikan dari kesombongan, maka mereka yang masih hidup dan bertindak dengan sombong kami ajak untuk bertobat menjadi rendah hati. 
 
“ Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit. Engkau telah berkata: "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku:Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu, dan membangun takhtamu turun-temurun” (Mzm 89:2-5)
 
Jumat, 7 Desember 2012 

Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku” (Yes 26:1-6; Mat 7:21.24-27)

“ Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” (Mat 7:21.24-27), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
 
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
 
·   Ada orang jika berdoa begitu panjang dan bertele-tele serta disertai keluhan atau air mata, seolah-olah sungguh berdoa, padahal hal itu kiranya hanya pura-pura saja. Ada orang tidak berdoa lagi karena setiap kali berdoa mengajukan permohonan kepada Tuhan tak ada satu pun yang dikabulkan. Dalam hidup beriman atau beragama yang lebih harus diutamakan adalah penghayatan atau pelaksanaan, bukan omong-omong atau wacana. Dalam hal berdoa, hendaknya isi doa sungguh yang ada dalam hati, dan setelah didoakan hendaknya juga membaktikan diri sepenuhnya demi terwujudnya doa tersebut. Sebagai contoh: berdoa agar lulus dalam ujian atau belajar harus disertai dengan giat belajar, demikian juga berdoa agar sukses dalam bekerja harus disertai dengan bekerja keras, dst… Dalam hal berdoa kiranya kita dapat belajar dari Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus: singkat, padat berisi dan sesuai dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Sabda hari ini juga mengingatkan dan mengajak kita semua untuk memiliki iman yang teguh dan handal, maka baiklah di Tahun Iman ini kita sungguh-sungguh berusaha memperteguh dan memperkuat iman kita, sehingga kita tak mudah terseret ke tindakan-tindakan dosa atau amoral. Godaan dan rayuan berupa kenikmatan-kenikmatan duniawi pada masa kini sungguh marak, maka bagi orang yang tak kuat dan tak handal imannya pasti akan mudah jatuh ke dalam dosa. Kita hendaknya juga saling mendoakan agar kita semua memiliki iman yang kuat dan handal. Kami berharap kepada para orangtua maupun guru atau pendidik untuk lebih mengutamakan atau mengedepankan pembinaan iman, dan pembinaan iman di sekolah-sekolah secara inklusif dapat dilaksanakan dapat proses ‘mengajar-belajar’ jenis mata pelajaran apapun. 
 
·   Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal. Sebab Ia sudah menundukkan penduduk tempat tinggi; kota yang berbenteng telah direndahkan-Nya, direndahkan-Nya sampai ke tanah dan dicampakkan-Nya sampai ke debu. Kaki orang-orang sengsara, telapak kaki orang-orang lemah akan menginjak-injaknya.” (Yes 26:4-6). Kutipan ini kiranya merupakan dukungan dan ajakan bagi kita semua, umat beriman, untuk senantiasa mengusahakan keteguhan, ketabahan dan kehandalan iman. Hendaknya dalam segala sesuatu senantiasa percaya kepada Penyelenggaraan Ilahi atau Tuhan, “sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal”, sehingga siapapun yang mengandalkan diri pada Penyelenggaraan Ilahi dalam segala sesuatu akan memiliki iman yang tangguh dan handal, tak tergoyahkan oleh godaan-godaan atau rayuan-rayuan setan. Di dalam Anggaran Dasar yayasan atau LSM katolik dalam asas dasar dikatakan bahwa “dengan atau dalam semangat iman kristiani yayasan berasaskan Pancasila dan UUD 45 dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Semoga para penyelenggara dan pelaksana yayasan atau LSM katolik menghayati asas ini, dan mungkin secara konkret juga menghayati spiritualitas atau visi pendiri yayasan atau LSM terkait. Secara khusus kami berharap kepada para pengelola, penyelenggara dan pelaksana karya pelayanan pastoral pendidikan atau sekolah sungguh memperhatikan pendidikan iman, nilai atau budi pekerti bagi para peserta didiknya. Pendidikan nilai atau budi pekerti, sebagaimana saya katakan di atas secara inklusif dilaksanakan dalam semua pengajaran mata pelajaran, misalnya kedisiplinan dan kejujuran. Disiplin dan jujur pada masa kini sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan. Anak-anak di dalam keluarga hendaknya sedini mungkin dididik dan dibina dalam disiplin dan jujur. 
 
“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.  Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada para bangsawan” (Mzm 118:1-8-9)
 
Kamis, 6 Desember 2012
 
Romo Ignatius Sumarya, SJ 

"Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu” (Yes 25:6-10a; Mzm 23:1-4; Mat 15:29-37)

“Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh” (Mat 15:29-37), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
 
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
 
·   Belas kasih merupakan salah satu wujud keutamaan dari orang yang memiliki hati bersih dan terbuka, serta senantiasa siap sedia untuk disakiti. Hari-hari ini mungkin cukup banyak orang yang membutuh-kan belas kasihan karena menjadi korban bencana alam, entah itu banjir bandang, tanah longsor dll.., yang menuntut kemurahan hati orang yang memiliki hati seperti Yesus, yang Hati-Nya tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak yang kelaparan. Apakah sebagai orang beriman kita memiliki hati yang tergerak oleh belas kasihan? Adakah di lingkungan hidup dan kerja kita yang sungguh membutuhkan belas kasihan? Marilah kita sadari dan hayati bahwa kita semua dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya pada saat ini, hemat kami karena belas kasihan Allah yang kita terima melalui sekian banyak orang yang telah memperhatikan dan mengasihi kita, tentu saja terutama orangtua atau pribadi-pribadi yang merawat dan mendidik kita sejak kecil. Dengan kata lain jika kita jujur dan terbuka mawas diri, kiranya masing-masing dari kita pasti akan menyadari dan menghayati  bahwa dirinya kaya akan  belas kasihan, serta kemudian tergerak untuk berbelas kasih kepada siapapun yang membutuhkan di lingkungan hidup maupun kerja kita. Jika kita semua saling berbelas kasih, kiranya tak ada lagi orang-orang yang menderita kelaparan, kehausan atau berkekurangan dalam kebutuhan pokok hidup sehari-hari. 
 
·   TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya. Dan di atas gunung ini TUHAN akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada segala suku bangsa dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa-bangsa”(Yes 25:6-7). Kutipan ini merupakan kata-kata penghiburan yang penuh pengharapan. Masa adven juga diwarnai oleh keutamaan harapan, maka baiklah saya mengajak anda sekalian, segenap umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus, untuk senantiasa dapat menjadi penghiburan yang penuh harapan bagi saudara-saudarinya dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Maka baiklah kita perhatikan juga di lingkungan hidup dan kerja kita: adakah orang yang putus asa atau frustrasi, karena kegagalan dalam hal tertentu?  Dekati dan sikapi mereka dengan belas kasih seraya menghiburnya dengan kata-kata yang membangkitkan gairah dan semangat hidupnya. Ingatkan mereka bahwa dunia ini sangat luas, sarat dengan aneka kemungkinan dan kesempatan, maka gagal dalam hal tertentu masih ada banyak kemungkinan lain. Memang kita sendiri dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari hendaknya dapat menjadi penghiburan bagi orang lain, dimana pun berada atau kemana pun pergi kita mampu menggairahkan dan membangkitkan mereka yang putus asa atau frustrasi. Tentu saja kami berharap secara khusus kepada segenap anggota keluarga dalam keluarga masing-masing: hendaknya masing-masing anggota keluarga memiliki semangat menghibur dan menggairahkan yang lain, dan tentu saja secara khusus terjadi dalam relasi antar suami dan isteri, bapak dan  ibu. Biarlah pengalaman terhibur dan tergairahkan di dalam keluarga kemudian tumbuh berkembang dalam  lingkungan yang lebih luas. 
 
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Mzm 23:1-4)
 
 
Rabu,  5 Desember 2012
 
Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Tetapi engkau nyatakan kepada orang kecil” (Yes 11:1-10; Mzm 72:2.7-8; Luk 10:21-24)


“ Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.” (Luk 10:21-24), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
 
·   Penyelamat Dunia yang kita nantikan kedatangan-Nya adalah Allah yang Mahabesar dan rela menjadi manusia hina/orang kecil seperti kita kecuali dalam hal dosa. Maka selayaknya dalam rangka mempersiapkan kedatangan-Nya kita memperhatikan orang-orang kecil, miskin dan berkekurangan, agar nanti kita tidak kecewa menyambut kedatangan-Nya dalam puncak kemiskinan dan kesederhanaan. Dari pengalaman saya pribadi memperhatikan atau melayani mereka yang miskin dan berkekurangan sungguh membahagiakan, karena dengan memperhatikan dan melayani mereka saya juga dapat belajar banyak hal perihal nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan kehidupan yang tak saya temukan dalam diri orang-orang kaya (maaf bukan berarti saya melecehkan orang-orang kaya lho). Saya pernah terlibat melayani dengan sangat bagus orang kaya, namun demikin yang bersangkutan masih tetap mengritik dan menuntut seenaknya, maklum mungkin setiap hari di rumah atau di tempat kerja mereka terbiasa mengritik, memerintah dan dilayani. Sementara itu melayani orang miskin dan berkekurangan apa adanya, mereka yang dilayani mengucapkan terima kasih luar biasa. Maka benarlah apa yang didoakan oleh Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu”. Memang kutipan ini bagi kita semua antara lain berarti merupakan ajakan bagi kita semua untuk senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati, tidak sombong. Di dalam keluarga kiranya anda dapat belajar dari anak-anak kecil atau bayi anda, dimana yang bersangkutan senantiasa ceria, terbuka, tidak marah, dst.. Mereka siap sedia untuk diperlakukan apapun tanpa melawan. 
 
·   “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya” (Yes 11:6-9). Itulah gambaran Yesaya perihal kedamaian sejati yang akan dibawakan oleh Penyelamat Dunia. Suasana hidup bersama macam itu kiranya menjadi dambaan atau kerinduan kita semua, umat beriman, maka marilah kita usahakan bersama-samaa. Kita semua dipanggil untuk senantiasa hidup dalam damai, persaudaraan atau persahabatan sejati dengan semua ciptaan Allah di bumi ini, entah itu manusia, binatang maupun tanaman atau tumbuh-tumbuhan. Salah satu kunci mengusahakan dan menghayati damai, persaudaraan atau persahabatan sejati adalah ‘cintakasih’. Pengalaman menunjukkan bahwa binatang buas dapat menjadi sahabat manusia ketika ia dikasihi, demikian juga aneka tanaman dan tumbuh-tumbuhan dapat berkembang dengan baik serta menghasilkan buah karena cintakasih penanam atau perawatnya. Baiklah secara khusus saya mengajak dan mengingatkan anda sekalian, yang mungkin masih sakit hati karena dipersulit atau dikecewakan orang lain, kami ajak untuk mengampuni mereka dengan penuh kasih. Salah satu cara mempersiapkan kedatangan-Nya adalah berusaha untuk berdamai dengan siapapun yang sampai kini masih saling bermusuhan atau membenci. 
 
“Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum! Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan!Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi” (Mzm 72:2.7-8)
 


Selasa, 4 Desember 2012
 
Romo Ignatius Sumarya, SJ 

Perayaan Ekaristi: 8 - 9 Desember 2012

  


HARI MINGGU ADVEN II - Th. C



SABTU-MINGGU, 8 - 9 Desember 2012

PA. Selamat pagi/siang/sore Bapak, Ibu, Saudara/i, para kaum muda dan adik-adik, sebelum kita memulai perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven II marilah mengawalinya dengan mendoakan 'Doa Masa Adven' dari Puji Syukur no. 86

P/L. Marilah kita berdoa bersama:

P/L+U. Ya Allah, Bapa yang mahakudus kami bersyukur ke hadirat-Mu karena lewat masa penantian ini Engkau menjanjikan Juruselamat yakni Yesus Kristus Putra-Mu. Kedatangan-Nya dinubuatkan oleh para nabi dan dinantikan oleh Perawan Maria dengan cinta mesra. Dialah Adam baru yang memulihkan persahabatan kami dengan Dikau. Ia menolong yang lemah, dan menyelamatkan yang berdosa.
Ia membawa damai sejati bagi kami dan membuat semakin banyak orang mengenal Engkau, dan berani melaksanakan kehendak-Mu. Ia datang sebagai manusia biasa, untuk melaksanakan rencana-Mu dan membukakan jalan keselamatan bagi kami. Pada akhir zaman Ia akan datang lagi dengan semarak dan mulia untuk menyatakan kebahagiaan yang kami nantikan.
 Kami mohon kelimpahan rahmat-Mu, agar selama hidup di dunia ini kami selalu siap siaga dan penuh harap menantikan kedatangan-Nya yang mulia, agar pada saat Ia datang nanti, kami Kauperkenankan ikut berbahagia bersama Dia dan seluruh umat kesayangan-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

PA. Bapak, Ibu, Saudara/i, para kaum muda dan adik-adik marilah membuka hati dan pikiran kita dengan memuji dan memuliakan Allah Bapa pada kesempatan yang indah ini, dengan mempersiapkan lagu pembuka dari Puji Syukur nomor 448.

RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA (PS 448)
1. Putri Sion, nyanyilah; soraklah, Yerusalem! Mari sambut Rajamu. Raja Damai; t'rimalah! Putri Sion, nyanyilah; soraklah Yerusalem!
2. Hosiana, Putra Daud, nama-Mu terpujilah! Dirikanlah takhta-Mu mahatinggi, mulia. Hosiana, Putra Daud, nama-Mu terpujilah!
3. Hosiana, Putra Daud, Salam, Raja mulia. Raja Damai abadi, Putra Allah yang kekal. Hosiana, Putra Daud, Salam, Raja mulia!

TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
U. Dan bersama rohmu

PENGANTAR 
 
SERUAN TOBAT (PS 339)



 I. Tuhan Yesus Kristus, menjelang kedatangan-Mu, nabi Yesaya mempersiapkan umat dengan berseru, "Di padang gurun ratakanlah jalan Tuhan. Luruskanlah lorong-lorong-Nya."
K. Tuhan, kasihanilah kami / Kyrie, eleison
U. Tuhan, kasihanilah kami/ Kyrie, eleison.
I. Menjelang kedatangan-Mu, Yohanes Pembaptis berseru, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat."
K. Kristus, kasihanilah kami/ Christe, eleison
U. Kristus, kasihanilah kami/ Christe, eleison.
I. Menjelang kedatangan-Mu, Yohanes Pembaptis memperingatkan pula, "Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api."
K. Tuhan, kasihanilah kami / Kyrie, eleison
U. Tuhan, kasihanilah kami / Kyrie, eleison.
I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal
U. Amin.

(umat tetap berdiri) 

TANPA KEMULIAAN

DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I.   Allah Bapa yang kekal, Engkau telah membuktikan kasih setia-Mu kepada manusia sepanjang zaman. Datanglah di tengah-tengah kami dan sampaikanlah sabda-Mu kepada kami. Baruilah hidup kami melalui Dia, yang membuka masa depan baru bagi kami, yaitu Yesus Kristus, Sang Adil, Al Masih yang dinantikan-nantikan. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (Bar 5:1-9)

"Allah akan mempertunjukkan seri wajahmu."

L. Pembacaan dari Nubuat Barukh:

“Hai Yerusalem, hendaklah engkau menanggalkan pakaian kesedihan dan kesengsaraanmu, lalu mengenakan perhiasan kemuliaan Allah untuk selama-lamanya. Hendaklah engkau berselubungkan kampuh kebenaran Allah, dan memasang di atas kepalamu tajuk kemuliaan dari Yang Kekal. Sebab di bawah kolong langit seri wajahmu akan dipertunjukkan oleh Allah. Dari pihak Allah engkau akan diberi nama abadi: damai Sejahtera – Hasil – Kebenaran dan Kemuliaan – Hasil – Takwa. Bangkitlah, hai Yerusalem, hendaklah engkau berdiri tegak di ketinggian! Tengoklah ke timur! Lihatlah anak-anakmu sudah berkumpul atas firman dari yang Kudus; mereka berkumpul dari tempat matahari terbenam sampai ke tempat terbitnya. Bersukarialah, karena Allah telah ingat kepada mereka. Memang dahulu mereka pergi dari padamu dengan berjalan kami, digiring oleh musuh. Tetapi kini mereka dikembalikan kepadamu oleh Allah. Mereka diusung dengan hormat seolah-olah di atas tandu kerajaan. Sebab Allah memerintahkan, supaya segala gunung yang tinggi dan segenap bukit abadi diratakan, supaya sekalian jurang ditimbun menjadi tanah yang rata. Dengan demikian Israel dapat berjalan dengan aman di bawah naungan kemuliaan Allah. Hutan rimba dan segala pohon yang harum semerbak pun menaungi Israel atas perintah Allah. Sebab Israel akan dituntun dengan sukacita oleh Allah, oleh cahaya kemuliaan-Nya, dan dengan belas kasihan serta kebenaran-Nya.”

L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 830)
Reff: Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Mazmur:
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini." Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan bersorak-sorai.
     
BACAAN II  (Flp 1:4-6,8-11)

"Usahakanlah supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus."

L.  Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi:

 Saudara-saudara, setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil dari hari pertama sampai sekarang ini. Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, bahwa Allah yang telah memulai karya baik di antaramu, akan melanjutkannya sampai pada hari Kristus Yesus. Sebab Allahlah saksiku betapa dengan kasih mesra Kristus Yesus aku merindukan kamu. Dan inilah doaku: Semoga kasihmu semakin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. Dengan demikian kamu dapat memilih apa yang baik, agar kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Dan akhirnya, semoga kamu dipenuhi dengan buah kebenaran oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 952)
Refren. Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Ayat.  Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya; dan semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan.

BACAAN INJIL (Luk3:1-6)

"Penyelamatanmu sudah dekat."

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Dalam tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi walinegeri Yudea, dan Herodes menjadi raja – wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, menjadi waja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias menjadi raja – wilayah Abilene; pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Agung, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan, Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis! Maka Allah akan mengampuni  dosamu, seperti ada tertulis dalam nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan. Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.”

I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI

AKU PERCAYA

DOA UMAT

I.   Kristus Tuhan kita, adalah Penyelamat semua manusia. Kedatangan-Nya kita rindukan dengan penuh harapan, untuk menyambut-Nya di tengah-tengah kita dengan sepenuh hati. Maka kita berdoa:
U. Datanglah, ya Tuhan, dan jangan berlambat.

L. Bagi Gereja, umat Allah: Semoga Gereja selalu melayani dengan tulus hati sehingga menyinarkan kedamaian Yesus dan menerangi semua orang. Marilah berdoa kepada Tuhan:
U. Datanglah, ya Tuhan, dan jangan berlambat.

L.   Bagi para penguasa yang bertanggung jawab atas tata dunia nasional maupun internasional: Semoga mereka menempuh jalan lurus, semoga mereka mengupayakan perdamaian dan keadilan dengan saling menghargai hak-hak mereka serta tidak melupakan hak Allah. Marilah berdoa kepada Tuhan:
U. Datanglah, ya Tuhan, dan jangan berlambat.

L.  Bagi dunia dewasa ini: Semoga lembah-lembah kemiskinan, ditimbun, gunung-gunung ketidakadilan diratakan, serta jalan-jalan yang berliku-liku karena egoisme diluruskan. Marilah berdoa kepada Tuhan:
U. Datanglah, ya Tuhan, dan jangan berlambat.

L.  Bagi kita semua di sini: Ya Tuhan, semoga kami turut membangun jalan-jalan untuk saling bertemu, jalan-jalan perdamaian dan pelayanan; semoga kami menyambut satu sama lain dan dengan demikian mempersiapkan hati kami untuk menyambut Tuhan penyelamat kami. Marilah berdoa kepada Tuhan:
U. Datanglah, ya Tuhan, dan jangan berlambat.

I.   Tuhan, Penyelamat, jangan berlambat lagi dan datanglah kepada kami untuk memperbaharui dunia, untuk mengantar kami kepada-Mu dan kepada Bapa kami, sehingga kami menjadi umat-Nya sekarang dan selama-lamanya.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (PS 380) 

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I.    Allah Bapa kami, bangkitkanlah harapan akan dunia baru di dalam hati kami dan berkat roti dan anggur ini berilah kami suatu tanda kedamaian bila kami mengenangkan Yesus Kristus, Putera-Mu dan Tuhan kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI  
       
KUDUS (PS 385)  
  
    Sanctus, Sanctus, Sanctus,
    Dominus Deus Sabbaoth;
    Pleni sunt caeli et terra gloria Tua.
    Hosanna in excelsis. 
    Benedictus qui venit in nomine Domini.
    Hosanna in excelsis

DOA SYUKUR AGUNG VI


C. KOMUNI


BAPA KAMI (PS 402)


I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI

I. Tuhan Yesus bersabda: “Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, supaya kamu pantas diluputkan dari malapetaka yang akan terjadi, dan sanggup menghadap Putera Manusia.” Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya: Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu. 

ANAK DOMBA ALLAH (PS 406)
 
PERSIAPAN KOMUNI
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

KOMUNI

SAAT HENING


DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I.  Allah Bapa kami, kami mengucap syukur atas kedatangan Duta damai di tengah kami, ialah Yesus, Putera Manusia. Semoga roti dan anggur-Nya menghidupi harapan kami akan dunia baru, sehingga kami dapat bertahan dalam perjalanan hidup sebagai putera-puteri-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
I. Semoga Allah meneguhkan iman Saudara dalam mempersiapkan diri menyambut kedatangan Putra-Nya.
U. Amin.
I. Semoga Allah memenuhi hati Saudara dengan harapan yang kokoh dan kegembiraan sejati.
U. Amin.
I. Semoga Allah mendorong Saudara supaya selalu mengamalkan cinta bakti yang suci.
U. Amin.
I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: (+) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.

PENGUTUSAN

I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai.
U. Syukur kepada Allah.
I. Marilah pergi! Kita diutus.
U. Amin.

PERARAKAN KELUAR (PS 437) 



***

“Pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru” (1Kor 9:16-19.22-23; Mzm 11; Mrk 16:15-20)


“ Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya” (Mrk 16:15-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
 
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Fransiskus Xaverius, imam dan pelindung Misi, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
 
·   Fransiskus Xaverius memang orang yang sungguh menghayati jiwa missioner luar biasa. Selama kurang lebih sepuluh tahun ia melaksanakan tugas pengutusan dari Paus, melalui Serikat Yesus, berkeliling dunia, yang memang tujuan utama waktu itu adalah di wilayah-wilayah jajahan Portugal. Ia mengikuti perjalanan kapal dagang berkeliling dunia, dan di setiap tempat yang dikunjungi senantiasa memberitakan Injil atau Kabar Baik, dan kiranya telah ribuan orang bertobat menjadi pengikut Yesus Kristus karena atau berkat pewartaan Injil atau Kabar Baik yang disampaikan oleh Fransiskus Xaverius. Sebagai orang beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus, kita semua juga memiliki tugas pengutusan untuk mewartakan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan, terutama keselamatan dan kebahagiaan jiwa manusia, kemana pun kita pergi atau dimana pun kita berada. Tentu saja pertama-tama kita sendiri hendaknya baik adanya, sehingga dari pribadi kita senantiasa tersiarkan atau terkabarkan apa-apa yang baik, dan orang yang mendengarkan perihal pribadi kita juga akhirnya tergerak untuk menjadi baik. Kami percaya bahwa setiap hari kita senantiasa berpergian, entah jarak dekat atau jarak jauh, maka diperjalanan hendaknya senantiasa mewartakan apa yang baik, dan tentu saja lebih-lebih atau terutama di tempat di mana kita tinggal cukup lama hendaknya  sungguh memberitakan apa yang baik, sehingga lingkungan hidup maupun kerja kita senantiasa baik adanya. Tanda-tanda kebaikan yang ada antara lain mereka yang sakit menjadi sembuh, yang malas menjadi rajin, yang berkekurangan menjadi berkecukupan, yang bodoh menjadi pandai/cerdas, dst.. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak orangtua: hendaknya anak-anak dibina dan dididik agar tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik, bermoral dan cerdas secara spiritual, sehingga dari keluarga anda juga tersiarkan apa-apa yang baik.
·   Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil. Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.” (1Kor 9:16-19). Kutipan ini sungguh bagus untuk kita renungkan dan hayati, lebih-lebih kata-kata “Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil”. Secara konkret kata-kata ini dapat kita hayati secara umum, yaitu bahwa upah memberitakan apa yang baik adalah boleh memberitakan apa yang baik, yang tidak lain merupakan kenikmatan atau kepuasan tersendiri jika apa yang kita beritakan baik adanya serta membuat orang lain tumbuh berkembang menjadi baik. Hal macam ini kiranya menjadi pengalaman khusus para guru atau pendidik, karena para guru atau pendidik senantiasa memberitakan apa yang baik kepada para murid atau peserta didik, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik. Maka kebahagiaan sejati para guru atau pendidik adalah ketika mereka yang dididik tumbuh berkembang menjadi pribadi baik, bermoral, dan berbudi pekerti luhur, itulah upah yang sangat sulit dihargai dengan uang. Hal yang senada kami harapkan juga terjadi pada diri orangtua: kebahagiaan sejati orangtua adalah ketika anak-anaknya tumbuh berkembang menjadi pribadi baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur, bukan kaya akan harta benda serta akhirnya membantu orangtua dalam hal materi atau uang alias ‘membayar hutang kepada orangtua’.
 
Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya! “ (Mzm 11)
 
Jumat, 3 Desember 2012
 
Romo Ignatius Sumarya, SJ
 
Note: kepada yang berlindung St.Fransiskus Xaverius, kami ucapkan “Selamat berpesta”     

HOMILI: Hari Minggu Adven I (Yer. 33:14-16; Mzm. 25:4-5ab,8-9,10,14; 1Tes. 3:12-4:2; Luk. 21:2528,34-36)

“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu”
 
Masa Adven adalah masa menantikan/persiapan menyambut kedatangan Penyelamat Dunia. Persiapan hemat saya merupakan sesuatu yang penting dalam melaksanakan segala sesuatu. Persiapan yang baik merupakan tanda-tanda keberhasilan dan dengan demikian orang yang sungguh mempersiapkan dengan baik pasti akan sukses. Di dalam olahraga apa yang disebut persiapan sebelum bertanding sungguh merupakan kegiatan yang sangat penting, misalnya di Indonesia dikenal dengan nama “Pelatnas”. Jika kita mempersiapkan kegiatan atau acara-acara yang biasa atau duniawia saja begitu baik, maka hendaknya dalam rangka mempersiapkan kedatangan Penyelamat Dunia diusahakan lebih baik, karena yang akan kita sambut kedatanganNya adalah Allah, yang dengan segala kerendahan hati rela mendatangi kita dengan menjadi Manusia, seperti kita kecuali dalam hal dosa. Apa yang perlu kita lakukan selama masa Adven, antara lain adalah ‘hidup doa’ sebagaimana disabdakan oleh Yesus di bawah ini. 
 
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” (Luk 21:36)
 
Orang yang bertugas berjaga-jaga pada umumnya dalam keadaan sehat dan segar-bugar baik secara fisik, social, emosional, psikis maupun spiritual, agar dapat melaksanakan tugas pengutusannya dengan baik. Maka mungkin yang baik diusahakan pertama-tama dan kiranya dengan mudah diusahakan adalah kesehatan dan kebugaran fisik atau tubuh, karena dalam tubuh atau fisik yang sehat dan segar-bugar pada umumnya orang dengan mudah juga mengusahakan kesehatan dan kebugaran lainnya. Agar tubuh atau fisik kita sehat dan segar-bugar hendaknya makan dan minum secara teratur serta yang dikomsumsi jenis makanan dan minuman yang sehat, dan selanjutnya teratur juga dalam bekerja/belajar, istirahat serta olahraga. 
 
Selama masa Adven kiranya juga diselenggarakan pertemuan umat untuk pendalaman iman, maka ketika fisik atau tubuh kita sehat dan segar-bugar, hendaknya sungguh dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam kegiatan pendalaman iman di lingkungan-lingkungan umat. Kami percaya telah ada Panitia Khusus di tiap keuskupan atau paroki yang mempersiapkan bahan pendalaman iman, maka jangan disia-siakan apa yang telah dipersiapkan tersebut. Tentu saja selain berpartisipasi dalam kegiatan pendalaman iman secara bersama, hendaknya juga diusahakan pendalaman iman atau hidup doa secara pribadi. “Bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Luk 21:28), demikian sabdaNya yang hendaknya kita renungkan dan hayati. 
 
“Mengangkat muka”  berarti mengarahkan diri kepada Penyelenggaraan Ilahi atau kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup sehari-hari. Dengan kata lain dalam cara hidup dan cara bertindaknya orang senantiasa berorientasi kepada hal-hal spiritual atau rohani, tidak berarti lalu tidak bekerja sebagaimana mestinya, melainkan menghayati aneka tugas pekerjaan dan kewajiban sebagai sarana atau wahana bagi kita untuk semakin membuka diri pada Penyelenggaraan Ilahi, agar dengan demikian kita juga siap sedia menyambut kedatangan-Nya di hari Natal nanti. Selain secara pribadi kami harapkan di dalam keluarga masing-masing setiap hari, dan mungkin tidak mungkin semua anggota keluarga dapat hadir karena tugas dan pekerjaan, hendaknya diselenggarakan doa atau pendalaman iman bersama. Secara pribadi atau bersama kita juga dapat mendoakan orang-orang lain yang harus kita doakan atau minta kita doakan, entah itu saudara, kenalan atau siapapun. Secara khusus kepada mereka yang selama ini menerima sumbangan atau dana dari para donator yang bermurah hati, misalnya para seminaris, kami harapkan juga mendoakan mereka yang telah bermurah hati tersebut. 
 
Memasuki masa Adven selama bulan Desember ini, sebelum hari raya Natal, kita juga diajak untuk mengenangkan hari-hari tertentu, yang hemat saya sangat erat dengan pesta Natal, yaitu ‘Hari Hak Asasi Manusia’ (10 Desember), ‘Hari Kesatuan Nasional’ (13 Desember), ‘Hari Ibu’/ ‘Hari Sosial’ (22 Desember). Maka baiklah di hari-hari tersebut kita juga berpartisipasi untuk merayakannya sekaligus sebagai pendalaman persiapan menyambut kedatangan Penyelamat Dunia. Ingatlah dan sadari bahwa yang kita sambut kedatanganNya adalah Penyelamat Dunia, berarti kita juga dipanggil untuk mengajak saudara-saudari kita yang beragama atau berkeyakinan iman lain berpartisipasi dalam persiapan pesta perdamaian dunia. Selanjutnya marilah kita renungkan sapaan Paulus dibawah ini.
 
“Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya” (1Tes 3:13).
 
Sebagai orang beriman atau beragama kita semua diharapkan memiliki ‘hati tak bercacat dan kudus’ alias bersih dari noda dosa sekecil apapun. Ketika baru dilahirkan di dunia ini, keluar dari kandungan atau rahim ibu kita masing-masing, kiranya hati kita masih dalam keadaan bersih, tak bercacat sedikitpun, namun semakin tambah usia dan pengalaman pada umumnya hati kita semakin kotor, penuh dengan aneka cacat, semakin tambah usia dan pengalaman berarti juga semakin bertambah dosa-dosa dan cacat cela pada hati kita. Selama masa adven ini kiranya bagi umat Katolik khususnya ada kesempatan untuk membersihkan hati yang cacat dan kotor, yaitu dengan mengaku dosa secara pribadi, maka kami berharap kesempatan untuk mengaku dosa digunakan sebaik mungkin. 
 
Dalam kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan pendalaman iman, kiranya kita memperoleh pencerahan atau penerangan guna membantu mawas diri alias untuk lebih mengenali diri secara lebih benar  dan mendalam. Kami percaya jika kita sungguh mawas diri dengan baik dan benar, maka kita pasti akan mengakui diri sebagai pendosa yang dikasihi oleh Tuhan. Pengakuan dan penghayatan diri sebagai yang berdosa yang dikasihi oleh Tuhan hemat saya merupakan kebenaran iman sejati, maka berbahagia, bersyukur dan berterima kasih lah jika anda dapat mengakui dan menghayati diri sebagai yang berdosa yang dikasihi oleh Tuhan, karena hal itu sungguh merupakan rahmat atau anugerah Tuhan, bukan hasil kerja atau keringat kita semata-mata, melainkan terutama sebagai rahmat atau anugerah Tuhan. 
 
"Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda. Pada waktu itu dan pada masa itu Aku akan menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri. Pada waktu itu Yehuda akan dibebaskan, dan Yerusalem akan hidup dengan tenteram. Dan dengan nama inilah mereka akan dipanggil: TUHAN keadilan kita” (Yer 33:14-16). Kutipan di atas ini kiranya bagi kita merupakan ajakan bagi kita semua untuk bertobat dari dosa dan cacat cela kita, agar kita menjadi orang yang sungguh bebas merdeka, dan akhirnya juga berani berkata bahwa “Tuhan keadilan kita”. Mengakui dan menghayati Tuhan sebagai yang adil berarti menyadari dan menghayati diri sebagai orang berdosa yang dikasihi dan kemudian juga dipanggil oleh Tuhan untuk meneruskan atau mewartakan keadilan atau kasih pengampunan kepada siapapun dan dimana pun. Marilah kita semua sungguh mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan Tuhan dan secara konkret kiranya bagi kita semua juga penting untuk menggalang dan memperdalam hidup persaudaraan atau persahabatan sejati antar kita, tanpa pandang bulu, SARA. 
  
“TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati. Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya
(Mzm 25:8-10)
 
Minggu, 2 Desember 2012

Romo Ignatius Sumarya, SJ