“Siapakah sesamaku manusia?" (Gal 1:6-12; Mzm 11:7-9; Luk 10:25-37)


“Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!” (Luk 10:25-37), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Sebagai manusia kita adalah ciptaan Allah dan ketika diciptakan baik adanya, tiada cacat-cela sedikitpun, dan kita dipanggil untuk hidup saling mengasihi sebagai saudara agar kelak ketika dipanggil Tuhan atau setelah meninggal dunia menikmati hidup kekal mulia selamanya di sorga. Namun dalam perjalanan waktu kiranya kita mengalami erosi sehingga tambah usia dan pengalaman juga berarti tambah musuh atau orang-orang yang kurang atau tidak kita sukai. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk hidup saling mengasihi dengan siapapun, tanpa pandang bulu, dan terutama dengan mereka yang mungkin memusuhi kita atau menderita, kurang diperhatikan. Kita dipanggil untuk meneladan orang Samaria yang baik dan bermurah hati terhadap orang Yahudi yang kesakitan karena dirampok, padahal orang Yahudi dikenal membenci orang Samaria. Kita semua dipanggil untuk memiliki keutamaan belas kasih kepada siapapun, terutama mereka yang sakit dan menderita. Secara khusus kami mengingatkan siapapun yang berkarya dalam karya kesehatan, entah di rumah sakit atau di tempat lain untuk menjadi saksi belas kasih. Ingat kata Inggris rumah sakit atau hospital dan dapat menjadi kata sifat hospitality yang berarti kemurahan hati atau keramahan, tentu terhadap para pasien atau yang menderita sakit. Biarlah entah pasien maupun keluarga atau kerabatnya dapat menikmati keramahan, belas kasih dan kemurahan hati para dokter, perawat maupun tenaga medis dan para-medis lainnya.

· “Aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus” (Gal 1:11-12). Apa yang dilakukan oleh orang Samaria yang baik hati kiranya sungguh merupakan pewujudan kehendak Tuhan, dan kita semua sebagai umat beriman dipanggil untuk meneladannya. Maka marilah kemanapun kita pergi atau dimanapun kita berada senantiasa memberitakan apa yang dikehendaki atau diperintahkan oleh Tuhan, dan hemat kami semua perintah dan kehendakNya dapat dipadatkan dalam perintah untuk saling mengasihi sebagaimana Tuhan telah mengasihi kita. Cintakasih bebas dan dan tak terbatas, dan salah satu wujud cintakasih yang terkait dengan Warta Gembira hari adalah berbuat baik kepada orang yang sedang mengalami kesulitan hidup tanpa pandang bulu. Dalam lingkungan hidup maupun kerja kita di tengah masyarakat pada saat ini kiranya ada orang-orang yang sungguh membutuhkan pertolongan atau kebaikan/kemurahaan hati anda, maka bukalah hati, jiwa dan tenaga maupun kekayaan anda guna membantu mereka yang sedang berada di dalam kesulitan hidup, entah itu dalam hal ekonomi, agama maupun relasi pribadi dalam keluarga dan tempat kerja. Marilah kita saling berbelas kasih, sebagaimana Tuhan senantiasa berbelas kasih kepada kita orang yang lemah dan rapuh ini.

“Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran. Dikirim-Nya kebebasan kepada umat-Nya, diperintahkan-Nya supaya perjanjian-Nya itu untuk selama-lamanya; nama-Nya kudus dan dahsyat” (Mzm 11:7-9)

Senin, 8 Oktober 2012 

Romo Ignatius Sumarya, SJ

Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya? (Kej. 2:18-24; Mzm. 128:1-2,3,4-5,6; Ibr. 2:9-11; Mrk. 10:2-16)

"Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?"

Dari pasangan hidup suami-isteri, yang sering dengan mudah menceraikan pasangannya pada umumnya adalah pihak suami, karena pada umumnya juga laki-laki lebih mudah tergoda dengan jenis lain, apalagi jika pelayanan sang isteri dalam berbagai hal kurang memuaskan. Pendek kata pada umumnya penyebab perceraian suami-isteri adalah sang suami. Kasus yang sering saya dengar, misalnya: suami berselingkuh dengan perempuan lain dan pada suatu saat sang isteri tahu, maka sang isteri pun muak dan tergerak untuk bercerai dengan suaminya, juga ada alasan bercerai karena tidak mau dimadu. Itulah gejala umum yang terjadi di masyarakat, maka tidak mengherankan juga diangkat dalam Kitab Suci dalam rangka mengajarkan perkawinan atau hidup suami-isteri yang benar dan baik. Maka marilah kita renungkan dan hayati apa yang disabdakan oleh Yesus di bawah ini, khususnya anda semua yang hidup berkeluarga sebagai suami isteri.

“Pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Mrk 1:6-9)

Hidup berkeluarga sebagai suami-isteri diikat oleh cintakasih, dan cintakasih tersebut berasal dari Allah dan Allah adalah ‘Alpha dan Omega’, awal dan akhir. Dengan kata lain ikatan suami-isteri diawali oleh Allah dan diakhiri oleh Allah juga, manusia tidak boleh mengakhiri seenaknya menurut keinginan sendiri atau selera pribadi. “Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia”, demikian jawaban Yesus menanggapi pertanyaan orang-orang yang mempertanyakan perihal perceraian antara suami-isteri. Memang orang pada umumnya menceraikan pasangan hidupnya karena kedegilan hatinya, karena keras hatinya atau tertutup hatinya.

Setelah menjadi suami-isteri, laki-laki dan perempuan ‘menjadi satu daging’, karena mereka saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tenaga/tubuh, sehingga mereka sehati, sejiwa, seakal budi dan setubuh: persetubuhan atau hubungan seksual antara suami-isteri merupakan wujud saling mengasihi yang handal dan mendalam. Kesatuan mereka karena kasih tiada sesuatu pun yang ditutupi antar mereka, bahkan karena kasih mereka saling menghadirkan diri dalam keadaan telanjang bulat tidak malu, bahkan kasih mereka semakin akurat, mendalam dan handal. Kami berharap keterbukaan secara fisik untuk bukan formalitas belaka atau permainan sandiwara.

Buah persatuan antar suami-isteri antara lain adalah ‘anak’ sebagai buah kasih atau yang terkasih. Kasih sebagaimana saya katakan di atas tiada awal dan akhir. Kasih hemat saya juga merupakan ajaran semua agama, maka kami harapkan para pengkotbah atau pemuka agama senantiasa dalam kasih menyampaikan ajaran-ajaran atau kotbah-kotbahnya. Ada pepatah ‘dalamnya laut dapat diduga, dalamnya hati siapa tahu’. Kiranya hanya orang yang memiliki kasih dan senantiasa hidup saling mengasihi akan tahu dalamnya hati, hatinya sendiri maupun hati orang lain. Hanya dalam dan oleh kasih kita dapat tumbuh berkembang dengan baik, sebagaimana dikehendaki oleh Allah yang telah menciptakan kita karena kasihNya. Jenis kehidupan lain, selain manusia, yang ada di permukaan bumi ini, juga dapat hidup, tumbuh dan berkembang karena kasih.

Hidup saling mengasihi hemat saya mudah dilakukan atau dihayati, jika kita menyadari dan menghayati diri sebagai ‘yang terkasih’ atau buah kasih. Karena masing-masing dari kita adalah ‘yang terkasih’ maka bertemu dengan orang lain, siapapun, secara otomatis akan saling mengasihi. Kami berharap anak-anak di dalam keluarga dididik dan dibina sedini mungkin hidup saling mengasihi dengan teladan konkret dari orangtua. Tawuran sampai pembunuhan antar pelajar sebagaimana terjadi akhir-akhir ini, hemat saya karena mereka tidak merasa dikasihi atau kurang kasih dari orangtuanya. Tak jemu-jemunya saya mengingatkan bahwa salah satu wujud kasih yang penting dan utama adalah ‘boros waktu dan tenaga’ bagi yang terkasih, sehingga terjadi tatap muka, percakapan dan curhat bersama. Hemat saya aneka sarana tehnologi modern saat ini, seperti HP, Ipad, Internet dst.. merupakan godaan hebat atau gangguan dalam saling mengasihi dengan benar dan baik, dimana orang malas untuk bertatap muka, silaturahmi, bercurhat dengan orang lain, melainkan menyibukkan diri dengan sarana-sarana komunikasi tersebut. Semoga anak-anak diingatkan perihal bahaya dan ancaman dari sarana-sarana komunikasi modern dan canggih secara teknologi masa kini.

“Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara” (Ibr 2:9-11).

Sebagai orang beriman kita semua adalah saudara. Bukankah dalam menyapa orang lain yang belum kenal kita juga menyapanya dengan kata ‘saudara’? Yesus, Allah yang menjadi manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa, memperlakukan kita, yang beriman kepada-Nya, sebagai saudara, dan Ia memimpin kita, saudara-saudari-Nya ‘kepada kemuliaan, dengan penderitaan’. Memang untuk hidup bahagia dan damai sejahtera orang harus melalui penderitaan, kerja keras dan pengorbanan. Demikian juga hidup bersaudara atau bersahabat dengan orang lain, tanpa pandang bulu.

Laki-laki dan perempuan pada masa pacaran atau tunangan kiranya masing-masing sungguh rela berkorban dan menderita bagi kekasihnya, namun sering ketika sudah menjadi suami-isteri dapat terjadi kemerotosan dalam hal berkorban dan berjuang. Kami berharap anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin dibina dan di didik dalam hal berkorban dan berjuang demi kebahagiaan atau kesejahteraan sejati, jauhkan aneka macam pemanjaan yang akan mencelakakan dirinya maupun anda sebagai orangtuanya. Sebagai orang katolik atau kristen kami percaya bahwa anda memasang salib di kamar, entah kamar tamu atau kamar lainnya, maka pandanglah dan renungkanlah salib yang anda pasang setiap hari. Dan tentu saja kami berharap anda yang percaya kepada Yesus Kristus dengan jiwa besar dan hati rela berkorban meneladan penderitaan dan pembaktian Diri-Nya demi keselamatan umat manusia.

"Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.” (Kej 2:18-19). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua, bahwa sebagai manusia kita harus bersahabat atau bersaudara dengan siapapun, demikian juga dengan “segala binatang hutan dan segala burung di udara”. Tentu pertama-tama saya mengingatkan kita semua agar kaum laki-laki dan kaum perempuan tidak saling melccehkan atau merendahkan, melainkan saling bekerja sama. Aneka perbedaan yang ada antar laki-laki dan perempuan hendaknya dihayati sebagai daya tarik, daya pikat atau daya dorong untuk bersahabat atau bersaudara. Selanjutnya marilah kita semua membangun dan memperdalam persahabatan dengan aneka binatang di darat maupun di laut dan burung di udara.

“Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN.” (Mzm 128:1-4)

Minggu, 7 Oktober 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Barangsiapa menolak kamu ia menolak Aku” (Ayb 38:1.12-21; 39:36-38; Mzm 139:7-10; Luk 10:13-16)

 
"Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!6 Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” (Luk 10:13-16), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Tuhan hadir dan berkarya dimana-mana dan kapan saja melalui ciptaan-ciptaan-Nya, terutama dalam diri manusia yang sungguh beriman. Maka cara hidup dan cara bertindak orang yang sungguh beriman berarti menghadirkan Tuhan yang hidup dan berkarya, sehingga kata-kata dan tindakan merupakan perwujudan sabda dan kehendak Tuhan. Kami percaya kita semua beriman, memang berbeda satu sama lain dalam hal kedalaman dan pemahaman iman, namun demikian semuanya dapat menjadi nyata dalam kehendak dan tindakan baik. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk saling menerima, mendengarkan dan mengimani atau mempercayai orang lain atau saudara-saudari kita. Tentu saja pertama-tama dan terutama saya harapkan kita percaya kepada saudara-saudari kita yang setiap hari hidup atau bekerja bersama, karena jika terhadap mereka yang setiap hari hidup dan bekerja bersama kita tidak dapat saling percaya akan lebih sulit percaya kepada orang yang lebih jauh atau kepada Tuhan. Tidak dapat percaya kepada saudara-saudari dekat yang setiap hari hidup atau bekerja bersama, percaya kepada orang lain yang jauh atau Tuhan kiranya merupakan pura-pura, sandiwara atau pelarian tanggungjawab. Memang ada orang yang kelihatan khusuk berdoa, namun ternyata dalam hidup sehari-hari bermusuhan dengan mereka yang hidup bersama dengannya. Kami berharap kepada para orangtua untuk mendidik dan membina anak-anaknya dalam hal saling percaya satu sama lain antar kakak-adik, dan tentu saja perlu teladan orangtua: saling percaya antar suami-isteri. Maka marilah kita membina dan mengembangkan diri menjadi orang yang dapat dipercaya.

· “Di manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan, sehingga engkau dapat mengantarnya ke daerahnya, dan mengetahui jalan-jalan ke rumahnya? Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak” (Ayb 38:19-21). Kutipan ini kiranya cukup bagus untuk kita renungkan atau refleksikan bersama. Sebagai orang atau manusia kita telah menikmati hari-hari yang dianugerahkan oleh Tuhan, dan kiranya kita juga berpengalaman perihal jalan atau tempat terang dan gelap alias perbuatan baik dan jahat, menyelamatkan dan mencelakakan. Sebagai orang beriman kita kita lebih akan memilih jalan atau tempat terang daripada gelap, lebih akan memilih bertindak jujur dan terbuka daripada bohong dan menutup-nutupi diri. Kami percaya masing-masing dari kita telah menerima pengetahuan perihal jalan atau tempat terang melalui orangtua atau para guru dan pendamping kita, entah itu berupa kata-kata atau tindakan, nasihat/petuah/petunjuk atau teladan konkret dalam tindakan. Maka marilah ‘mikul duwur, mendhem jero’ orangtua atau pendidik dan pendamping kita dengan melaksanakan atau menghayati jalan-jalan atau cara-cara hidup dan bertindak baik yang telah kita terima. Kutipan di atas kiranya juga mengingatkan dan mengajak para orangtua, pendidik atau guru dapat menjadi teladan dalam menelusuri jalan terang atau baik, dan untuk itu marilah kita hayati motto bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro: “ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani” (= keteladanan, pemberdayaan dan motivasi). Yang paling mendesak dan up to date masa kini untuk kita hayati dan sebarluaskan adalah keteladanan atau menjadi inspirator bagi orang lain untuk menempuh atau menelusuri jalan-jalan baik dan terang, hidup jujur, disiplin, tertib dan teratur sesuai dengan aneka tata tertib atau aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Kami juga mengingatkan kita semua: ketika kepada kita ditunjukkan jalan-jalan baik dan terang, hendaknya tidak ditolak, melainkan diikuti dengan sepenuh hati.

“Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.” (Mzm 139:7-10)

Jumat, 5 Oktober 2012.


Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Gal 6:14-18; Mzm 15:1-3; Mat 11:25-30)

“ Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Mat 11:25-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Fransiskus Assisi hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Fransiskus adalah anak bangsawan yang kaya raya, namun ia pada suatu saat tergerak meninggalkan istana dan keluarganya, karena dalam mimpi ia mendengar panggilan Tuhan untuk ‘membangun GerejaNya’. Semula ia menangkap panggilan itu sebagai ajakan untuk memperbaiki dan membangun gereja secara fisik, yaitu bangunan gedung gereja, namun ternyata yang diharapkan oleh Tuhan adalah umatNya, yang pada masa itu bersikap mental materialistis atau duniawi serta kurang memperhatikan dan melayani mereka yang miskin dan kekurangan serta orang-orang kecil. Untuk menanggapi panggilan Tuhan tersebut akhirnya Fransiskus hidup miskin, meskipun sebenarnya kaya raya, meneladan Yesus yang meskipun kaya menjadi miskin. Dalam perjalanan selanjutnya Fransiskus mendirikan Tarekat yang kemudian dinamai ‘Saudara hina dina’. Dengan kata lain semangat miskin menjiwai Fransiskus Assisi serta para pengkutnya, yang pada masa kini jumlahnya sungguh banyak. Salah satu motto Gereja Katolik adalah “preferential option for/with the poor” (=keberpihakan pada dan bersama dengan yang miskin dan berkekurangan). Maka dengan ini kami mengharapkan segenap anggota Gereja atau Umat Allah untuk berjiwa miskin, yang antara lain berarti senantiasa memperhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan atau memiliki keterbukaan dan kerendahan hati dalam menanggapi aneka kemungkinan dan kesempatan. Yang kemudian inilah kiranya yang mungkin untuk kita usahakan bersama, entah bagi mereka yang kaya atau miskin akan harta benda dan uang. Hendaknya kita memiliki keterbukaan dan kesiap-sediaan untuk menerima dan melaksanakan tugas dari Allah yang dapat kita terima melalui atasan atau saudara-saudari kita.
·   Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia”(Gal 6:14). Apa yang dikatakan oleh Paulus ini juga menjiwai Fransiskus, yang kemudian kita kenal dengan ‘stigmata’ , yaitu Fransiskus menerima anugerah dari Allah berupa keikutsertaan dalam karya penyelamatanNya, yang ditandai dengan telapak tangannya yang mengeluarkan darah. Dengan kata lain Fransiskus memiliki devosi mendalam pada Yesus Yang Tersalib. Kita semua sering membuat tanda salib, dan bukankah hal itu juga berarti kita mau berdevosi kepada Yang Tersalib. Maka marilah kita sungguh membaktikan diri seutuhnya dengan rendah hati kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun. Untuk itu setiap hari anda dapat mendoakan ‘Doa Damai’ Fransiskus Assisi, sebagaimana tertulis dalam buku-buku doa, antara lain dalam Puji Syukur no 221. Ajakan untuk senantiasa menjadi pembawa damai sejati, itulah isi doanya, maka marilah kemana pun kita pergi atau dimana pun berada senantiasa menjadi pendamai, memperjuangkan perdamaian sejati, damai dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan. Kami berharap para pengikut St.Fransiskus Assisi dapat menjadi sponsor maupun promotor perdamaian sejati dimana pun dan kapan pun.  Memang untuk menjadi pembawa damai atau pendamai pada masa kini tidak akan pernah lepas dari aneka tantangan dan hambatan atau masalah, mengingat dan memperhatikan masih cukup banyak orang bersifat egois dan kurang memperhatikan dan melayani kebutuhan atau kepentingan orang lain. Namun percayalah bahwa perdamaian pasti akan mampu mengalahkan atau mengatasi permusuhan atau balas dendam.
TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya, yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya” (Mzm 15:1-3)

Kamis, 4 Oktober 2012

Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Tidak layak untuk Kerajaan Allah.” (Ayb 9:1-12.14-16; Mzm 88:12-14; Luk 9:57-62)

“Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” (Luk 9:57-62), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Hidup beriman alias membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan memang harus secara total, tidak setengah-setengah atau ragu-ragu. Namun dalam kenyataan hidup sehari-hari sering kita temukan orang yang tidak total membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, karena alasan yang tak dapat dijelaskan atau lebih terikat pada tradisi atau ikatan darah, sebagaimana digambarkan dalam Warta Gembira hari ini, dimana orang tidak jadi mengikuti Tuhan dengan alasan yang terucapkan: menguburkan bapanya yang meninggal atau layat atau pamitan kepada orangtua/keluarga. Memang tidak ada yang dapat menolak permintaan izin untuk melayat orangtua atau saudara dekatnya, demikian pula orang yang masih terikat pada orangtua atau keluarga akan sulit untuk hidup mandiri dan bertanggungjawab. “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya”, demikian sabda Yesus yang menghambat orang-orang yang ingin mengikuti-Nya. Mengikuti Tuhan atau hidup sungguh beriman harus lepas bebas, tidak memiliki kelekatan yang tidak teratur. Demikian juga orang harus maju terus, melangkah menelusuri ‘jalan lurus’ tanpa menoleh ke belakang jika mendambakan sukses dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusan. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk setia dan taat pada janji-janji yang telah kita ikrarkan, misalnya janji baptis, janji imamat, kaul atau janji perkawinan. Kepada segenap biararwan-biarawati atau anggota Lembaga Hidup Bakti kami ingatkan dan ajak untuk setia kepada semangat pendiri, hidup dan bertindak sesuatu dengan spiritualitas Lembaga Hidup Bakti sebagaimana diwariskan oleh pendiri. Marilah kita bersama-sama berusaha agar cara hidup dan cara bertindak kita sungguh dikuasai atau dirajai oleh Allah, sehingga mau tak mau harus melaksanakan kehendak dan perintah Allah dimana pun dan kapan pun.

· “Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya.Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat? Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya; yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang; yang memberi perintah kepada matahari, sehingga tidak terbit, dan mengurung bintang-bintang dengan meterai; yang seorang diri membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut” (Ayb 9:3-8). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua akan Allah Yang Mahasegalanya. Maka hidup bersama dan bersatu dengan Allah mau tak mau harus melakukan kehendak Allah. Kutipan diatas ini juga mengajak kita semua untuk melihat, mencermati dan mengimani akan peristiwa-peristiwa alam yang terjadi di lingkungan hidup kita. Tentu pertama-tama dan terutama perlu kita cermati dengan teliti dan tekun peristiwa-peristiwa alam yang terjadi dalam diri manusia sendiri, misalnya tumbuh berkembangnya janin selama kurang lebih sembilan bulan dalam rahim atau kandungan ibu/perempuan, masa subur dan tidak subur dalam diri rekan-rekan perempuan, gejala tidak enak dalam anggota-anggota atau bagian-bagian tubuh kita dst.. Bukankah sungguh merupakan karya atau penyelenggaraan Allah yang luar biasa atas peristiwa-peristiwa tersebut. Jika kita peka terhadap apa yang terjadi dalam tubuh kita sendiri, maka kita juga akan peka terhadap aneka peristiwa alam yang terjadi di lingkungan hidup kita, serta kemudian mengambil sikap dan tindakan yang baik, sesuai dengan kehendak Tuhan atas peristiwa yang terjadi. Kami ingatkan bahwa segala bentuk intervensi, entah medis atau elektronik, terhadap proses alam, akan mencelakakan manusia yang bersangkutan maupun orang-orang di sekitarnya. Sebagai contoh: obat yang canggih dan mahal memang mampu menyembuhkan penyakit terkait, tetapi sekaligus juga melemahkan organ-organ tubuh lainnya, sehingga muncul penyakit-penyakit baru. Maka marilah kita jaga kebugaran dan kesehatan tubuh kita seoptimal mungkin. Ingatlah bahwa merawat lebih murah daripada mengobati, preventif lebih murah daripada kuratif.

“Dapatkah kasih-Mu diberitakan di dalam kubur, dan kesetiaan-Mu di tempat kebinasaan? Diketahui orangkah keajaiban-keajaiban-Mu dalam kegelapan, dan keadilan-Mu di negeri segala lupa?4 Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.” (Mzm 88:12-14)

Rabu, 3 Oktober 2012 

Romo Ignatius Sumarya, SJ

Perayaan Ekaristi: Sabtu-Minggu, 13 - 14 Oktober 2012


HARI MINGGU BIASA XXVIII


SABTU-MINGGU, 13 - 14 Oktober 2012

DOA TAHUN IMAN
(dapat didoakan sebelum misa dimulai, atau sesudah DOA SESUDAH KOMUNI)

P/L. Marilah kita berdoa bersama:

P/L+U. Allah Bapa Mahapengasih,
kami bersyukur kepada-Mu
karena melalui Yesus Kristus Putra-Mu,
Engkau telah memanggil kami
ke dalam pangkuan Gereja Katolik yang kudus
dan memperkenankan kami masuk ke dalam persekutuan Allah Tritunggal.

Utuslah Roh Kudus-Mu
agar kami senantiasa mempunyai iman yang hidup.
Semoga pada Tahun Iman ini
kami semakin memperdalam iman kami
melalui pendalaman Kitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja.
Semoga dengan perayaan-perayaan suci-Mu, terutama Ekaristi,
kami semakin tinggal dalam Kristus dan berbuah
melalui perwujudan iman kami sehari-hari
di tengah aneka tantangan dan hambatan dalam Gereja dan masyarakat pada zaman ini.

Bersama Bunda Maria, Bunda kaum beriman,
dan para rasul, guru dan teladan iman kami,
kami unjukkan doa ini kepada-Mu
dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA (PS 320)
1. Awalilah kurbanmu pada Tuhan, siapkanlah hatimu. Curahkanlah hati nurani kita, persatukanlah dengan-Nya. Mohon kuat dalam percaya, besarkan pengharapanmu. Mohon karunia dan rahmat Tuhan, agar cinta Tuhan dan teman.
2. Sadarilah: Kristus bersama kita mengurbankan diri-Nya. Hayatilah kasih karunia-Nya, dalam sabda dan santapan. Agar kita diselamatkan dan hidup mengikutinya. Rayakanlah dalam pesta ini pesta keselamatan kekal. 
3. Muliakanlah Allah Bapa di surga yang mengutus Putra-Nya. Bersyukurlah atas rahmat kasih-Nya bagi umat manusia. Diangkat-Nya kita semua menjadi anak-anak-Nya. Kita diundang datang ke pesta kini dan kelak di surga-Nya.

TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
U. Dan bersama rohmu

PENGANTAR 

SERUAN TOBAT

CARA 3 (TUHAN KASIHANILAH KAMI, PS 349)

I. Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Putra Allah yang mau menjadi manusia untuk menyelamatkan kami.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami
I. Engkaulah Putra Allah yang memiliki segalanya, namun mau menjadi manusia miskin sejak dilahirkan sampai pada akhir hidup-Mu.
K. Kristus, kasihanilah kami
U. Kristus, kasihanilah kami.
I. Engkau memperingatkan kami semua, para murid-Mu, akan bahaya kekayaan bagi mereka yang mau memasuki surga.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.
I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal
U. Amin.

KEMULIAAN (PS 350)

DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah Bapa yang Maha pengasih, Engkau telah mencintai kami dengan kasih yang begitu besar. Semoga kami pun senantiasa belajar dan berusaha untuk mencintai Engkau dan sesama melebihi cinta kami terhadap harta kekayaan yang akan binasa. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (Keb 7:7-11)

"Dibandingkan dengan roh kebijaksanaan, kekayaan kuanggap bukan apa-apa."

L. Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Aku berdoa, dan aku pun diberi pengertian, aku bermohon, dan roh kebijaksanaan pun datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan daripada tongkat kerajaan dan takhta; dibandingkan dengannya, kekayaan kuanggap bukan apa-apa. Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya, dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya. Kebijaksanaan kukasihi lebih daripada kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia daripada cahaya sebab kemilaunya tak kunjung henti. Namun demikian, besertanya datang pula kepadaku segala harta milik, dan kekayaan yang tak tepermanai ada di tangannya.
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 846)
R: Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Mazmur:
1. Ajarlah kami menghitung hari-hari kami hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? Dan, sayangilah hamba-hamba-Mu!
2. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Buatlah sukacita kami seimbang dengan dukacita di masa lalu, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.
3. Biarlah hamba-hamba-Mu menyaksikan perbuatan-Mu, biarlah anak-anak mereka menyaksikan semarak-Mu. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas bumi! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!

BACAAN II (Ibr 4:12-13)

"Firman Allah sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."

L. Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani:

Saudara-saudara, Firman Allah itu hidup dan kuat, lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun! Firman itu menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum! Firman Allah sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Tidak ada suatu makhluk pun yang bersembunyi di hadapan-Nya sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban.

L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 961)
Refren. Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Ayat. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

BACAAN INJIL (Mrk 10:17-30)
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.

I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI

AKU PERCAYA

DOA UMAT
I.  Bapa yang Mahabaik dan Mahatahu, tidak ada yang tersembunyi bagi-Mu, kami mohon kepada-Mu dengan mantap: 
L. Bagi para imam dan biarawan dan biarawati: Semoga Bapa mendampingi para imam dan biarawan-biarawati agar mereka tetap setia pada apa yang telah dijanjikan. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L.  Bagi para orang tua dan para pendidik: Semoga Bapa mendampingi para orang tua dan para pendidik agar mampu menginsyafkan kaum muda, bahwa uang, kekuasaan dan kenikmatan bukanlah satu-satunya yang bernilai bagi hidup mereka. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L. Bagi kaum muda: Semoga Bapa membantu kaum muda agar jangan sampai tenggelam dalam kelimpahan materi dan belajar mati raga bagi sesama yang kekurangan. Marilah kita mohon:
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

L. Bagi kita disini: Semoga Bapa menjaga kita agar kita jangan sampai terbawa arus nafsu kemewahan masa kini. Marilah kita mohon.
U. Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

I. Allah Bapa kami, Engkau mengharapkan kami memilih yang paling baik. Bukalah mata budi kami dan berilah kami kekuatan agar hidup kami semakin sesuai dengan cita-cita yang telah dibayangkan oleh Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (PS 376)

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Ya Allah, semoga persembahan yang kami unjukkan kepada-Mu ini membuat kami semakin kaya akan harta surgawi, yaitu Yesus Kristus, Putra-Mu, yang telah mengorbankan diri di salib demi keselamatan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI dan KUDUS (PS 391)

DOA SYUKUR AGUNG

C. KOMUNI


BAPA KAMI

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI

I. Tuhan Yesus Kristus bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

ANAK DOMBA ALLAH (PS 412)

PERSIAPAN KOMUNI
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

KOMUNI

SAAT HENING

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Ya Allah, kami bersyukur atas kekayaan rohani yang telah kami terima dalam Tubuh Kristus, Putra-Mu ini. Jadikanlah kami putra-putri-Mu yang saling memperkaya satu sama lain dalam iman, harapan dan cinta kasih sehingga kami pun layak menerima anugerah keselamatan abadi yang Kaujanjikan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT

PENGUTUSAN (PS 697)

“Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” (Kel 23:20-23a; Mzm 91:1-4; Mat 18:1-5.10)

“Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 18:1-5.10), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta Para Malaikat Pelindung hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Malam minggu pada umumnya merupakan kesempatan bagi remaja atau muda-mudi untuk berkumpul bersama atau berpacaran, saling bertermu dengan pacar masing-masing. Ada kisah, sebut saja namanya Tono dan Tini (nama samaran): malam minggu itu Tono mengunjungi Tini pacarnya yang cantik di rumahnya, dan orangtua Tini pun mengizinkannya. Tono dan Tini begitu mesra bercanda, dan tiba-tiba hujan deras dan hujan pun sangat lama sampai tengah malam belum reda. Orangtua Tini maupun adik-adiknya sudah tidur pulas, sedangkan Tono dan Tini masih bercengkerama. Suatu saat, dalam berduaan, Tono membisiki Tini, untuk membuktikan cintakasih mereka dengan hubungan seksual. Mendengar bisikan tersebut Tini tidak melawan, tetapi minta untuk mencek apakah orangtua, adik-adiknya maupu , tetangga, peronda dan penjaga malam sudah tertidur pulas, karena kalau belum tidur nanti ketahuan serta kemudian sungguh memalukan dan menjadi masalah. Dengan ceria Tono mencek satu-persatu sesuai permintaan Tini, dan hasilnya menggembirakan: semuanya telah tertidur pulas. Tono melaporkan semuanya itu kepada Tini dan membisikkannya untuk bermesraan dalam hubungan seksual. Namun Tini berkata: “Mas, Tuhan tidak pernah tidur dan melihat apa yang kita lakukan”. Mendengar kata-kata Tini, Tono pun sadar akan kecerobohannya. Tuhan tidak pernah tidur dan senantiasa melihat dan mendampingi hidup dan kerja kita, yaitu melalui malaikat-malaikanya, yang disebut malaikat pelindung yang kita kenangkan hari ini. Masing-masing dari kita memiliki malaikat pelindung, maka hendaknya meskipun sendirian senantiasa melakukan apa yang baik, mulia dan berbudi pekerti luhur, tidak melakukan dosa atau perbuatan-perbuatan amoral melawan kehendak Tuhan.

· "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia.” (Kel 23:20-21). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua akan fungsi malaikat pelindung yang mendampingi perjalanan hidup kita sehari-hari dimana pun dan kapan pun. Malaikat pelindung antara lain berjalan di depan kita sebagai penunjuk jalan yang harus kita lalui, sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan, maka marilah dengan setia dan taat kita ikuti petunjuknya. Petunjuk malaikat pelindung itu antara lain menggejala dalam kehendak baik saudara-saudari kita, maka marilah kita dengarkan, resapkan dan kemudian kita lakukan kehendak baik saudara-saudari kita. Kami percaya bahwa kita semua memiliki kehendak baik, maka marilah kita sampaikan kehendak baik kita kepada saudara-saudari kita serta kita dengarkan dengan rendah hati kehendak baik saudara-saudari kita. Kita sinerjikan kehendak baik kita sehingga kita sama-sama melakukan apa yang baik dan dengan demikian kehidupan bersama senantiasa baik adanya. Malaikat sering digambarkan sebagai anak kecil telanjang yang bersayap, suatu cara untuk menghayati kesucian dan ketulusan malaikat, yang memang benarlah bahwa malaikat satu tingkat lebih tinggi dari manusia. Kita ikuti kesucian dan ketulusan malaikat pelindung, dengan kata lain marilah kita bersama-sama berusaha hidup suci dan tulus, tidak pernah melakukan kejahatan sekecil apapun, melainkan kita senantiasa saling berbuat baik satu sama lain. Kita juga dapat bercermin pada anak-anak kecil, yang polos, tulus dan ceria, menarik dan mempesona.

“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” (Mzm 91:1-4)

Selasa, 2 Oktober 2012

Romo Ignatius Sumarya, SJ

Perayaan Ekaristi: Sabtu-Minggu, 6 - 7 Oktober 2012


HARI MINGGU BIASA XXVI

PERAYAAN EKARISTI MENYAMBUT TAHUN IMAN 2012-2013

SABTU-MINGGU, 6 - 7 Oktober 2012

"BERGEMBIRA DALAM BERIMAN, BERGAIRAH DALAM PEWARTAAN"

DOA TAHUN IMAN
(dapat didoakan sebelum misa dimulai, atau sesudah DOA SESUDAH KOMUNI)

P/L. Marilah kita berdoa bersama:

P/L+U. Allah Bapa Mahapengasih,
kami bersyukur kepada-Mu
karena melalui Yesus Kristus Putra-Mu,
Engkau telah memanggil kami
ke dalam pangkuan Gereja Katolik yang kudus
dan memperkenankan kami masuk ke dalam persekutuan Allah Tritunggal.

Utuslah Roh Kudus-Mu
agar kami senantiasa mempunyai iman yang hidup.
Semoga pada Tahun Iman ini
kami semakin memperdalam iman kami
melalui pendalaman Kitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja.
Semoga dengan perayaan-perayaan suci-Mu, terutama Ekaristi,
kami semakin tinggal dalam Kristus dan berbuah
melalui perwujudan iman kami sehari-hari
di tengah aneka tantangan dan hambatan dalam Gereja dan masyarakat pada zaman ini.

Bersama Bunda Maria, Bunda kaum beriman,
dan para rasul, guru dan teladan iman kami,
kami unjukkan doa ini kepada-Mu
dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA (PS 653)

TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
U. Dan bersama rohmu

PENGANTAR

I. Saudara-saudari terkasih, patut kita syukuri bersama, bahwa Tuhan kita Yesus Kristus telah diimani oleh ratusan juta orang di dunia ini sejak para rasul. Tuhan Yesus Kristus diimani sebagai jalan, kebenaran dan kehidupan yang berkenan dan menuju Allah, sumber keselamatan. Iman akan Yesus Kristus itu setiap kali dibarui dalam Syahadat para rasul, dirayakan dalam Ekaristi, diwujudkan dalam tindakan dan akhirnya dibangun terus-menerus melalui doa.
Untuk mensyukuri anugerah iman ini, Bapa Paus Benediktus XVI mencanagkan suatu Tahun Iman. Tahun Iman akan dimulai pada tanggal 11 Oktober 2012, bertepatan dengan ulang tahun ke lima puluh pembukaan Konsili Vatikan II. Tanggal 11 Oktober 2012 juga merupakan ulang tahun ke dua puluh publikasi Katekismus Gereja Katolik, sebuah naskah yang sudah dipromulgasikan oleh Beato Yohanes Paulus II. Tahun Iman ini akan ditutup pada Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam, pada tanggal 24 November 2013. Bapa Suci memberikan Surat Apostolik “Forta Fidei – Pintu Kepada Iman” untuk menandai Tahun Iman ini. Dalam surat itu beliau mengajak segenap umat kristiani untuk terus-menerus dan dengan penuh kesetiaan mengajar iman. Iman inilah yang membuat kita mampu memahami karya-karya ajaib Tuhan bagi kita. Maka, marilah kita tanggai ajakan untuk bergembira dalam beriman dan bergairah dalam pewartaan, seraya memohon rahmat kesetiaan sehingga kita semakin berani mewartakan pengenalan kita akan Yesus Kristus.

SERUAN TOBAT

CARA 4 (TPE HAL 23/PS 585-596)

I. Saudara-saudari, marilah kita menyatakan tobat kita pada awal perayaan ekaristi dengan mengenangkan peristiwa pembaptisan dengan menerima percikan air suci.

I. Allah yang mahakuasa dan kekal, Engkau menghendaki agar jiwa pun dibersihkan dan dianugerahi hidup ilahi berkat curahan air, sumber kehidupan dan sarana penyucian. Kami mohon, (+) kuduskanlah air ini, yang kami gunakan untuk meneguhkan penghayatan iman kami.

I. Segarkanlah sumber kurnia-Mu dalam diri kami supaya kami dapat menghadap Engkau dengan hati yang suci murni dan menjadi layak memperoleh keselamatan-Mu. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U. Amin.

K. Percikilah aku, ya Tuhan dengan hisop, maka aku pasti bersih; cucilah aku, tentu aku lebih putih daripada salju.
S. Kasihanilah aku, ya Allah,
U. Menurut belas kasih-Mu yang besar
S. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal
U. Amin.

KEMULIAAN (PS 352)

DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah yang bertahta di surga, kami bersyukur karena Engkau telah menaburkan benih iman dalam hati kami. Terutama, Engkau telah menganugerahkan Kristus, Sang Firman, yang mengangkat kami dari kekelaman dosa. Kami mohon, utuslah Roh Kudus-Mu supaya hati dan budi kami senantiasa terarah kepada Firman-Mu dalam Tahun Iman yang kami awali pada hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (Kej 2:18-24)

"Keduanya akan menjadi satu daging."

L. Pembacaan dari Kitab Kejadian:

TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 846)
R: Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Mazmur:
1. Berbahagialah setiap orang yang bertakwa pada Tuhan,
Yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
Berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Istrimu akan menjadi seperti pohon anggur subur,
di dalam rumah-Mu;
anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun
di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan
orang laki-laki yang takwa hidupnya.
Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion;
Boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
4. Boleh melihat keturunan anak-anakmu!
Damai sejahtera atas Israel!

BACAAN II (Ibr 2:9-11)

"Kenakanlah manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah."

L. Pembacaan dari Surat kepada orang Ibrani:

Saudara-saudara, untuk waktu yang singkat Yesus telah direndahkan di bawah malaikat-malaikat, tetapi oleh derita kematian-Nya Ia telah dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Dan berkat kasih karunia Allah, Yesus mengalami maut bagi semua orang. Memang sesuai dengan keadaan Allah, Allah menjadikan segala sesuatu bagi diri-Nya, dan mengantar banyak orang kepada kemuliaan. Maka sudah sepatutnya Ia pun menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan dengan penderitaan. Sebab Dia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan semua berasal dari Yang Satu. Itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara.

L. Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 960)
Refren. Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Ayat. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

BACAAN INJIL (Mrk 10:2-16)
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus 
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?" Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah." Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI

AKU PERCAYA

DOA UMAT
I. Kita telah dipersatukan oleh Kristus dalam iman, harapan dan kasih. Marilah kita mohon supaya iman kita semakin diteguhkan dan pengharapan serta kasih kita semakin dikobarkan. Kita berseru kepada-Nya:
U. Tambahkanlah iman kami, ya Tuhan.

L. Kami berdoa untuk Gereja-Mu yang kudus: Semoga Gereja-Mu tidak hanyut oleh perubahan zaman sehingga kehilangan arah. Dampingilah para pemimpin Gereja supaya mampu membawa kami, umat-Mu, semakin memahami dan menghayati iman kepada-Mu. Marilah berseru kepada-Nya:
U. Tambahkanlah iman kami, ya Tuhan.

L. Kami berdoa bagi para aktivis Gereja: Dampingilah dan kuatkanlah mereka. Semoga para aktivis Gereja-Mu dipenuhi oleh kasih Kristus, Putra-Mu, sehingga mereka semakin terdorong untuk berani berevangelisasi seturut cara dan perannya masing-masing. Marilah berseru kepada-Nya:
U. Tambahkanlah iman kami, ya Tuhan.

L. Kami berdoa bagi umat-Mu yang sedang mengalami krisis iman: Bangkitkanlah dalam diri mereka keberanian untuk menemukan Engkau dalam kehidupan mereka. Bukalah hati dan budi umat-Mu yang sedang mengalami krisis sehingga mereka mampu mendengar kembali dan berani menjawab undangan-Mu untuk tetap setia kepada sabda-Nya dan menjadi murid-Mu yang sejati. Marilah berseru kepada-Nya:
U. Tambahkanlah iman kami, ya Tuhan.

L. Kami berdoa untuk kami semua yang sedang berhimpun ini. Bangkitkan dalam diri kami kesetiaan untuk mengakui iman dengan penuh kepercayaan dan harapan. Semoga Tahun Iman yang akan kami jalani ini mendorong kami untuk semakin tekun merayakan iman dalam liturgi, secara khusus dalam perayaan Ekaristi, mewujudkannya dalam hidup sehari-hari dan membawanya dalam doa harian. Marilah berseru kepada-Nya:
U. Tambahkanlah iman kami, ya Tuhan.

I. Ya Allah, ya Bapa, sejak dahulu Gereja senantiasa menghayati imannya dengan hati-hati dan bijaksana. Berilah kami iman yang tegas sehingga kami semakin berani membangun dunia baru seturut kehendak-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (PS 378)

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Ya Allah, terimalah persembahan roti dan anggur yang kami unjukkan kepada-Mu sebagai ungkapan syukur atas rahmat iman yang telah Engkau taburkan dalam diri kami. Semoga karenanya kami semakin setia memperbarui iman kami kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI DSA VII.3 dan KUDUS (PS 392)

DOA SYUKUR AGUNG VII.4

C. KOMUNI


BAPA KAMI

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI

I. Tuhan Yesus Kristus bersabda kepada para rasul, "Damai Kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu." Jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

ANAK DOMBA ALLAH (PS 413)

PERSIAPAN KOMUNI
Ajakan menyambut Komuni
I. Inilah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuan-Nya
U. Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.

KOMUNI

SAAT HENING

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Ya Allah, kami bersyukur atas santapan surgawi yang telah kami sambut. Kami mohon, semoga rahmat surgawi ini semkain menguatkan kami untuk memancarkan sabda kebenaran yang Engkau wariskan kepada kami. Bangkitkanlah dalam diri kami keberanian untuk mengejar iman dan sekaligus mengakuinya dengan penuh kepercayaan dan harapan sambil menantikan keselamatan-Mu yang abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT

PENGUTUSAN (PS 695)