Perayaan Ekaristi: 11-12 Agustus 2012

HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA
SABTU-MINGGU, 11-12 AGUSTUS 2012



RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA (PS 637)

TANDA SALIB DAN SALAM

PENGANTAR

SERUAN TOBAT dan TUHAN KASIHANILAH KAMI (PS 353)

I. Tuhan Yesus Kristus, Sabda kekal Bapa, Engkau telah memilih Bunda Maria menjadi Bunda-Mu yang tak bernoda. Bebaskanlah kami dari noda dosa.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.

I. Tuhan Yesus Kristus, Penyelamat kami, pada saat penderitaan dan wafat-Mu Bunda Maria berdiri di kaki salib. Semoga berkat doa restunya kami dengan gembira ikut serta dalam penderitaan-Mu.
K. Kristus, kasihanilah kami
U. Kristus, kasihanilah kami.

I. Tuhan Yesus Kristus, Pengantara kami, Engkau telah mengangkat Bunda Maria ke surga dengan jiwa dan raganya, serta memahkotai dia sebagai ratu surgawi. Semoga kami hidup selaku putera dan puteri bunda sejati.
K. Tuhan, kasihanilah kami
U. Tuhan, kasihanilah kami.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

MADAH KEMULIAAN (PS 354)

DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengangkat Bunda Putra-Mu, Santa Perawan Maria yang tidak bernoda, dengan jiwa dan raganya ke dalam kemuliaan surga. Kami mohon dengan rendah hati, semoga hati dan budi kami selalu terarah kepada-Mu, agar kami pun pantas menikmati kemuliaan, yang telah Kauberikan kepadanya. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (Why 11:19a; 12:1-6a.10ab)

"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."

L. Pembacaan dari Kitab Wahyu:
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 861)
Refren: Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Mazmur:
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

BACAAN II (1Kor 15:20-26)

"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."

L. Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.

Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 953)
Refren. Alleluya, Alleluya
Ayat. Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

BACAAN INJIL (Luk 1:39-56)

"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."

I. Tuhan sertamu
U. Dan sertamu juga
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus.Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.

I: Demikianlah Injil Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI

AKU PERCAYA

DOA UMAT
I. Yesus menaruh kepercayaan kepada kita. Kita diberi tugas mengerjakan dunia lebih lanjut, dan hidup menurut Roh-Nya. Marilah kita mohon doa restu Bunda Maria, mohon bantuan dan semangat dalam karya ini.

L. Bagi Sri Paus, para Uskup dan para imam: Semoga Bapa mendampingi Sri Paus, para Uskup dan para imam agar mereka menerima segala cobaan dan kesulitan dengan iman, bahwa Tuhan menunjuk yang kecil dan memperkaya yang papa. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi para pemimpin masyarakat: Semoga Bapa membimbing para masyarakat kita agar mereka mampu meresapi semangat pelayanan dan kerendahan hati dalam melaksanakan tugas mereka. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi para ibu: Semoga Bapa membimbing para ibu agar mereka meneladani Bunda Maria, dan jangan merasa cemas menyaksikan keberhasilan ataupun kegagalan putera-puteri mereka. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi kita di sekitar altar ini: Semoga Bapa menerangi kita agar kita semakin percaya bahwa kebencian telah dikalahkan oleh cinta kasih, dan bahwa maut bukanlah akhir dari segala-galanya, sebagaimana Bunda Maria selalu bersyukur dan memuji pada-Nya karena karya penyelamatan. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

I. Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, kami bersyukur kepada-Mu atas pengangkatan Bunda Maria, Bunda Putra-Mu, dan Bunda kami umat manusia ke surga. Kebahagiaan yang telah dicapainya merupakan janji dan jaminan bagi kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.


LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (PS 382)

PENGUNJUKAN PERSEMBAHAN
I. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
U. Terpujilah Allah selama-lamanya.

I. Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
U. Terpujilah Allah selama-lamanya.

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Allah Bapa, kerinduan hati kami, terimalah kiranya roti dan anggur, tanda bakti yang kami persembahkan di altar. Semoga berkat doa permohonan Santa Perawan Maria, yang hari ini Kauangkat ke surga dengan jiwa dan raganya, hati kami Kaukobarkan dengan api cinta kasih sejati, sehingga senantiasa merindukan Dikau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
I. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
U. Sudah kami arahkan.
I. Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita.
U. Sudah layak dan sepantasnya.
I. Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa, kami mewartakan kemuliaan-Mu yang terpantul pada wajah para kudus-Mu. Terutama pada peringatan Santa Perawan Maria ini kami mengagungkan kemurahan-Mu dengan menggemakan lagu pujian. Sebab seluruh bumi dan segala zaman menyaksikan karya agung belas kasih-Mu ketika Engkau memilih Santa Perawan Maria, hamba-Mu yang bersahaja; lewat dia Engkau menganugerahkan kepada kami penyelamat umat manusia, yakni Yesus Kristus, Putra-Mu dan Tuhan kami. Dengan pengantaraan Kristus itu pula, laskar malaikat bersembah sujud memuji Dikau. Maka perkenankanlah kami menggabungkan suara bersama mereka dan dengan suka hati bernyanyi:

KUDUS


U. Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa.
Surga dan bumi, surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Terpujilah Engkau di surga.
Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan.
Terpujilah Engkau di surga.

DOA SYUKUR AGUNG


C. KOMUNI


BAPA KAMI

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI
I. Bunda Maria telah diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya, dan bertemu dengan Putra-Nya serta menikmati damai abadi. Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu

ANAK DOMBA ALLAH (PS 414)

PERSIAPAN KOMUNI

KOMUNI

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Allah Bapa, kehidupan dan kebangkitan kami, kami telah Kauperkenankan ikut serta dalam perjamuan suci guna menghormati Santa Perawan Maria yang diangkat ke surga. Semoga berkat pertolongan Bunda Putra-Mu kami Kauantar kepada kebangkitan yang mulia. Demi Kristus, Pengantara kami.
U. Amin.

PENGUMUMAN

RITUS PENUTUP

BERKAT

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Semoga karena doa Santa Perawan Maria, Allah berkenan menebus umat manusia dan melimpahi Saudara dengan berkat-Nya.
U. Amin.
I. Semoga Saudara senantiasa merasakan perlindungan Santa Perawan Maria yang melahirkan bagi kita Sang Pencipta kehidupan.
U. Amin.
I. Semoga perayaan suci ini memberikan kepada Saudara kegembiraan batin dan pahala surgawi.
U. Amin.
I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa: Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.



PENGUTUSAN

D/I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai
U. Syukur kepada Allah.
D/I. Marilah pergi! Kita diutus.
U. Amin.

PERARAKAN KELUAR
(PS 638)

“Yesus memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.” (Yer 26:11-16.24; Mzm 69:15-16.30-31.33-34; Mat 14:1-12)

Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.” (Mat 9:35-10:1), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Yohanes Maria Vianney, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Terpanggil untuk menjadi imam berarti harus berpartisipasi dalam karya penyelamatan Yesus, antara lain “mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan”. St.Yohanes Maria Vianney, yang terkenal dengan pembaktian dirinya untuk menerimakan Sakramen Pengakuan di kamar pengakuan sampai berjam-jam setiap hari, kiranya lebih menghayati perutusan untuk ‘melenyapkan segala penyakit dan kelemahan’. Ia juga menjadi pelindung bagi para imam, dengan harapan para imam dapat meneladan cara hidup dan cara bertindaknya dalam menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusan. Maka pertama-tama kami mengajak dan mengingatkan rekan-rekan imam untuk meneladan St.Yohanes Maria Vianney dalam pelayanan pastoralnya dalam karya macam apapun. Secara konkret memang para imam hendaknya senantiasa siap sedia kapan saja untuk menerimakan Sakramen Pengampunan bagi mereka yang memintanya, dan dalam cara hidup serta cara bertindaknya senantiasa mengampuni mereka yang bersalah, entah bersalah terhadap imam sendiri maupun orang lain. Kasih pengampunan hemat saya merupakan anugerah Tuhan yang telah kita terima secara melimpah ruah, maka selayaknya kita meneruskannya kepada orang lain dimana pun dan kapan pun. Yang terpanggil untuk hidup saling mengampuni kiranya tidak hanya para imam saja, melainkan kita semua umat beriman atau beragama. Marilah kita dimanapun dan kapanpun senantiasa hidup dan bertindak saling mengampuni satu sama lain, saling berusaha menyembuhkan aneka penyakit dan kelemahan.

· Jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu." (Yeh 3:19-21). Apa yang difirmankan oleh Tuhan melalui nabi Yeheskiel ini kiranya baik menjadi bahan permenungan atau refleksi kita semua, umat beriman atau beragama. Kita semua dipanggil untuk segera mengingatkan dan menegor orang-orang berdosa atau yang melakukan kesalahan untuk bertobat atau memperbaharui diri. Jika kita tahu ada orang berdosa atau bersalah dan kita tidak mengingatkan atau membiarkan saja, maka kita bersalah, dan dari pihak kita dituntut tanggungjawab oleh Tuhan. Sebaliknya kami juga berharap kepada kita semua: ketika kita bersalah dan diingatkan atau ditegor oleh saudara-saudari kita hendaknya tidak melawan atau mempertahankan diri, melainkan dengan rendah hati ditanggapi dengan kata-kata singkat “terima kasih”. Sadari dan hayati bahwa semua sapaan, sentuhan, tegoran atau peringatan sekeras apapun dan menyakitkan hati kita, hemat saya hal itu merupakan wujud kasih mereka terhadap kita, maka hendaknya disikapi dengan ‘terima kasih’. Orang tak mungkin menegor, mengingatkan dan memarahi kita jika mereka tak mengasihi kita. Kita semua juga diingatkan agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk berbuat jahat atau berdosa dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun.

Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau. Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.Aku telah dianggap termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang tidak berkekuatan” (Mzm 88:2-5)



Sabtu, 4 Agustus 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ

"Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat itu?” (Yer 26:1-9; Mzm 69:5.8-10.14 Mat 13:54-58)

Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ” (Mat 13:54-58), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Heran dan kagum sering kita alami ketika melihat atau mengalami sesuatu yang baru dan luar biasa. Namun pada umumnya orang akan lebih mengagumi pembaharuan dan kehebatan orang lain yang jauh daripada mereka yang dekat. Maklum terhadap mereka yang dekat, hidup dan bekerja bersama sehari-hari pada umumnya orang begitu mengenal kelemahannya, melebihi kekuatan atau kehebatannya. Maka ketika ada sesuatu yang baru dan luar biasa yang terjadi atau dilakukan oleh saudara-saudarinya yang dekat pada umumnya orang heran dan curiga, sebagaimana dihayati oleh orang-orang Nazaret terhadap Yesus. Menanggapi keheranan dan kecurigaan orang-orang Nazaret Yesus berkata bahwa “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya”. Kami harapkan kita semua saling menghargai dan menjujung tinggi kekuatan, anugerah, bakat, keterampilan saudara-saudari kita yang setiap hari hidup atau bekerjasama dengan kita, yang kemudian menghasilkan aneka pembaharuan maupun hikmat atau mujizat. Tentu saja pertama-tama kami berharap hal ini terjadi di antara suami-isteri maupun kakak-adik di dalam keluarga. Dalam kenyataan dapat kita lihat dan saksikan bahwa tokoh-tokoh hidup beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang penuh hikmat pada umumnya berasal dari keluarga-keluarga miskin dan sederhana, karena mereka terbiasa dalam hidup sehari-hari harus menderita menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan, yamg mereka hayati sebagai wahana membina dan mendidik dirinya.

· Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu, -- tetapi kamu tidak mau mendengarkan -- maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.” (Yer 26:4-6). Melalui nabi Yeremia kita semua diingatkan untuk senantiasa mendengarkan firman Tuhan dan kehendak-Nya, yang antara lain diusahakan oleh orang-orang beriman menjadi aneka aturan dan tata tertib hidup dan bekerja bersama. Dengan kata lain jika kita mendambakan desa, daerah atau kota tempat kita hidup dan bekerja dalam keadaan baik serta enak dan nikmati untuk ditinggali maupun bekerja, marilah kita taati dan laksanakan aneka tata tertib atau aturan yang berlaku. Sekali lagi kami angkat dan tekankan bahwa keunggulan hidup beriman atau beragama adalah dalam pelaksanaan atau penghayatan, bukan dalam wacana atau omongan. Marilah kita rawat dengan baik rumah/tempat tinggal maupun tempat kita masing-masing, dimana setiap hari kita memboroskan waktu dan tenaga kita. Jaga dan usahakan kebersihan serta keindahan lingkungan hidup, rawat baik-baik aneka sarana-prasarana hidup atau kerja. Untuk itu hendaknya entah hidup atau kerja dihayati sebagai ibadah kepada Tuhan, sehingga lingkungan hidup, tempat kerja maupun tempat hidup bagaikan tempat ibadah, dan rekan hidup dan kerja bagaikan rekan beribadah, sedangkan merawat aneka sarana-prasarana bagaikan merawat sarana-prasarana ibadah. Bukankah sikap kita ketika sedang beribadah maupun sikap kita terhadap rekan ibadat dan sarana-prasarana ibadat penuh kasih dan syukur. Maka hendaknya dalam hidup dan kerja sehari-hari kita saling berterima kasih dan bersyukur. Jika kita saling berterima kasih dan bersyukur, maka kami percaya bahwa hidup bersama sungguh enak dan nikmat , dan dengan demikian lingkungan hidup, desa, daerah atau kota kita baik adanya, aman tenteram, tiada kejahatan sedikitpun. Semoga motto atau semboyan kota-kota di Indonesia ini, yang tertulis di jalanan, tidak hanya sekedar tertulis, tetapi menjadi kenyataan.

“Orang-orang yang membenci aku tanpa alasan lebih banyak dari pada rambut di kepalaku; terlalu besar jumlah orang-orang yang hendak membinasakan aku, yang memusuhi aku tanpa sebab; aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas. Sebab oleh karena Engkaulah aku menanggung cela, noda meliputi mukaku. Aku telah menjadi orang luar bagi saudara-saudaraku, orang asing bagi anak-anak ibuku; sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.” (Mzm 69:5.8-10)


Jumat, 3 Agustus 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya” (Yer 18:1-6; Mzm 146:2-6; Mat 13:47-53)

Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah.” (Mat 10:24-27), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Petrus Faber, imam Yesuit, sahabat St.Iignatius Loyola, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Pertama-tama saya minta maaf kalau hari ini saya mengambil bacaan dan tema pesta St.Petrus Faber, imam Yesuit, karena saya juga imam Yesuit. Petrus Faber adalah seorang anak gembala domba, dan baru setelah usia 10 th ia belajar membaca dan menulis. Dalam tugas belajarnya ia akhirnya belajar di Universitas Sorbone-Paris, yang terkenal waktu itu sampai sekarang, dan di universitas ini ia berkenalan dengan Ignatius Loyola serta kemudian berguru kepada Ignatius Loyola perihal Latihan Rohani atau olah kebatinan Kristiani. Dan selanjutnya ia menjadi sahabat Ignatius Loyola, gurunya, sampai mati. Petrus Faber meneladan gurunya, Ignatius Loyola, memberitakan Kabar Baik “dari atas rumah”, yang berarti mengatasi melintasi batas daerah maupun suku dan bangsa alias siap sedia diutus untuk mewartakan Kabar Baik ke seluruh dunia. Semangat merasul para pengikut St.Ignatius Loyola memang siap sedia untuk memasuki daerah-daerah ‘frontier’ , di perbatasan aneka masalah, tantangan, suku dan bangsa, di antara ketegangan-ketegangan kehidupan atau remang-reman kehidupan untuk menanggapi sabda Yesus:”Apa yang Kutakataan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang”. Yang disabdakan oleh Yesus dalam gelap berarti dalam permenungan, meditasi atau kontemplasi, dimana dalam doa-doa ini orang menerima pencerahan dan pewahyuan baru, yang selanjutnya diteruskan kepada saudara-saudarinya dimana pun dan kapan pun. Kami berharap kepada segenap umat beriman untuk tidak takut dan tidak gentar meneruskan atau mewartakan apa yang baik, benar dan suci yang diterima atau ditemukan dalam doa atau pembelajaran dan pembacaan kepada siapapun dan dimanapun dalam hidup, pekerjaan dan pelayanan sehari-hari.

· Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.” (1Kor 2:1-3), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Korintus, kepada kita semua umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus. “Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan”, inilah yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan. Beriman kepada Yesus Kristus tanpa mengimani Dia sebagai Yang Tersalib demi keselamatan jiwa seluruh dunia, umat manusia, kiranya tidak berarti apa-apa. Mengimani Yang Tersalib berarti senantiasa siap sedia dengan jiwa besar dan hati rela berkorban untuk menghayati iman, setia pada panggilan dan tugas pengutusan, meskipun untuk itu harus menderita dalam menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. “Jer basuki mowo beyo” = Untuk hidup mulia, bahagia dan damai sejahtera orang harus siap sedia untuk menderita dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa. Penderitaan dan pengorbanan yang mendatangkan kebahagiaan dan kedamaian, secara manusia kiranya telah dihayati oleh rekan-rekan perempuan yang telah bersuami, yaitu dengan menderita sakit karena mengorbankan keperawanannya dalam relasi kasih dengan suaminya (penderitaan yang sama kiranya juga dihayati ketika sedang melahirkan anaknya). Maka benarlah bahwa dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya rekan-rekan perempuan lebih siap sedia dan rela untuk berkorban demi kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain. Marilah kita saling berkorban guna mengusahakan hidup bahagia dan damai sejahtera bersama. Kami berharap agar anak-anak sedini mungkin di dalam keluarga dididik dan dibiasakan dalam hal berkorban demi kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain, dengan kata lain jauhkan semangat atau sikap mental memanjakan anak-anak, yang pada giliranya akan mencelakakan mereka.

"Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah nenek moyang kami, yang patut dihormati dan ditinggikan selama-lamanya. terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus, yang patut dihormat dan ditinggikan selama-lamanya. Pujilah Tuhan, hai segala malaikat Tuhan, nyanyikanlah dan tinggikanlah Dia selama-lamanya” (Dan 3:52.58)




Kamis, 2 Agustus 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ