Donor Darah bulan Januari 2012

Donor darah di Paroki St. Antonius Purbayan akan diadakan pada hari Minggu, 8 Januari 2012 jam 08.00 – 12.00 WIB bertempat di SD Kanisius Keprabon 2. Saudara dan saudari diundang berpartisipasi.

HOMILI: Hari Raya Penampakan Tuhan (Yes 60:1-6, Mzm 72:1-2,7-8,10-11,12-13, Ef 3:2-3a,5-6, Mat 2:1-12)

“Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."

Para nelayan pada umumnya bekerja di malam hari dalam rangka mencari atau menangkap ikan di laut. Mereka juga terampil dalam hal melihat bintang di langit sebagai petunjuk arah, dengan kata lain bintang yang bertebaran di langit pada malam hari bagi mereka sungguh merupakan ‘jalan hidup’ menuju ke keselamatan dan kebahagiaan. Bintang-bintang di langit di malam hari bagi para nelayan juga merupakan kehidupan, dan mungkin bagi kebanyakan orang hanya sekedar keindahan di malam hari. Pada hari ini dalam warta gembira dikisahkan orang-orang majus dari Timur yang melihat bintang sebagai tanda kedatangan Penyelamat Dunia, dan bintang tersebut menjadi petunjuk arah ke mana ia harus mencari tempat dimana Penyelamat Dunia dilahirkan dan berada. Maka dari jauh dengan petunjuk bintang mereka berjalan menuju Yerusalem, dimana bintang yang dilihatnya menunjukkannya. Penampakan Tuhan bagi mereka ditandai dengan simbol bintang, dan memang Sang Penyelamat Dunia kiranya juga boleh dikatakan sebagai Bintang Sejati yang menerangi dan memberi petunjuk jalan bagi semua orang untuk mengarah ke keselamatan atau kebahagiaan sejati. Maka marilah kita yang beriman kepadaNya mawas diri: apakah kita juga dapat menjadi bintang-bintang bagi saudara-saudari kita dalam hidup dan kerja kita setiap hari kapan pun dan dimana pun.

“Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Mat 2:2)

Pertama-tama marilah kita lihat kehadiran dan karya Tuhan dalam diri saudara-saudari kita, yang nampak atau menggejala dalam aneka perbuatan baik, yang bermoral dan berbudi pekerti luhur. Apa yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur dalam diri saudara-saudari kita merupakan bintang-bintang yang menunjukkan jalan bagi kita semua untuk menuju ke kebahagiaan atau keselamatan sejati, yaitu kebahagiaan dan keselamatan jiwa manusia. Kami percaya dalam diri saudara-saudari kita dapat kita jumpai lebih banyak apa yang baik daripada tidak baik, yang bermoral daripada yang tidak bermoral, yang berbudi pekerti luhur daripada yang tidak berbudi pekerti luhur. Kita tiru dan hayati dalam diri kita apa yang kita temukan atau jumpai dalam diri saudara-saudari kita agar kita pun juga semakin dapat menjadi bintang-bintang bagi orang lain.

Menjadi bintang pada umumnya menjadi sorotan atau perhatian banyak orang, misalnya bintang penyanyi, bintang pelajar/mahasiswa, dst.. Maka kami berharap anda tidak menjadi malu ketika menjadi perhatian dan sorotan dari banyak orang serta juga tidak menjadi sombong, melainkan hendaknya bersyukur dan berterima kasih serta kemudian menghayati syukur dan terima kasih tersebut dengan berbuat baik kepada mereka yang memperhatikan dan menyoroti. Jika perbuatan baik tak mungkin dilakukan dengan tindakan-tindakan phisik, baiklah dilakukan secara spiritual, yaitu dengan mendoakan mereka. Dengan kata lain menjadi bintang berarti juga menjadi pendoa sejati, yaitu orang yang senantiasa hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan kapan pun dan dimana pun.

Kami berharap kepada anda semua tidak meniru sikap raja Herodes, yang pura-pura juga ingin melihat dan berbakti kepada Sang Penyelamat Dunia, namun sebenarnya dalam hatinya iri dan merasa disaingi karena konon ada raja baru yang muncul dan lebih berwibawa. "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia.” (Mat 3:8), demikian kata-kata raja Herodes kepada para majus yang datang menghadapnya. Irihati dan kebohongan Herodes dikemas dalam kata-kata yang indah, dan memang begitulah sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehar-hari dalam diri orang yang irihati dan bohong. Para penjahat pada umumnya menggunakan kata-kata mesra dan indah untuk mengelabui sasarannya. Maka dengan ini kami juga berharap kepada anda untuk peka, hati-hati dan cermat terhadap kata-kata mesra dan indah, jangan-jangan hal itu merupakan jebakan atau rayuan bagi kita untuk menjadi korban kejahatan dan mungkin juga bagi para gadis menjadi korban perkosaan.

Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus,yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus(Ef 3:2-3a.5-6)

Menjadi orang beriman atau beragama pertama-tama bukan karena ikatan darah atau suku, melainkan karena Roh yang dianugerahkan kepada kita. Dengan kata lain yang unggul dalam hidup beriman atau beragama adalah mereka yang hidup dijiwai oleh Roh Kudus, sehingga cara hidup dan cara bertindaknya menghasilkan buah-buah Roh Kudus seperti “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23). Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus kita juga memiliki tugas merasul, maka marilah kita hayati dan sebarluaskan buah-buah Roh Kudus di atas dalam hidup dan kerja kita sehari-hari kapan pun dan dimana pun.

Kita juga diingatkan “bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus”. Warta Injil diperuntukkan bagi seluruh manusia atau bangsa di dunia tanpa pandang bulu atau SARA. Peringatan di atas ini mengajak dan mengingatkan kita semua bahwa bukan ikatan darah atau suku, yang diutamakan dalam keanggotaan Umat Allah, melainkan ikatan dalam Roh Kudus, artinya budi pekerti luhur atau kecerdasan spiritual yang menjadi ikatan. Sekali lagi kami ingatkan bahwa Yesus Kristus adalah Penyelamat dunia, Ia datang untuk menyelamatkan seluruh dunia. Atas dasar iman inilah para Gembala Gereja Katolik di dalam Konsili Vatikan II berani menyatakan atau mengajarkan bahwa “mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendakNya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan” (Vatikan II: LG no 16).

Para majus yang menerima penampakan bukan orang Yahudi. Secara konkret yang menjadi anggota Gereja Katolik pada masa kini mayoritas juga bukan orang Yahudi dan tergerak untuk menjadi anggota Gereja Katolik karena kesaksian iman mereka yang telah menjadi anggota Gereja Katolik, yang telah menampakkan rahmat Allah melalui cara hidup dan cara bertindaknya setiap hari. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian, entah keyakinan atau agamanya apapun, untuk lebih mengutamakan penghayatan iman bukan pengungkapan iman, dengan kata lain lebih mengutamakan cara hidup dan cara bertindak yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur daripada ajaran, wacana atau omongan. Marilah kita hayati tugas merasul dengan dan melalui cara hidup dan cara bertindak, bukan dengan omongan atau provokasi.

Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum! Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi! Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin

(Mzm 72:1-2.7-8.10-13)


Minggu, 8 Januari 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ

Perayaan Natal WKRI Banjarsari

Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Ranting Banjarsari menggelar Perayaan Hari Natal. Perayaan tersebut dihadiri 125 tamu undangan yang diisi renungan oleh Romo J Triwidianto, Pr.

Menurut Humas WKRI Banjarsari, Ikka Sri Litnaniyah, tema perayaan Natal dititikberatkan pada kepedulian sesama yang membutuhkan. Maka dari itu, pihaknya juga melibatkan kaum difabel pada perayaan Natal. Sehingga, mereka juga bisa merayakan Hari Natal dengan kebersamaan. "Kami ingin berbagi pada sesama saat merayakan Hari Natal," ucapnya seperti rilis yang diterima Solopos, Jumat (6/1).

“Mereka kehabisan anggur” (1Yoh 5:14-21; Mzm 149:1-4; Yoh 2:1-11)


“Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.” (Yoh 2:1-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Ibu atau perempuan pada umumnya lebih peka akan kebutuhan-kebutuhan hidup sehari-hari daripada bapak atau laki-laki. Itulah yang terjadi di pesta perkawinan di Kana dimana Bunda Maria dan Yesus hadir, Bunda Maria melihat sesuatu yang kurang dalam pesta tersebut dan jika tidak segera dibereskan akan memalukan tuan rumah yang mengundang sekian banyak tamu. Bunda Maria percaya bahwa Yesus dapat melakukan sesuatu demi keselamatan pesta perkawinan tersebut. Maka pertama-tama saya mengajak dan mengingatkan rekan-rekan ibu atau perempuan untuk memperdalam dan mengembang-kan kepekaan terhadap kebutuhan-kebutuhan kecil dan penting dalam hidup bersama, entah di dalam keluarga, masyarakat maupun tempat kerja. Memang masalah makanan dan minuman pada umumnya menjadi urusan atau tugas pelayanan bagi para ibu atau perempuan untuk dilaksanakan sebaik mungkin, entah di dalam keluarga maupun masyarakat dan tempat kerja atau aneka macam pesta bersama. Ketika makanan dan minuman yang disajikan baik pada umumnya mereka yang mengkomsumsi sungguh gembira dan bahagia, meskipun tidak tergerak untuk memuji siapa yang mempersiapkan atau mengurusnya. Sebaliknya ketika makanan atau minuman yang disajikan tidak berkenan di hati atau selera pribadi, pada umumnya orang lalu mencari-cari siapa yang mengurusnya alias melecehkannya. Melalui makanan atau minuman memang orang dapat membahagiakan atau merusak, yang merusak misalnya sebagaimana dilakukan oleh para penipu kepada para penumpang kendaraan umum, yang sering terjadi di sekitar Idul Fitri. Semoga melalui makanan dan minuman kita dapat saling membahagiakan dan menyelamatkan.

· Dalam warta gembira hari ini dikisahkan adanya mukjizat ‘air menjadi anggur’. Kita semua sebagai umat beriman juga dipanggil untuk mengubah ‘air menjadi anggur’, artinya membuat apa yang tidak enak menjadi enak, yang enak menjadi lebih enak. Memang dalam kenyataan belum tentu apa yang dihadapkan atau disajikan atau yang kita lihat dan nikmati sebenarnya tidak enak atau tidak sesuai dengan selera pribadi. Dekati dan sikapi apa yang tidak enak dalam dan oleh kasih, dengan demikian akan menjadi enak adanya. “Dan inilah keberanian percahya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.” (1Yoh 5:14-15). Apa yang dikatakan oleh Yohanes dalam suratnya di atas ini kiranya dapat menjadi pegangan atau pedoman dalam rangka mengubah ‘air menjadi anggur’, yang tidak enak menjadi enak. Kita hendaknya percaya kepadaNya, dengan kata lain sungguh beriman. Jika kita sungguh beriman maka hadapi dan segala sesuatu dalam dan oleh iman. Sekali lagi kembali soal makanan; makanlah dalam iman, maka apa yang kita makan enak dan menyelamatkan, tentu saja makanan tersebut sehat. Makanan sehat belum tentu enak atau sesuai dengan selera pribadi kita, apalagi makanan suku-suku atau bangsa-bangsa tertentu yang asing bagi kita. Makan dalam dan dengan iman berarti saya makan yang tidak enak dan biasa hdimakan orang setempat tersebut pasti tidak mati. Enak dan tidak enak hitungannya hanya detik: mau melewati yang tidak enak dan sehat pasti akan selamat dan bahagia.

“Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.” (Mzm 149:1-4)

Sabtu, 7 Januari 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi” (1Yoh 5:5-13; Mzm 147:13-15; Mrk 1:7-11)

“Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya.Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." (Mrk 1:7-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Yesus, Sang Penyelamat dunia, memang Yang terkasihi oleh Allah. Kita semua yang beriman kepadaNya kiranya juga diharapkan sebagai yang dikasihi oleh Allah, maka marilah kita mawas diri apakah kita menghayati diri sebagai yang dikasihi oleh Allah. Kasih Allah kepada kita telah dicurahkan secara melimpah ruah melalui orang-orang yang memperhatikan dan mengasihi kita sejak kita dilahirkan di dunia ini melalui aneka cara dan bentuk, dan tentu saja pertama-tama dan terutama melalui orangtua kita masing-masing khususnya ibu kita yang telah mengandung dan melahirkan kita. Maka sekali lagi saya angkat lagu “Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia”. Maka marilah kita berusaha dengan rendah hati untuk senantiasa menjadi yang berkenan kepada Allah dan sesama kita kapan pun dan dimana pun. Kita akan berkenan kepadaNya maupun sesama kita jika kita menghayati sabdaNya dan sabdaNya yang utama adalah agar kita saling mengasihi satu sama lain. Maka kepada mereka yang masih membenci atau memusuhi sesamanya kami ajak untuk bertobat atau memperbaharui diri. Apakah saya mengasihi siapapun yang setiap hari hidup dan bekerja bersama kita? Jika kita mampu mengasihi mereka yang dekat dengan kita setiap hari, maka untuk mengasihi mereka yang jauh atau asing akan mudah, sebaliknya jika kita tak mampu mengasihi mereka yang dekat dengan kita, maka mengasihi yang jauh atau asing berarti melarikan diri dari tanggungjawab.

· “Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” (1Yoh 5:5-7). Air, darah dan roh adalah unsur utama kehidupan. Roh atau jiwa membuat kita memiliki kreatifitas, cita-cita dan dambaan, darah membuat kita sehat wal’afiat , sedangkan air membuat kita segar. Air juga menjadi penyalur tenaga listrik dalam tubuh kita, sebagaimana fungsi air antara lain mengalirkan sesuatu, demikianlah dalam tubuh kita mengalirkan tenaga ke seluruh tubuh. Ketiganya adalah satu berarti jika ketiga baik dan berfungsi prima dalam diri kita, maka kita dimanapun dan kapanpun akan mampu memberi kesaksian kabar baik alias kapan pun dan dimana pun senantiasa mewartakan atau menyebarluaskan apa yang baik. Mungkin yang perlu kita usahakan adalah kesehatan darah dan kecukupan air dalam tubuh kita. Untuk menjaga dan mengusahakan kesehatan darah hendaknya berpedoman ‘empat sehat lima sempurna’ dalam mengkonsumsi makanan, dan juga sejauh mungkin menyingkiri makanan-makanan dan minuman-minuman instant atau kemasan. Pengalaman menunjukkan bahwa generasi muda masa kini yang terbiasa mengkomsumsi jenis makanan dan minuman instant memiliki daya tahan tubuh lemah serta mudah terserang penyakit. Komsumsilah makanan dan minuman yang alamiah, yang belum diintervensi aneka macam obat atau pengawet. Hendaknya juga minum air putih yang memadai atau secukupnya setiap hari; air putih biasa bukan yang steril sama sekali. Makanan dan minuman alamiah memang mengandung bakteri pembusuk, yang kita butuhkan untuk membusukkan sisa makanan dan minuman dalam tubuh kita. Mereka yang mengkomsumsi makanan dan minuman steril pada umumnya dengan mudah akan sakit diare, dan untuk itu sering orang lalu mengkonsumsi suplemen-suplemen. Suplemen-suplemen berupa tablet dst.. pada dasarnya juga kurang sehat. Ketika kondisi darah kita baik dan kita kecukupan air maka dengan mudah kita digerakkan oleh roh (semangat, cita-cita, dambaan) dan dengan demikian kita akan hidup dinamis, bergairah dan tidak pernah mudah lelah, serta memiliki daya tahan tubuh prima.

“ Megahkanlah TUHAN, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anakmu di antaramu. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.” (Mzm 147:13-15)

Jumat, 6 Januari 2012

Romo Ignatius Sumarya, SJ

"Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (1Yoh 3:11-21; Mzm 100; Yoh 1:43-51)

“Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." (Yoh 1:43-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Banyak orang sulit percaya dan mudah curiga ketika mendengar ceritera dari temannya akan suatu kejadian atau peristiwa dan belum melihat atau menyaksikan sendiri apa yang terjadi. Orang yang demikian ini memang sulit percaya kepada sesamanya serta dapat menimbulkan masalah bagi sesamanya. Maka marilah kita mawas diri perihal kepercayaan kita kepada saudara-saudari kita atau bagaimana kita saling percaya satu sama lain. Bukankah kita memiliki pengalaman konkret, yaitu mudah percaya kepada saudara-saudari kita ketika kita diberi makanan atau minuman, tanpa curiga sedikitpun langsung kita santap dengan mantap? Hendaknya pengalaman percaya macam itu juga dikembangkan di dalam bidang kehidupan yang lain, yaitu ceritera atau omongan saudara-saudari kita. Tentu saja kita juga harus berusaha untuk menjadi orang yang dapat dipercaya, dengan kata lain tidak pernah berbohong atau menipu sedikitpun, apa yang kita ceriterakan sungguh merupakan kenyataan atau apa yang saya saksikan dengan mata sendiri. Dengan kata lain hendaknya kita senantiasa berusaha hidup dan bertindak jujur. “Jujur adalah sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata-kata benar apa adanya dan berani mengakui kesalahan, serta rela berkorban untuk kebenaran” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 17). Natanael kiranya juga termasuk orang yang jujur atau polos terhadap diri sendiri, dimana ia terus terang apa adanya bahwa ia belum percaya jika belum melihat sendiri. Maka Natanael kiranya juga dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk dengan jujur mengakui kelemahan dan keterbatasan kita, tidak menutupi sedikitpun.

· “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah, sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu” (1Yoh 3:18-20). Kasih memang terutama dan pertama-tama harus diwujudkan dalam perbuatan atau tindakan. Perbuatan atau tindakan akan lebih mengesan daripada wacana atau omongan, misalnya ciuman, sentuhan, pelukan, dst…dan tentu saja sebagai suami-isteri kasih yang sungguh mengesan pada umumnya adalah ketika hubungan seksual, perbuatan atau tindakan konkret dimana masing-masing juga saling telanjang alias menghadirkan diri apa adanya dan tiada yang ditutupi sedikitpun. Perbuatan atau tindakan kasih yang baik pada umumnya juga dengan sepenuh hati, jiwa dan akal budi serta tenaga, dengan kata lain tidak hanya sekedar kekuatan atau tenaga yang diketengahkan, tetapi juga hati, jiwa dan akal budi. Maka orang yang sakit hati, sakit jiwa atau sakit akal budi pada umumnya perbuatan atau tindakan kasih kurang mengesan atau bahkan menyakitkan, dengan kata lain bukan kasih yang disampaikan melainkan perwujudan nafsu pribadi. Kasih itu bersifat bebas, tak ada paksaan, maka ketika ada paksaan kasih kurang sempurna dan kurang mengesan. Kasih terhadap mereka yang lapar dan haus berarti memberi makanan dan minuman, kasih kepada yang miskin dan berkekurangan dalam hal harta benda atau uang berarti memberi harta benda atau uang dst.. Saya ingatkan juga kepada para ibu muda: anak/bayi menangis belum tentu lapar atau haus, dan mungkin hanya minta dicium, dipeluk dst..

“Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.” (Mzm 100)

Kamis, 5 Januari 2012

Romo Ignatius Sumarya, SJ

Perayaan Ekaristi: Sabtu-Minggu, 21- 22 Januari 2012

HARI MINGGU BIASA III
SABTU-MINGGU, 21-22 Januari 2012


RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA

TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus bersamamu
U. Dan bersama rohmu

PENGANTAR

SERUAN TOBAT (Cara 1 atau 2, 3)

I. Saudara-saudari, marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.

I. Selama kusembunyikan dosaku, batinku tertekan, dan aku mengeluh sepanjang hari.
U. Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.

I. Aku mengakui dosaku di hadapan-Mu, Tuhan dan kesalahanku tidak kusembunyikan
U. Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.

I. Nasib orang berdosa sengsara belaka, tetapi orang yang percaya kepada Tuhan, dilimpahi kasih setia
U. Berbahagialah orang bila dosanya diampuni.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

TUHAN KASIHANILAH KAMI

MADAH KEMULIAAN

DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah Bapa kami, dengan perantaraan Yesus Putera-Mu, Engkau telah memanggil semua orang agar bertobat dan percaya kepada Injil. Kami mohon, jauhkanlah kami dari dosa-dosa, berilah kami keberanian untuk menanggapi panggilan-Mu dan menempuh jalan yang ditujukan oleh Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan kami. Amin.
U. Amin.

LITURGI SABDA


BACAAN I (Yun 3:1-5.10)

"Orang Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat."

L. Pembacaan dari Nubuat Yunus:
Untuk kedua kalinya Tuhan berfirman kepada Yunus, "Bangunlah, dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, "Empat puluh hari lagi Niniwe akan ditunggangbalikkan." Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik orang dewasa maupun anak-anak mengenakan kain kabung. Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 845)
Refren: Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Mazmur:
1. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku.
2. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
3. Tuhan itu baik dan benar, sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.

BACAAN II (1Kor 7:29-31)

"Dunia seperti yang kita kenal sekarang ini akan berlalu."

L. Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus:
Saudara-saudara, waktunya singkat! Sebab itu dalam waktu yang masih sisa ini mereka yang beristeri hendaknya berlaku seolah-olah tidak beristeri; orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli. Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang ini akan berlalu.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 962)
Refren. Alleluya, Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Percayalah kepada Injil!

BACAAN INJIL (Mrk 1 : 14- 20)

"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Sesudah Yohanes Pembaptis ditangkap, datanglah Yesus ke Galilea, memberitakan Injil Allah. Yesus memberitakan, "Waktunya telah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!" Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka itu penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Mereka pun segera meninggalkan jalanya, dan mengikuti Yesus. Setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka, dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di atas perahu bersama orang-orang upahannya. Lalu mereka mengikuti Yesus.
I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI

AKU PERCAYA

DOA UMAT

I. Marilah kita berdoa kepada Bapa yang selalu mendengarkan umat kesayangan-Nya:

L. Bagi umat yang menjauhkan diri dari Tuhan: Ya Bapa, tariklah kiranya mereka yang menjauhkan diri daripada-Mu dengan rahmat-Mu agar mereka bertobat dan menempuh jalan baru. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi kaum remaja: Ya Bapa, serukanlah panggilan-Mu kepada kaum remaja kami agar mereka memiliki cita-cita luhur dan bersedia mengikuti panggilan-Mu untuk membangun Gereja dan bangsa. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi persatuan umat Kristen: Ya Bapa, pulihkanlah kesatuan umat kristen di seluruh dunia dan berkatilah Gereja-Mu agar terus-menerus berada dan bekerja untuk mempertahankan, memperkuat, dan menyempurnakan kesatuan yang Kristus kehendaki. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi kita bersama: Ya Bapa, ingatkanlah kami agar dalam segala usaha untuk mencapai kesejahteraan kami tetap sadar bahwa kami mempersiapkan dunia baru dan bahwa hidup kami di dunia harus berkembang sepenuhnya. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

I. Bapa yang Mahakuasa, dengarkanlah permohonan umat-Mu. Semoga kami mengalami belas kasih-mu berkat perantaraan Kristus, Putra-Mu dan Tuhan kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Allah Bapa kami, sumber segala pengharapan, semoga roti dan anggur persembahan kami ini menjadikan kami pembawa damai sejahtera bagi sesama serta pembangkit harapan akan masa depan, dalam mengikuti Yesus, Putra-Mu dan penyelamat kami. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


DIALOG PEMBUKA & PREFASI

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan
U. Sudah kami arahkan
I. Marilah bersyukur kepada Tuhan, Allah kita
U. Sudah layak dan sepantasnya
I. Sungguh layak dan sepantasnya kami bersyukur kepada-Mu dan melambungkan madah kemuliaan serta pujian bagi-Mu, ya Tuhan, Bapa yang penuh kebaikan.
Sebab, berkat Sabda Injil Putra-Mu, Engkau telah menghimpun satu Gereja dari segala suku, bahasa, dan bangsa.
Dengan perantaraan Gereja, yang telah dihidupkan oleh kekuatan Roh, Engkau terus-menerus menghimpun semua orang menjadi satu.
Tak henti-hentinya Gereja-Mu membangkitkan harpan yang membahagiakan akan datangnya Kerajaan-Mu dengan menyatakan perjanjian cinta kasih-Mu. Ia tampak cemerlang sebagai tanda kesetiaan yang Engkau janjikan untuk selamanya dalam Kristus Yesus, Tuhan kami.
Dari sebab itu, bersama semua orang kudus dan bersama seluruh Gereja, kami di bumi bersukacita memuliakan Dikau dengan sehati dan sesuara bernyanyi:

KUDUS

Doa Syukur Agung III

I. Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa. Segala ciptaan patut memuji Engkau. Sebab, dengan pengantaraan Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus, dan dengan daya kekuatan Roh Kudus, Engkau menghidupkan dan menguduskan segala sesuatu. Tak henti-hentinya Engkau menghimpun umat-Mu sehingga dari terbitnya matahari sampai terbenamnya di seluruh bumi dipersembahkan kurban yang murni untuk memuliakan nama-Mu.

Maka kami mohon, ya Bapa, sudilah menguduskan persembahan ini dengan Roh-Mu agar bagi kami menjadi Tubuh dan (+) Darah Putra-Mu terkasih, Tuhan kami, Yesus Kristus, yang menghendaki kami merayakan misteri ini.

Sebab pada malam Ia dikhianati, Yesus mengambil roti. Ia mengucap syukur dan memuji Dikau, memecah-mecahkan roti itu, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya seraya berkata:

TERIMALAH DAN MAKANLAH: INILAH TUBUHKU YANG DISERAHKAN BAGIMU.
(Ketika Imam memperlihatkan Hosti Suci dengan mengangkatnya, Umat memandangnya. Ketika Imam meletakkan Hosti Suci dan berlutut, Umat menundukkan kepala dengan hormat dan khidmat).
Demikian pula, sesudah perjamuan, Yesus mengambil piala. Sekali lagi Ia mengucap syukur dan memuji Dikau lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya seraya berkata:

TERIMALAH DAN MINUMLAH: INILAH PIALA DARAHKU, DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL, YANG DITUMPAHKAN BAGIMU DAN BAGI SEMUA ORANG DEMI PENGAMPUNAN DOSA. LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU

(Ketika Imam memperlihatkan Piala dengan mengangkatnya, Umat memandangnya. Ketika Imam meletakkan Piala dan berlutut, Umat menundukkan kepala dengan hormat dan khidmat).

AKLAMASI ANAMNESIS

I. Marilah mewartakan harapan iman kita
U. Kristus telah wafat, Kristus telah bangkit, Kristus akan kembali.

I. Bapa, kami mengenangkan sengsara Putra-Mu yang menyelamatkan, kebangkitan-Nya yang mengagumkan, dan kenaikan-Nya ke surga. Sambil mengharapkan kedatangan-Nya kembali dengan penuh syukur kami mempersembahkan kepada-Mu kurban yang hidup dan kudus ini. Kami mohon, pandanglah persembahan Gereja-Mu ini dan indahkanlah kurban yang telah mendamaikan kami dengan Dikau.

I. Kuatkanlah kami dengan Tubuh dan Darah-Nya, penuhilah kami dengan Roh Kudus-Nya, agar kami sehati dan sejiwa dalam Kristus. Semoga kami disempurnakan oleh-Nya menjadi suatu persembahan abadi bagi-Mu agar kami pantas mewarisi kebahagiaan surgawi bersama dengan pilihan-Mu, terutama bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah, para rasul-Mu yang kudus dan para martir-Mu yang jaya, dan bersama (Santo/a... serta) semua orang kudus yang selalu mendampingi dan menolong kami.

I. Ya Bapa, semoga berkat kurban yang mendamaikan ini, damai sejahtera dan keselamatan semakin dirasakan di seluruh dunia.

I. Kuatkanlah iman dan cinta kasih Gereja-Mu yang kini masih berziarah di bumi ini bersama hamba-Mu, Paus kami ...., Uskup kami...., serta semua uskup, para imam, diakon, serta semua pelayan umat, dan seluruh umat kesayangan-mu.

I. Dengarkanlah doa-doa umat-Mu yang Engkau perkenankan berhimpun di sini. Demi kerahiman dan kasih setia-Mu, ya Bapa, persatukanlah semua anak-Mu di manapun mereka berada.

I. Terimalah dengan rela ke dalam kerajaan-Mu: saudara-saudari kami dan semua orang yang berkenan pada-Mu, yang telah beralih dari dunia ini.

I. Kami berharap agar bersama mereka kami pun menikmati kemuliaan-Mu selama-lamanya dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Sebab melalui Dialah Engkau melimpahkan segala yang baik kepada dunia.

I. Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.
U. Amin.

C. KOMUNI


BAPA KAMI (PS 404)

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI

I. Kristus menghendaki kita bertobat dan percaya kepada Injil. Maka kita berdoa kepada-Nya: Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.


ANAK DOMBA ALLAH


PERSIAPAN KOMUNI

KOMUNI

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Allah Bapa kami di surga, dengarkanlah kami bila kami mohon datangnya kerajaan-Mu. Kuduskanlah nama-Mu, bila kami saling memaafkan kesalahan. Dan semoga Roh-Mu memperteguh kami dalam usaha kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT

PENGUTUSAN

LAGU PENUTUP


***


“Apa yang kamu cari?” (1Yoh 3:7-10; Mzm 98:7-9; Yoh 1:35-42)

“Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).” (Yoh 1:35-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sbb.:

· Pertanyaan “Apa yang kamu cari?” juga ditanyakan kepada kita semua umat beriman, maka marilah kita mawas diri: apakah yang kita cari dalam hidup dan bertindak kita setiap hari dengan susah payah, kerja keras dan membanting tulang? Jika kita jujur mawas diri kiranya banyak dari kita akan menjawab “cari uang atau harta benda” demi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup masa kini. Kiranya tidak salah bahwa kita cari uang dan harta benda, karena selama hidup di dunia ini kita membutuhkannya. Namun baiklah saya mengajak anda sekalian untuk berusaha agar dalam mencari uang dan harta benda juga semakin suci atau membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan. Dengan kata lain jika semakin memiliki banyak uang dan harta benda hendaknya semakin suci, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesamanya kapan pun dan dimana pun. Ketika melihat uang atau harta benda hendaknya juga melihat Tuhan yang telah menganugerahkannya, demikian juga ketika memiliki uang atau harta benda berarti semakin melihat dan mengimani Tuhan. Ingatlah dan sadari bahwa uang atau harta benda pada dasarnya bersifat sosial, semakin memiliki uang atau harta benda berarti semakin sosial, semakin memiliki sahabat dan teman, bukan semakin pelit dan dibenci oleh banyak orang. Sebagai bentuk atau wujud bahwa kita sungguh mencari Tuhan dalam aneka kesibukan dan pelayanan kita setiap hari, hendaknya diawali dengan doa. Secara khusus kepada siapapun yang beriman kepada Yesus Kristus, hendaknya membuat tanda salib sebelum melakukan segala sesuatu sehingga dalam Tuhan kita melakukan segala sesuatu serta tidak hanya mengikuti keinginan atau selera pribadi.

· “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.” (1Yoh 3:9-10). Sebagai orang beriman kiranya kita semua harus mengakui dan mengimani bahwa masing-masing dari kita ‘lahir dari Allah’ kerjasama dengan orangtua atau bapak-ibu kita yang saling mengasihi. Benih ilahi ada di dalam diri kita masing-masing, maka marilah kita beri kesempatan dan kemungkinan yang leluasa untuk tumbuh berkembang. Cara memberi kesempatan dan kemungkinan tidak lain adalah senantiasa berbuat baik dan tidak pernah melakukan dosa sekecil apapun. Kita diharapkan senantiasa melakukan apa yang baik dan benar, dan apa yang baik dan benar senantiasa berlaku umum atau universal. Yang baik dan benar antara lain adalah keselamatan jiwa manusia, maka marilah dalam segala cara bertindak maupun cara hidup kita senantiasa berpedoman pada keselamatan jiwa; keselamatan jiwa hendaknya menjadi barometer atau tolok-ukur keberhasilan atau kesuksesan hidup kita, bukan uang atau harta benda. Maka marilah kita fungsikan semua ciptaan lain di dunia ini sebagai bantuan bagi kita untuk mengejar tujuan kita diciptakan, yaitu keselamatan jiwa manusia. Secara konkret kami harapkan hendaknya segala usaha pendidikan atau pembinaan, entah formal atau informal, memiliki tujuan atau arah agar para peserta didik semakin tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik, berbudi pekerti luhur atau bermoral. Mendidik atau membina anak maupun peserta didik agar menjadi baik, berbudi pekerti luhur atau bermoral, memang lebih sulit daripada agar pandai atau pintar, namun demikian marilah kita imani bahwa bersama dan bersatu dengan Tuhan semuanya akan menjadi mudah dan mungkin.

“Biarlah gemuruh laut serta isinya, dunia serta yang diam di dalamnya! Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama di hadapan TUHAN, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kebenaran.” (Mzm 98:7-9)

Rabu, 4 Januari 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ

Misa Syukur Tahun Baru Imlek

MISA SYUKUR TAHUN BARU IMLEK

*Hanya sumbang saran - FAKULTATIF*

RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA (MB 799)

TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Putra-Nya Yesus Kristus, bersamamu.
U. Dan bersama rohmu


PENGANTAR

I.
Saudara-saudari, kita bergembira dan bersyukur menyambut datangnya tahun yang baru, dengan mekarnya harapan dan senyum terkembang. Pengalaman di masa yang lalu meyakinkan kita bahwa Allah sungguh menyayangi kita, dengan memberi kesempatan untuk hidup dan bekerja keras, menemani suka duka kita dengan setia. Dengan rasa syukur yang mendalam mari kita bawa pengalaman setahun yang silam ke hadapan altar Tuhan, agar Ia berkenan memberkati kita.

SERUAN TOBAT
(Cara 1)
I. Saudara-saudari, marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.

I+U. Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada Saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

TUHAN KASIHANILAH KAMI

MADAH KEMULIAAN

I. Kemuliaan kepada Allah di surga.
U. Dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
K. Kami memuji Dikau
U. Kami meluhurkan Dikau
K. Kami menyembah Dikau
U. Kami memuliakan Dikau
K. Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar.
U. Ya Tuhan Allah, Raja surgawi, Allah Bapa yang mahakuasa.
K. Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal.
U. Ya Tuhan Allah, Anak domba Allah, Putra Bapa.
K. Engkau yang menghapus dosa dunia,
U. kasihanilah kami.
K. Engkau yang menghapus dosa dunia,
U. kabulkanlah doa kami.
K. Engkau yang duduk di sisi Bapa,
U. kasihanilah kami.
K. Karena hanya Engkaulah kudus,
U. Hanya Engkaulah Tuhan
K. Hanya Engkaulah mahatinggi, ya Yesus Kristus,
U. bersama dengan Roh Kudus, dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.

DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah Bapa yang mahakuasa, pencipta semesta alam, seluruh alam raya dan manusia adalah ciptaan-Mu. Pada hari ini, kami mengenangkan dengan penuh syukur segala anugerah yang telah Kau limpahkan kepada kami. Semoga tahun baru Imlek ini yang menjadi bukti kasih-Mu menjadi tahun syukur yang penuh berkat kepada kami. Tumbuhkanlah senantiasa dalam hati kami iman, harapan dan kasih. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan, kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (Bil 6:22-27)

"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel: maka Aku akan memberkati mereka."

L. Pembacaan dari Kitab Bilangan:
Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah kamu harus memberkati orang Israel: Katakanlah kepada mereka: Tuhan memberkati dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 863/MTA hal. 146-147; Mzm 96:1.3.4-5.7-8.9-10a.c)
Refren: Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Mazmur:
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
2. Sebab Mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya!
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.

BAIT PENGANTAR INJIL ( PS 955 , atau nada lagu lain yang sesuai)
Refren. Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Ayat. Bersyukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagimu dalam Kristus Yesus.

BACAAN INJIL (Yoh 2:1-11)
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Pada waktu itu ada pesta perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ. Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur. Maria berkata kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur!” Kata Yesus kepada Ibunya, “Mau apakah engkau dari pada-Ku, Ibu? Saat-Ku belum tiba!” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, “Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, “Isilah penuh tempayan-tempayan itu dengan air!” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Sekarang cedoklah, dan bawalah kepada pemimpin pesta!” Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air yang telah menjadi anggur itu – dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan yang mencedok air itu mengetahuinya, - ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya, “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dulu, dan sesudah orang puas minum, barulah anggur yang kurang baik. Akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, dan merupakan yang pertama dari tanda-tanda-Nya. Dengan itu Yesus telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada mereka.
I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI

AKU PERCAYA (berdiri, cetak miring: membungkuk)
I+U. Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan Bumi .Dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria, yang menderita sengsara dalam pemerintahan Ponsius Pilatus, disalibkan wafat dan dimakamkan, yang turun ketempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa. Dari situ ia kan datang mengadili orang hidup dan mati. Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja katolik yang Kudus, persekutuan para kudus. Pengampunan Dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin.

DOA UMAT

I. Betapa dekat Tuhan dengan kita, telah diajarkan Yesus. Pada-Nya kita dapat melihat wajah Bapa dan senyum kasih-Nya kepada dunia. Maka kita berani berdoa:

L. Kita berdoa bagi Gereja umat Allah, semoga dalam tahun baru ini, semakin maju dalam iman dan harapan; semoga kami dapat bekerjasama dengan baik antara para pemimpin Gereja dengan umat awam, antara tua dan muda. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Kita berdoa bagi para imam, biarawan dan biarawati, semoga mereka menghayati Injil Yesus dan semoga hati mereka terbuka bagi semua orang, terlebih orang kecil, lemah, tersingkir dan difabel. Marilah kita mohon
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Kita berdoa bagi anak-anak dan remaja, semoga mereka menyayangi, menghormati, dan mentaati orang tua mereka; semoga mereka rajin belajar di sekolah dan di rumah, serta selalu rukun dengan teman-teman mereka. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Bagi semua yang berkumpul di sini: Semoga Bapa, membimbing kita agar tidak pernah lupa bersyukur kepada-Nya serta sama-sama bergembira entah karena dapat menerima entah karena dapat memberi. Marilah kita mohon.

U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

I. Allah Bapa, pencipta semesta alam, Engkaulah Bapa kami. Dampingilah kami dalam suka dan duka. Dengarkanlah doa kami demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (MB 246)


PENGUNJUKAN PERSEMBAHAN
I. Terpujilah Engkau, ya Tuhan Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
U. Terpujilah Allah selama-lamanya.
I. Terpujilah Engkau, ya Tuhan Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
U. Terpujilah Allah selama-lamanya.


DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Bapa yang mahakudus, terimalah persembahan kami pada perayaan Tahun Baru ini dan gabungkanlah dengan persembahan Putra-Mu dalam pelayanan dan hidup-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI

KUDUS
U. Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.

DOA SYUKUR AGUNG


AKLAMASI ANAMNESIS
I. Sungguh agung misteri iman kita
U. Tuhan, penebus dunia, dengan salib dan kebangkitan-Mu Engkau membebaskan manusia. Selamatkanlah kami, umat-Mu.

C. KOMUNI


BAPA KAMI
(Mandarin)

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI
I. Yesus telah mengerjakan tanda-Nya yang pertama di Kana dan dengan demikian menolong keluarga baru di Kana itu, membebaskan mereka dari malu yang besar. Kehadiran-Nya mendatangkan damai sejahtera. Maka marilah kita panjatkan permohonan damai kepada-Nya: Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.

(Salam damai cukup dilakukan kepada umat yang ada di depan, belakang, kiri, kanan, jagalah suasana keheningan)


ANAK DOMBA ALLAH

PERSIAPAN KOMUNI

KOMUNI

bila ada pembagian bingkisan dilaksanakan sesudah BERKAT & PENGUTUSAN.


DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Allah Bapa kami di surga, dengarkanlah doa kami yang mohon dunia baru, di mana kami merasa senasib dengan kaum papa dan kaum tertindas, di mana kami takkan merasa bahagia, selama masih ada orang yang dihina dan diperas. Datanglah memperkuat kami dengan Roh-Mu dalam perjalanan kami mengikuti jejak Yesus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa, sepanjang masa.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT

PENGUTUSAN

LAGU PENUTUP (PS 670/MB ???)


***
*Lagu-lagu dapat disesuaikan, harap diperhatikan lagu-lagu perayaan ekaristi hendaknya menggunakan dari Madah Bakti/Puji Syukur.
Bacaan I, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Bacaan Injil dapat diganti dengan ayat/bab/refren yang sesuai tema yang akan diambil. Teks diatas dirancang untuk diselenggarakan pada masa biasa, bukan masa prapaskah.

"Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati dan Ia tinggal di atas-Nya.” (1Yoh 2:29-3:6; Mzm 98:3c-6; Yoh 1:29-34)

“Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel." Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” (Yoh 1:29-34), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sbb.:

· Dalam warta gembira hari ini antara lain dikisahkan bahwa Yohanes Pembaptis “telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati dan Ia tinggal di atas-Nya”, di atas kepala Sang Penyelamat dunia, Yesus Kristus. Ia juga akan membaptis dengan dengan Roh Kudus, tidak hanya seperti Yohanes hanya dengan air. Maka baiklah saya mengajak anda sekalian untuk mawas diri: apakah kita mungkin dapat seperti Yohanes Pembaptis atau meneladan Yesus yang membaptis dengan Roh Kudus. Pertama-tama kami ajak anda semua yang beriman kepada Yesus Kristus, entah secara formal atau informal, untuk berusaha seperti Yohanes Pembaptis, yaitu ‘melihat Roh Kudus turun dan tinggak di atas kepala setiap orang beriman’, sehingga dapat melihat apa yang baik, luhur, mulia dan indah dalam diri setiap orang beriman, dan dengan demikian kita tertarik, terpikat dan terpesona untuk hidup bersahabat atau bersaudara dengan semua umat beriman, tanpa pandang SARA. Sebaliknya jika meneladan Yesus, yaitu para imam/pastor yang pada umumnya membaptis, kami harapkan sungguh hidup dan bertindak dijiwai oleh Roh Kudus, sehingga menghasilkan keutamaan-keutamaan seperti “ kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23), keutamaan-keutamaan yang menurut hemat saya mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan pada masa kini. Kami harapkan para imam/pastor dapat menjadi teladan penghayatan keutamaan-keutamaan tersebut bagi umatnya, dan pada giliran berikutnya segenap umat kami harapkan dapat menjadi teladan bagi warga masyarakat pada umumnya dalam hidup sehari-hari.

· “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.” (1Yoh 3:3-4). Kiranya sebagai umat beriman kita semua memiliki pengharapan pada Allah yang telah menciptakan dan mengasihi kita dengan melimpah ruah. Mengharapkan Allah berarti mempersembahkan dambaan, cita-cita, impian dan segala suka-duka kepada Allah, sehingga hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah alias berusaha dengan rendah hati ‘menyucikan diri’ terus menerus dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Dengan kata lain tidak berbuat jahat atau melakukan dosa sekecil apapun. Ingatlah, sadari dan hayati hukum Allah utama dan pertama adalah agar kita hidup saling mengasihi, sebagaimana Allah telah mengasihi kita. Tugas panggilan atau perutusan untuk saling mengasihi hemat saya tidak sulit jika masing-masing dari kita menghayati diri sebagai ‘yang terkasih’. Bukankah kita semua adalah buah kasih, dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya pada saat ini hanya karena dan oleh kasih?. Jika masing-masing dari kita mampu menghayati diri sebagai ‘yang terkasih’, maka bertemu dengan siapapun otomatis akan saling mengasihi karena ‘yang terkasih’ bertemu dengan ‘yang terkasih’. Sekali lagi kami harapkan bahwa para suami-isteri hendaknya dapat menjadi teladan dalam hal saling mengasihi, karena telah saling berjanji untuk saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit, sampai mati. Sebagaimana telah kami angkat dalam renungan sebelumnya, maka saya angkat kembali bahwa wujud kasih yang utama dan pertama adalah dengan sukacita, bergairah dan ceria berani memboroskan waktu dan tenaga bagi yang terkasih. Bukankah anda ketika masih dalam masa pacaran maupun tunangan sungguh memboroskan waktu dan tenaga bagi calon pasangan hidupnya, maka hendaknya apa yang telah dialami tersebut terus diperdalam dan diperkuat ketika telah menjadi suami-isteri.

“Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah! Bermazmurlah bagi TUHAN dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring, dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!” (Mzm 98:3c-6)

Selasa, 3 Januari 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak." (1Yoh 2:22-28; Mzm 98:1-4; Yoh 1:19-28)

“Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah engkau?" Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak." Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis” (Yoh 1:19-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan Peringatan Wajib St.Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze, Uskup dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sbb.:

· Yohanes Pembaptis termasuk nabi besar, dan ia memberi kesaksian tentang Penyelamat Dunia, Yesus Kristus, bahwa ia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Dia. Yang terbesar di dalam Gereja Katolik, Paus dan para Uskup, juga menghayati diri sebagai yang kecil dan senantiasa menyatakan diri sebagai hamba yang hina dina. Dengan rendah hati para Gembala kita berusaha melayani umat Allah, maka baiklah kita sebagai umat juga berusaha hidup dan bertindak dengan rendah hati serta saling melayani satu sama lain. Maka tak jemu-jemunya saya mengangkat arti rendah hati: “Rendah hati ialah sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun dalam kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya” (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Kita juga baru saja mengenangkan Penyelamat Dunia yang datang dengan rendah hati, yang melepaskan kebesaran-Nya dan menjadi sama dengan manusia kecuali dalam hal dosa. Menghayati rendah hati memang antara lain berusaha untuk menjadi sama dengan yang lain, tentu saja yang berusaha menjadi sama adalah mereka yang lebih tinggi atau besar, bukan yang kecil dan rendah berusaha menjadi sama dengan yang lebih besar dan tinggi. “Turba”/turun ke bawah alias menunduk untuk melihat ke bawah, itulah yang hendaknya kita lakukan atau hayati terus menerus, lebih-lebih bagi mereka yang berada di atas. Turun ke bawah untuk mengunjunji atau mendatangi serta menyapa mereka dalam dan dengan cintakasih, rendah hati dan lemah lembut.

· “ Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.” (1Yoh 2:28). Percaya kepada Tuhan serta tidak malu menghayati hidup dalam kesatuan dengan dan bersama Tuhan dalam hidup sehari-hari itulah yang hendaknya menjadi jati diri kita sebagai orang beriman. Percaya kepada Tuhan berarti tidak mengandalkan diri pada manusia maupun ciptaan-ciptaan lainnya, dan senantiasa melihat dan menghayati kehadiran dan karya Tuhan dalam ciptaan-ciptaanNya, entah itu manusia, binatang maupun tanaman. Kehadiran dan karya Tuhan dalam ciptaan-ciptaan-Nya antara lain nampak atau mengejala dalam apa yang baik, indah, mulia, luhur dalam ciptaan-ciptaan tersebut. Jika kita mampu melihat dan menghayati kehadiran dan karya Tuhan dalam ciptaan-ciptaan-Nya, maka dengan sendirinya kita juga tak akan malu menghayati kebersamaan atau kesatuan dengan-Nya alias melakukan apa yang baik, mulia, indah dan luhur. Hendaknya tidak malu berbuat baik serta tidak takut, karena apa yang kita lakukan pasti akan menarik, mempesona dan memikat orang-orang yang berkehendak baik, dan mereka yang berkehendak baik lebih banyak daripada mereka yang berkehendak jelek atau jahat. Pada saat kedatangan-Nya yang khusus, yaitu ketika Ia memanggil kita untuk kembali ke sorga atau meninggal dunia, kita pun juga dengan terbuka dan senang hati menyambut-Nya. Dengan kata lain jika kita sungguh hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan setiap hari alias senantiasa melakukan apa yang baik, maka sewaktu-waktu kita dipanggil Tuhan kita siap dan tak takut. Marilah kita senantiasa berbuat baik atau melakukan apa yang baik kapan pun dan dimana pun.

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!” (Mzm 98:1-4)

Senin, 2 Januari 2012.


Romo Ignatius Sumarya, SJ

Perayaan Ekaristi: Sabtu-Minggu, 14-15 Januari 2012

HARI MINGGU BIASA II
SABTU-MINGGU, 14-15 Januari 2012


RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA

TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu


PENGANTAR

SERUAN TOBAT (Cara 1 atau 2, 3)
(Cara 1)
I. Saudara-saudari, marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.

I+U. Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada Saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

TUHAN KASIHANILAH KAMI

MADAH KEMULIAAN


DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah memilih dan memanggil orang-orang yang menantikan cahaya dalam hidupnya secara pribadi, agar mereka dapat hidup dengan bebas dan aman sentosa di hadapan-Mu. Kami mohon, semoga kami dapat mendengar suara-Mu dalam sabda Putra-Mu dan jadikanlah kami putra dan putri-Mu dalam Gereja-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I (1Sam 3:3b-10.19)

"Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan."

L. Pembacaan dari Kitab Pertama Samuel:
Pada hari itu Samuel telah tidur di dalam bait suci Tuhan, tempat tabut Allah. Lalu Tuhan memanggil, "Samuel! Samuel!" Samuel menjawab: "Ya, bapa." Lalu berlarilah ia kepada Eli, dan berkata, "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata, "Aku tidak memanggil; tidurlah kembali." Samuel pergi dan tidur lagi. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata, "Aku tidak memanggil, anakku. Tidurlah kembali!" Waktu itu Samuel belum mengenal Tuhan. Firman Tuhan belum pernah dinyatakan kepadanya. Dan Tuhan memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Samuel pun bangun, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata, "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel, "Pergilah tidur dan apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan." Maka pergilah Samuel, dan tidurlah ia di tempat tidurnya. Lalu datanglah Tuhan, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah, "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Bersabdalah, ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan." Samuel makin bertambah besar, dan Tuhan menyertai dia. Tidak ada satu pun dari firman Tuhan itu yang dibiarkan-Nya gugur.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 850)
Refren: Ya Tuhan aku datang melakukan kehendak-Mu.
Mazmur:
1. Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjengukku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita.
2. Kurban dan persembahan tidak Kauinginkan, tetapi Engkau telah membuka telingaku; kurban bakar dan kurban silih tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata, "Lihatlah Tuhan, aku datang!"
3. Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku. Aku senang melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada di dalam dadaku.

BACAAN II (1Kor 6:13c-15a.17-20)

"Tubuhmu adalah anggota Kristus"

L. Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus:
Saudara-saudara, tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah yang membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah dibayar lunas! Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 960)
Refren. Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Ayat. Kami telah menemukan Mesias, yaitu Kristus. Ia mendatangkan kasih karunia dan kebenaran.

BACAAN INJIL (Yoh 1:35-42)

"Mereka datang dan melihat di mana Yesus tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia."

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Sekali peristiwa Yohanes berada di tempat ia membaptis orang di Sungai Yordan, sedang berbincang-bincang dengan dua orang muridnya. Ketika melihat Yesus lewat, Yohanes berkata, "Lihatlah Anak domba Allah!" Mendengar apa yang dikatakan Yohanes, kedua murid itu pergi mengikuti Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Melihat bahwa mereka mengikut Dia, Yesus lalu berkata kepada mereka, "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya, "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Yesus berkata kepada mereka, "Marilah, dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia. Waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari kedua murid yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Lalu Andreas membawa Simon kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."
I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI

AKU PERCAYA

DOA UMAT

I. Dalam pembaptisan kita telah dipanggil oleh Allah, Bapa kita, supaya tidak lagi hidup untuk diri sendiri, melainkan untuk Allah serta sesama manusia. Marilah berdoa kepada Bapa kita di surga, agar kita selalu tanggap terhadap panggilan-Nya dalam segala situasi hidup yang nyata.

L. Kita berdoa bagi mereka yang dalam Gereja terpanggil untuk menuntun umat Allah, semoga para penuntun umat Allah, mempunyai keberanian untuk mewartakan Injil Yesus Kristus sampai di ujung bumi tanpa ragu-ragu dan gentar. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Kita berdoa bagi semua orang yang mencari Allah, semoga Allah menerangi budi serta menyentuh hati mereka yang mencari Allah untuk menerima serta mengasihinya. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Kita berdoa bagi mereka yang bertanggungjawab atas sesama mereka karena berkedudukan sebagai pemimpin, semoga para pemimpin masyarakat menjunjung keadilan dan kasih di antara orang-orang yang dipercayakan kepada mereka, serta terbuka dan mudah didatangi bagi orang-orang yang mengalami masalah. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

L. Kita berdoa bagi umat di sini, yang berkumpul dan mendengarkan sabda Tuhan serta ikut dalam perjamuan Ekaristi, semoga sabda yang diwartakan kami terima sebagai panggilan, dan semoga kami menemukan kekuatan dalam Ekaristi untuk salig membantu di jalan Tuhan. Marilah kita mohon.

U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.

I. Bapa di surga, bila Engkau memanggil kami dalam peristiwa hidup sehari-hari, semoga Roh-Mu memberi kekuatan kepada kami untuk selalu mengatakan, "Tuhan, inilah aku , siap untuk melakukan kehendak-Mu," bersama dengan Yesus Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Allah Bapa, di surga, terimalah kiranya persembahan dari tangan kami sebagai hormat bakti kami kepada-Mu. Semoga bermanfaat bagi kesejahteraan kami bersama berkat Dia yang kami kenangkan, ialah Yesus Kristus, Anak Domba Allah, Tuhan, Pengantara kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG


PREFASI

KUDUS

DOA SYUKUR AGUNG


C. KOMUNI


BAPA KAMI
(Konvenas)

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI

ANAK DOMBA ALLAH

PERSIAPAN KOMUNI

KOMUNI

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Allah Bapa di surga yang mahakuasa, kami mengucap syukur karena Kauperkenankan mendengar sabda Yesus yang terurapi. Semoga karenanya kami dapat menemukan kekuatan saling menaruh cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

RITUS PENUTUP


PENGUMUMAN

BERKAT

PENGUTUSAN

LAGU PENUTUP


***