“Siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga” (Za 2:10-13; MT Luk 1:46-51; Mat 12:46-50)

“ Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku." (Mat 12:46-50), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta SP Maria Dipersembahkan kepada Allah hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   SP Maria adalah teladan umat beriman, maka dalam rangka mengenangkan persembahannya kepada Tuhan marilah kita sebagai orang beriman mawas diri perihal kehidupan iman kita dengan cermin  SP Maria. Keunggulan hidup beriman ada pada penghayatan atau perilaku bukan wacana atau omongan, yaitu menjadi pelaksana atau pelaku kehendak dan perintah Tuhan dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Maka dalam Tahun Iman ini marilah kita tingkatkan, perdalam dan perteguh penghayatan iman kita. mayoritas waktu dan tenaga kita untuk hidup mendunia, berpartisipasi dalam seluk beluk duniawi, maka entah tugas pekerjaan kita apapun hendaknya dilakukan dalam iman, dengan semangat iman. Dengan kata lain melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari, diharapkan kita semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan alias semakin suci, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Semakin berpengalaman berarti semakin suci, semakin banyak kenalan berarti semakin memiliki banyak sahabat, demikian juga semakin kaya akan harta benda dan uang juga semakin suci, semakin tinggi jabatan dan kedudukan semakin dapat menjadi teladan dalam penghayatan iman. Semoga kita semua tumbuh berkembang dalam pengahayatan iman, semakin meninggalkan cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak yang tidak sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan, entah itu berupa tradisi atau kebiasan-kebiasaan sebagai warisan nenek moyang atau lingkungan hidup kita. 
·   Berdiam dirilah, hai segala makhluk, di hadapan TUHAN, sebab Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus” (Za 2:13). Segala makhluk berarti segala sesuatu yang hidup, tumbuh dan berkembang di atas muka bumi ini, yaitu manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan, dan tentu saja binatang dan tumbuh-tumbuhan tergantung dari manusia, sebagai ciptaan terluhur di bumi ini. Maka pertama-tama dan terutama kami mengajak rekan-rekan sekalian dalam kondisi dan situasi apapun, dimanapun dan kapanpun kami harapkan untuk senantiasa ‘berdiri di hadapan Tuhan’. Jika kita sungguh-sungguh berada di hadirat Tuhan, maka mau tak mau kita harus melaksanakan kehendakNya, dan tidak mungkin hidup dan bertindak seenaknya sendiri, mengikuti kemauan atau keinginan pribadi. Selanjutnya, sebagaimana diperintahkan oleh Tuhan, kita semua dipanggil untuk memelihara dan mengurus aneka jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan sedemikian rupa sehingga dapat membantu kita dalam penghayatan iman atau tumbuh berkembang semakin suci, semakin membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Maka jika ada binatang atau tanaman piaraan yang mengganggu penghayatan iman hendaknya disingkirkan. Maklum ada orang yang lebih mengasihi, yang berarti memboroskan waktu dan tenaganya bagi binatang atau tanaman piaraannya dari pada sesamanya manusia, atau bahkan isteri/suami atau anak-anaknya. Ada juga ongkos pemeliharaan binatang atau tanaman piaraan lebih tinggi daripada ongkos hidup seluruh anggota keluarganya. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah orang yang menghabisi binatang atau tanaman demi tujuan komersial, sehingga menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa semua makluk hidup di atas bumi ini adalah ciptaan Tuhan, maka hendaknya diusahakan agar semua makluk di permukaan bumi senantiasa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak Tuhan.
"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya” (Luk 1:46-51)
Rabu 21 November 2012
Romo Ignatius Sumarya, SJ