“Tuhan mengutus mereka mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya” (2Tim 4:10-17b; Mzm 145:10-13a; Luk 10:1-9)

“Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” (Luk 10:1-9), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Lukas, Pengarang Injil, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· St.Lukas yang kita kenangkan hari ini adalah sahabat Paulus, Rasul Agung, yang setia mengikuti Paulus serta mencatat apa yang dialami dan dikatakan atau diajarkan oleh Paulus. Apa yang ia lihat dan dengarkan itulah yang akhirnya ia bukukan dalam bentuk buku, Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, yang bagi kita sangat bermanfaat sampai kini. Kutipan Warta Gembira atau Injilnya hari ini mengkisahkan tugas kerasulan atau pengutusan para murid, dimana para murid diperintahkan oleh Yesus untuk mendahuluiNya mengunjungi kota atau desa yang akan dikunjungiNya. Dengan kata lain para murid dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi Penyelamat Dunia. Sebagai umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus, dipanggil melalui cara hidup dan cara bertindak dimana pun dan kapan pun, sebagai perintis jalan Penyelamat Dunia, alias mempersiapkan lingkungan hidup, terutama saudara-saudari kita atau sesama kita agar siap sedia didatangi oleh Tuhan kapan pun juga. Memang untuk itu kita akan menghadapi aneka tantangan dan hambatan, sebagaimana disabdakanNya bahwa “Sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.”. Pesan ini mengingatkan kita agar kita lebih mengandalkan diri sebagai orang yang sungguh beriman dalam menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusan, bukan sarana-prasarana, uang atau harta benda. Dengan kata lain kita dipanggil untuk merasul dengan kesaksian hidup kita yang dibaktikan kepada Tuhan sepenuhnya.

· “Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku -- kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka --, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.” (2Tim 4:14-17). Apa yang dikatakan Paulus di atas ini kiranya mengingatkan kita semua agar tidak takut dan tidak gentar dalam menghadapi aneka tantangan maupun masalah dalam menjadi saksi iman atau mewartakan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan terutama keselamatan jiwa manusia. “Tuhan mendampingi aku dan menguatkan aku”, inilah yang hendaknya juga menjadi keyakinan iman kita. Mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak, dalam menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusan, itulah yang harus kita hayati atau lakukan. Dengan demikian kita akan terlepaskan dari aneka ancaman atau bahaya yang mendatangi kita, karena aneka ancaman atau bahaya pada umumnya lahir dari setan, dan setan dapat dikalahkan oleh Tuhan. Apalagi ketika ancaman atau bahaya tersebut berasal dari manusia kurang atau tidak beriman, maka pasti akan dapat dikalahkan. Semoga segenap umat beriman senantiasa waspada terhadap aneka bentuk rayuan dan godaan setan melalui orang-orang jahat dan tak bermoral. Marilah dalam terang Roh Kudus kita hadapi aneka rayuan dan godaan yang akan merongrong iman kita.

“Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu,untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan” (Mzm 145:10-13a)


Kamis, 18 Oktober 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ