“Janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh” (Ef 1:11-14; Mzm 33:1-2.4-5; Luk 12:1-7)

“Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” (Luk 12:1-7), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Hidup dan bertindak jujur, baik dan bermoral pada masa kini memang sungguh berat, harus menghadapi banyak tantangan, masalah dan hambatan, atau bahkan ancaman untuk disingkirkan. Demikian juga para pemberantas korupsi maupun pejuang kebenaran dan kejujuran senantiasa menghadapi ancaman dan terror. Sebagaimana terjadi akhir-akhir ini kasus antara KPK dan Polri, ada gejala saling menjatuhkan atau mencari kelemahan dan kekurangan yang lain. Meskipun harus menghadapi masalah, tantangan, hambatan, terror dan ancaman, kami berharap kepada para pemberantas korupsi dan pejuang serta pembela kebenaran untuk tetap tabah, tidak perlu takut. Percayalah mereka pasti tidak akan membunuh anda. “Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia”, demikian sabda Yesus, yang kiranya dapat menjadi pegangan cara hidup dan cara bertindak kita. Tuhan hadir dan berkarya terus menerus dimana pun dan kapan pun, maka apapun yang kita lakukan pasti diketahui oleh Tuhan. Dengan kata lain jika kita sungguh beriman kepada Tuhan, hendaknya kita takut jika kita tidak melakukan apa yang baik, jujur, benar dan bermoral. Hendaknya kita tidak takut menghadapi ancaman fisik, karena seandainya ada bagian tubuh kita yang sakit kiranya dengan mudah dapat disembuhkan, tetapi sakit hati atau sakit jiwa lebih sulit untuk disembuhkan. Ada pepatah bahwa sakit hati pasti dibawa sampai mati. Maka kami berharap kepada kita semua untuk tidak saling menyakiti hati satu sama lain.

· “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya”(Ef 1:13-14). Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Efesus di atas ini kiranya dapat menjadi pegangan kita sebagai orang beriman. Kita diharapkan hidup dalam Roh Kudus alias hidup dan bertindak dijiwai oleh nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan yang menyelamatkan jiwa manusia. Nilai atau keutamaan yang mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan pada masa kini hemat saya adalah jujur dan disiplin, mengingat dan memperhatikan kehidupan bersama masa kini masih diwarnai atau bahkan didominasi oleh kebohongan dan sikap mental seenaknya sendiri, kurang memperhatikan aneka tata tertib dan aturan. Memang ada rumor yang mengatakan bahwa orang jujur akan hancur, tetapi hemat saya yang benar adalah orang jujur akan hancur untuk sementara dan mulia serta bahagia selamanya. Pembohong memang akan berbahagia untuk sementara, tetapi sekali berbohong akan terus berbohong dan setiap kebohongan baru akan lebih besar guna menutupi kebohongan sebelumnya. Demikian juga orang yang tidak disiplin akan merugi pada dirinya sendiri, memang untuk sementara akan beruntung, tetapi akan malang dan menderita selamanya. Orang yang tidak jujur dan tidak disiplin akan menjadi sampah masyarakat, yang kemudian dirinya akan merasa terancam terus menerus, tidak tenang dan tidak tenteram dalam hidup sehari-hari: tidur tidak nyenyak dan makan apapun akan terasa tidak enak.

“Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur.Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN.” (Mzm 33:1-2.4-5)

Jumat, 19 Oktober 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ