“Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” (Kel 23:20-23a; Mzm 91:1-4; Mat 18:1-5.10)

“Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat 18:1-5.10), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta Para Malaikat Pelindung hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Malam minggu pada umumnya merupakan kesempatan bagi remaja atau muda-mudi untuk berkumpul bersama atau berpacaran, saling bertermu dengan pacar masing-masing. Ada kisah, sebut saja namanya Tono dan Tini (nama samaran): malam minggu itu Tono mengunjungi Tini pacarnya yang cantik di rumahnya, dan orangtua Tini pun mengizinkannya. Tono dan Tini begitu mesra bercanda, dan tiba-tiba hujan deras dan hujan pun sangat lama sampai tengah malam belum reda. Orangtua Tini maupun adik-adiknya sudah tidur pulas, sedangkan Tono dan Tini masih bercengkerama. Suatu saat, dalam berduaan, Tono membisiki Tini, untuk membuktikan cintakasih mereka dengan hubungan seksual. Mendengar bisikan tersebut Tini tidak melawan, tetapi minta untuk mencek apakah orangtua, adik-adiknya maupu , tetangga, peronda dan penjaga malam sudah tertidur pulas, karena kalau belum tidur nanti ketahuan serta kemudian sungguh memalukan dan menjadi masalah. Dengan ceria Tono mencek satu-persatu sesuai permintaan Tini, dan hasilnya menggembirakan: semuanya telah tertidur pulas. Tono melaporkan semuanya itu kepada Tini dan membisikkannya untuk bermesraan dalam hubungan seksual. Namun Tini berkata: “Mas, Tuhan tidak pernah tidur dan melihat apa yang kita lakukan”. Mendengar kata-kata Tini, Tono pun sadar akan kecerobohannya. Tuhan tidak pernah tidur dan senantiasa melihat dan mendampingi hidup dan kerja kita, yaitu melalui malaikat-malaikanya, yang disebut malaikat pelindung yang kita kenangkan hari ini. Masing-masing dari kita memiliki malaikat pelindung, maka hendaknya meskipun sendirian senantiasa melakukan apa yang baik, mulia dan berbudi pekerti luhur, tidak melakukan dosa atau perbuatan-perbuatan amoral melawan kehendak Tuhan.

· "Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah Kusediakan. Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya, sebab nama-Ku ada di dalam dia.” (Kel 23:20-21). Kutipan ini kiranya mengingatkan kita semua akan fungsi malaikat pelindung yang mendampingi perjalanan hidup kita sehari-hari dimana pun dan kapan pun. Malaikat pelindung antara lain berjalan di depan kita sebagai penunjuk jalan yang harus kita lalui, sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan, maka marilah dengan setia dan taat kita ikuti petunjuknya. Petunjuk malaikat pelindung itu antara lain menggejala dalam kehendak baik saudara-saudari kita, maka marilah kita dengarkan, resapkan dan kemudian kita lakukan kehendak baik saudara-saudari kita. Kami percaya bahwa kita semua memiliki kehendak baik, maka marilah kita sampaikan kehendak baik kita kepada saudara-saudari kita serta kita dengarkan dengan rendah hati kehendak baik saudara-saudari kita. Kita sinerjikan kehendak baik kita sehingga kita sama-sama melakukan apa yang baik dan dengan demikian kehidupan bersama senantiasa baik adanya. Malaikat sering digambarkan sebagai anak kecil telanjang yang bersayap, suatu cara untuk menghayati kesucian dan ketulusan malaikat, yang memang benarlah bahwa malaikat satu tingkat lebih tinggi dari manusia. Kita ikuti kesucian dan ketulusan malaikat pelindung, dengan kata lain marilah kita bersama-sama berusaha hidup suci dan tulus, tidak pernah melakukan kejahatan sekecil apapun, melainkan kita senantiasa saling berbuat baik satu sama lain. Kita juga dapat bercermin pada anak-anak kecil, yang polos, tulus dan ceria, menarik dan mempesona.

“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai." Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” (Mzm 91:1-4)

Selasa, 2 Oktober 2012

Romo Ignatius Sumarya, SJ