Makna Tinggal Dalam Kristus Secara Temporal

Ada tulisan cukup besar dipasang di pintu masuk sebuah gereja: "DATANG TERLAMBAT MENGGANGGU UMAT, PULANG CEPAT TIDAK MENDAPAT BERKAT". Tentusaja, orang dapat berdiskusi: apakah berkat Tuhan dalam Misa Kudus terbatas hanya pada yang tidak pulang duluan. Akan tetapi pesan tulisan itu sudah amat jelas: marilah kita mengikuti Misa Kudus secara utuh, dari awal sampai akhir! Dan harapan pesan ini sangat baik dan tepat. Repot lagi, ada juga umat yang mencari Misa Kudus yang serba cepat, tidak “pakai lama”. Kesannya orang macam ini tidak “ikhlas” berlama-lama bersama Tuhan dan umat dalam perayaan Ekaristi.

Bila kita membaca Injil, ternyata Yesus sangat suka berdoa. "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana" (Mrk 1:35). Jadi Yesus rajin bangun pagi, bukan suka bangun siang alias ngebluk. Dan kalau berdoa, Yesus juga sering berdoa berlama-lama, bahkan semalam-malaman. "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." (Luk 6:12). Kesimpulannya: untuk berdoa, apalagi Misa Kudus, kita mesti berani memberi waktu dengan longgar dan bahkan memang mengkhususkan waktu. Misa hari Minggu itu wajarnya ya sekitar 75 - 90 menit, itu nyaman dan wajar. Untuk tinggal dalam Kristus, kita diundang untuk berani berlama-lama dan tidak hitung-hitung waktu. Paus Yohanes Paulus II pernah berkata: "Marilah kita tidak berhemat dengan waktu kita. Marilah kita tidak hitung-hitung dengan waktu kita untuk menjumpai Tuhan dalam Adorasi dan kontemplasi yang penuh iman dan siap memberi silih bagi dosa besar dan kejahatan dunia. Semoga Adorasi kita tak akan pernah berhenti!" Ada 24 jam dalam sehari-semalam, berapa menit kita persembahkan untuk Tuhan? Ada 168 jam dalam satu minggu, berapa jam kita sisihkan waktu untuk Tuhan? Padahal, Tuhan tidak pernah sedetik pun melepaskan perhatian-Nya terhadap kita.


SUMBER: Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi KAS 2012 hari 14.