"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.” (Kis 16:1-10; Mzm 100:1-3.5; Yoh 15:18-21)


"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku” (Yoh 15:18-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Ketika saya masih belajar di sekolah rakyat/dasar di Sekolah Rakyat/Dasar Kanisius desa Murukan, Wedi-Klaten, setiap hari saya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki sendirian. Jaraknya sekitar 3 km dari desa saya ke sekolah dan hampir setiap hari berpapasan atau bersamaan dengan anak-anak yang sedang belajar di Sekolah Rakyat Muhamadiyah/Islam; mereka ini tinggal di desa dimana setiap hari saya harus melintasinya. Ketika berpapasan dengan mereka saya sering diejek, karena mereka tahu saya belajar di sekolah katolik, antara dengan kata-kata sebagai berikut :“Katolik, katol cilik, yen mati dadi babi dll.” (=Katolik, kecil sekali, kalau mati jadi babi). Tentu saya sebagai anak kecil dan sendirian saya tak berani menanggapi apalagi melawan, melainkan dalam hati berdoa semoga mereka tidak menyakiti saya secara fisik. Sedangkan ketika mengikuti pelajaran agama/katekese di desa pada Sabtu sore/malam Minggu kami senantiasa menerima terror dari teman-teman simpatisan PKI. Saya angkat pengalaman saya ini setelah membaca dan merenungkan sabda Yesus hari ini, dimana Ia bersabda “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu”. Menjadi murid atau pengikut setia Yesus Kristus memang sering harus menghadapi aneka tantangan atau masalah, bahkan kebencian dari mereka yang tidak senang pada kita, sebagaimana sering dilakukan oleh kelompok ekstrim yang menamakan diri “FPI”. Baiklah jika anda setia pada iman dan agama anda harus menghadapi kebencian dan ancaman, hendaknya diamkan saja seraya berdoa kepada Tuhan. Pengalaman saya di atas sampai kini masih mengesan dan membekas di hati saya sehingga saya tidak mudah takut menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan dalam penghayatan iman maupun pelaksanan tugas panggilan.

· “Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!" Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana” (Kis 16:9-10). Inilah awal karya missioner atau pewartaan Injil di wilayah Eropa, yang dilakukan oleh Paulus karena perintah Tuhan melalui penampakan. Tanpa takut dan gentar Paulus berusaha mencari kesempatan untuk menyeberang dari wilayah Asia ke wilayah Eropa melalui laut. Tuhan memanggil pasti akan menganugerahi bekal dan menunjukkan jalan, itulah keyakinan iman kita. Panggilan Tuhan dapat berupa permohonan atau ajakan untuk berbuat baik kepada orang lain, maka hendaknya tidak takut untuk berbuat baik kepada siapapun, meskipun kita belum mengenal mereka. Percayalah bahwa Tuhan pasti menyertai perjalanan kita, melindungi dan menguatkan kita sehingga kita mampu menanggapi secara positif ajakan atau permohonan untuk melakukan apa yang baik, meskipun harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan ancaman. Carilah kesempatan dengan tenang dalam Tuhan untuk mengatasi aneka tantangan, masalah dan ancaman, kerena dengan demikian Tuhan pasti menganugerahi jalan atau cara yang baik, memadai dan menyelamatkan. Jika anda menerima pengalaman sebagaimana dialami oleh Paulus, yaitu penampakan Tuhan yang memanggil dan mengutus, hendaknya segera ditanggapi, tanpa ditunda-tunda.

“Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun” (Mzm 100:1-3.5)

Sabtu, 12 Mei 2012

Romo Ignatius Sumarya, SJ