Ekaristi dan Rekonsiliasi

Pada masa prapaskah dan adven, apalagi menjelang perayaan Paskah dan Natal, banyak umat yang berduyun-duyun pergi ke tempat pengakuan untuk menerima sakramen tobat atau rekonsiliasi. Ini sungguh amat baik. Para pastor umumnya juga sangat disibukkan dengan pelayanan sakramen rekonsiliasi ini. Ada paroki yang menggunakan cara pelayanan bersama dengan mengundang para imam satu rayon. Secara bergantian, para imam melayani penerimaan sakramen rekonsiliasi dari paroki ke paroki, sekaligus juga berbagai sekolah yang berada di wilayah pastoral paroki tersebut. Ada juga yang dilayani sendiri oleh pastor paroki dengan mendatangi ke kapel-kapel wilayah atau lingkungan.

Sakramen tobat atau rekonsiliasi diarahkan kepada Ekaristi. Paus Benediktus XVI juga mengajarkan bahwa kasih terhadap Ekaristi mengantar ke penghargaan yang semakin besar terhdap sakramen rekonsiliasi (Sacramentum Caritatis no. 20). Hubungan tak terpisahkan antara Ekaristi dan sakramen rekonsiliasi menunjukkan bahwa dosa tidak pernah hanya melulu urusan perorangan saja; dosa selalu juga merugikan persekutuan gerejawi yang telah kita masuki melalui sakramen baptis. Unsur-unsur perayaan Ekaristi menampilkan keagungan dan besarnya belaskasih dan kerahiman Allah, sementara kita ini orang yang tidak layak karena dosa-dosa kita. Justru kesadaran ini akan membantu betapa pentingnya Sakramen Rekonsiliasi diterima secara teratur dalam hidup beriman kita.

Ada beberapa paroki yang setiap hari Sabtu sore atau Minggu sebelum perayaan Ekaristi dimulai, ditawarkan kesempatan pengakuan dosa pribadi. Pada jam-jam menjelang Misa tersebut, imam sudah siap di kamar pengakuan. Dan lihatlah ada saja umat yang masuk ke kamar pengakuan. Namun sayangnya, tidak semua paroki begitu. Di tempat Anda?


SUMBER: Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi KAS 2012 hari 7.