Rasa Malu Orang Indonesia Sudah Hilang

(Senin, 20 Februari 2012) Maraknya praktik korupsi dan tindak kejahatan di Tanah Air akhir-akhir ini menunjukkan rendahnya budi pekerti masyarakat. Kemerosotan moral ini terjadi karena dipengaruhi sistem pendidikan selama ini yang lebih berorientasi membuat orang menjadi pandai, bukan menjadi orang yang baik.

"Pelajaran-pelajaran di sekolah lebih banyak menghafal ketimbang melakukan eksplorasi," ujar Ign Sumarya SJ, Rektor Seminari Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, Senin (20/2/2012). Ia berbicara dalam diskusi terbatas dengan Kompas Perwakilan Jawa Tengah, TV Borobudur, Warta Jawa Tengah, dan Radio Sonora Semarang, di Semarang, Jawa Tengah.

Dalam diskusi tersebut, Sumarya yang akrab disapa Romo Maryo mengungkapkan keprihatinan yang mendalam menyaksikan praktik korupsi yang makin marak. Menurut dia, budaya malu sudah hilang. Yang lebih memprihatinkan, praktik-praktik korupsi tersebut paling banyak terjadi pada lembaga-lembaga yang seharusnya menjadi contoh dan teladan, seperti lembaga pendidikan dan agama.

Menurut Romo Maryo, praktik korupsi marak karena dipengaruhi mentalitas konsumtif. "Nilai-nilai kejujuran tidak lagi dipegang. Nilai-nilai kejujuran yang dulu ada dalam kehidupan masyarakat hilang. Kebudayaan lokal kini kurang dihargai. Padahal dari budaya itulah kita belajar banyak hal mulai dari bagaimana merasakan, berpikir, hingga bagaimana bertindak," paparnya.

Ia berharap pendidikan di Tanah Air kembali berorientasi pada nilai-nilai spiritual yang mendorong orang menjadi baik, bukan hanya menjadi pandai. "Pendidikan itu proses dari nol sampai berkembang, jadi bukan cetakan semata," ujarnya.(*) (Tribunjogja)

Sumber: