“Tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea” (1Sam 1:9-20; MT 1Sam 2:1.4-7; Mrk 1:21b-28)

“Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea” (Mrk 1:21b-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Mulai hari ini secara liturgis kita memasuki masa biasa, setelah masa NATAL. Sesuai dengan kutipan Warta Gembira hari ini, sebagai umat beriman atau beragama kita dipanggil untuk menjadi saksi iman, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita dapat mengusir setan atau aneka macam bentuk kejahatan. Semoga cara hidup dan cara bertindak kita yang dijiwai oleh iman dengan cepat tersebar di lingkungan hidup dan kerja kita masing-masing. Orang yang sungguh beriman pada umumnya hidup dan bertindak dengan saleh dan tenang, sehingga kesalehan dan ketenangannya mengusik setan-setan yang hidup dalam diri seseorang, dan setan-setanpun berteriak karena ketakutan. Maka ketika dalam hidup sehari-hari kita tiba-tiba menghadapi orang-orang yang berteriak atau kelihatannya mengancam kita, hendaknya tetap tenang saja, karena mereka itu bagaikan anjing menggonggong yang ketakutan. Coba perhatikan anjing menggonggong itu tanda ketakutan, karena kalau tidak takut ia langsung menyerang atau menggigitnya tanpa menggonggong. Sikapi dan hadapi orang-orang yang takut dengan tenang, karena dengan demikian mereka akan diam dan selanjutnya akan mengagumi ketenangan anda serta kemudian mewartakan ketenangan anda kemana-mana. Dalam hidup biasa sehari-hari kiranya kita akan menghadapi orang-orang yang ketakutan dan kelihatan mengancam, maka sekali lagi jika menghadapi yang demikian itu tetap tenang saja.

· "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.” (1Sam 1:11), demikian permohonan Hana, seorang ibu yang belum dianugerahi anak. Semoga doa permohonan Hana ini juga menjadi doa permohonan para ibu kepada Tuhan: “ Jika Engkau memberikan kepada hambaMu ini seorang anak laki-laki, maka akan akan memberikan dia kepada TUHAN seumur hidupnya”. Dengan kata lain kami berharap kepada para orangtua, khususnya ibu yang pada umumnya lebih dekat pada anak-anak lelakinya, kami harapkan untuk berpartisipasi dalam promosi panggilan imamat, mengingat dan memperhatikan masa kini kurang jumlah imam dan juga kwalitasnya merosot. Kami berharap ketika anaknya laki-laki tergerak untuk menjadi imam hendaknya didukung dan didoakan. Dukungan dalam keluarga antara lain berupa pendidikan atau pendampingan anak-anak agar peka terhadap kepetingan orang lain atau kesejahteraan umum, atau diperhatikan perihal kepekaan sosialnya. Jauhkan anak-anak dari aneka bentuk pemanjaan. Kami juga berharap kepada anda sekalian untuk berdoa bagi para imam, agar para iimam setia pada panggilannya, setia dalam melayani umat Allah dengan rendah hati. Kebiasaan berdoa bersama di dalam keluarga, saling mendoakan antar anggota keluarga, juga merupakan wujud pembibitan panggilan di dalam keluarga. Maka hendaknya jangan melupakan doa harian dan sedapat mungkin didoakan bersama. Pada masa kini rasanya, mengingat pekerjaan dan tugas para anggota keluarga, waktu yang paling baik untuk berdoa bersama adalah sore/malam hari setelah makan malam bersama. Sekiranya tidak mungkin berkumpul karena tugas dan pekerjaan, baiklah di tempat yang berpisah berdoa bersama; dengan kata lain membuat perjanjian kapan berdoa dalam waktu yang sama (catatan: komunikasi masa kini dengan HP atau email dengan mudah dapat dilakukan, maka fungsikan sarana komunikasi modern ini untuk saling mempererat dan meneguhkan relasi kasih seluruh anggota keluarga).

"Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu. Busur pada pahlawan telah patah, tetapi orang-orang yang terhuyung-huyung, pinggangnya berikatkan kekuatan. Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu.TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga.” (1Sam 2:1.4-7)

Selasa, 10 Januari 2012


Romo Ignatius Sumarya, SJ