HOMILI: Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa (Kej 3:9-15.20; Mzm 98:1-4; Ef 1:3-6.11-12; Luk 1:26-38)

“Jadilah padaku menurut perkataanmu itu”

(Kej 3:9-15.20; Ef 1:3-6.11-12; Luk 1:26-38)

“ Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.” (Luk 1:26-38), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan HR SP Maria Dikandung Tanpa Dosa hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Bunda Maria adalah teladan umat beriman dan oleh Gereja Katolik juga diimani bahwa sejak di dalam kandungan tanpa dosa. Sebenarnya masing-masing dari kita ketika masih berada di dalam kandungan atau rahim ibu kita masing-masing dalam keadaan tanpa dosa, namun begitu keluar dari kandungan alias dilahirkan, tumbuh dan berkembang sebagai pribadi manusia yang terjadi adalah tambah usia dan pengalaman berarti juga tambah dosa-dosanya. Maka baiklah di hari raya ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua yang mengimani Bunda Maria untuk berusaha kembali sebagaimana adanya ketika kita masih berada di dalam kandungan atau rahim ibu kita masing-masing. Kiranya bagi kita semua tak mungkin sempurna untuk kembali bersih dan suci seperti semula, namun demikian baiklah kita tetap terus berusaha tanpa kenal lebaih menjadi suci dan bersih sampai mati. Salah satu cara untuk itu antara lain senantiasa berusaha menghayati keutamaan ketaatan, sebagaimana dikatakan oleh Bunda Maria “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Dengan kata lain marilah kita hayati atau laksanakan dengan sepenuh hati aneka tata tertib yang terkait dengan panggilan, tugas dan kewajiban kita masing-masing. Keunggulan hidup beriman terletak pada penghayatan atau pelaksanaan, bukan wacana atau omongan atau ajaran. Marilah menjadi pelaksana-pelaksana sabda Tuhan kapan pun dan dimana pun.

· Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya” (Ef 1:5-6), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Efesus, kepada kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus. Beriman kepada Yesus Kristus belum tentu secara formal menjadi anggota Gereja, namun yang bersangkutan adalah sungguh ‘anak Tuhan’, artinya senantiasa melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan kapan pun dan dimana pun., yang bersangkutan sungguh mengandalkan diri sepenuhnya pada Tuhan atau Penyelenggaran Ilahi di dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Beriman kepada Yesus Kristus juga berarti menghayati hidup dan segala sesuatu yang kita miliki, kuasai dan nikmati sampai saat ini adalah kasih karunia Tuhan, rahmat atau anugerah Tuhan. Maka orang yang sungguh beriman kepada Yesus Kristus senantiasa hidup dalam syukur dan terima kasih, rendah hati, lemah lembut, sehingga mempesona, menarik dan memikat orang lain. Ia juga akan hidup sederhana, tidak serakah, hidup social dan tidak egois, ia menjadi “man or woman with/for others”. Kepada segenap umat beriman kami ingatkan atau ajak untuk mawas diri: apakah kita sungguh menghayati iman kita dalam hidup sehari-hari, sehingga kita sungguh bermoral dan berbudi pekerti luhur, senantiasa berbuat baik kepada siapa punm, dan yang tersiarkan atau terberitakan dari orang beriman adalah apa-apa yang baik, menyelamatkan, menggairahkan dan membahagiaakan. Marilah kita hayati bahwa hidup kita senantiasa dalam kasih karunia Tuhan, artinya Tuhan senantiasa menyertai cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun.

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!” (Mzm 98:1-4)

Kamis, 8 Desember 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Yes 40:25-31; Mzm 103:1-4; Mat 11:28-30)

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Mat 11:28-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Ambrosius adalah seorang uskup atau gembala umat yang sungguh mempersembahkan diri seutuhnya dalam melayani umat di wilayah keuskupannya. Ia senantiasa memberi kotbah dalam misa hari Minggu dan hari-hari raya, dan kotbahnya menarik serta mempesona umat karena ia sungguh mempelajari dan mendalami Kitab Suci, sehingga yang diajarkan atau dikotbahkan sesuai dengan isi Kitab Suci serta kemampuan para pendengar atau umatnya. Dengan kata lain ia sungguh berpastoral dengan baik sehingga menarik dan mempesona serta membuat kelegaan hati umatnya dan umatnya pun merasa ringan dan gembira hidupnya. “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu”, demikian sabda Yesus, yang kiranya sungguh dihayati oleh Ambrosius dalam panggilan dan fungsinya sebagai gembala atau pelayan umat. Maka perkenankan di masa Adven ini kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang berperan atau berfungsi sebagai gembala atau pelayan umat maupun para pembantunya untuk meneladan semangat St.Ambrosius atau menghayati sabda Yesus hari ini. Dengan kata lain kami berharap kepada para gembala umat beserta para pembantunya untuk mawas diri: apakah cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa membuat kelegaan hati umat Allah, dan mereka dalam tugas atau pekerjaan atau fungsi apapun akan merasa ringan adanya. Maka baiklah para gembala umat beserta para pembantunya berusaha sedemikian rupa sehingga cara hidup dan cara berttindaknya mempesona dan menarik umat Allah maupun masyarakat, dan siapapun yang melihat cara hidup dan cara bertindak kita atau kena dampak hidup dan tindakan kita semakin berharap, bergairah dan dinamis dalam hidup dan kerjanya. Masa Adven juga merupakan kesempatan untuk mawas diri, memperteguh dan mengembangkan keutamaan harapan.

· “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yes 40:29-31), demikian kata-kata nabi Yesaya yang sungguh memberi dan membangkitan pengharapan. “Orang-orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru; mereka seumpaman rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi letih”, inilah yang hendaknya kita renungkan atau refleksikan. Kita semua menanti-nantikan Tuhan, menantikan kedatanganNya yang menyelamatkan dan membahagiakan. Hidup kita ini kiranya juga bagaikan penantian, dimana kita menantikan saat kematian kita atau sewaktu-waktu kita dipanggil Tuhan. Marilah kita hidup dan bertindak sebagai orang yang sungguh menantikan dengan penuh pengharapan. Karena yang kita nantikan adalah Tuhan, maka selayaknya kita berusaha agar kita layak berada di hadirat Tuhan atau bertemu dengan Tuhan secara pribadi dan khusus. Tanda orang yang menantikan dengan penuh pengharapan antara lain mengadakan gerakan kebersihan, sebagaimana terjadi di kalangan masyarakat ketika menantikan kedatangan orang penting, terhormat dan terkenal, misalnya pejabat tinggi. Yang kita nantikan adalah Tuhan yang maha segalanya, maka selayaknya kita mengadakan usaha kebersihan secara menyuluruh, lebih-lebih dan terutama diri pribadi kita masing-masing. Apakah hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita sungguh bersih serta layak disebut sebagai ‘citra atau gambar Allah’? Jika tidak bersih marilah kita bersama-sama membersihkan diri. Bersama dan bersatu dengan Tuhan dalam usaha pembersihan diri tidak akan mudah merasa lelah, lesu dan letih, melainkan senantiasa tetap bergairah, dinamis, enerjik dan gembira dalam situasi dan kondisi apapun.

“Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat” (Mzm 103:1-4)

Rabu, 7 Desember 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang." (Yes 40:1-11; Mzm 96:1-3; Mat 18:12-14)

"Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang." (Mat 18:12-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Di antara anggota keluarga kita, komunitas kita atau rekan-rekan kerja atau para murid/peserta didik kita kiranya ada yang menderita sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Jika mereka phisiknya sehat ada kemungkinan tidak sehat dalam hal lain, misalnya nakal, bodoh, malas, kurang ajar dst.. Tuhan menghendaki agar mereka tidak hilang alias kita dipanggil untuk menyelamatkan atau menyembuhkannya. “Bapamu yang ada di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang”, demikian sabda Yesus. Maka marilah kita kasihi anak-anak kita yang malas, nakal, bodoh atau kurang ajar, kita selamatkan mereka yang ‘hilang’ atau ‘berusaha memisahkan diri’ dari kebersamaan hidup dan kerja kita. Memang untuk itu kita harus dengan jiwa besar dan hati rela berkorban alias dengan rendah hati memboroskan waktu dan tenaga guna mengasihi dan menyelamatkan mereka. Marilah kita sadari dan hayati bahwa yang kita nantikan kedatangan-Nya adalah “Penyelamat”, yang datang untuk menyelamatkan, mencari yang hilang. Sebagai tanda atau bukti bahwa kita sungguh menantikan kedatangan-Nya kita diharapkan mengantisipasi dengan menyelamatkan saudara-saudari kita ‘yang hilang’: bodoh, malas, nakal, kurang ajar atau ‘berusaha memisahkan diri’. Konkretnya kami harapkan para orangtua hendaknya dengan penuh kasih dan kelemah-lembutan mengasihi dan mendidik anak-anaknya yang nakal, malas atau kurang ajar, para guru atau pendidik hendaknya dengan penuh kasih mendampingi para peserta didik yang malas, bodoh dan kurang ajar, sedangkan para pastor atau pemimpin hendaknya dengan kerja keras dan penuh kasih menyelamatkan umat atau anggotanya ‘yang hilang’.

· "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya." (Yes 40:3-5), demikian seruan Yesaya kepada bangsanya, kepada kita semua yang menantikan kedatangan Penyelamat Dunia. Kita semua dipanggil untuk mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan Penyelamat Dunia. Maka marilah kita mawas diri apakah kita telah siap sedia menyambut kedatangan-Nya, artinya hati, jiwa, akal budi dan tubuh kita sungguh bersih dan sehat, sehingga kita layak disebut sebagai ‘gambar atau citra Tuhan Allah’. Sekali lagi jika kita jujur mawas diri kiranya diri kita tidak sungguh bersih dan sehat, karena egoisme, kesombongan, keserakahan dan pengawuran kita dalam cara hidup dan cara bertindak. Dengan kata lain ada kemungkinan kita tidak mentaati dan melaksanakan sepenuhnya aneka tata tertib yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, sehingga kita merasa terancam dan tidak tenteram serta tidak dalam keadaan damai sejahtera. Salah satu cara mempersiapkan jalan bagi kedatangan Penyelamat Dunia antara lain dengan bertobat, back to basic, kembali setia melaksanakan dan mentaati aneka tata tertib yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, maka marilah kita baca dan renungkan aneka tata tertib yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing; jika kita telah melupakannya atau melanggarnya, marilah dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan bertobat atau memperbaharui diri. Kepada para pakar aneka tata tertib, aturan atau hukum kami harapkan tanpa takut dan gentar mengingatkan kita semua yang untuk lebih memahami aneka tata tertib, aturan atau hukum tersebut, tentu saja kami juga berharap kepada anda, para pakar, dapat menjadi teladan dalam penghayatan atau pelaksanaan aneka tata tertib tersebut. Marilah kita bekerjasama dan saling membantu dalam melaksanakan aneka tata tertib.

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa” (Mzm 96:1-3)

Selasa, 6 Desember 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

"Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?” (Yes 35:1-10; Mzm 85:11-14; Luk 5:17-26)

“Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan.” (Luk 5:17-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Penyakit atau orang sakit erat kaitannya dengan dosa, dengan kata lain orang mudah jatuh sakit hemat saya karena dosanya. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan seorang sakit yang dibawa oleh teman-temannya kepada Yesus untuk mohon penyembuhan, dan Yesus pun menyembuhkannya dengan sabda-Nya “Hai saudara, dosamu sudah diampuni”. Peristiwa mujzat penyembuhan orang sakit ini menimbulkan dua reaksi, yaitu para ahli Taurat dan orang-orang Farisi menuduh Yesus menghujat Allah dan orang kebanyakan yang takjub dan memuliakan Allah dengan berkata “Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan”. Maka kepada orang Farisi dan ahli Taurat Yesus menanggapi “Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu?”. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat berpikiran jelek atau jahat terhadap mujizat, karena mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Mungkinkah kita juga seperti orang-orang Farisi atau ahli-ahli Taurat, yang mudah berpikiran jelek atau jahat atas sesuatu yang tak masuk akal atau diluar jangkauan pikiran dan harapan kita? Jika kita jujur mawas diri kiranya sedikit banyak diri kita ada kemiripan dengan orang-orang Farisi atau ahli-ahli Taurat alias mudah curiga dan berpkiran jahat atau jelek terhadap aneka pembaharuan atau penyembuhan sebagai karya Allah melalui saudara-saudari kita. Maka marilah kita sadari dan akui pikiran jahat atau jelek kita, dan kemudian mohon kasih pengampunan atau penyembuhan dari Allah dan saudara-saudari kita.

· "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" (Yes 35:4), demikian kata nabi Yesaya, suatu ajakan bagi kita semua untuk tidak takut meneguhkan yang goyah, meluruskan yang berbelok-belok, menyembuhkan yang sakit, menolong mereka yang miskin dan berkekurangan, yang memang sering menimbulkan keraguan dan ketakutan apakah kita mampu melakukannya. Kutipan diatas juga mengajak dan mengundang kita semua yang sakit, goyah dan tidak lurus hatinya untuk bertobat atau memperbaharui diri dengan pegangan sabda “Ia sendiri akan menyelamatkan kamu”. Perkenankan dengan rendah hati kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang sedang menderita sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi dan sakit tubuh, untuk menyadari dan mengakui kesakitannya serta kemudian siap sedia dengan rendah hati untuk dibantu penyembuhannya sebagaimana dikisahkan dalam Warta Gembira hari ini seorang lumpuh digotong oleh empat saudaranya mohon penyembuhan dari Yesus. Dengan kata lain marilah kita dengan rendah hati membuka diri terhadap aneka macam nasihat, saran, petunjuk atau arahan baik dari siapapun yang berkehendak baik sebagai kepanjangan tangan Allah untuk menyembuhkan atau menyelamatkan kita. Kita sikapi dan hayati aneka sapaan, sentuhan dan perlakuan siapapun yang berkehendak baik sebagai uluran kasih Allah yang menyembuhkan dan menyelamatkan. Hendaknya jangan dengan mudah berpikiran jahat atau jelek terhadap siapapun, karena para umumnya mereka berkehendak baik terhadap kita.

“Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan” (Mzm 85:11-14)

Senin, 5 Desember 2011


Romo Ign Sumarya, SJ

HOMILI: Hari Minggu Adven II (Yes. 40:1–5,9–11; Mzm 85:9ab–10,11–12,13–14; 2Ptr. 3:8–14; Mrk. 1:1–8)

"Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.”


Mempersiapkan kedatangan atau kunjungan pejabat tinggi pada umumnya orang sungguh mempersiapkan diri sebaik mungkin, sehingga kunjungan atau kedatangan pejabat tinggi tersebut mengesan bagi siapapun. Hal yang sama juga terjadi dalam diri orang-orang yang mempersiapkan diri untuk suatu acara penting seperti perkawinan atau tahbisan imamat. Persiapan yang dilakukan antara lain: kebersihan lingkungan, dan bagi yang akan menikah atau ditahbiskan imam kiranya mempersiapkan diri dengan mawas diri sambil bertanya-tanya pada diri sendiri apakah dirinya layak atau mampu hidup berkeluarga sebagai suami-isteri atau menjadi imam, yang harus melayani umat Allah dengan rendah hati. Pada Minggu Adven II hari ini kepada kita dihadapkan tokoh Yohanes Pembaptis, yang sering juga disebut sebagai bentara Penyelamat Dunia, orang yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Penyelamat Dunia. Ia juga dikenal sebagai nabi besar dan terkenal serta disanjung-sanjung, namun dengan rendah hati ia menanggapi sanjungan para pengikutnya dengan berkata “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” Marilah kita yang mempersiapkan diri kedatangan Penyelamat Dunia, Pesta Natal, meneladan semangat Yohanes Pembaptis.


"Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” (Mrk 1:7-8)


Yohanes Pembaptis sebagai ‘bentara Penyelamat Dunia’ mempersiapkan para pengikutnya dalam rangka menyambut kedatangan Penyelamat Dunia dengan membaptis mereka dengan air. Air memang antara berfungsi untuk membersihkan, antara lain kita mandi dengan air untuk membersihkan tubuh, tetapi hanya bagian luar, yang kelihatan saja. Tubuh kita mungkin kelihatan bersih, namun apakah hati, jiwa dan akal budi kita sungguh bersih kiranya dapat dipertanyakan. Yang mampu membersihkan hati, jiwa dan akal budi kita adalah Tuhan, maka Yohanes Pembaptis dengan rendah hati berkata "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.”

Kebersihan bagian luar sedikit banyak memang juga mencerminkan kebersihan bagian dalam (hati, jiwa, akal budi), maka marilah pertama-tama kita usahakan yang lebih mudah dahulu, yaitu kebersihan bagian luar, entah itu berarti tubuh kita atau lingkungan hidup, tempat tinggal atau tempat kerja kita. Orang berkata bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan, tentu saja kesehatan phisik. Kesehatan phisik hemat saya dapat menjadi jembatan menuju ke kesehatan spiritual, termasuk juga kesehatan emosional dan social. Maka ketika kebersihan phisik atau bagian luar sudah baik dan memadai, marilah dengan rendah hati kita usahakan bersama kebersihan bagi dalam: hati, jiwa dan akal budi. Dengan kata lain saya mengajak anda sekalian untuk mawas diri bahwa kita telah dibaptis juga dalam Roh serta menerima Sakramen Krisma: apakah kita senantiasa juga hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak dan bisikan Roh Kudus, dan dengan demikian kita memiliki kecerdasan spiritual atau hidup dan bertindak sesuai dengan Roh Kudus sehingga cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembut-an, penguasaan diri.” (Gal 5:22-23).

“Damai sejahtera” itulah kiranya yang menjadi dambaan atau kerinduan kita bersama dan juga yang kita nantikan perayaannya, kedatangan Penyelamat Dunia, yang membawa damai sejahtera bagi semua umat manusia di bumi yang berkehendak baik. Marilah sejak sekarang kita usahakan damai sejahtera ini. Salah satu cara atau usaha yang hendaknya kita lakukan atau hayati dalam rangka mengusahakan damai sejahtera adalah hidup dalam kasih pengampunan, artinya kita sadari dan hayati bahwa kita telah menerima kasih pengampunan dari Tuhan secara melimpah ruah melalui orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita dan mengasihi kita, dan selanjutnya kita dipanggil untuk menyebarluaskan kasih pengampunan kepada saudara-saudari kita kapan pun dan dimana pun. Marilah kita hayati dengan sungguh-sungguh bagian dari doa Bapa Kami, yang kita doakan setiap hari, yaitu “ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami”.

Saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2Ptr 3:8-9)

Di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari”, inilah yang mungkin baik kita renungkan atau refleksikan bersama dalam rangka menyongsong kedatangan Penyelamat Dunia. Di hadapan Tuhan mau tak mau kita harus hidup dan bertindak bersama dan bersatu dengan Tuhan alias dikuasai atau dirajai oleh Tuhan. Hidup dan segala sesuatu yang menyertai kita, atau kita miliki dan kuasai sampai saat ini adalah anugerah Tuhan, yang Maha Murah dan Maha Kasih, maka berada di hadapan Tuhan apa yang kita dambakan dan rindukan, yaitu damai sejahtera pasti menjadi kenyataan atau terwujud.

Tuhan senantiasa menepati janji-Nya dan sabar terhadap kita semua demi pertobatan atau pembaharuan hidup kita, orang-orang lemah, rapuh dan berdosa ini. Kita tanggapi kesetiaan dan kesabaran Tuhan dengan hati, jiwa, akal budi dan tubuh terbuka, sehingga kita pun juga menerima anugerah kesetiaan dan kesabaran, dan sebagai ucapan syukur dan terima kasih kita atas anugerah tersebut, tidak lain adalah meneruskan atau menyebarluaskan kesetiaan dan kesabaran melalui cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun.

“Setia adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan keterikatan dan kepedulian atas perjanjian yang terkait”, sedangkan “sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai ransangan atau masalah”. (Lih Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Kesetiaan dan kesabaran hemat saya merupakan keutamaan-keutamaan yang mendesak dan up to date pada masa kini untuk kita hayati dan sebarluaskan, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang tidak setia dan tidak sabar dalam cara hidup dan cara bertindak mereka.

Salah satu bentuk hidup dalam damai sejahtera dalam Tuhan memang antara lain hidup setia pada panggilan dan tugas pengutusan, serta sabar dalam menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah, yang muncul karena kesetiaan tersebut. Setia pada panggilan dan tugas pengutusan tak akan terbebaskan dari aneka tantangan, masalah dan hambatan, maka hadapilah dengan kesabaran sebagai wahana untuk meneguhkan dan memperkuat kesetiaan. Kami harapkan para suami-isteri dapat menjadi teladan kesabaran dan kesetiaan bagi anak-anak, demikian juga para pimpinan rumah atau komunitas bagi para anggota atau bawahannya.


“Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.”

(Mzm 85:11-14)

Minggu, 4 Desember 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk (Rm 10:8-17; Mzm 117:1.2; Mat 28:16-20)

“Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya” (Mrk 16:15-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan Pesta St Fransiskus Xaverius, imam dan pelindung Misi, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· “SJ” = Setan Jalanan, alias orang yang suka pergi, demikian kata plesetan yang sering dikenakan pada Sahabat-sahabat Yesus atau anggota Serikat Yesus, para pengikut St.I gnatius Loyola. Fransiskus Xaverius adalah pengikut Ignatius Loyola atau termasuk anggota Serikat Yesus yang pertama, yang sering disebut sebagai ‘primi patres’. Terpanggil menjadi sahabat Yesus memang akhirnya harus meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus, antara lain senantiasa berkeliling dari desa/kota ke desa/kota untuk mewartakan Kabar Baik atau Kerajaan Allah. Maka dalam rangka mengenangkan pesta St. Fransiskus Xaverius, Pelindung Misi, kami mengajak segenap umat yang percaya kepada Yesus Kristus untuk setia menjadi sahabat-sahabat-Nya juga, “pergi ke seluruh dunia dan mewartakan Kabar Baik kepada segala makhluk”. Dengan kata lain marilah kita mawas diri apakah di lingkungan hidup kita masing-masing dalam umat basis kita sungguh menjadi pewarta-pewarta kabar baik, senantiasa berbuat baik kepada orang lain dan yang terdengar atau tersiar dari diri kita juga apa-apa yang baik karena kita senantiasa berbuat baik. Percayalah bahwa “Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya”, antara lain setan-setan atau aneka kejahatan minggir atau mundur, yang sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh akan menjadi sembuh, dan kita sendiri tahan dan tabah terhadap aneka macam serangan virus penyakit. Kita dipanggil untuk mempersembahkan dunia seisinya kepada Tuhan, yang telah menciptakannya dengan penuh kasih dan kemurahan hati, yang berarti menyelamatkan bagian-bagian dunia yang tidak selamat, mengatur yang tidak teratur dst..

· “Bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya” (Rm 10:14), demikian pertanyaan reflektif Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua umat beriman. Iman memang terutama muncul dan lahir melalui pendengaran, apa-apa yang didengarkan. Kita semua dipanggil untuk memberitakan apa-apa yang dijiwai oleh iman, entah kata-kata, tindakan, ceritera, pengalaman dst.. Maka marilah kita senantiasa hidup dan bertindak dijiwai oleh iman kita, sehingga yang teerberitakan atau terwartakan dari kita apa-apa yang dijiwai iman, dan dengan demikian siapapun yang mendengarkan cara hidup dan cara bertindak kita, apalagi melihatnya, semakin beriman, semakin membaktikan diri seutuhnya kepada Tuhan. Untuk itu kami berharap agar segala usaha atau upaya pendidikan, entah pendidikan informal maupun pendidikan formal, diselenggarakan dalam dan oleh iman atau lebih mengedepankan atau mengutamakan agar anak-anak atau para peserta didik tumbuh berkembang menjadi pribadi yang baik dan berbudi pekerti luhur atau bermoral atau cerdas spiritual. Suasana proses pendidikan hendaknya hendaknya dijiwai oleh kebebasan dan cintakasih Injili. Ingatlah dan sadari bahwa masing-masing dari kita diciptakan dalam kebebasan dan cintakasih, serta dapat tumbuh berkembang sebagaimana adanya pada saat ini juga hanya dengan kebebasan dan cinta kasih. Cintakasih itu bebas alias tak dapat dibatasi atau dipagari oleh apapun dan kebebasan dibatasi oleh cinta kasih. Cinta kasih antara lain berarti tidak pernah melecehkan atau menginjak-injak harkat martabat manusia, sebagai ciptaan Allah terluhur dan termulia di dunia ini,yang diciptakan sebagai citra atau gambar Allah. Mendidik berarti berpartisipasi dalam karya penciptaan, yang bersifat menghidupkan, mengembangkan dan menumbuhkan.

“Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya!” (Mzm 117)

Sabtu, 3 Desember 2011

Romo Ignatius Sumarya, SJ

"Jadilah kepadamu menurut imanmu." (Yes 29:17-24; Mzm 27:1.4.13-14; Mat 9:27-31)

“Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud." Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: "Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini." Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu” (Mat 9:27-31), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Orang buta matanya memang memiliki kerugian besar, karena tidak dapat melihat dan menikmati keindahan ciptaan-ciptaan Tuhan, entah itu manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Maka kiranya ia memiliki kerinduan atau dambaan dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Dalam Warta Gembira hari ini dikisahkan dua orang buta yang mengikuti Yesus dan akhirnya berseru-seru dan berkata kepada-Nya: ”Kasihanilah kami, hai Anak Daud”. Karena iman mereka, maka mereka pun menerima anugerah penyembuhan dari Tuhan dan “meleklah mata mereka”. Marilah dengan rendah hati kita hayati bahwa kita pun juga tidak dapat melihat segala sesuatu dengan jelas karena terhalang oleh aneka bentuk egoisme dan semangat materialistis, sehingga kita hanya melihat samar-samar tentang keindahan dan kemuliaan ciptaan-ciptaan Tuhan. Dengan kata lain marilah kita mawas diri apakah kita sungguh hidup dan bertindak dijiwai oleh iman kita, artinya bersama dan bersatu dengan Tuhan kita hidup dan bertindak, melihat segala sesuatu yang ada di lingkungan hidup kita. Dalam dan dengan iman kita hayati bahwa Tuhan senantiasa berkarya dalam ciptaan-ciptaan-Nya di dunia ini. “Jadilah kepadamu menurut imanmu”, demikian sabda Yesus, kepada dua orang buta yang mohon penyembuhan, kepada kita semua yang beriman kepadaNya. Apa dambaan dan kerinduan kita? Marilah kita usahakan dalam dan dengan iman, dengan demikian akan menjadi kenyataan. Dengan dan dalam iman berarti kita bekerja keras, 100% mengerahkan kekuatan untuk mewujudkan dambaan atau kerinduan dan 100% mengandalkan diri pada rahmat Tuhan.

· “Orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran” (Yes 29:24), demikian kata-kata penghiburan Tuhan melalui hambaNya, nabi Yesaya, kepada bangsanya yang mengalami kesulitan, yang tersesat dan bersungut-sungut. Memang pada umumnya orang yang tersesat akan mudah mengeluh, menggerutu dan bersungut-sungut, demikian juga orang-orang yang mengalami kesulitan atau menghadapi masalah, hambatan dan tantangan. Pengertian, pengajaran, pencerahan dan kekuatan akan dianugerahkan kepada kita jika kita dengan rendah hati membuka diri pada Penyelenggaraan Ilahi. Penyelenggaraan Ilahi menjadi nyata atau menggejala antara lain dalam diri orang-orang yang berkehendak baik, maka marilah kita buka diri kita terhadap aneka sentuhan, sapaan dan bantuan orang-orang yang berkehendak baik ketika kita sedang mengadapi masalah, tantangan, kesulitan atau hambatan. Orang-orang yang berkehendak baik lebih banyak jumlahnya daripada yang berkehendak jahat dan ada di mana-mana. Hendaknya kita juga tidak membatasi diri dalam kehendak baik dari orang-orang yang seagama, sesuku , seras atau sebangsa saja, melainkan seluruh umat manusia tanpa pandang bulu atau SARA. Dengan kata lain di masa Adven ini kita diajak untuk mawas diri perihal hidup persaudaraan atau persahabatan kita: apakah kita bersaudara atau bersahabat dengan siapapun. Ingatlah dan sadari bahwa yang kita nantikan kedatanganNya adalah Penyelamat Dunia: Ia akan datang untuk menyelamatkan dunia seisinya. Kita siapkan kedatanganNya dengan membangun dan memperdalam hidup dalam persaudaraan atau persahabatan sejati. Dalam persaudaraan dan persahabatan sejati kita akan memperoleh aneka pengertian dan pengajaran yang berguna bagi keselamatan dan kebahagiaan hidup atau jiwa kita.

“TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN”

(Mzm 27:1.4.13-14)

Jumat, 2 Desember 2011


Romo Ign Sumarya, SJ

Saran Nyanyian Liturgi 2012 Tahun B

SARAN NYANYIAN LITURGI 2012 TAHUN B
TAHUN B
27 November 2011: MINGGU ADVEN I
Bacaan: Yes. 63:16b-17; 64:1,3b-8; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; 1 Kor. 1:3-9; Mrk,13:33-37
Saran Nyanyian: PS 437, 438, 441, 443, 445, 718, 720, 865, 951
4 Desember 2011: MINGGU ADVEN II
Bacaan: Yes. 40:1-5,9-11; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; 2 Ptr. 3:8-14; Mrk. 1:1-8
Saran Nyanyian: PS 439, 443, 444, 445, 449, 598, 718, 815, 962
11 Desember 2011: MINGGU ADVEN III
Bacaan: Yes. 61:1-2a,10-11; Luk. 1:46-48,49-50,53-54; 1 Tes. 5:16-24; Yoh. 1:6-8,19-28
Saran Nyanyian: PS 326, 440, 448, 449, 674, 720, 840, 960
18 Desember 2011: MINGGU ADVEN IV
Bacaan: 2Sam. 7:1-5,8b-12,14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Rm. 16:25-27; Luk. 1:26-38
Saran Nyanyian: PS 440, 445, 448, 449, 450, 549, 720, 721, 868, 955
25 Desember 2011: MINGGU, MALAM NATAL
Bacaan: Yes. 9:1-9; Mzm. 96:1-2a,2b-3,11-12,13; Tit. 2:11-14; Luk. 2:1-14
Saran Nyanyian: PS 451, 452, 453, 454, 455, 456, 459, 806, 953
HARI RAYA NATAL (Siang)
Bacaan: Yes. 52:7-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6; Ibr. 1:1-6; Yoh. 1:1-18
Saran Nyanyian: PS 460, 461, 462, 463, 465, 466, 476, 806, 953
30 Desember 2011: JUMAT, PESTA KELUARGA KUDUS: YESUS, MARIA, YUSUF
Bacaan: Kej. 15:1-6; 21:1-3; Mzm. 105:1b-2,3-4,5-6,8-9; R:7a,8a; Ibr. 11:8,11-12,17-19; Luk. 2:22-40
Saran Nyanyian: PS 463, 464, 465, 466, 467, 608, 613, 614, 845, 962
1 Januari 2012: MINGGU, HARI RAYA S,P, MARIA BUNDA ALLAH
Bacaan: Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Ul:2a; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21
Saran Nyanyian: PS 454, 455, 466, 475, 476, 477, 633, 809, 990,
8 Januari 2012: MINGGU, HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN
Bacaan: Yes. 60:1-6; Mzm. 72:1-2,7-8,10-11,12-13; Ul:11; Ef. 3:2-3a,5-6; Mat. 2:1-12
Saran Nyanyian: PS 455, 472, 473, 475, 494, 549, 807, 951,
9 Januari 2012: SENIN, Pesta Pembaptisan Tuhan
Bacaan: Yes. 55:1-11; Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Ul:3; 1Yoh. 5:1-9; Mrk. 1:7-11
Saran Nyanyian : PS 424, 425, 475, 586 (bait 3-4), 591, 594, 864, 991,


15 Januari 2012: MINGGU BIASA II
Bacaan: 1 Sam. 3:3b-10,19; Mzm. 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10; Ul:8a,9a; 1 Kor. 6:13c-15a,17-20; Yoh. 1:35-42
Saran Nyanyian: PS 336, 373, 376, 539, 572, 586 (bait 1), 588, 664, 690, 850, 990,
22 Januari 2012: MINGGU BIASA III
Bacaan: Yun. 3:1-5,10; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9; Ul:4a; 1 Kor. 7:29-31; Mrk. 1:14-20
Saran Nyanyian: PS 329, 597, 598, 601, 603, 606, 656, 690, 845, 992,
29 Januari 2012: MINGGU BIASA IV
Bacaan: Ul. 18:15-20; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Ul:8; 1Kor. 7:32-35; Mrk. 1:21-28
Saran Nyanyian: PS 331, 382, 540, 544, 546, 585, 600, 691, 854, 961
5 Februari 2012: MINGGU BIASA V
Bacaan: Ayb. 7:1-4,6-7; Mzm. 147:1-2,3-4,5-6; Ullh, 3a; 1 Kor. 9:16-19,22-23; Mrk. 1:29-39
Saran Nyanyian: PS 328, 423, 424, 546, 562, 699, 817, 958
12 Februari 2012: MINGGU BIASA VI
Bacaan: Im. 13:1-2,44-46; Mzm. 32:1-2,5,11; R:7; 1 Kor. 10:31 - 11:1; Mrk. 1:40-45
Saran Nyanyian: PS 329, 546, 562, 676, 683, 699, 847, 953
19 Februari 2012: MINGGU BIASA VII
Bacaan: Yes. 43:18-19,21-22,24b-24; Mzm. 41:2-3,4-5,13-14; 2Kor. 1:18-22; Mrk. 2:1-12
Saran Nyanyian: PS 596, 597, 599, 600, 601, 603, 818, 958
22 Februari 2012: HARI RABU ABU
Bacaan: Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20 - 6:2; Mat. 6:1-6,16-18
Saran Nyanyian : PS 479, 481, 490, 601, 602, 606, 813, 965
26 Februari 2012: MINGGU PRAPASKAH I
Bacaan: Kej. 9:8-15; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7ab,8-9; Ul:lh, 10a; 1 Ptr. 3:18-22; Mrk. 1:12-15
Usulan Nyanyian : PS 483, 486, 490, 585, 588, 589, 590, 845, 966
4 Maret 2012: MINGGU PRAPASKAH II
Bacaan: Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18; Mzm. 116:10,15,16-17,18-19; Ul:9; Rm. 8:31b-34; Mrk. 9:2-10
Usulan Nyanyian: PS 479, 482, 483, 484, 485, 487, 539, 855, 965
11 Maret 2012: MINGGU PRAPASKAH III
Bacaan: Kel. 20:1-17; Mzm. 19:8,9,10,11; Ul: Yoh. 6:68c; 1 Kor. 1:22-25; Yoh. 2:13-15
Saran Nyanyian: PS 368, 480, 484, 486, 541, 543, 622, 852, 965
18 Maret 2012: MINGGU PRAPASKAH IV
Bacaan: 2 Taw. 36:14-16,19-23; Mzm. 137:1-2,3,4-5,6; Ul:6a; Ef. 2:4-10; Yoh. 3:14-21
Saran Nyanyian: PS 487, 486, 483, 539, 541, 691, 842, 965
25 Maret 2012: MINGGU PRAPASKAH V
Bacaan: Yer. 31:31-34; Mzm. 51:3-4,12-13,14-15; Ul:12a; Ibr. 5:7-9; Yoh. 12:20-33
Saran Nyanyian: PS 479 (bait 1,4), 483, 486, 715, 811, 965
1 April 2012: MINGGU SENGSARA/PALMA
Bacaan sebelum perarakan: Mrk. 11:1-10
Bacaan: Yes. 50:4-7; Mzm. 22:8-9,17-18a,19-20,23-24; Ul:2a; Flp. 2:6-11; Mrk. 14:1 - 15:47
Saran Nyanyian : Pembukaan Dan. Perarakan Palma: PS 491, 492, 493, 494, 495
Ekaristi: PS 480, 482, 487, 488, 510, 512, 819, 965
5 April 2012: KAMIS PUTIH
Bacaan: Kel. 12:1-8,11-14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18; Ul:1Kor. 10:16; 1 Kor. 11:23-26; Yoh. 13:1-15
Saran Nyanyian: PS 496, 497, 498, 660, 685, 686, 856, 965
Perarakan Sakramen: PS 501, 502
Tugur: PS 500, 503
6 April 2012: JUMAT AGUNG
Bacaan: Yes. 52:13 - 53:12; Mzm. 31:2,6,12-13,15-16,17,25; Ul: Luk. 23:46; Ibr. 4:14-16; 5:7-9; Yoh. 18:1 - 19:42
Saran Nyanyian:
Pembukaan: (tanpa nyanyian)
Mazmur Tanggapan : Ul. 820, BPI 966
Selingan Kisah : PS 480, 482
PenghorMat.an Salib : 504/505, 506, 507, 508, 509, 512
8 April 2012: MALAM PASKAH
Bacaan I: Kej. 1:1 - 2:2; Mzm. Tgpn: Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,13-14,24,35c; Ul: lh, 30; Bacaan II: Kej. 22:1-18; Mzm. Tgpn: Mzm. 16:5,8,9-10,11; Ul:1; Bacaan III: Kel. 14:15 - 15:1; Mzm. Tgpn: Kel. 15:1-2,3-4,5-6,17-18; Ul:1a; Bacaan IV: Yes. 54:5-14; Mzm. Tgpn: Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; Ul:2a; Bacaan V: Yes. 55:1-11; Mzm. Tgpn: Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Ul:3; Bacaan VI: Bar. 3:9-15,32 - 4:4; Mzm. Tgpn: Mzm. 19:8,9,10,11; Ul: Yoh. 6:68c; Bacaan VII: Yeh. 36:16-17a,18-28; Mzm. Tgpn: Mzm. 42:3,5bcd; 43:3,4; Ul:42:2; Epistola: Rm. 6:3-11; Mzm. Tgpn: Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Injil: Mat. 28:1-10
Saran Nyanyian :
Upacara Cahaya : PS 513/513a, 673, 514
Liturgi Sabda sesuai dengan bacaan yang dipilih:
PS 830, 847, 671, 838, 864, 852, 843, 867
Liturgi Baptis : PS 592
Persembahan : PS 521
Madah Syukur : PS 520
Pengutusan : PS 524
8 April 2012: HARI RAYA PASKAH KEBANGKITAN TUHAN
Bacaan: Kis. 10:34a,37-43; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Ul:24; Kol. 3:1-4; Yoh. 20:1-9
Saran Nyanyian: PS 516, 518, 521, 523, 524, 527, 821, 518 Dan. 959
15 April 2012: MINGGU PASKAH II
Bacaan: Kis. 4:32-35; Mzm. 118:2-4,16ab-18,22-24; R:1; 1 Yoh. 5:1-6; Yoh. 20:19-31
Saran Nyanyian: PS 517, 519 (1,6-10), 521, 524, 619, 691, 831, 955,
22 April 2012: MINGGU PASKAH III
Bacaan: Kis. 3:13-15,17-19; Mzm. 4:2,4,7,9; R:7b; 1 Yoh. 2:1-5; Luk. 24:35-48
Saran Nyanyian: PS 522, 523, 525, 526, 527, 530, 859, 955,
29 April 2012: MINGGU PASKAH IV
Bacaan: Kis. 4:8-12; Mzm. 118:1,8-9,21-23,26,28cd,29; R:22; 1 Yoh. 3:1-2; Yoh. 10:11-18
Saran Nyanyian: PS 421, 542, 539 (bait 4,5), 646, 656, 824, 959,
6 Mei 2012: MINGGU PASKAH V
Bacaan: Kis. 9:26-31; Mzm. 22:26b-27,28,30,31-32; R:26a; 1 Yoh. 3:18-24; Yoh. 15:1-8
Saran Nyanyian: PS 429, 430, 433, 520, 523, 525, 528, 661, 662, 834, 954,
13 Mei 2012: MINGGU PASKAH VI
Bacaan: Kis. 10:25-26,34-35,44-48; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; R:2b; 1 Yoh. 4:7-10; Yoh. 15:9-17
Saran Nyanyian: PS 526, 529, 530, 660, 661, 662, 663, 659, 807, 951
17 Mei 2012: HARI RAYA KENAIKAN TUHAN
Bacaan: Kis. 1:1-11; Mzm. 47:2-3,6-7,8-9; R:6; Ef. 4:1-13; Mrk. 16:15-20
Saran Nyanyian: PS 531, 532, 533, 534, 548, 551, 676, 825, 962
20 Mei 2012: MINGGU PASKAH VII
Bacaan: Kis. 1:15-17,20a,20c-26; Mzm. 103:1-2,11-12,19-20ab; R:19a; 1 Yoh. 4:11-16; Yoh. 17:11b-19
Saran Nyanyian: PS 520, 616, 617, 618, 619, 620, 621, 622, 835, 959
27 Mei 2012: HARI RAYA PENTAKOSTA
Bacaan: Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab,24ac-30,31,34; R:lh, 30; Gal. 5:16-25; Yoh. 15:26-27; 16:12-15
Saran Nyanyian :
Pembuka: PS 565; Mzm. Tgpn: PS 828; BPI: PS 964; Sekuensia: PS 569; Persembahan: PS 573; Madah Syukur: PS 577; Pengutusan: PS 570; Pilihan lain: 566, 567, 569
3 Juni 2012: HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS
Bacaan: Ul. 4:32-34,39-40; 33:4-5,6,9,18-19,20-22; Ul: 12b; Rm. 8:14-17; Mat. 28:16-20
Saran Nyanyian: PS 578, 579, 581, 582, 583, 584, 580, 840, 960
10 Juni 2012: HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS
Bacaan: Kel. 24:3-8; Mzm. 116:12-13,15,16bc,17-18; Ul:13; Ibr. 9:11-15; Mrk. 14:12-16,22-26
Saran Nyanyian:
Mazmur Tanggapan: PS 856; Bait P, Injil: PS 953; Sekuensi: PS 556; Nyanyian lain: PS 335, 384, 421, 428, 429, 430, 432
15 Juni 2012: JUMAT, HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS
Bacaan: Hos. 11:1,3-4,8c-9; Yes. 11:2-3,4-bcd,5-6; Ef. 3:8-12,14-19; Yoh. 19:31-37
Saran Nyanyian: PS 337, 422, 561, 563, 564, 659 (2-3), 864, 957
17 Juni 2012, MINGGU BIASA XI
Bacaan: Yeh. 17:22-24; Mzm. 92:2-3,13-14,15-16; Ul: lh,2a; 2 Kor. 5:6-10; Mrk. 4:26-34
Saran Nyanyian: PS 650, 653, 654, 674, 675, 676(4-6), 831, 957
24 Juni 2012: MINGGU HARI RAYA KELAHIRAN S. YOHANES PEMBAPTIS
Bacaan: Yes. 49:1-6; Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15; Kis. 13:22-26; Luk. 1:57-66,80.
Saran Nyanyian: PS 447, 549, 641, 642, 643, 830, 952
1 Juli 2012: MINGGU BIASA XIII
Bacaan: Keb. 1:13-15; 2:23-24; Mzm. 30:2,4,5-6,12a,13b;Ul:2a; 2 Kor. 8:7,9,13-15;
Mrk. 5:21-43
Saran Nyanyian: PS 539, 540, 542, 544, 546, 549(2-3), 699, 838, 963
8 Juli 2012: MINGGU BIASA XIV
Bacaan: Yeh. 2:2-5; Mzm. 123:1-2a,2bcd,3-4; Ul:2cd; 2Kor. 12:7-10; Mrk. 6:1-6
Saran Nyanyian: PS 381, 496, 574, 603, 691, 673, 682, 818, 961
15 Juli 2012: MINGGU BIASA XV
Bacaan: Ams.7:12-15; Mzm. 85:9a-10,11-12,13-14; Ul:8; Ef. 1:3-14; Mrk. 6:7-13
Saran Nyanyian: PS 362, 540, 541, 592, 682, 683, 691, 692, 695, 815, 962
22 Juli 2012: MINGGU BIASA XVI
Bacaan: Yer. 23:1-6; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5b; Ul:1; Ef. 2:13-18; Mrk. 6:30-34
Saran Nyanyian: PS 542, 617, 618, 646, 649, 654, 656, 689, 849, 952
29 Juli 2012: MINGGU BIASA XVII
Bacaan: 2Raj. 4:42-44; Mzm. 145:10-11,15-16,17-18; Ul: lh 16; Ef. 4:1-6; Yoh. 6:1-15
Saran Nyanyian: PS 421, 431, 434, 536, 616, 619, 622, 653, 857, 956
5 Agustus 2012: MINGGU BIASA XVIII
Bacaan: Kel. 16:2-4,12-15; Mzm. 78:3,4bc,23-24,25,54; Ul:24b; Ef. 4:17,20-24; Yoh. 6:24-35
Saran Nyanyian: PS 380, 430, 432, 434, 536, 653, 846, 956
12 Agustus 2012: HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA
Bacaan: Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab; Mzm. 45:10bc,11,12,16;Ul:10d; 1 Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-55
Saran Nyanyian: PS 257, 625, 628, 631, 633, 674, 675, 861, 953
17 Agustus 2012: JUMAT, HARI RAYA KEMERDEKAAN RI (17 Agustus)
Bacaan: Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac,3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21
Saran Nyanyian: PS 257, 666, 667, 668, 704, 705, 706, 707, 862, 956
19 Agustus 2012: MINGGU BIASA XX
Bacaan: Ams. 9:1-6; Mzm. 34:2-3,10-11,12-13,14-15; Ul:9a; Ef. 5:15-20; Yoh. 6:51-58
Saran Nyanyian: PS 257, 322, 380, 434, 536, 541, 556, 653, 858, 960
26 Agustus 2012: MINGGU BIASA XXI
Bacaan: Yos. 24:1-2a,15-17,18b; Mzm. 34:2-3,16-17,18-19,20-21,22-23; Ul:9a; Ef. 5:21-32; Yoh. 6:60-69
Saran Nyanyian: PS 257, 384, 366, 368, 369, 539, 650, 652, 654, 857, 956
2 September 2012: MINGGU BIASA XXII, Minggu Kitab Suci Nasional
Bacaan: Ul. 4:1-2,6-8; Mzm. 15:2-3a,3cd-4ab,5;Ul:1a; Yak. 1:17-18,21b-22,27; Mrk. 7:1-8,14-15,21-23
Saran Nyanyian: PS 257, 337, 370, 371, 647, 655, 670, 685, 848, 956
9 September 2012: MINGGU BIASA XXIII
Bacaan: Yes. 35:4-7a; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10;Ul,:1; Yak. 2:1-5; Mrk. 7:31-37
Saran Nyanyian: PS 337, 364-373, 544, 549, 832, 953
16 September 2012: MINGGU BIASA XXIV
Bacaan: Yes. 50:5-9a; Mzm. 116:1-2,3-4,5-6,8-9;Ul:9; Yak. 2:14-18; Mrk. 8:27-35
Saran Nyanyian: PS 320, 376, 536, 541, 647, 651, 654, 656, 809, 951
23 September 2012: MINGGU BIASA XXV
Bacaan: Keb. 2:12,17-20; Mzm. 54:3-4,5,6,8;Ul:6b; Yak. 3:16 - 4:3; Mrk. 9:30-37
Saran Nyanyian: PS 331, 370, 541, 542, 647, 649, 650, 652, 654, 658, 810, 952
30 September 2012: MINGGU BIASA XXVI
Bacaan: Bil. 11:25-29; Mzm. 19:8,10,12-13,14;Ul:9; Yak. 5:1-6; Mrk. 9:38-43,45,47-48
Saran Nyanyian: PS 328, 366, 367, 368, 369, 381, 697, 853, 960
7 Oktober 2012: MINGGU BIASA XXVII
Bacaan: Kej. 2:18-24; Mzm. 128:1-2,3,4-5,6;Ul:lih,5; Ibr. 2:9-11; Mrk. 10:2-16
Saran Nyanyian: PS 616, 617, 619, 662, 663, 664, 846, 957
14 Oktober 2012: MINGGU BIASA XXVIII
Bacaan: Keb. 7:7-11; Mzm. 90:12-13,14-15,16-17;Ul:14; Ibr. 4:12-13; Mrk. 10:17-30
Saran Nyanyian: PS 320, 368, 369, 376, 671, 690, 697, 846, 961
21 Oktober 2012: MINGGU BIASA XXIX
Bacaan: Yes. 53:10-11; Mzm. 33:4-5,18-19,20,22;Ul:22; Ibr. 4:14-16; Mrk. 10:42-45
Saran Nyanyian: PS 377, 381, 483, 536, 541, 657, 682, 690, 693, 815, 962
28 Oktober 2012: MINGGU BIASA XXX
Bacaan: Yer. 31:7-9; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6;Ul:3; Ibr. 5:1-6; Mrk. 10:46-52
Saran Nyanyian: PS 539, 544, 546, 549, 562, 653, 674, 830, 954
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (2 November)
Bacaan dipilih dari kutipan-kutipan yang tersedia dalam "Misa untuk Orang Mat.i", Buku Bacaan III, hlm, 1163 dst,
Saran Nyanyian : PS 524, 527, 708, 710, 711, 715, 717, 953,
4 November 2012: MINGGU BIASA XXXI
Bacaan: Ul. 6:2-6; Mzm. 18:2-3a,3bc-4,47,51ab;Ul:2; Ibr. 7:23-28; Mrk. 12:28b-34
Saran Nyanyian: PS 497, 498, 499, 659, 660, 661, 662, 663, 839, 962
11 November 2012: MINGGU BIASA XXXII
Bacaan: 1 Raj. 17:10-16; Mzm. 146:7,8-9a,9c-10; Ul:1; Ibr. 9:24-28; Mrk. 12:38-44
Saran Nyanyian: PS 321, 381, 421, 481, 557, 646 atau 656, 674 atau 675, 863, 957
18 November 2012: MINGGU BIASA XXXIII
Bacaan: Dan. 12:1-3; Mzm. 16:5,8,9-10,11; R:Ul. 1; Ibr. 10:11-14,18; Mrk. 13:24-32
Saran Nyanyian: PS 422(1,2,3), 543, 618, 657, 658, 704, 851, 962
25 November 2012: MINGGU BIASA XXXIV:
HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
Bacaan: Dan. 7:13-14; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Ul: 1a; Why. 1:5-8; Yoh. 18:33b-37
Saran Nyanyian: PS 547, 548, 549, 551, 552, 553, 554, 837, 955
2 Desember 2012: MINGGU ADVEN I (C)
Bacaan: Yer. 33:14-16; Mzm. 25:4-5ab,8-9,10,14; Ul:1; 1Tes. 3:12 - 4:2; Luk. 21:25-28,34-36
Saran Nyanyian: PS 438, 443, 445, 446, 720, 865, 951
9 Desember 2012: MINGGU ADVEN II (C)
Bacaan: Bar. 5:1-9; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6;Ul:3; Flp. 1:4-6,8-11; Luk. 3:1-6
Saran Nyanyian: PS 443, 445, 539, 718, 719, 720, 830, 952
16 Desember 2012: MINGGU ADVEN III (C)
Bacaan: Zef. 3:14-18a; Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Ul:6; Flp. 4:4-7; Luk. 3:10-18
Saran Nyanyian: PS 440, 446, 448, 449, 718, 719, 720, 836, 956
23 Desember 2012: MINGGU ADVEN IV (C)
Bacaan: Mi. 5:1-4a; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; Ul: 4; Ibr. 10:5-10; Luk. 1:39-45
Saran Nyanyian: PS 448, 674, 675, 719, 720, 721, 802, 951
25 Desember 2012: SELASA, HARI RAYA NATAL (C)
Misa Malam:
Bacaan: Yes. 9:1-6; Mzm. 96:1-2a,2b-3,11-12,13;Ul:Luk. 2:11; Tit. 2:11-14; Luk. 2:1-14
Saran Nyanyian: PS 451, 452, 453, 454, 456, 458, 460, 806, 953
Misa Fajar:
Bacaan: Yes. 62:11-12; Mzm. 97:1,6,11-12; Tit. 3:4-7; Luk. 2:15-20
Saran Nyanyian: PS 448, 455, 457, 461, 462, 464, 465, 476, 806, 953
Misa Siang:
Bacaan: Yes. 52:7-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6;Ul:3c; Ibr. 1:1-6; Yoh. 1:1-18
Saran Nyanyian: PS 459, 463, 466, 467, 468, 475, 477, 806, 953
30 Desember 2012: Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf
Bacaan: 1Sam. 1:20-22,24-28; Mzm. 84:2-3,5-6,9-10; Ul:lh,5a; 1Yoh. 3:1-2,21-24; Luk. 2:41-52
Saran Nyanyian: PS 463, 464(1,2,4), 466, 608, 613, 841, 956,

Sumber : KOMISI LITURGI KWI

REKOMENDASI ATAS NYANYIAN-NYANYIAN PERKAWINAN
http://santoantonius.blogspot.com/2011/12/rekomendasi-atas-nyanyian-nyanyian.html