PS 568/828 Utuslah Roh-Mu ya Tuhan

Mazmur Tanggapan
Hari Raya Pentakosta (Tahun A/B/C) (PS 568/828)



oleh Paduan Suara St Elisabeth
Paroki Trinitas, Cengkareng - Jakarta

"Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia"

"Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran." (Yoh 17:11b-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Nasib seorang utusan tidak akan jauh dari Yang Mengutus atau bahkan mau tak mau pasti akan mengalami apa yang telah dialami oleh Yang Mengutus. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, yang telah menderita dan wafat di kayu salib karena setia pada tugas pengtusan-Nya, kita diutus untuk mendunia, berpartisipasi dalam karya penyelamatan dunia, Sebagaimana telah dialami oleh Yesus ada kemungkinan kita sebagai utusan juga akan dibenci oleh mereka yang bersikap mental dunia alias materialistis. Mereka bersikap mental materialistis alias bisnis, sedangkan kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus lebih bersifat social dan spiritual, maka akan sangat sulit mengusahakan titik temu cara hidup dan cara bertindak bersama. Karena kita telah dikuduskan atau dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan dalam pembaptisan, maka baiklah kita setia pada tugas pengutusan kita apapun, meskipun harus menghadapi aneka tantangan dan kebencian. Imanilah bahwa jika kita setia pada sabda Tuhan berarti kita dalam kebenaran, dan percayalah bahwa kebenaran akan mampu mengalahkan kebencian maupun kebohongan. Berada dalam kebenaran berarti bersama dan bersatu dengan Tuhan, maka kita akan mampu mengatasi segala tantangan dan kebencian. Marilah di hari-hari novena Roh Kudus ini kita mohon rahmat kebenaran, Roh Kebenaran, agar Roh Kebenaran senantiasa menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita.

· "Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu"(Kis 20:37), demikian kata Paulus kepada kepala pasukan yang berkehendak untuk mengenyahkannya Meskipun digiring dan diteraki oleh orang banyak untuk dienyahkan Paulus, rasul agung, tetap tenang dan tegar. Marilah sebagai yang diutus, rasul, kita meneladan Paulus. Dalam kebenaran hendaknya kita tetap tenang dan tegar, karena jika memang harus dienyahkan alias dibunuh, berbahagialah bahwa kita boleh meneladan Yesus yang wafata disalibkan karena kebenaran. Memang hidup dalam kebenaran akan menghadapi kebencian dari mereka yang tak tahu kebenaran alias tidak beriman. Sebaliknya karena ketenangan dan ketegaran kita ada kemungkinan cukup banyak orang baik yang tergerak atau tersentuh untuk membantu atau menolong kita. Percayalah sebenarnya yang membenci kita sangat kecil jumlahnya, meskipun suara keras, sebaliknya yang baik dan kemungkinan membela kita berjumlah cukup banyak dan bersuara lembut, sebagai cirikhas orang-orang yang dijiwai oleh Roh Kudus. Ketika diancam untuk dienyahkan marilah kita mohon rahmat keberanian dari Roh Kudus, agar keberanian kita bukan karena mengandalkan diri kita sehingga menjadi sombong, melainkan karena Roh Kudus sehingga kita berani dengan rendah hati dan dengan demikian senantiasa menghadirkan diri dalam ketenangan dan senyuman. Dalam ketenangan dan senyuman karena Roh Kudus kita pasti mampu mengatasi ancaman sekeras dan sekejam apapun, karena sekeras-kerasnya orang kami percaya di dalam kedalaman lubuk hatinya pasti ada kerinduan akan kasih dan perdamaian sejati.

"Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi Tuhan; bagi Dia yang berkendaraan melintasi langit purbakala. Perhatikanlah, Ia memperdengarkan suara-Nya, suara-Nya yang dahsyat! Akuilah kekuasaan Allah; kemegahan-Nya ada di atas Israel, kekuasaan-Nya di dalam awan-awan. Allah adalah dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya!" (Mzm 68:33-36)

Romo Ign Sumarya,SJ

8 Juni 2011

"Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu" (Kis 20:17-27; Mzm 68:10-11; Yoh 17:1-11a)

"Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu." (Yoh 17:1-11a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Sebagai umat yang percaya kepada Yesus Kristus kita diharapkan senantiasa menghayati atau melaksanakan kehendak Allah atau sabda-sabda Yesus yang telah kita terima melalui aneka cara. Sabda-sabda Yesus setiap kali kita terima atau dengarkan ketika kita berpartisipasi dalam Ibadat Sabda atau Perayaan Ekaristi (harian atau mingguan). Sabda atau firman Yesus, yang tertulis di dalam Kitab Suci, pertama-tama dan terutama untuk dibacakan dan didengarkan. Sebagai umat Allah kiranya kita lebih banyak mendengarkan daripada membacakan. Pertanyaan refleksif bagi kita masing-masing: apakah kita sungguh mendengarkan ketika dibacakan sabda/firman Tuhan atau sekedar mendengar (to listen or to hear?). Jika kita sungguh mendengarkan kami percaya kita pasti akan dipengaruhi atau dikuasainya, sehingga mau tak mau kita harus mentaati atau menuruti-Nya dalam danmelalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun, sehingga kita layak disebut sebagai milik Tuhan Yesus dan kita menghayati diri sebagai ciptaan Allah, gambar atau citra-Nya. Kita semua dipanggil untuk menjadi pelaksana-pelaksana sabda Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Keunggulan hidup beriman atau beragama hemat saya terletak dalam pelaksanaan atau penghayatan, bukan wacana atau omongan. Maka kami berharap agar anak-anak sedini mungkin dibiasakan dan dididik untuk menjadi pelaksana-pelaksana sabda Tuhan, dan tentu saja terutama dengan dan melalui teladan konkret dari para orangtua/bapak-ibu.

"Aku tidak mengiharaukan nyawaku sedikitpun, asal aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah" (Kis 20:24), demikian kesakian iman Paulus, rasul agung. Sebagai pelaksana-pelaksana sabda/firman Tuhan akhirnya kita juga dipanggil untuk menyebarluaskan atau mewartakannya, dengan kita lain kita dipanggil untuk menjadi pewarta-pewarta kabar baik, `memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah'. Hendaknya kita tidak pelit atau malas sebagai pewarta-pewarta kabar baik, melainkan murah hati, hatinya dijual murah, artinya memperhatikan siapapun tanpa pandang bulu/SARA. Marilah kita persembahkan nyawa (gairah, cita-cita, dambaan, impian dst..) kita kepada orang lain dengan berbuat baik kepada mereka tanpa kenal lelah. Kita berharap semua orang dapat menghayati kasih karunia Allah, dan secara konkret berarti menghayati diri sebagai yang terkasih sehingga perjumpaan antar kita berarti `yang terkasih' berjumpa dengan `yang terkasih', dan dengan demikian secara otomatis akan saling mengasihi. Seluruh sabda atau firman Allah dijiwai oleh cintakasih dan mendorong orang untuk saling mengasihi, maka saling mengasihi merupakan wujud dari penghayatan diri sebagai pelaksana sabda/firman Allah. Marilah kita hidup saling mengasih sampai `garis akhir', artinya sampai mati, pada waktu kita dipanggil Tuhan.

"Hujan yang melimpah Engkau siramkan ya Allah, Engkau memulihkan tanah milik-Mu yang gersang, sehingga kawanan hewanmu menetap di sana, dalam kebaikan-Mu Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas, ya Allah" (Mzm 68:10-11)


Romo Ign Sumarya, SJ 7 Juni 2011

"Dalam dunia kamu menderita penganiayaan" (Kis 19:1-8; Mzm 68:2-5ac.6-7ab; Yoh 16:29-33)


" Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah." Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yoh 16:29-33), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Selama hidup di dunia kita memang harus bekerja keras, sesuai dengan panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing, jika kita mendambakan hidup damai sejahtera dan bahagia sejati. Hidup damai sejahtera dan bahagia sejati berarti hidup baik dan berbudi pekerti luhur dan untuk itu kita harus menghadapi aneka godaan, tantangan dan hambatan yang tidak sedikit. Sebagai orang beriman kiranya seperti para murid kita lebih percaya kepada Allah daripada kepada dunia dan manusia, karena kita datang dari Allah dan pada waktunya harus kembali kepada Allah. Jika kita harus menderita penganiayaan selama hidup dunia ini hendaknya tidak berkecil hati, melainkan tetap besar hati atau `kuatkan hatimu, Aku telah mengalahkan dunia'. Allah senantiasa menyertai dan mendampingi kita, bahkan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, maka bersama dan bersatu dengan Allah kita juga akan mampu `mengalahkan dunia', sebagaimana Yesus telah mengalahkannya. Sebagai orang beriman kita diharpakan tidak bersikap mental materialistis selama hidup dan bekerja di dunia ini alias berbakti kepada `hal-hal duniawi'. Memang kita harus mendunia dalam rangka mengejar atau mengusahakan kesucian hidup, berpartisipasi dalam pengelolaan atau pengurusan duniawi, maka marilah kita tetap berperan atau berfungsi sebagai pengurus atau pengelola, artinya kita senantiasa berada di atas hal-hal duniawi, mengatasi hal-hal duniawi. Kita fungsikan hal-hal duniawi sebagai bantuan untuk mengusahakan kesucian hidup. Untuk itu hendaknya entah belajar atau bekerja bagaikan sedang beribadat, sehingga rekan belajar atau bekerja bagaikan rekan beribadat, menyikapi aneka sarana-prasarana belajar atau bekerja bagaikan sarana-prasarana beribadat, suasana belajar atau bekerja bagaikan suasana beribadat, dst..

"Ketika Paulus menumpankan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus di atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat" (Kis 19:5). Dengan telah menerima Sakramen Baptis dan Sakramen Krisma kita telah menerima anugerah Roh Kudus juga, maka kitapun diharapakan `berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat'. Yang dimaksudkan dengan berkata-kata dalam bahasa roh antara lain pembicaraan atau omongan kita dijiwai oleh buah-buah Roh Kudus, seperti " kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri" (Gal 5: 22-23), sehingga pembicaraan atau omongan kita membahagiakan dan menyelamatkan serta tidak membuat orang lain kecewa dan sakit hati. Bernubuat berarti mampu melihat atau meraba-raba atau menerka apa yang akan terjadi sehingga dapat menempatkan diri sedemikian rupa agar selamat dalam aneka macam peristiwa. Keterampilan bernubuat ini dapat kita usahakan dan perdalam jika kita rajin untuk pemeriksaan batin setiap hari, yang membuat kita menjadi mahir dalam pembedaan roh atau `spiritual discernment'. Pemeriksaan batin merupakan bagian dari doa harian, doa malam, maka selayaknya setiap hari kita mengadakan pemeriksaan batin dengan baik. Pemeriksaan batin tidak identik atau tidak sama dengan melihat dosa-dosa, melainkan melihat kecenderungan-kecenderungan batin kita. Kami percaya batin kita lebih cenderung untuk berbuat baik daripada berbuat jahat, melakukan apa yang baik daripada apa yang jahat. Maka baiklah kecenderungan hati yang baik tersebut kita kuatkan dan perteguh dengan berbuat baik, karena dengan terbiasa berbuat baik kita berarti `berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat'.

"Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di depan Allah. Tetapi orang-orang benar bersukacita, beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita" (Mzm 68:2-4)


Romo Ign Sumarya, SJ

6 Juni 2011

HOMILI: Hari Minggu Paskah VII/A: "Aku berdoa bagi mereka"



Kis 1:12-14; Mzm 27:1.4.7-8a; 1Ptr 4:13-16; Yoh 17:1-11a.

"Aku berdoa bagi mereka"

Semua bangsa memiliki kebiasaan untuk berdoa di makam orangtua atau saudara-saudari di tempat pemakaman, dan bagi kita umat Katolik juga memiliki kebiasaan khusus untuk berdoa kepada para santo-santa pelindung kita, selain berdoa langsung kepada Tuhan. Baik ketika berdoa di makam maupun kepada santo-santa, pada umumnya kita berharap agar kita dapat meneladan cara hidup dan cara bertindak mereka ketika masih hidup di dunia. Menurut keyakinan iman saya sebenarnya para santo-santa atau mereka yang telah hidup mulia kembali bersama Allah di sorga lebih sering mendoakan kita dari pada kita mendoakan mereka. Dalam kutipan Warta Gembira hari ini kita baca bahwa Yesus, yang telah naik kesorga, berdoa bagi kita semua yang beriman kepada-Nya. Yesus berdoa agar kita semua senantiasa menjadi milik-Nya alias senantiasa hidup dan bertindak meneladan cara hidup dan cara bertindak-Nya. Maka marilah kita renungkan doa Yesus sebagaimana diwartakan dalam Warta Gembira hari ini.

"Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka." (Yoh 17:9-10)

Sebagai "milik" Yesus, yang harus meneladan cara hidup dan cara bertindak-Nya, antara lain kita diajak atau dipanggil untuk sering mendoakan mereka yang menjadi tanggungjawab kita, entah itu berarti mereka yang harus kita layani atau urus maupun mereka yang harus kita hormati atau junjung tinggi. Dengan kata lain kita semua diundang untuk saling mendoakan satu sama lain, agar kita hidup setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Pertama-tama kami mengingatkan dan mengajak para orangtua, pemimpin atau atasan dalam hidup bersama untuk sering mendoakan anak-anaknya maupun mereka yang menjadi anggota atau bawahannya. Kita doakan agar mereka senantiasa hidup baik dan berbudi pekerti luhur, dengan menghayati aneka macam saran, nasihat, petuah atau ajaran yang pernah kita berikan kepada mereka. Sebaliknya sebagai anak-anak, bawahan, anggota atau murid/siswa, marilah kita mendoakan orangtua, atasan atau guru-guru kita agar sebagai wakil Tuhan mereka setia mendidik dan mendampingi kita menuju ke kedewasaan pribadi yang cerdas beriman.

"Aku telah dipermuliakan dalam mereka", demikian kutipan doa Yesus. Dipermuliakan berarti senantiasa diingat-ingat atau dijunjung tinggi dan dihormati. Harapan macam ini kiranya menjadi harapan para orangtua, pemimpin atau atasan, artinya anak-anak atau bawahan senantiasa menjunjung tinggi dan menghormati mereka, yang dalam bahasa Jawa disebut "mikul dhuwur, mendhem jero" (= mengangkat tinggi-tinggi dan mengubur dalam-dalam). Tentu saja agar anak-anak atau anggota sungguh menghormati dan menjunjung tinggi orangtua atau pemimpin/ atasan, para orangtua, pemimpin atau atasan diharapkan layak dihormati atau dijunjung tinggi, dengan kata lain dapat menjadi teladan hidup baik, suci dan berbudi pekerti luhur. Percayalah jika orangtua, pemimpin atau atasan demikian adanya maka secara otomatis pasti akan dihormati dan dijunjung tinggi oleh anak-anak, cucu, buyut, canggah atau semua yang menjadi bawahan atau anggotanya.

Warta Gembira hari ini juga mengingatkan dan mengajak kita semua umat beriman atau beragama untuk tidak melupakan hidup doa atau beribadat sebagai orang beriman atau beragama, karena kita dapat beriman atau beragama sampai saat ini merupakan anugerah atau rahmat Tuhan. Maka baiklah kita tidak melupakan doa-doa atau ibadat harian, dan di Indonesia ini, sekali lagi saya ingatkan, kita setiap hari (pagi, siang dan malam) mendengarkan suara adzan dari masjid, surau atau langgar. Hendaknya hal ini tidak disikapi sebagai gangguan melainkan sebagai ajakan untuk berdoa atau beribadah. Kita doakan orangtua, anak-anak, saudara-saudari atau kenalan kita yang senantiasa memperhatikan dan mengasihi kita. Kita doakan mereka yang menderita, miskin dan berkurangan agar tidak putus asa dan ada umat beriman yang menglurkan kasih dan kebaikannya untuk menolong mereka. Selanjutnya marilah kita renungkan sapaan atau peringatan Petrus di bawah ini.

"Bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." (1Ptr 4:13-14)

Setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusan memang tak akan terlepas dari aneka bentuk penderitaan, apalagi setia sebagai sahabat Yesus, yang telah menderita dan wafat di kayu salib dalam rangka menuntaskan tugas pengutusanNya. Petrus mengingatkan kita jika menderita karena setia pada iman, panggilan dan tugas pengutusan hendaknya senantiasa tetap dalam sukacita dan bergembira seraya mengimani atau menghayati bahwa "Roh Allah ada padamu". Dalam sukacita dan kegembiraan kita akan mampu mengatasi aneka penderitaan bersama dengan atau dijiwai oleh Roh Allah, karena Roh lah yang akhirnya berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

Secara phisik dan medis jika kita dalam keadaan sukacita atau gembira berarti kita akan tahan dan tabah terhadap aneka godaan atau rayuan setan maupun jenis virus/penyakit, karena kekebalan tubuh kita dalam keadaan prima: metabolisme darah dan kinerja syaraf berfungsi secara prima. Jika tubuh kita lemah dan tak berdaya kiranya kita dapat meneladan Yesus yang tergantung di kayu salib, dimana dalam puncak penderitaanNya Ia mendoakan mereka yang menyalibkanNya atau membuat-Nya menderita. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan siapapun yang sedang menderita secara phisik alias terbaring sakit entah di rumah atau di rumah sakit maupun mereka yang telah lansia dimana tubuh semakin rapuh, kami harapkan untuk meningkatkan dan memperdalam hidup doa, merasul dengan berdoa, mendoakan siapapun yang mohon didoakan.

Kepada kita semua umat beriman kami ajak untuk meneladan salah satu cara hidup jemaat perdana sebagaimana dicatat dalam Kisah Para Rasul, yaitu "mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus" (Kis 1:14). Kesehatian dalam doa bersama mereka tidak lain adalah untuk menantikan kedatangan Roh Kudus, yang dijanjikan oleh Yesus. Kita sebagai umat Allah, yang beriman kepada Yesus pada hari-hari ini juga dalam suasana doa, yaitu novena Roh Kudus, maka sekali lagi kami ajak atau ingatkan: marilah kita tingkatkan dan perdalam doa bersama kita di dalam komunitas basis, di dalam keluarga/komunitas.

"Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, kepada siapakah aku harus gemetar? Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini, diam di dalam rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya" (Mzm 27:1.4)

Romo. Ign Sumarya, SJ

5 Juni 2011

Sabtu-Minggu, 11-12 Juni 2011: Hari Raya Pentakosta

HARI RAYA PENTAKOSTA
SABTU-MINGGU, 11-12 JUNI 2011


Lima puluh hari sesudah Yesus naik ke surga, murid-murid-Nya bersama Maria berhimpun sambil berdoa dan menantikan pencurahan Roh yang dijanjikan Yesus. Kisah Rasul menceriterakan peristiwa kedatangan Roh Kudus dalam bentuk bagaikan suatu tiupan keras dari langit, dan tampaklah bagaikan lidah-lidah api yang hinggap di atas murid-murid Yesus itu. Bukan hanya murid-murid Yesus yang berkumpul di suatu ruang, melainkan aneka suku dan bangsa dari segala jurusan bumi, yang ada di Yerusalem mengalami peristiwa itu. Semua dan setiap orang dapat saling mendengar dan memahami satu sama lain menurut bahasa masing-masing. Singkatnya: pewartaan Kabar Gembira (Injil) Yesus Kristus ditujukan kepada semua bangsa tanpa perbedaan. Injil Kristus sungguh universal.


RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA

TANDA SALIB DAN SALAM

PENGANTAR

SERUAN TOBAT

(TUHAN KASIHANILAH KAMI PS 353
)


I. Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah yang mengutus Roh Kudus, pemberi hidup, untuk menghidupkan dan menghidupi Gereja-Mu.
K. Tuhan, kasihanilah kami.
U. Tuhan, kasihanilah kami.
I. Engkaulah yang mengutus Roh Kudus, untuk memberikan kuasa mengampuni dosa kepada Gereja-Mu.
K. Kristus, kasihanilah kami.
U. Kristus, kasihanilah kami.
I. Engkaulah yang mengutus Roh Kudus, Roh Kebenaran, untuk memberikan kesaksian tentang diri-Mu.
K. Tuhan, kasihanilah kami.
U. Tuhan, kasihanilah kami.

I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, - mengampuni dosa kita, - dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin


KEMULIAAN PS 354

DOA PEMBUKA

I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)

I. Allah Bapa kami yang mahaagung dan kekal, berkat misteri Pentakosta Engkau menguduskan Gereja-Mu di antara para bangsa dengan segala bahasa. Sebarluaskanlah anugerah Roh Kudus ke seluruh dunia. Ulangilah mukjizat Pentakosta: sentuhlah dengan Roh-Mu hati umat beriman, seperti yang Kaulakukan pada awal pewartaan Injil. Demi Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U.Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN I ( Kis 2 : 1 - 11 )

"Semua dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara."

L. Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang yang percaya akan Yesus berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus. Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diilhamkan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan. Waktu itu di Yerusalem berkumpul orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena masing-masing mendengar rasul-rasul itu berbicara dalam bahasa mereka. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata, “Bukankah semua yang berbicara itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita? Kita orang Partia, Media, Elam, kita penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus, dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang Roma, baik orang Yahudi maupun pe-nganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab; kita semua mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan oleh Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.


MAZMUR TANGGAPAN PS 828
Refren:
Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan dan jadi baru seluruh muka bumi.
1. Allahku, nama-Mu hendak kupuji, Engkau amat agung, berdandan sinar kebesaran
2. Ya Tuhan, berselubungkan cahaya, Bagai jubah raja, langit Kaupasang bagai kemah.
3. Firman-Mu disampaikan oleh angin. Api yang berkobar tunduk pada-Mu bagai hamba.


BACAAN II (1Kor 12:3b-7.12-13)

"Kita semua telah dibaptis dalam Roh Kudus menjadi satu tubuh."

L. Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus:
Saudara-saudara tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah


MADAH PENTAKOSTA PS 569

1. Ya Roh Kudus, datanglah, dari surga, sinarkan pancaran cahaya-Mu.
2. Suluh hati, datanglah, Bapa kaum yang lemah, pemberi anugerah.
3. Kau penghibur ulungku, Kau sahabat jiwaku, penyejukku yang lembut.

4. Kausegarkan yang lelah, Kau tenangkan yang resah; Kau melipur yang sendu.

5. O Cahaya yang cerah, datang dan penuhilah hati kaum beriman.
6. Tanpa kekuasaan-Mu, hampa daya umat-Mu; hanya noda adanya.
7. Yang cemar bersihkanlah, yang kersang siramilah, yang terluka pulihkanlah.
8. Yang keras lunakkanlah, yang beku cairkanlah, yang sesat arahkanlah.
9. Limpahilah umat-Mu yang percaya pada-Mu: sapta karunia-Mu.
10. Dan curahkan anugrah: ahir hidup bahagia sukacita tak henti.


BAIT PENGANTAR INJIL PS 964
Refren. Alleluya
Ayat. Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman, dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.

BACAAN INJIL ( Yoh 20 : 19 - 23 )

"Seperti Bapa telah mengutus Aku, kini Aku mengutus kamu. Terimalah Roh Kudus."

I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes
U. Dimuliakanlah Tuhan.


Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."

I: Demikianlah Injil Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.

HOMILI

AKU PERCAYA

DOA UMAT
I. Marilah berdoa kepada Allah agar berkenan mencurahkan Roh-Nya atas kita dan atas dunia.

L. Curahkanlah Roh-Mu atas Gereja-gereja yang tersebar di seluruh bumi, atas komunitas-komunitas yang beraneka-ragam, dan atas umat kristiani yang terpencar di seluruh dunia ini. Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan.....
U. Dan jadi baru seluruh muka bumi.

L. Curahkanlah Roh-Mu atas Paus dan para pemimpin Gereja, atas para Uskup dan pastor paroki, atas semua orang yang mengemban suatu tugas pelayanan. Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan....
U. Dan jadi baru seluruh muka bumi.

L. Curahkanlah Roh-Mu atas umat kristiani yang dianiaya karena iman mereka, atas mereka yang bimbang atau goncang, atas semua orang yang menunggu kedatangan-Nya. Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan.....
U. Dan jadi baru seluruh muka bumi.

L. Curahkanlah Roh-Mu atas mereka yang memperlakukan saudara-saudari mereka dengan tidak adil, atas mereka yang memegang kekuasaan, atas mereka yang diperbudak, dan atas mereka yang bebas. Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan....
U. Dan jadi baru seluruh muka bumi.

L. Curahkanlah Roh-Mu atas mereka yang mewartakan Kabar Baik, atas mereka yang berwenang untuk mengampuni dosa, dan atas mereka yang terbelenggu oleh kesalahan-kesalahan mereka. Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan....
U. Dan jadi baru seluruh muka bumi.

L. Curahkanlah Roh-Mu atas mereka yang berkumpul disini dalam nama-Mu, atas mereka yang telah meninggalkan komunita kami, dan atas mereka yang telah menerima pembaptisan pada hari ini. Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan....
U. Dan jadi baru seluruh muka bumi.

I. Untuk semuanya itu kami mohon kepada-Mu, Tuhan, Allah kami. Utuslah Roh-Mu atas kami masing-masing. Semoga Roh Kudus-Mu mengobarkan hati kami dengan cinta kasih-Nya, sekarang, sepanjang hidup kami, dan selama-lamanya.
U. Amin.


LITURGI EKARISTI


A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN


LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN

DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Allah Bapa kami yang mahakudus, penuhilah kiranya janji Putra-Mu dan utuslah Roh-Mu. Semoga Roh-Mu mengungkapkan arti kurban ini kepada kami dan membukakan pintu masuk kebenaran-Mu bagi kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.

B. DOA SYUKUR AGUNG



PREFASI

KUDUS
PS 393

DOA SYUKUR AGUNG


C. KOMUNI


BAPA KAMI

I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

I. Ya Bapa, ......... sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

DOA DAMAI
I. Yesus Kristus telah naik ke surga dan duduk di sisi kanan Bapa. Sesuai janji-Nya Ia mengutus Roh Kudus, untuk memenuhi hati umat-Nya, menyalakan api cinta kasih, dan menjiwai Gereja dengan semangat persatuan, persaudaraan, kerukunan, dan kedamaian. Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Eng-kaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu

ANAK DOMBA ALLAH PS 414

PERSIAPAN KOMUNI

KOMUNI

PENGUMUMAN

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Allah Bapa yang maha pengasih, Engkau menganugerahi Gereja-Mu karunia surgawi. Peliharalah kiranya karya yang telah Kaumulai. Penuhilah kami dengan daya dan semangat-Mu dan semoga perjamuan ini membekali kami menuju kepenuhan penebusan. Demi Kristus, Tuhan, dan pengantara kami.
U. Amin.

RITUS PENUTUP

BERKAT


I. Tuhan bersamamu.
U. Dan bersama rohmu.

I. Saudara sekalian, Allah, sumber kehidupan dan kasih telah menerangi hati para murid dengan mencurahkan Roh Penghibur. Semoga Ia menggembirakan dan melimpahi hati Saudara dengan karunia Roh Kudus.
U. Amin.
I. Semoga Roh Kudus mengobarkan hati Saudara dalam mewartakan Injil kepada semua orang.
U. Amin.
I. Semoga Roh Kudus, yang mempersatukan aneka bahasa dalam pengakuan iman yang, membuat Saudara bertekun dalam iman dan dalam pelayanan kasih.
U. Amin.
I. Semoga Saudara sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa, Bapa, dan Putra dan Roh Kudus.
U. Amin.


PENGUTUSAN

I. Saudara sekalian, Perayaan Ekaristi sudah selesai. Alleluya, alleluya.
U. Syukur kepada Allah, alleluya, alleluya.
I. Marilah pergi! Kita diutus,
U. Amin.


LAGU PENUTUP


"Segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku." (Kis 18:23-28; Mzm 47:2-3.8; Yoh 16;23b-28)


"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa."(Yoh 16:23b-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Relasi atau hubungan kita dengan Allah bagaikan anak dengan Bapa, dan sebagai anak kita sangat tergantung kepada-Nya serta senantiasa memohon segala sesuatu yang kita butuhkan untuk hidup kita di dunia ini. Apa yang sebaiknya kita mohon kepada Allah dalam doa-doa kita? Hendaknya pertama-tama dan terutama kita mohon demi keselamatan jiwa kita, sebagaimana menjadi doa permohonan dalam Perayaan Ekaristi mingguan dimana ada 4 (empat) ujud utama, yaitu: bagi para pemimpin negara/bangsa, bagi para pemimpin agama, bagi yang miskin dan berkekurangan, dan bagi kita sendiri. Ingatlah dan sadari bahwa tugas para pemimpin negara atau agama tidak lain adalah untuk mengusahakan keselamatan bangsa atau umatnya, tentu saja juga keselamatan jiwa. Memang keselamatan jiwa erat kaitannya dengan keselamatan tubuh, maka kita doakan agar orang-orang miskin dan berkekurangan dalam hal kebutuhan hidup sehari-hari ada yang memperhatikannya; demikian juga kita mohon agar kita sendiri juga mengusahakan keselamatan jiwa. Jika kita mohon demi keselamatan jiwa, percayalah bahwa permohonan kita pasti akan dikabulkan. Ingat isi doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus, yang tidak lain juga demi keselamatan jiwa manusia? Marilah kita imani bahwa Allah sangat mengasihi kita, sehingga apapun yang kita minta dalam atau demi Yesus pasti akan dikabulkan.

· "Dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias." (Kis 18:28), demikian berita perihal apa yang dilakukan oleh Apolos, orang yang sungguh beriman bahwa Yesus adalah Mesias, Penyelamat Dunia. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan siapa saja yang beriman bahwa Yesus adalah Mesias, Penyelamat Dunia, untuk tidak takut dan tidak gentar mewartakan kebenaran tersebut entah dengan perbuatan maupun perkataan. Untuk itu hendaknya kita sedikit banyak memahami isi Kitab Suci, yang tidak lain adalah pemberitaan perihal Yesus, Mesias, Penyelamat Dunia. Mungkin kecil sekali kesempatan kita untuk berbicara di muka umum, maka baiklah kita memberi kesaksian iman kita kepada Yesus, Mesias, pertama-tama dan terutama melalui perbuatan, perilaku, cara bertindak. Marilah kita meneladan cara bertindak Yesus, sebagai tanda bahwa kita juga hidup dari dan oleh Roh Kudus. Meneladan cara bertindak Yesus antara lain berarti dimanapun dan kapanpun kita berusaha dengan sungguh-sungguh agar semua umat manusia hidup damai sejahtera dan selamat, terutama jiwanya, tentu saja pertama-tama adalah sesama manusia yang setiap hari hidup atau bekerja bersama dengan kita. Dengan kata lain kehadiran dan sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun senantiasa fungsional menyelamatkan lingkungan hidup serta siapapun yang ada di dalamnya. Apa-apa yang tidak selamat segera kita selamatkan, yang tidak baik/rusak segera kita perbaiki, yang sakit kita kunjungi, yang lapar kita beri makan, yang haus kita beri minum, dst.. Kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus dipanggil untuk menjadi "alter Christi".

"Hai segala bangsa bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai. Sebab Tuhan yang mahatinggi adalah dahysat, Raja yang besar atas seluruh bumi. Sebab Tuhan adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran." (Mzm 47:2-3.8)

Romo Ign Sumarya, SJ - 4 Juni 2011

"Dukacitamu akan berubah menjadi sukacita" (Kis 18:9-18; Mzm 47:2-5; Yoh 16:20-23a)

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku." (Yoh 16:20-23a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Karolus Lwanga dkk, martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· "Jer basuki mowo beyo" = untuk hidup mulia dan bahagia harus berjuang dan berkorban, demikian kata pepatah Jawa. "Berakit-rakit ke hulu, berrenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian", demikian kata pepatah Indonesia. Dua pepatah ini hemat saya begitu dekat dengan sabda Yesus hari ini, yaitu bahwa "Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita." Untuk itu Yesus menjelaskan dengan contoh yang begitu eksperiential, terutama bagi para ibu yang pernah melahirkan anaknya. Maka untuk memahami sabda Yesus atau pepatah di atas kiranya para ibu yang pernah melahirkan anaknya dapat lebih mudah memahaminya dan kami berharap dengan sukahati membagikan pengalamannya kepada orang lain, terutama kepada rekan-rekan laki-laki maupun generasi muda. Keutamaan-keutamaan macam apa yang dihayati oleh para ibu yang sedang mengandung dan melahirkan anaknya? Bukankah ia siap sedia untuk menderita, berkorban dan berjuang demi kehidupan baru yang membahagiakan? Sebagaimana seorang ibu tak mungkin melupakan anak yang telah dikandung dan dilahirkannya, demikian pula kita yang memperoleh kebahagiaan karena pengorbanan dan kerja keras, sebagai konsekwensi kesetiaan pada iman dan panggilan, juga tak akan mudah diambil orang lain atau hilang. Maka dengan ini kami berharap kepada para pelajar/mahasiswa maupun pekerja untuk setia pada panggilan dan tugas pengutusannya: belajar atau bekerja dengan baik, penuh pengorbanan dan perjuangan alias penyerahan diri total, agar sukses dalam belajar atau bekerja. Marilah kita hayati rahmat kemartiran kita sebagai umat beriman, meneladan St.Karolus Lwanga dkk yang kita kenangkan hari ini.

· "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya Engkau, sebab banyaklah umat-Ku di kota itu" (Kis 18:9-10), demikian firman Tuhan kepada Paulus, rasul agung. Pesan "jangan takut" senantiasa disampaikan oleh Tuhan kepada orang pilihan-Nya, misalnya para nabi, Bunda Maria, Yosef, para rasul seperti Paulus ini. Masing-masing dari kita juga sebagai yang terpilih. Ingat ada jutaan sperma memperebutkan satu sel telor dan hanya satu yang menang dan terpilih untuk bersatu dengan sel telor. Siapa itu, tidak lain adalah kita semua. Masing-masing dari kita telah mengalahkan jutaan sperma lainnya dalam perjuangan untuk bersatu dengan sel telor, dengan kata lain kita adalah pemenang atau penakluk unggul, maka hendaknya jangan takut sedikitpun dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing saat ini. Tuhan senantiasa menyertai kita melalui umat atau sesama beriman yang ada di sekitar kita, maka temukan mereka! Dengan kata lain marilh kita senantiasa berpikir positif terhadap saudara-saudari kita seraya melihat dan mengimani apa yang baik, mulia, luhur dan suci dalam diri mereka. Kami percaya dalam diri kita masing lebih banyak apa yang baik daripada apa yang buruk, marilah kita sinerjikan kehendak baik kita sehingga kita tidak takut, karena bersama-sama atau bergotong-royong. Kita beritakan firman atau ajaran Tuhan kepada siapapun tanpa takut dan tanpa gentar, karena Tuhan hidup dan berkarya dalam diri kita sendiri maupun orang lain atau saudara-saudari kita. Sekali lagi kami ingatkan: marilah kita imani dan hayati penyertaan Tuhan dalam diri kita melalui malaikat-malaikat-Nya, malaikat pelindung.

"Hai segala bangsa, bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluru bumi. Ia menalukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita" (Mzm 47:2-5)

Ign Sumarya 3 Juni 2011

Workshop mendongeng KS untuk anak-anak dalam rangka Hari Komunikasi Sosial sedunia

Dalam rangka peduli pada pendampingan iman anak dan Hari Komunikasi Sosial sedunia, Komsos-komsos di kevikepan akan mengadakan whorkshop mendongeng KS untuk anak-anak. Kami berharap saudara-saudari terkasih berkenan menggerakkan para pendamping PIA maupun guru2 TK dan kelas 1-2 SD untuk terlibat dalam Acara ini. Tujuan acara ini adalah untuk membangun suasana iman pada anak dan usaha untuk mendekatkan anak pada KS. Adapun acara ini akan berlangsung pada:
1. Minggu 5 Juni 2011 mulai jam 09.00 di penerbit dan percetakan Kanisius untuk Kevikepan Jogja
2. Minggu 19 Juni 2011 mulai jam 09.00 di Aula paroki Purbowardayan untuk Kevikepan Solo.

Kevikepan Kedu tidak membuat acara ini, maka yang dari Kedu silakan ikut ke Jogja
atau Solo. Sedangkan Kevikepan Semarang masih menunggu jadual dari Komsos Kev. Semarang.

(info dari Rm. Noegroho Agoeng, Pr - komsosKAS)

HOMILI: Hari Raya Kenaikan Tuhan - Kamis 2 Juni 2011

HR KENAIKAN TUHAN: Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Mat 28:16-20

"Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Orang, lebih-lebih pemimpin atau orangtua, yang mau pergi dalam jangka waktu atau pergi selamanya alias tak lama lagi akan meninggal dunia atau dipanggil Tuhan, pada umum memberi pesan-pesan kepada mereka yang ditinggalkan. Mereka yang ditinnggalkan pun akhirnya sungguh mengingat-ingat dan berusaha melaksanakan pesan-pesan tersebut sebaik mungkin sebagai bukti cintakasih mereka kepada yang bepergian atau meninggal dunia. Hari ini kita kenangkan Yesus, Tuhan, naik ke sorga, kembali kepada Bapa, untuk selamanya, dan menjelang kenaikan-Nya Ia member pesan kepada para murid yang ditinggalkan, kepada kita semua yang beriman kepada-Nya. Maka marilah kita renungkan dan hayati pesan Yesus pada hari kenaikan-Nya ke sorga hari ini.

"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan, ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:18-20)

Ada tiga pesan yang harus kita renungkan dan hayati, pesan-pesan yang dapat dibedakan namun tak dapat terpisahkan karena saling terkait satu sama lain. Namun demikian kami coba untuk merefleksikan setiap pesan sendiri-sendiri:

1). "Jadikanlah semua bangsa murid-Ku." Semangat atau jiwa 'kemuridan' itulah yang harus kita hayati dan sebarluaskan. Murid yang baik pada umumnya memiliki semangat belajar tinggi, dengan rendah hati dan keterbukaan mendengarkan semua nasihat, pengajaran, petuah, saran dari sang guru serta kemudian berusaha melaksanakannya dalam cara hidup dan cara bertindak. Kita semua dipanggil untuk menjadi murid-murid Yesus, Sang Guru Sejati, serta mengajak saudara-saudari kita juga menjadi murid-murid-Nya, maka marilah pertama-tama kita menjadi murid Yesus yang baik, yang setia mendengarkan dan melaksanakan sabda-sabda-Nya dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari.

Panggilan untuk menjadi semua orang menjadi murid Tuhan yang utama dan terutama hemat saya dapat kita hayati atau lakukan dengan kesaksian atau keteladanan, atau berusaha menghayati motto bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro: "ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani" (keteladanan, pemberdayaan, motivasi). Keteladanan merupakan cara utama dan pertama yang tak tergantikan oleh cara-cara lainnya. Kami berharap kepada mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama sungguh dapat menjadi teladan sebagai murid Tuhan atau orang beriman, sehingga mereka yang melihatnya tergerak untuk mengikutinya. Semoga para pemimpin, guru, orangtua, pejabat dst. dapat menjadi teladan penghayatan hidup beriman yang handal dan tangguh.

2). "Baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus." Dibaptis berarti disisihkan atau dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan, sehingga orang yang dibaptis menjadi hidup suci, hanya mengabdi Tuhan saja serta menolak semua godaan setan. Godaan setan pada masa kini merajalela dimana-mana dalam aneka bentuk atau tawaran yang menggiurkan, berupa kenikmatan-kenikmatan duniawi seperti seks, makanan dan minuman, harta benda atau uang, jabatan dan kehormatan duniawi dst.. Semuanya itu memang perlu dalam kehidupan kita, maka hendaknya menikmati atau menghayatinya sebagai wahana untuk semakin suci atau semakin berbudi pekerti luhur. Dengan kata lain hendaknya jangan melakukan penyimpangan-penyimpangan atau penyelewengan-penyelewengan dalam hal seks, makanan, minuman dst.

Tuhan hadir dan berkarya dimana saja dan kapan saja terutama dalam diri manusia, ciptaan-Nya yang terluhur dan termulia di dunia ini. Mengabdi Tuhan berarti hidup saling mengabdi atau melayani, karena Tuhan hidup dan berkarya dalam diri kita semua yang lemah dan rapuh ini. Maka marilah kita saling melayani satu sama lain, saling membahagiakan dan menyelamatkan, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa.

3). "Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu". Perintah Tuhan telah banyak kita dengarkan melalui orangtua, guru, sahabat, atasan atau saudara-saudari kita dalam dan melalui berbagai kesempatan. Namun dalam kenyataan kita mudah melupakan-nya, sehingga kita hidup dan bertindak seenaknya, hanya mengikuti selera pribadi, yang berdampak kekacauan di sana-sini. Dengan kata lain ketika kehidupan bersama kacau balau, tidak damai dan tidak tenteram atau tidak bahagia berarti ada orang atau beberapa orang yang telah melupakan aneka perintah Tuhan, antara lain dalam bentuk tata tertib atau aturan. Maka baiklah pesan Yesus ini kita hayati dengan mengingatkan dan mengajak siapapun juga untuk senantiasa setia dan taat pada tata tertib dan aturan yang terkait dengan hidup dan panggilan masing-masing.

Melaksanakan ketiga pesan Yesus tersebut tak akan terlepas dari aneka tantangan, hambatan atau masalah yang dapat membuat kita mundur atau tak sanggup lagi melaksanakan pesan tersebut. Maka baiklah kita imani dan hayati pesanNya bahwa "Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman". Marilah penyertaan Yesus ini kita hayati dalam aneka penyertaan atau pendampingan saudara-saudari kita, mereka yang memperhatikan kita. Dengan kata lain marilah kita saling memperhatikan dan mendampingi alias bekerjasama dalam melaksanakan pesan-pesan Yesus sebelum naik ke sorga di atas. Selanjutnya marilah kita renungkan kata Paulus kepada umat Efesus di bawah ini.

"Aku meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepada kamu roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar." (Ef 1:17)

Mulai hari ini kita diajak untuk mengikuti atau berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus, dengan harapan atau dambaan kita semakin mengenal Yesus dengan benar, serta kemudian menjadi sahabat-sahabat-Nya yang baik dan setia, orang-orang yang berhikmat. Maka baiklah selama sembilan hari Novena Roh Kudus ini kita berpartisipasi dalam kegiatan novena bersama, dan jika tak mungkin dalam kebersamaan hendaknya berdoa sendiri di rumah, sedangkan tuntunan doa novena Roh Kudus dapat dilihat dalam buku Puji Syukur atau Madah Bakti.

Tak kenal maka tak sayang, itulah rumor yang sering kita dengar, sebaliknya dengan mengenal kita akan tergerak untuk menyayangi. Baiklah usaha pengenalan akan Yesus ini kita laksanakan bersama-sama, sehingga kita saling mengenal dan dalam kebersamaan pengenalan kita akan Yesus semakin mudah dan tepat atau benar. Dengan kata lain kami berharap doa bersama di lingkungan atau wilayah digerakkan dan dihadiri, semoga semua umat di lingkungan atau wilayah dapat hadir dan berpartisipasi dalam doa atau kegiatan bersama untuk menunjukkan bahwa kita adalah sungguh paguyuban umat beriman. Kami berharap kepada para ketua lingkungan atau wilayah untuk proaktif, antara lain mengajak semua umat lingkungan atau mengunjungi rekan-rekan umat dengan harapan semua umat dapat berpartisipasi dalam doa atau kegiatan bersama.

Marilah kita tingkatkan dan perdalam kebersamaan hidup kita. Ingat dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah korban cintakasih bersama dari orangtua kita masing-masing; masing-masing dari kita adalah buah kerjasama dan hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam kebersamaan. Mereka yang menyendiri akan semakin kerdil dan pada suatu saat mati lemas. Bersama atau bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

"Allah telah naik dengan diiringi sorai-sorai, ya Tuhan itu, diiringi dengan sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran" (Mzm 47:5-6)

Romo. Ign Sumarya, SJ 2 Juni 2011