"Batu yang dibuang oleh tukang bangunan telah menjadi batu penjuru" (Tb 1:1a.2a. 3; 2:1b-8; Mzm 112:1-2.3-4.5-6; Mrk 12:1-12)

"Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia." (Mrk 12:1-12).,demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Di dalam situasi normal pada umumnya dalam hidup bersama para petinggi atau orang-orang penting/ terkemuka secara social-politik yang tampil, sedangkan mereka yang dinilai kecil dan bodoh tersingkir. Namun pada saat-saat genting mereka yang tersingkir ini sungguh dibutuhkan, sebagai contoh ada kotoran di lantai kantor atau ruangan pasti akan mencari para pembantu untuk segera membereskan. Dalam hal kejahatan demikian juga: mereka yang dianggap kecil sungguh menjadi ujung tombak dalam melakukan kejahatan. Anak-anak atau bayi juga menjadi sasaran kejahatan dengan penculikan; bayi atau anak-anak tidak ada sementara waktu orangtua/dewasa kebingungan, sedangkan kalau orang dewasa tidak ada sementara waktu tidak apa-apa alias dibiarkan saja. Paradigma atau cara berpikir Tuan memang berbeda dengan paradigma atau cara berpikir manusia, lebih-lebih manusia yang bersikap mental materialistis dan serakah, sebagaimana dikisahkan dalam Warta Gembira hari ini sebagai penyewa atau penggarap. Dalam hidup biasa sehari-hari ada kemungkinan kita juga kurang memperhatikan jiwa kita alias hidup sejati, antara lain dengan hidup seenaknya mengikuti selera atau keinginan pribadi. Orang juga kurang memperhatikan spiritualiats atau karisma dalam hidup sehari-hari, padahal charisma sungguh menjadi batu penjuru kehidupan kita. Sabda hari ini kiranya mengingatkan kita untuk sungguh memperhatikan dan menghayati karisma hidup dan panggilan kita masing-masing.

"Nak, pergilah dan jika kaujumpai seorang miskin dari saudara-saudara kita yang diangkut tertawan ke Niniwe dan yang dengan segenap hati ingat kepada Tuhan, bawalah ke mari, supaya ikut makan. Aku hendak menunggu, anakku, hingga engkau kembali."(Tb 2:2), demikian kata Tobit kepada Tobia, anaknya dalam jamuan makan bersama. Pesan Tobit kepada Tobia ini kiranya baik kita renungkan dan hayati. Marilah kita perhatikan orang-orang miskin dan berkekurangan di lingkungan hidup kita dimanapun dan kapanpun. Marilah kita hayati salah atau motto hidup menggereja atau beriman, yaitu "preferential with/for the poor". Memang pertama-tama harus kita perhatikan kebutuhan hidup mereka sehari-hari, antara lain makan dan minum yang memadai. Namun baiklah kami ingatkan bahwa dari mereka yang miskin dan berkekurangan kita juga dapat belajar, yaitu perihal keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan yang tidak kita miliki. Mereka yang miskin dan berkekurangan serta baik alias bermoral, pada umumnya memiliki keutamaan `penyerahan diri pada Penyelenggaraan Ilahi', dengan kata lain mereka lebih beriman. Hati, budi dan tenaganya terbuka bagi yang lain serta siap sedia membantu mereka yang minta bantuan. Pengalaman saya pribadi sebagai imam atau pastor: melayani mereka yang miskin dan kaya sungguh berbeda. Yang miskin ketika dilayani kemudian berterima kasih, sementara yang kaya sudah dilayani dengan baik masih terus menuntut dan mengeluh. Maklum orang kaya biasa memerintah di tempat tinggal atau kerja mereka, maka di tempat umum atau kegiatan lain pun ada kecenderungan untuk memerintah dan ingin dilayani.

"Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya.Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil." (Mzm 112:1-4)

Jakarta, 7 Maret 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

Perayaan Ekaristi: Hari Rabu Abu 9 Maret 2011

RITUS PEMBUKA

LAGU PEMBUKA

TANDA SALIB DAN SALAM

PENGANTAR

SERUAN TOBAT
I. Saudara-saudari marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
I+U. Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada Saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.

TUHAN KASIHANILAH KAMI

DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa
I. Allah Bapa kami yang maharahim, perkenankanlah semua pengikut Kristus memasuki masa Prapaska ini. Kuatkanlah kami agar mampu menentang kuasa kejahatan. Semoga kami dapat menyangkal diri dan menemukan kekuatan karena berpuasa dan berpantang. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan kami yang bersama Dikau dan Roh Kudus hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
U. Amin.

LITURGI SABDA

BACAAN PERTAMA (Yl 2:12-18)

"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."

Pembacaan dari Kitab Nubuat Yoel:
"Sekarang," beginilah firman Tuhan, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, "Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: Di mana Allah mereka?" Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.

Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

MAZMUR TANGGAPAN (PS 813)
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa. Ya Tuhanku, hapuslah dosaku.
Ayat Mazmur:
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.

BACAAN KEDUA (2Kor 5:20 - 6:2)

"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

BAIT PENGANTAR INJIL (PS 965)
Refr. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Solis. Hari ini kalau kamu mendengar suara-Nya janganlah bertegar hati!

BACAAN INJIL (Mat 6:1-6.16-18)

"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
I. Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

HOMILI

DOA BERKAT ATAS ABU

I. Saudara-saudari terkasih, dengan rendah hati marilah kita mohon kepada Allah Bapa yang maharahim, agar berkenan melimpahkan rahmat-Nya dan memberkati abu ini. Abu ini akan ditandakan pada dahi kita, sebagai tanda tobat, sesal atas segala dosa dan kelalaian di masa lalu, dan tekad merasuk manusia baru dalam Roh-Nya

(hening sejenak)

I. Allah Bapa yang mahakudus, langit dan bumi adalah karya tangan-Mu. Semuanya itu akan berlalu. Hanya Engkaulah yang tetap sama dalam belas kasih cinta-Mu kepada umat manusia. Kasihanilah kami, sebagaimana dahulu mengasihani Ninive yang bertobat kepada-Mu. Baharuilah hati kami, dan jadikanlah suci. Kembalikanlah kepada kami kebahagiaan dan berkat keselamatan, karena kami merendahkan diri di hadapan-Mu.
Berkatilah abu ini,
menjadi tanda pembawa selamat, karena kami lemah dan umur kami singkat. Ciptakanlah kami lagi, menjadi manusia baru seturut citra Yesus Al masih, yang datang untuk menjadikan kami putera-puteri-Mu, dalam masa Prapaska ini. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.

PEMBAGIAN ABU

(Kemudian, abu dibagikan kepada umat, dengan menaburkan di ubun-ubun atau menerakan "tanda salib dengan abu" pada dahi sambil berkata:)

P. "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil"
U. Amin.

(Selama penerimaan abu, instrumentalia atau lagu iringan yang sesuai dapat dinyanyikan)

DOA UMAT
(ada beberapa pilihan lain)

I. Marilah memohon kepada Bapa kita di surga supaya mengutus Roh Kudus, agar kita ditobatkan dan diperbaharui. Marilah kita berseru:
U. Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.

L. Bagi Gereja: Ya Bapa, semoga Gereja menyuarakan sabda Allah yang menantang dengan seutuh-utuhnya. Marilah kita berdoa:
U. Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.

L. Bagi para pemimpin bangsa: Ya Bapa, semoga para pemimpin bangsa kami menjadi semakin sadar akan tanggung jawab mereka dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat. Marilah kita berdoa:
U. Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.

L. Bagi semua orang yang mengandalkan kenikmatan material dan melimpahkannya kepada mereka: Ya Bapa, semoga semua orang menaruh harapannya hanya pada harta surgawi. Marilah kita berdoa:
U. Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.

L. Bagi mereka yang hanya memperhatikan kesenangan mereka sendiri dan yang hanya mengikuti keinginan mereka sendiri: Ya Bapa, semoga mereka mulai membuka hati bagi kepentingan sesama dan menghargai pendapat orang lain. Marilah kita berdoa:
U. Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.

L. Bagi mereka yang kehilangan iman kepada Tuhan dan yang kecewa dalam hidup ini: Ya Bapa, semoga perkataan dan perbuatan kami menunjukkan karya cinta kasih-Mu, sehingga dapat menyemangati mereka kembali. Marilah kita berdoa:
U. Tuhan, perbaruilah kami dengan Roh-Mu.

I. Allah Bapa kami, jadikanlah kami hari ini keselamatan; jadikanlah masa ini masa ini masa berahmat. Jadikanlah Putra-Mu sinar terang bagi seluruh dunia, dan bebaskanlah kami semua dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

LITURGI EKARISTI

LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN


DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN

I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Allah Bapa yang maharahim, pada permulaan masa tobat ini kami mempersembahkan roti dan anggur dan mohon kepada-Mu kekuatan agar mampu mengekang keinginan jahat dengan usaha tobat dan amal kasih. Bersihkanlah kiranya kami dari segala dosa, supaya layak merayakan sengsara Kristus, Tuhan, dan pengantara kami.
U. Amin.

KUDUS
DOA SYUKUR AGUNG
BAPA KAMI
ANAK DOMBA ALLAH
KOMUNI

DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Allah Bapa di surga, sumber belas kasih, kami bersyukur telah menerima sakramen-Mu pada masa awal tobat ini. Berilah kami bantuan-Mu, agar pantang dan puasa kami berkenan di hati-Mu serta berguna bagi keselamatan kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.

RITUS PENUTUP

BERKAT

LAGU SYUKUR

Jadwal Perayaan Ekaristi Rabu Abu



RETRET AGUNG “PER MARIAM AD IESUM”


RETRET AGUNG
“PER MARIAM AD IESUM”



Keuskupan Agung Semarang


Saudari-saudaraku terkasih dalam Tuhan,

Mengakhiri Surat Gembala Pra-Paska 2011 Keuskupan Agung Semarang saya menyampaikan ajakan saya, “Sebagai orang Katolik sejati, marilah kita juga bersedia diantar oleh Maria, bunda Allah dan bunda Gereja, kepada Yesus, “per Mariam ad Iesum”. Maria telah menjadi teladan beriman kita. Seluruh hidupnya telah menjadi kesempatan untuk menyimpan segala peristiwa dan merenungkannya dalam hatinya. Setiap kali kita berdoa rosario, dalam sinar peristiwa-peristiwa Tuhan: gembira, terang, sedih dan mulia, kita diajak untuk merenungkan peristiwa-peristiwa hidup kita sendiri sebagai peristiwa-peristiwa keselamatan yang dilaksanakan oleh Allah sendiri.”

Yang diharapkan terjadi selama 40 hari itu saya utarakan, “Dalam waktu 40 hari masa Pra-Paska, dengan berdoa dan berpuasa, kita masuk ke dalam misteri hidup, sengsara dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus, pokok keselamatan dan andalan hidup kita. Di dalam misteri Kristus kita tenggelamkan hidup kita dengan segala dimensinya, dalam realitas konkrit, dalam jaringan relasi segala arah. Dengan kekuatan Roh Kudus yang kita sadari bekerja dalam diri kita, kita akan menjadi semakin siap untuk menjadikan hidup kita berkat bagi yang lain, terutama bagi mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.”

Melalui media ini saya tawarkan cara sederhana, agar retret agung tersebut dapat dilakukan di tengah kesibukan kerja yang padat. Tentu sangat berguna menyisihkan waktu untuk berdoa hening dalam hari-hari kehidupan kita. 24 jam sehari, 7 hari seminggu telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Dan agar keseimbangan hidup terjadi ada satu hari Tuhan, “Dies Dominica”, yang kita khususkan untuk Tuhan. Kenyataannya, di antara pekerjaan-pekerjaan kita ada waktu untuk hening tersebut. yang kita luangkan untuk Tuhan. Dalam bahasa Latin biasa disebut “vacare Deo”.

Selama retret ini kita didampingi, dan diantar oleh Maria agar semakin dekat mengikuti Yesus, semakin dalam mengenal-Nya, dan semakin mesra mencintai-Nya dengan berdoa ROSARIO. Sebut saja retret jenis ini dengan nama “RETRET AGUNG PER MARIAM AD IESUM”. Sambil mendaraskan rosario, kita renungkan peristiwa-peristiwa hidup, sengsara dan kebangkitan Tuhan: Peristiwa Gembira, Peristiwa Terang, Peristiwa Sedih, dan Peristiwa Mulia.

Sepanjang hidup kita pun kita alami peristiwa-peristiwa serupa. Dalam meditasi tentang peristiwa-peristiwa hidup kita, kita dapat menemukan, mengakui, melukiskan peristiwa-peristiwa tersebut dengan penuh syukur karena Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Lukisan peristiwa-peristiwa hidup dapat dikembangkan menurut cara seorang wartawan melengkapi berita, dengan menjawab WHAT ?, WHO?, WHEN?, WHERE? WHY?, HOW?.

Langkah-langkah:

PERSIAPAN:

1. Hadirlah pada perayaan Ekaristi hari Sabtu/Minggu menjelang Rabu Abu. Dengarkan baik-baik Surat Gembala Pra-Paska yang ditulis untuk mengantar umat memasuki masa persiapan merayakan Paska Kristus. Biasanya Uskup diosesan menulis Surat Gembala Pra-Paska yang dibacakan bagi umat.

2. Hari-hari berikutnya menjelang Rabu Abu digunakan untuk mempersiapkan diri, agar hati terbuka terhadap bimbingan Roh Kudus untuk melaksanakan retret ini.

3. Siapkan beberapa perlengkapan untuk retret, misalnya: Kitab Suci, Rosario, Buku untuk membuat Catatan Harian Retret Agung Per Mariam Ad Iesum, alat tulis, dll.

4. Hadirlah pada perayaan Ekaristi Rabu Abu, untuk menerima abu, tanda pengingat bahwa kita manusia berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah.

PELAKSANAAN:

1. 40 hari Retret Agung Per Mariam Ad Iesum kita isi dengan doa ROSARIO, sambil merenungkan peristiwa Yesus dan peristiwa kita dalam dua hari, secara berkelanjutan sampai selesai. Satu peristiwa direnungkan dalam dua hari, dengan membanding-bandingkan peristiwa Yesus dan peristiwa kita. Dua hari pertama dimulai dengan renungan peristiwa gembira 1. a. Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Luk 1:26-38), yang dibandingkan dengan renungan peristiwa gembira kita 1. b. Ibu saya menerima kabar gembira bahwa saya dikandungnya, misalnya. Begitu seterusnya sampai 20 peristiwa Yesus dan peristiwa kita selesai direnungkan selama 40 hari

2. Renungan dimulai dengan doa singkat untuk menghaturkan syukur kepada Tuhan, dan mohon rahmat agar dapat merenungkan bahan retret dengan baik.

3. Dalam ulah rohani ini kita kenal langkah-lagkah rohani untuk “necep sabda, neges karsa, ngemban dhawuh”. Langkah-langkah itulah yang dapat kita lakukan untuk mengisi masa Pra Paska kita menjadi masa retret agung.


a. Dalam langkah “necep sabda”, kita buka telinga kita untuk mendengarkan sabda Allah, yang bersabda melalui Kitab Suci. Sabda itu terasa manis karena meneguhkan perbuatan baik kita, namun sabda itu bisa pahit kalau mengkritik perbuatan salah kita. Seharusnya sebagai orang Katolik sejati kita biarkan daya kekuatan sabda itu mengubah hati kita.

b. Dalam langkah “neges karsa” kita menjajagi apa kehendak Tuhan bagi hidup kita, membeda-bedakan mana kehendak Tuhan, mana kehendak kita; dan kemudian menegaskan bahwa kehendak Tuhanlah yang harus kita utamakan dalam kehidupan kita.


c. Dalam langkah “ngemban dhawuh”, kita bangun kehendak hati dan budi kita karena kita bertekad melaksanakan kehendak Tuhan “ngemban dhawuh Dalem Gusti” dalam kehidupan kita.

4. Bahan renungan: peristiwa-peristiwa dalam doa rosario dan peristiwa hidup kita: Peristiwa Gembira; Peristiwa Terang; Peristiwa Sedih; Peristiwa Mulia (Lihat. http://id.wikipedia.org/wiki/Doa_Rosario)


5. Catatlah butir-butir renungan dalam Catatan Harian Retret Agung Per Mariam Ad Iesum. Akan sangat bermakna bagi pengembangan hidup rohani, bila buah renungan tersebut dapat di-sharing-kan dengan teman/sahabat kepercayaan.

6. Hadirilah pertemuan-pertemuan pendalaman iman umat selama masa Pra-Paska. Barangkali bila ada pertemuan pendalaman iman umat lingkungan, buah-buah renungan tersebut dapat di-sharing-kan pula sesuai situasi dan kondisi.

Silakan menggunakan waktu retret agung selama 40 hari untuk mengikuti Yesus Tuhan kita semakin dekat, mengenal-Nya semakin dalam, dan mencintai-Nya semakin mesra.

Salam, doa ‘n Berkah Dalem,

Semarang, 5 Maret 2011

+ Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang

HOMILI: Hari Minggu Biasa IX, Sabtu-Minggu, 5 - 6 Maret 2011

Harap baca: Surat Gembala Prapaskah 2011

"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." Ada orang yang tidak mau berdoa lagi, karena ia telah begitu banyak berdoa mengajukan permohonan kepada Tuhan, antara lain minta intensi misa dalam perayaan ekaristi, mengikuti novena, berziarah di tempat peziarahan Bunda Maria, doa rosario setiap hari, dst.., namun tak satu pun permohonan dikabulkan oleh Tuhan. Ada orang rajin berdoa dan doanya begitu panjang dan bertele-tele, namun dalam hidup sehari-hari suka marah-marah serta menggerutu atau mengeluh karena apa yang terjadi tidak sesuai dengan selera pribadinya. Mereka itu berdoa hanya manis di mulut saja dan tidak merasuk di hati serta kemudian menjiwai cara hidup dan cara bertindaknya. Sabda Yesus hari ini mengingatkan kita perihal doa yang benar dan baik; sabda Yesus hari ini mengingatkan kita akan motto `ora et labora' = berdoa dan bekerjalah, artinya doa tak dapat dipisahkan dari kerja dan sebaliknya kerja tak dapat dipisahkan dari doa atau doa menjiwai kerja dan sebaliknya kerja menjiwai doa. Maka marilah kita renungkan dengan mendalam dan hayati sabda Yesus hari ini.

"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Mat 7:21)

Kepada para murid Yesus mengajarkan doa Bapa Kami, doa yang kiranya kita semua hafal serta menjadi doa harian kita. Maka baiklah sabda Yesus hari ini kita renungkan dengan cermin doa Bapa Kami, berikut saya coba refleksikan beberapa isi doa Bapa Kami:


1). "Dimuliakanlah nama-Mu". Dalam hidup sehari-hari kita dipanggil untuk senantiasa memuliakan Tuhan, yang hidup dan berkarya dalam ciptaan-ciptaan-Nya, terutama dalam diri sesama manusia yang diciptakan sebagai gambar atau citra Tuhan. Dengan kata lain memuliakan Tuhan berarti memuliakan saudara-saudari kita, dan dengan demikian kita saling memuliakan alias saling melayani. Maka hendaknya dalam doa senantiasa mohon kepada Tuhan agar kita dapat melayani sesama, dan percayalah permohonan anda akan dikabulkan, karena dengan demikian kita pasti akan segera melayani saudara-saudari kita dengan rendah hati dan bergairah. Semangat melayani merupakan keutamaan yang tak tergoyahkan oleh aneka godaan dan rayuan yang dapat menghancurkan semangat pelayanan.

2). "Datanglah Kerajaan-Mu di bumi seperti di sorga". Kerajaan Allah berarti Allah yang meraja atau berkuasa. Marilah kita mohon dalam doa agar hanya Allah saja yang menguasai atau merajai dunia seisinya, terutama cara hidup dan cara bertindak manusia. Karena Allah maha segalanya, maka dikuasai atau dirajai oleh Allah mau tak mau akan taat sepenuh hati kepada-Nya serta melakukan kehendak Allah yang ada disorga dalam hidup sehari-hari di dunia. "Dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga", demikian sabda Yesus. Beriman atau berbakti kepada Tuhan pertama-tama dan terutama harus menjadi kenyataan dalam perilaku atau cara bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Berdoalah agar anda setia melakukan kehendak Tuhan atau apa-apa yang menyelamatkan jiwa manusia, dengan demikian doa anda akan dikabulkan.

3). "Berilah kami rezeki hari ini secukupnya". Isi doa ini adalah hidup sederhana, tidak serakah dan tidak berfoya-foya, memboroskan waktu, tenaga dan uang tiada guna. Dalam hal mohon rezeki atau kebutuhan hidup hendaknya mohon kebutuhan utama demi kesehatan dan kebugaran tubuh, Jika kita mohon hal itu, percayalah doa kita akan dikabulkan, karena kita akan berusaha keras untuk hidup sederhana dan tidak berfoya-foya.

4). "Ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami". Jika kita mawas diri dengan benar dan jujur, kiranya kita akan menyadari dan menghayati bahwa diri kita telah menerima kasih pengampunan dari Allah secara melimpah ruah melalui saudara-saudari kita yang telah berbuat baik kepada kita atau memperhatikan kita dengan aneka cara. Dalam berdoa mohonlah agar anda dapat mengampuni mereka yang telah bersalah kepada anda, maka permohonan anda pasti akan dikabulkan dan anda berusaha keras untuk senantiasa mengampuni mereka yang menyalahi, menyakiti atau mempersulit anda. Ingatlah dan hayati atau imani bahwa kedatangan Penyelamat Dunia, Allah yang menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa, adalah kasih pengampunan Allah, pelaksana kehendak Allah untuk mengampuni dosa-dosa manusia. Beriman kepada Penyelamat Dunia berarti hidup dan bertindak mengampuni siapapun yang bersalah kepada kami.

Kami percaya jika kita berdoa sebagaimana kami refleksikan di atas ini, maka sabda Yesus ini kena pada diri kita, yaitu "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu" (Mat 7:24-25)

"Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus" (Rm 3:23-24).

Kutipan di atas ini mengingatkan saya pribadi akan apa yang pernah dimaklumkan dalam Konggregasi Jendral ke 32, antara lain dimaklumkan bahwa "Yesuit adalah pendosa yang dipanggil Tuhan untuk hidup dan berkarya dalam karya penyelamatan". Bukankah kita semua adalah orang berdoa, bukankah tambah usia dan pengalaman berarti juga tambah dosanya? Meskipun kita berdosa tidak dimusnahkan oleh Allah, melainkan diampuni dengan kasih karunia-Nya yang luar biasa. Maka marilah kita hayati kasih karunia Allah dan kemudian kita sebarluaskan kepada saudara-saudari kita dimanapun dan kapanpun.

Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk saling mengasihi atau menyalurkan kasih karunia Allah kepada saudara-saudari kita. Kasih karunia Allah tidak hanya kata-kata saja, melainkan menjadi nyata dalam aneka macam sarana-prasarana, sahabat/teman, kenikmatan dst..yang pada saat ini kita kuasai atau miliki. Karena semuanya adalah kasih karunia Allah, maka selayaknya semuanya kita hayati dalam dan bersama dengan Allah. Dengan kata lain marilah kita hayati baik belajar atau bekerja bagaikan sedang beribadat: tempat belajar atau berdoa bagaikan tempat ibadat, sarana belajar atau berdoa bagaikan sarana ibadat, rekan belajar atau bekerja bagaikan rekan beribadat, suasana belajar atau bekerja bagaikan suasana beribadat. Sikap orang beribadat pada umumnya penuh penyerahan diri, maka demikian hendaknya dalam belajar atau bekerja: hendaknya bekerja keras dalam belajar maupun bekerja. "Bekerja keras adalah sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif dan tidak suka berpangku tangan serta selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 10)

"Pada-Mu, TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku! Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku! Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku" (Mzm 31:2-4)

Jakarta, 6 Maret 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

Yesus memiliki ukuran yang lain mengenai orang yang pandai dan bijaksana


HARI MINGGU BIASA IX
(Ul 11:18.26-28.32; Mzm 31:2-4.17.25; Rm 3:21-25a.28; Mat 7:21-27
)

Barangkali kita ini setiap hari sudah berdoa. Barangkali kita ini setiap hari sudah membaca Kitab Suci. Barangkali kita ini setiap hari sudah berbuat amal, aktif di lingkungan Gereja dan masyarakat. Barangkali kita ini sudah disebut orang saleh, orang suci oleh orang-orang sekitar kita. Tetapi barangkali pula kita akan terkejut seandainya nanti Tuhan Yesus berkata seperti dalam Injil Minggu Biasa IX ini: "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Kita akan bertanya: "Mengapa Tuhan, aku Engkau usir?"

Jawaban Tuhan terungkap dalam sabda-Nya mengenai dua macam dasar. Yesus menyebut orang pandai dan bijaksana apabila orang itu mendengarkan dan melaksanakan kehendak Allah. Orang yang berseru-seru dan berbicara tentang Tuhan terus tetapi tidak melakukannya dalam kehidupan nyata adalah orang yang membangun rumah di atas pasir. Rumah itu pasti roboh. Tuhan lebih menghendaki orang-orang yang tidak hanya mendengarkan sabda Tuhan dan menyebut-nyebut nama-Nya saja, tetapi terutama melaksanakan Sabda itu dalam kehidupan nyata, dalam pergaulan dengan sesama dan masyarakat. Inilah seumpama orang yang membangun rumah di atas batu. Rumah itu kuat dan teguh! Jadi, ukurannya tidak terletak pada tingkat kemampuan manusiawi dan kehebatan atau keluasan pandangan seseorang, melainkan pada kesanggupan untuk mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan.

Biar sajalah kita ini yang tidak termasuk sebagai orang yang "dituakan" dalam masyarakat. Yang paling penting justru apabila kita termasuk pandai dan bijaksana di mata Tuhan, yakni ketika kita tekun mendengarkan dan melaksanakan Sabda Tuhan dan kehendak-Nya.

"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?" (Sir 51:12-20; Mzm 19:8-11; Mrk 11:27-33)

"Lalu Yesus dan murid-murid-Nya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, dan bertanya kepada-Nya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" Jawab Yesus kepada mereka: "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!" Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu." (Mrk 11:27-33), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.



Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Bermain sandiwara atau menipu diri pada suatu saat akan ketahuan juga, itulah yang terjadi dengan imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Mereka tahu dari masa kuasa yang dimiliki oleh Yesus dalam rangka mengadakan aneka mujijat dan penyembuhan, namun pura-pura tak tahu untuk menjebak Yesus. Namun Yesus tahu pikiran jahat mereka, maka Ia menanggapi dengan pertanyaan kepada mereka:"Baptisan Yohanes itu dari sorga atau dari manusia?'. Mereka tak berani menjawab meskipun mereka tahu bahwa baptisan Yohanes dari sorga karena mereka tak percaya. Begitulah sikap para tokoh yang takut kehilangan pengikut sehingga suka berbohong dan ketika diketahuinya kebohongannya mereka semakin berbohong, suka bermain sandiwara diketahui permainannya semakin bersandiwara. Maka dengan ini kami berharap kepada para tokoh masyarakat, politikus, pejabat atau petinggi untuk tidak berbohong atau bermain sandiwara dalam kehidupan. Jawaban 'kami tidak tahu' akan muncul dari mulut anda ketika anda dikejar perihal kebohongan atau permainan sandiwara anda. Marilah kita dengan rendah hati dan jujur berani mengakui dan menghayati kelemahan dan kerapuhan kita, dan tidak merasa tersaing atau tersingkir ketika muncul orang/tokoh yang melebihi kemampuan kita, melainkan bersyukur dan berterima kasih. Kepada anda semua yang jujur dan tidak suka berbohong, hendaknya dengan tenang dan sabar menanggapi aneka jebakan yang ingin menjatuhkan anda.

· "Maka dari itu aku hendak bersyukur kepada-Mu serta memuji Engkau dan memuji nama Tuhan. Ketika aku masih muda dan sebelum mengadakan perjalananku, maka kebijaksanaan telah kucari dengan sungguh dalam sembahyangku" (Sir 51:12-13) Kutipan ini kiranya baik menjadi bahan permenungan atau refleksi bagi generasi muda atau mereka yang sedang bertugas belajar di tingkat apapun. Kepada mereka yang sedang bertugas belajar kami harapkan belajar dengan sungguh-sungguh, membuka diri terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan untuk tumbuh berkembang. Dengan kata lain kami harapkan bersikap mental sebagai pembelajar yang tinggi. Kami berharap selain belajar dari atau melalui apa yang diajarkan di sekolah, juga belajar dari aneka pengalaman hidup sehari-hari, dalam aneka pergaulan dan kebersamaan dengan orang lain. Ingatlah dan sadari bahwa aneka macam teori atau ajaran yang disampaikan di sekolah berasal atau digali dari pengalaman hidup konkret sehari-hari. Selain belajar hendaknya juga tidak dilupakan berdoa, sebagaimana diingatkan oleh penulis kitab Sirach bahwa "kebijaksanan telah kucari dengan sungguh dalam sembahyangku". Belajar dan berdoa hendaknya tidak dipisahkan dan hanya dapat dibedakan, artinya semakin banyak belajar hendakanya juga semakin berdoa, semakin berdoa hendaknya juga semakin giat belajar. Dengan kata lain doa menjiwai belajar dan belajar menjiwai doa. Dengan cara itu kami yakin anda akan sampai pada suatu kebajikan yang ada kemungkinan berkembang menjadi kebijakan dan kebijaksanaan. Semoga kita semua memiliki semangat 'belajar terus-menerus', on going education/formation. Maka bagi yang sudah bekerja atau berkarya hendaknya juga dengan semangat belajar setiap kali menerima tugas-tugas baru, atau fungsi atau kedudukan baru dalam pekerjaan.



"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah" (Mzm 19:8-11).

Jakarta, 5 Maret 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ

“Apa saja yang kamu minta dan doakan percayalah bahwa kamu telah menerimanya” (Sir 44:1.9-12; Mzm 149:1-4; Mrk 11:11-26)

“Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!" Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota. Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Mrk 11:15-25), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Berdoa berarti mengarahkan atau mempersembahkan hati sepenuhnya kepada Tuhan, dan karena Tuhan maha segalanya, maka berada di hadirat Tuhan atau berhadap-hadapan dengan Tuhan mau tak mau kita pasti akan dikuasai atau dirajai. Hati kita akan dikuasai atau dirajai oleh Tuhan, dan karena hati adalah pusat hidup kita, maka mau tak mau kita akan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Itulah artinya bahwa ‘apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya’. Pada saat berdoa kita telah menerima apa yang kita minta dan doakan, tentu saja yang menyelamatkan jiwa kita dan jiwa sesama kita. Memang itu berarti setelah berdoa kita segera mewujudkan pengabulan tersebut, yaitu senantiasa melakukan apa yang menyelamatkan jiwa manusia, entah jiwa kita sendiri maupun jiwa saudara-saudari kita, yang kena dampak cara hidup dan cara bertindak kita. Kita juga diingatkan untuk tidak mengkomersialkan doa maupun tempat berdoa atau beribadat, sebagaimana pernah dilakukan oleh kelompok Bapak Thomas di tempat-tempat ziarah Bunda Maria di wilayah Keuskupan Agung Semarang. Saya sungguh prihatin mendengar info bahwa beberapa seksi dewan paroki begitu materilistis, mencari kekayaan melalui tugas pelayanannnya.

· “Tetapi yang berikut ini adalah orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa; semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya” (Sir 44:10-12). Kita semua sebagai orang beriman dipanggil untuk menjadi ‘kesayangan Tuhan’ dengan melakukan kebajikan-kebajikan dalam hidup sehari-hari, dalam cara hidup dan cara bertindak kita. Salah satu bentuk kebajikan antara lain, meneladan Yesus, yaitu memberantas aneka macam bentuk komersialisasi jabatan, tempat ibadat/suci, aneka macam sarana-prasarana dst.. Secara khusus kami berharap kepada mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama, misalnya orangtua, pemimpin, pejabat atau atasan untuk tidak bersikap komersial. Ingat jika anda bersikap komersial maka anak cucu, keturunan atau rakyat anda akan melakukan yang sama, dan pada umumnya lebih hebat dan berat. Kami berharap kepada para tokoh atau pemimpin agama dapat menjadi teladan dalam melakukan kebajikan-kebajikan, menjadi ‘kesayangan Tuhan’. Menjadi kesayangan Tuhan juga berarti setia pada aneka perjanjian, maka baiklah sebagai orang yang telah dibaptis, entah imam, bruder, suster atau awam, kami harapkan setia pada janji baptis, yaitu hanya mengabdi Tuhan saja dan menolak semua godaan setan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari. Jika kita semua setia pada janji baptis, maka kita akan dapat lebih mudah untuk setia pada janji-janji berikutnya, seperti janji imamat, kaul atau janji perkawinan. Lebih lanjut kami mengajak dan mengingatkan para suami-isteri untuk setia saling mengasihi sampai mati, agar anak-anak atau keturunan anda ‘demikian pula adanya’.

“Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.”(Mzm 149:1-4)


Jakarta, 11 Maret 2011

Romo Ignatius Sumarya, SJ

Penyejuk Imani Katolik, Minggu: 6 Maret 2011

Penyejuk Imani Katolik, Minggu 6 Maret 2011, pk 05.55 - 06.30 wib, Indosiar: Tayangan diawali dengan lagu “Anak Misioner” oleh Anak-anak TK Marsudirini Surakarta. Dilanjutkan dengan liputan “Live-in SMP Kanisius Jakarta di Sukorejo. Diperkaya dengan talkshow bersama Rm. Jost Kokoh Pr tentang “Menimba Inspirasi dari Santo-santa”. Dilengkapi dengan “Kearifan Lokal Suku Kamoro-Timika (Bag. 2)”. Diakhiri dengan lagu “Sembah Puji” oleh Kerawitan Sekar Bunda Maria Paroki St. Stefanus Cilacap.

Tentang iSi blog Ini

35% Renungan Harian & Homili Romo Ign Sumarya, SJ dan Kisah Orang Kudus


35% Informasi Kegiatan Paroki Santo Antonius Purbayan


12% Berita Umum Katolik


18% Informasi seputar Sakramen & Liturgi Gereja Katolik



bukan website resmi Gereja St Antonius Purbayan

Surat Gembala Prapaska 2011

SURAT GEMBALA PRAPASKA 2011
KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG



Hari Minggu Biasa IX Tahun A/I, Tanggal 5 – 6 Maret 2011

“Orang Katolik Sejati Melakukan Kehendak Bapa”


Saudari-saudaraku yang terkasih,

Rabu Abu menjadi pintu masuk bagi kita semua ke dalam masa Pra Paska, yang dalam tradisi Gereja dijadikan masa untuk “retret agung”. Disebut “retret agung” karena selama 40 hari kita diajak oleh Gereja untuk mengikuti Yesus Tuhan kita semakin dekat, mengenal-Nya semakin dalam, dan mencintai-Nya semakin mesra. Saya anjurkan seluruh umat Katolik sungguh menggunakan masa retret agung untuk keperluan tersebut, secara pribadi maupun bersama, agar iman berkembang semakin mendalam dan tangguh, dan dengan demikian menjadi orang Katolik sejati.

Selama masa Pra Paska 2011 kita diajak untuk merenung, berdoa, dan membicarakannya dalam pertemuan umat dengan tema “Inilah orang Katolik Sejati”. Di manakah terletak kesejatian kita sebagai orang Katolik? Pada nama baptis Katolik yang dipasang melengkapi nama diri? Tentu tidak. Pada keterangan agama yang kita anut, yang tercantum pada KTP? Tidak juga. Pada cara seruan ketika kita berdoa? Pada kutipan Injil hari ini Tuhan Yesus bersabda, ‘Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat. 7: 21) Bukan pada cara seruan kita berdoa, tetapi pada rahmat yang memampukan kita melakukan kehendak Bapa di sorga terletak kesejatian kita sebagai orang Katolik.

Dengan pernyataan tersebut, dapat kita mengerti pula bahwa ‘kekatolikan’ memuat pemahaman tentang iman yang terbuka, bahwa siapa pun yang melakukan kehendak Bapa di sorga dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Katolik merupakan suatu nama yang memuat ajakan agar kita diperkenankan mengalami Allah yang sejati. Pada zaman kita ajakan tersebut menjadi sungguh berat karena kita hidup dalam berbagai arus yang berlawanan secara ekstrim. Ada arus tak peduli pada keberadaan Allah dan perannya bagi keselamatan manusia karena manusia merasa semakin mampu mengusahakan keselamatan sendiri. Ada juga arus fanatisme beragama yang dipeluk oleh orang-orang yang berseru “Tuhan, Tuhan”, namun perilakunya tidak sesuai dengan seruannya, karena merusak milik orang lain, dan bahkan membinasakan kehidupan manusia.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

Dalam kehidupan beragama kerap kita jumpai praktek-praktek keagamaan yang tidak selaras dengan pengalaman akan Allah yang sejati, karena bukan Allah yang kita muliakan, melainkan kepentingan diri sendiri yang kita penuhi. Kita beranggapan bahwa pelaku utama keselamatan itu diri manusia, diriku, dan bukan Allah. Dalam seruan kepada Allah, kerap kita berpendapat yang harus terjadi adalah kehendakku, bukan kehendak Bapa yang di sorga. Ranah keagamaan telah kita jadikan tempat berjualan, dan bukan lagi menjadi tempat doa. Kita ciptakan ilah-ilah baru yang muncul dari kepentingan diri kita sendiri untuk memenuhi kepentingan diri kita sendiri pula.

Ketidakberesan dalam ranah keagamaan ini menjadi sumber aliran-aliran arus yang bermuara pada ruang publik yang tuna adab. Intoleransi yang akhir-akhir ini menjadi-jadi, kebohongan publik yang merambah ke setiap sudut ruang kehidupan masyarakat, korupsi, ketidakadilan, kekerasan yang merajalela, bahkan telah masuk dalam keluarga-keluarga kita adalah buah-buah dari hidup keagamaan yang tidak benar, karena yang kita sembah sebenarnya bukan Allah sejati, melainkan ilah-ilah ciptaan kita sendiri.

Permenungan kita mengenai “Inilah orang Katolik sejati” merupakan ajakan pertobatan, agar kita meninggalkan kegelapan untuk masuk dalam terang. Kita buka hati kita agar Roh Kudus, Roh Penasihat, menasihati kita agar menjadi trampil melaksanakan pembedaan roh-roh (Inggris: “discernment of spirits”, Latin “discretio spirituum”). Dalam ulah rohani ini kita kenal langkah-lagkah rohani untuk “necep sabda, neges karsa, ngemban dhawuh”. Langkah-langkah itulah yang dapat kita lakukan untuk mengisi masa Pra Paska kita menjadi masa retret agung.

Dalam langkah “necep sabda”, kita buka telinga kita untuk mendengarkan sabda Allah, yang bersabda melalui Kitab Suci. Sabda itu terasa manis karena meneguhkan perbuatan baik kita, namun sabda itu bisa pahit kalau mengkritik perbuatan salah kita. Seharusnya sebagai orang Katolik sejati kita biarkan daya kekuatan sabda itu mengubah hati kita. Dalam langkah “neges karsa” kita menjajagi apa kehendak Tuhan bagi hidup kita, membeda-bedakan mana kehendak Tuhan, mana kehendak kita; dan kemudian menegaskan bahwa kehendak Tuhanlah yang harus kita utamakan dalam kehidupan kita. Dalam langkah “ngemban dhawuh”, kita bangun kehendak hati dan budi kita karena kita bertekad melaksanakan kehendak Tuhan “ngemban dhawuh Dalem Gusti” dalam kehidupan kita.

Saudari-saudaraku yang terkasih,

Saya yakin, langkah-langkah itu dapat membantu kita menjadi bijaksana untuk mendirikan rumah di atas batu, sebagaimana dikatakan Tuhan, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.” (Mat. 7:24-25).

Sebagai orang Katolik sejati, marilah kita juga bersedia diantar oleh Maria, bunda Allah dan bunda Gereja, kepada Yesus, “per Mariam ad Jesum”. Maria telah menjadi teladan beriman kita. Seluruh hidupnya telah menjadi kesempatan untuk menyimpan segala peristiwa dan merenungkannya dalam hatinya. Setiap kali kita berdoa rosario, dalam sinar peristiwa-peristiwa Tuhan: gembira, terang, sedih dan mulia, kita diajak untuk merenungkan peristiwa-peristiwa hidup kita sendiri sebagai peristiwa-peristiwa keselamatan yang dilaksanakan oleh Allah sendiri.

Allah yang telah memulai pekerjaan-pekerjaan baik di antara kita akan menyelesaikannya (bdk. Flp 1:6).



Salam, doa dan Berkah Dalem,

Semarang, 25 Februari 2011


+ Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang

"Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" (Sir 42:15-25; Mzm 33:2-6; Mrk 10:46-52)


“Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan berkata: "Panggillah dia!" Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau." Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya” (Mrk 10:46-52), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Orang buta matanya pada umumnya memiliki kepekaan ‘mendengarkan tinggi’. Si pengemis buta, Bartimeus, begitu peka mendengarkan Yesus bersama rombonganya lewat, dan ia berteriak kepada Yesus mohon kasih pengampunan dan belas kasih-Nya agar dapat melihat. Banyak orang menegornya, namun Yesus mendengarkan dan menanggapinya. Karena imannya yang begitu mendalam si buta Bartimeus akhirnya menerima anugerah dapat melihat. Kami percaya kebanyakan dari kita tidak buta matanya, namun apakah dapat melihat kehadiran Tuhan di dalam lingkungan hidup kita melalui saudara-saudari kita kiranya boleh dipertanyakan. Marilah dengan rendah hati kita lihat dan dengarkan kehadiran dan karya Tuhan melalui saudara-saudari kita di lingkungan hidup dan kerja kita masing-masing, dan dengan rendah hati juga siap sedia mohon bantuan mereka agar kita dapat melihat segala sesuatu dengan jelas, lebih-lebih karya dan kehadiran Tuhan dalam diri saudara-saudari kita. Karya dan kehadiran Tuhan dalam diri saudara-saudari kita antara lain menggejala dalam kehendak dan perbuatan baik mereka. Kami percaya masing-masing dari kita berkehendak baik dan ingin melakukan apa yang baik, namun karena keterbatasan dan kelemahan apa yang kita lakukan sering kurang berkenan di hati Tuhan alias apa yang tidak atau kurang baik, misalnya menegor keras orang yang sedang berseru kepada Tuhan alias berdoa. Sebagai contoh kita sering marah-marah ketika mendengar suara adzan di pagi hari dari masjid, langgar atau surau. Lihat dan dengarkan bahwa suara adzan merupakan ajakan untuk berdoa, memuji dan memuliakan Tuhan. Iman lahir dan berkembang dari dan dengan mendengarkan. Jika anda ingin selamat hendakya menjadi pendengar yang baik atau meneladan Bunda Maria, yang senantiasa ‘mendengarkan dan merenungkan segala sesuatu di dalam hatinya’, artinya mempersembahkan segala sesuatu kepada Tuhan.

· “Pekerjaan Tuhan hendak kukenangkan, dan apa yang telah kulihat hendak kukisahkan. Segala pekerjaan Tuhan dijadikan dengan firman-Nya. Matahari bercahaya memandang segala sesuatunya dan ciptaan Tuhan itu penuh dengan kemuliaan-Nya”(Sir 42: 15-16). “Mengenangkan pekerjaan Tuhan” itulah yang hendaknya kita renungkan dan hayati dalam hidup kita sehari-hari. Mengenangkan pekerjaan Tuhan berarti mengingat-ingat dan melakukan apa yang baik, mulia, luhur, indah dan suci, apa-apa yang berkenan di hati Tuhan. Maka marilah kita lihat dan imani ‘kemuliaan Tuhan dalam ciptaan-ciptaan-Nya’, entah dalam diri manusia, binatang maupun tanaman atau tumbuh-tumbuhan. Salah satu karya Tuhan yang layak dimuliakan adalah menganugerahkan pertumbuhan dan perkembangan dalam ciptaan-ciptaan-Nya, sehingga ciptaan-ciptaan-Nya bergairah dan dinamis serta berbahagia. Kita imani bahwa kegairahan sesama manusia maupun binatang merupakan karya Tuhan, maka kita tanggapi dengan rendah hati dan keterbukaan. Jangan padamkan kegairahan saudara-saudari kita, sebagaimana dilakukan para murid menegor kegairahan Bartimeus. Memang generasi muda dan anak-anak pada umumnya lebih bergairah dan dinamis daripada orangtua atau orang dewasa, maka dengan ini kami berharap kepada para orangtua maupun orang dewasa untuk menanggapi kegairahan generasi muda dan anak-anak dengan senang hati dan gembira, artinya memberi kemungkinan dan kesempatan untuk menyalurkan kegairahan mereka dalam mengembangkan diri agar tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang cerdas beriman. Sebaliknya kepada generasi muda dan anak-anak kami harapkan tidak menyia-nyiakan kesempatan dan kemungkinan yang ada.

“Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN. Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya” (Mzm 33:2-6)

Jakarta, 3 Maret 2011

Romo Ignatius Sumarya, SJ


Hakekat Perkawinan Kristiani: Kesatuan dan Kesetiaan

Perkawinan merupakan kesepakatan (Lat. “concensus”, “foedus”, “contractus”) antara seorang pria dan wanita untuk membentuk kebersamaan seluruh hidup (GS, art. 52 & 48: bdk. KHK Kan, 1056). Kesepakatan ini bersifat tetap dan berlaku untuk setiap bentuk perkawinan, khususnya perkawinan kristiani. Sifat hakiki perkawinan kristiani adalah monogam (satu) dan indissolubilitas (tak terceraikan).

Perkawinan selalu bersifat monogam. Artinya, perkawinan merupakan kesepakatan dan ikatan perjanjian antara seorang pria dan seorang wanita. Dasar kesatuan perkawinan adalah pencipataan Allah sendiri. Dalam kisah penciptaan digambarkan bahwa Allah menciptakan seorang pria dan seorang wanita menurut gambar-Nya (Kej 1:26-30). Mereka akan bersatu menjadi satu daging (Kej 2:24). Satu daging dipahami sebagai kebersatuan yang total dan integral, menyeluruh menyangkut kehidupan seutuhnya. Dengan demikian, sifat monogam itu mendapat pendasaran yang amat kokoh pada kehendak Allah sendiri. Allah menghendaki perkawinan satu dengan satu, dan sifat monogam itu berlaku untuk setiap bentuk perkawinan. Demikian juga dalam Perjanjian Baru, kesatuan suami-istri tetap mendapatkan perhatian lebih. Dasar dan sumber kesatuan itu adalah kesatuan Kristus dengan Gereja-Nya yang tak pernah tergoyahkan (Ef 5:22-33). Suami-istri kristiani yang mengimani Yesus Kristus berpola dan bersumber pada kebersatuan antara Yesus dengan Gereja-Nya.

Demikian juga hubungan suami-istri yang dipersatukan dalam ikatan perkawinan berlaku untuk seumur hidup. Sifat ini menunjuk pada ketakterceraikannya perkawinan (indissolubilitas). Sifat tak terceraikan didasar-kan pada ajaran Yesus sendiri yang mengacu kepada Kej 1:27 dan Kej 2:24, “Allah menciptakan pria dan wanita...dan menghendaki hubungan mereka menjadi lembaga suci yang utuh dan tak terceraikan” (bdk. Mat 19:6; Mrk 1:2-12).

"Sekarang kita pergi ke Yerusalem” (Sir 36:1.4-5a.10-17; Mzm 79:8-9.11.13; Mrk 10:32-45)

“Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, kata-Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit." Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?" Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan." (Mrk 10:32-40), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Yerusalem adalah kota suci bagi bangsa Yahudi, umat Kristen maupun umat Islam. Yesus mengajak para murid pergi ke Yerusalem berarti mengajak mereka untuk menyucikan diri atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Bagi Yesus hal itu berarti “akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat; dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati, Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh dan sesudah tiga hari Ia bangkit’. Peristiwa persembahkan diri atau wafat Yesus di kayu salib dan kebangkitanNya dari mati terjadi di Yerusalem. Peristiwa sering kita kenangkan ketika kita berpartisipasi di dalam Perayaan Ekaristi, karena perayaan Ekaristi adalah kenangan akan wafat dan kebangkitan Yesus. Maka setiap kali kita berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi berarti kita juga dipanggil untuk mempersembahkan diri kepada Tuhan melalui pelayanan bagi sesama atau saudara-saudari kita. Melayani berarti senantiasa berusaha membahagiakan atau menyelamatkan dengan rendah hati. Baiklah sebagai umat yang beriman kepadaNya serta sering berpartisipasi di dalam Perayaan Ekaristi kita hidup dan bertindak saling melayani dan membahagiakan, dan memang untuk itu harus siap sedia untuk berkorban dan berjuang.

· “Berikanlah ganjaran kepada mereka yang menantikan Dikau, dan buktikanlah kebenaran segala nabi-Mu. Ya Tuhan, dengarkanlah doa hamba-hamba-Mu ini sesuai dengan berkat Harun atas umat-Mu. Semoga semua penghuni bumi ini mengakui, bahwa Engkaulah Tuhan, Allah kekal”(Sir 36:15-17) Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan kita semua dipanggil untuk senantiasa menantikan Tuhan dan mengakui Tuhan sebagai Allah kekal. Dengan kata lain kita diharapkan memiliki ‘dambaan suci’, yaitu kerinduan dan harapan untuk senantiasa melakukan apa-apa saja yang dapat membantu kita semakin suci atau semakin beriman, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Dengan kata lain kita diharapkan tidak materialistis alias gila akan harta benda/uang, pangkat/kedudukan dan kehormatan duniawi. Kita diharapkan ‘gila akan Tuhan’alias dengan bergairah dan gembira melaksanakan kehendak Tuhan atau melaksanakan segala perintahNya. Orang yang gila akan Tuhan berarti senantiasa menarik, memikat dan mempesona, sehingga siapapun tergerak untuk mengenal, mendekat dan bersahabat. Maka jika kita semua gila akan Tuhan berarti kita saling bersahabat, hidup saling melayani dan membahagiakan dengan rendah hati, tanpa kekerasan. Kami berharap ‘dambaan suci’ atau ‘gila akan Tuhan’ ini dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret dari para orangtua. Jika semua keluarga melakukan hal itu kiranya hidup bersama dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun senantiasa dalam persahabatan atau persaudaraan sejati, sehingga kita bersama-sama melangkah menuju ke kesucian, kota sorgawi yang abadi.

“Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami; kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemah kami. Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu! Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh!” (Mzm 79:8-9.11)


Jakarta, 2 Maret 2011

Romo Ignatius Sumarya, SJ

Apa yang sudah ada di depan mata

Buku nyanyian umat yang resmi salah satunya adalah Puji Syukur. Ada berapa banyak lagu gregorian di Puji Syukur? Saya buat dua kategori, pertama yang menyertakan bahasa Latin, kedua bahasa Indonesia, namun punya versi asli dalam bahasa Latin. Berikut ini daftarnya:
(Puji Syukur yang dijadikan acuan karena hanya buku ini yang ada di depan saya sekarang)

Bahasa Latin + Indonesia :

* PS 233 Asperges Me http://www.youtube.com/watch?v=3gYQWKCqxEE
* PS 234 Vidi Aquam http://www.youtube.com/watch?v=0D67Kxg7EVg
* PS 339 Kyrie - Adven & Prapaskah http://www.youtube.com/watch?v=qgLLnUnmeRQ
* PS 385 Sanctus - Adven & Prapaskah http://www.youtube.com/watch?v=pqTJsbaacRE
* PS 406 Agnus Dei - Adven & Prapaskah http://www.youtube.com/watch?v=5DqdLc1eZjU
* PS 340 Kyrie - Masa Paskah http://www.youtube.com/watch?v=nQ8JvhBKhnE
* PS 341 Gloria - Masa Paskah http://www.youtube.com/watch?v=OVKC7oVWYBA
* PS 386 Sanctus - Masa Paskah http://www.youtube.com/watch?v=pQXGNPOhofA
* PS 407 Agnus Dei - Masa Paskah http://www.youtube.com/watch?v=mSgyYDZvSAg
* PS 342, 343, 387, 408 Missa De Angelis http://www.youtube.com/watch?v=37q9zIznj2M
* PS 344 Kyrie - Requiem http://www.youtube.com/watch?v=8VgNKcQHR6k
* PS 388 Sanctus - Requiem http://www.youtube.com/watch?v=W7aAav4f4o0
* PS 409 Agnus Dei - Requiem http://www.youtube.com/watch?v=dsFOxPa-r_4
* PS 374 Credo http://www.youtube.com/watch?v=bR9NF905nJk
* PS 402 & 403 Pater Noster http://www.youtube.com/watch?v=VokSTvnFQqI
* PS 498-499 Ubi Caritas Est Vera http://www.youtube.com/watch?v=8Ep3o7g0Yrw
* PS 501-502 Pange Lingua Gloriosi http://www.youtube.com/watch?v=U-AsvDn87fo
* PS 506 Popule Meus http://www.youtube.com/watch?v=vsqWSv5nJoI
* PS 518 Victimae Paschali Laudes http://www.youtube.com/watch?v=1gU5X_9OCT8
* PS 558-559 Tantum Ergo
* PS 565-566 Veni Creator Spiritus http://www.youtube.com/watch?v=fnfv1LUMaBA
* PS 623 Salve Regina http://www.youtube.com/watch?v=CAmydVsNMqM
* PS 624 Regina Caeli http://www.youtube.com/watch?v=6-EJiI_yAas
* PS 625 Ave Maria http://www.youtube.com/watch?v=LSAPvTeyfZk
* PS 626 Ave Regina Caelorum http://www.youtube.com/watch?v=OAi6T7tQruE
* PS 627 Alma Redemptoris Mater http://www.youtube.com/watch?v=iq5CKlOyeMk
* PS 669 Te Deum http://www.youtube.com/watch?v=U0HXnBtwwwI
* PS 708 Requiem http://www.youtube.com/watch?v=hO98laxOXZk
* PS 709 In Paradisum http://www.youtube.com/watch?v=S7F-N-Yd8dE


Bahasa Indonesia :

* PS 249 Anamnese 1 (Mysterium Fidei)
* PS 345, 346, 389, 410 (Misa Te Deum)
* PS 438 Hai Langit Turunkan Embun (Rorate Caeli)
* PS 439 Pencipta Bintang Semesta (Creator Alme Siderum) http://www.youtube.com/watch?v=9iHtAAcXjjY
* PS 443 O Datanglah Imanuel (Veni, Veni Emmanuel)
* PS 465 Dari Terbitnya Sang Surya (A Solis Ortus Cardine)
* PS 468 Sebelum Semua Jadi (Corde Natus Ex Parentis)
* PS 491 Hosanna Putra Daud (Hosanna Filio David) http://www.youtube.com/watch?v=QotYtpW8Qx4
* PS 492 Anak-Anak Ibrani (Pueri Hebraeorum)
* PS 493 Hormat Puji dan Sembah (Gloria Laus et Honor) http://www.youtube.com/watch?v=mX47Wj_UTQg
* PS 504 Lihat Kayu Salib (Ecce LIgnum)
* PS 509 Salib Suci Nan Mulia (Crux Fidelis)
* PS 513 Cahaya Kristus (Lumen Christi)
* PS 514 Pujian Paskah (Exsultet)
* PS 519 Hai Putra Putri Lihatlah (O Filii et Filiae)
* PS 556 Sion Puji Penyelamat (Lauda Sion) http://www.youtube.com/watch?v=z3b8AYnx6Qc
* PS 560 Allah Yang Tersamar (Adoro Te Devote)
* PS 569 Ya Roh Kudus Datanglah (Veni Sancte Spiritus)
* PS 605 Dengarlah Ya Tuhan (Attende Domine) http://www.youtube.com/watch?v=z3M8vRBsrWo


Bonus (supplemen PS di KAJ):

* PS 971 Absolve http://www.youtube.com/watch?v=np_slIOn5Jk
* PS 986 Lux Aeterna


Sumber:
http://gregorian-indonesia.blogspot.com/2011/01/apa-yang-sudah-ada-di-depan-mata.html