Hal penting tentang Hari Minggu Misi 2011

“Minggu, 23 Oktober adalah Hari Minggu Misi Dunia”

Kata apakah yang ada tujuh huruf untuk menggambarkan “Gereja”? Jawabannya adalah “Mission” (misi) yang berarti “perutusan.”

Itu adalah “panggilan” dari Trinitas dan dasar hubungan kita dengan Allah. Bapa mengirimkan Putra-Nya ke dalam dunia dalam wujud Inkarnasi. Bapa dan Putra mengutus Roh Kudus ke atas para murid.

Roh Kudus memberdayakan dan mendorong para murid mewartakan Injil. Roh Kudus adalah utusan untuk Gereja. Kita berkumpul (akar kata dari Gereja) untuk diutus. Ini adalah alasan seluruh keberadaan Gereja.

Bulan ini, populasi dunia mencapai tujuh miliar. Karena jumlah penduduk dunia berkembang, begitu juga agama Kristen. Di beberapa tempat, pertumbuhan sangat pesat sehingga beberapa memprediksi bahwa orang Kristen mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama menjadi mayoritas penduduk dunia. Tapi, bukan Kristen Katolik.

Pertumbuhan Gereja Katolik tidak pesat di tengah dunia yang berkembang. Sudah ada lebih banyak umat Muslim di dunia daripada umat Katolik, dan Gereja-gereja berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin adalah Komunitas Evangelis. Islam dan Kristen Evangelis yang bertumbuh dua kali lipat dari pertumbuhan agama Katolik.

Tentu saja, bagi umat Katolik, misi bukanlah soal jumlah (angka). Tapi, kita masih harus bertanya mengapa orang lain melakukan lebih banyak hal untuk membagikan iman mereka. Jika kita tidak melakukan misi, kita tidak lagi melihat diri kita sebagai yang diutus, kita tidak lagi menjadi Gereja. Mungkinkah itu yang menjadi alasan penyusutan jumlah orang yang mengikuti Kristus sebagai orang Katolik? Apakah karena kita kurang merasa sebagai sebuah Gereja dari yang seharusnya?

Sosiolog Pierre Hegy mengamati, “Pandangan pasca Konsili Vatikan II bahwa misi evangelis melalui pembaptisan bagi semua orang belum dilaksanakan.”

Dia menjelaskan dalam bukunya Wake Up, Lazarus! bahwa mereka yang mengklaim sebagai pewarta Injil memiliki pandangan terbatas akan tugas panggilan mereka.

“De fakto, dalam survei singkat laporan saya tentang misionaris awam AS, saya menemukan bahwa semua mendedikasikan diri mereka secara eksklusif untuk karya amal, bukan evangelisasi. Selain itu, banyak kongregasi imam misionaris membagikan brosur-brosur karya amal mereka, jarang menyoroti prestasi misionaris mereka, seolah-olah pekerjaan misionaris adalah karya amal utama ke luar negeri.”

Program paroki sering menyediakan dapur umum, paket makanan, dan toko-toko barang bekas, tapi ini tidak terlalu berbeda dengan apa yang lembaga sosial sekuler lakukan. Biasanya, sebagian besar mereka tidak menawarkan bantuan rohani.”

Setiap bulan Oktober, kita menandai, lebih atau kurang, Hari Minggu Misi Dunia. Seseorang di Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa menulis sebuah pesan, yang ditandatangani oleh Sri Paus, dipublikasikan di situs Vatikan, dibaca oleh segelintir orang, sedikit masuk ke hati dan kita terus mengerjakan tugas seperti biasa sampai tahun depan.

Tapi, bisakah kita terus melangkah seperti biasa? Jika umat Katolik -kita masing-masing dan kita semua – membangkitkan kembali semangat untuk membiarkan semua saudara-saudari kita mengenal kasih Tuhan kepada kita yang ditunjukkan dalam diri Yesus Kristus, kita tidak lebih dari sebuah kultus. Sebuah sekte besar hanya terfokus pada dirinya sendiri dan ritual, peraturan, hirarki dan praktek-praktek. Ritual, aturan, hirarki dan praktik itu harus ada hanya demi pewartaan Injil.

Tujuh miliar orang berhak untuk mengetahui Bapa mereka. Jika setiap orang Katolik tidak ambil bagian dalam sharing bersama tentang Kabar Baik dengan saudara-saudari Kristen lain, dunia akan kehilangan cara yang unik dan penting untuk mengenal Kristus. Selain Minggu Misi, kita perlu Senin hingga Sabtu Misi setiap minggu.

Pastor William Grimm adalah seorang imam, yang tinggal di Tokyo dan publisher UCA News, serta mantan kepala editor “Katorikku Shimbun,” mingguan Katolik Jepang.


Article asli Some Thoughts for Mission Sunday 2011
Sumber: Cathnews Indonesia