“Angkatan ini adalah angkatan yang jahat” (Rm 1:1-7; Mzm 98:1-4; Luk 11:29-32)


“ Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini.1 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!" (Luk 11:29-32), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· “Tanda-tanda zaman”, itulah judul tulisan halaman pertama majalah bulanan ‘Basis’ zaman dahulu yang ditulis oleh Pater Dick Hartaka SJ, pemimpin majalah tersebut. Dalam tulisan tersebut diuraikan refleksi atas aneka peristiwa yang terjadi selama sebulan sebelumnya. Kepekaan terhadap tanda-tanda zaman atau peristiwa yang sedang terjadi merupakan keutamaan yang membuat orang yang bersangkutan tumbuh berkembang menjadi orang yang bijak, sehingga ia senantiasa tanggap atas peristiwa yang sedang maupun akan terjadi serta dengan tepat dapat menanggapina sehingga yang bersangkutan selamat dan sejahtera. Kita semua dipanggil untuk tumbuh berkembang sebagai pribadi yang bijak, maka marilah kita mendidik diri terus menerus agar tumbuh berkembang menjadi orang bijak. Salah satu cara untuk itu adalah setia dalam mengadakan pemeriksaan batin atau mawas diri setiap hari. Pemeriksaan batin merupakan salah satu bentuk doa yang dapat membuat kita semakin terampil dalam pembedaan roh, terampil membedakan apa yang baik dan jelek, terampil menemukan kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup sehari-hari. Dalam doa malam ada bagian yang disebut dengan pemeriksaan batin, maka hendaknya hal itu sungguh dilaksanakan dengan baik. Pemeriksaan batin bukan pemeriksaan dosa. Pemeriksaan batin merupakan usaha untuk mengenali kecenderungan batin atau hati kita, maka hemat saya kecenderungan batin atau hati kita pada umumnya pasti lebih ke arah yang baik daripada ke arah yang jelek. Dengan kata lain kiranya masing-masing dari kita lebih mendengarkan kehendak atau bisikan Roh Tuhan, yang mengajak kita untuk berbuat baik. Maka dalam pemeriksaan batin hendaknya pertama-tama kita lebih melihat kecenderungan hati atau batin kita yang baik, sehingga kita berada dalam terang Tuhan, dan ketika kita berada di dalam terang Tuhan kita akan lebih mampu, teliti dan tajam untuk membedakan apa yang baik dan jelek. Hendaknya kecenderungan kepada apa yang baik terus diteguhkan dan diiperkembangkan, sedangkan kecenderungan kepada apa yang jelek segera dimatikan.

· “Dengan perantaraan-Nya kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Kristus” (Rm 1:5-6). Kutipan ini kiranya baik untuk menjadi permenungan atau refleksi bagi para imam atau pewarta kabar baik, entah imam, bruder, suster atau awam yang bertugas sebagai pewarta kabar baik alias memberitakan segala sesuatu yang baik. Para pewarta kabar baik dipanggil untuk “menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepadaNya”. Percaya dan taat kepada Tuhan berarti senantiasa melaksanakan kehendak Tuhan atau berbuat baik dimanapun dan kapanpun, tidak pernah menyakiti atau melukai orang lain tetapi senanitasa membahagiakan atau menyelamatkan orang lain, terutama jiwanya. Keselamatan jiwa manusia, baik jiwanya sendiri maupun jiwa orang lain, senantiasa menjadi tolok ukur atau barometer keberhasilan cara hidup dan cara bekerja. Bagi orang yang beriman kepada Yesus Kristus berarti senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan sabda-Nya atau meneladan cara hidup dan cara bertindak-Nya, sehinggga yang bersangkutan sungguh menjadi sahabat-sahabat Yesus atau ‘alter Christi’. Kepada mereka yang bertugas untuk menuntun saudara-saudarinya agar semakin berbakti kepada Tuhan, kami harapkan memiliki dan menghayati keutamaan rendah hati dan sabar serta tekun, seperti orang menuntun orang lansia atau ibu menuntun anaknya. Memang dalam menuntun pada suatu saat dapat berada di depan, disamping atau dibelakang dari yang dituntun alias menghayati motto bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantoro ‘ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani’ (=keteladanan, pemberdayaan, motivasi).

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.” (Mzm 98:1-2)

Senin. 10 Oktober 2011


Romo Ign Sumarya, SJ