“Yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya” (Ezr 6:7-8.12b.14-20; Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5; Luk 8:19-21)

“Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya: "Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau." Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” (Luk 8:19-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St. Andreas Kim Taegon, imam, dan Paulus Chong Hasang dkk., martir-martir di Korea hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sbb.:

• Para martir Korea yang kita kenangkan hari ini mayoritas adalah kaum awam yang bersaksi iman dalam aneka tantangan dan penderitaan karena kesetiaan pada imannya. Mayoritas anggota Gereja atau Umat Allah adalah kaum awam juga, maka dalam rangka mengenangkan para martir Korea ini perkenankan secara khusus kami mengajak dan mengingatkan rekan-rekan awam untuk menghayati panggilan kemartiran dalam hidup sehari-hari dengan menjadi saksi iman dimanapun dan kapanpun. Dengan kata lain marilah kita hayati sabda Yesus “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya”. “Berdasarkan panggilan mereka yang khas, kaum awam wajib mencari kerajaan Allah, dengan mengurusi hal-hal yang fana dan mengaturnya seturut kehendak Allah. …mereka dipanggil oleh Allah, untuk menunaikan tugas mereka sendiri dengan dijiwai semangat Injil, dan dengan demikian ibarat ragi membawa sumbangan mereka demi pengudusan dunia bagaikan dari dalam. Begitulah mereka memancarkan iman, harapan dan cinta kasih terutama dengan kesaksian hidup mereka, serta menampakkan Kristus kepada sesama” (Vatikan II: LG no 31). Kami berharap rekan-rekan awam merenungkan dan menghayati ajakan Gereja di atas ini: melaksanakan aneka tugas dengan semangat Injil atau menjadi saksi iman, harapan dan cinta kasih dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimanapun dan kapanpun. Salah satu bidang kehidupan yang mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan masa kini adalah pengelolaan atau pengurusan harta benda dan uang dengan baik dan benar, mengingat dan memperhatikan korupsi masih marak di sana-sini.

“Untuk pentahbisan rumah Allah ini mereka mempersembahkan lembu jantan seratus ekor, domba jantan dua ratus ekor dan anak domba empat ratus ekor; juga kambing jantan sebagai korban penghapus dosa bagi seluruh orang Israel dua belas ekor, menurut bilangan suku Israel. Mereka juga menempatkan para imam pada golongan-golongannya dan orang-orang Lewi pada rombongan-rombongannya untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Musa” (Ezr 6:17-18). Sebagai umat beriman atau umat Allah marilah kita sadari dan hayati bahwa tubuh kita adalah ‘rumah Allah’, karena Allah hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini. Maka marilah kita jaga dan rawat tubuh kita agar tetap suci adanya, dan hendaknya jangan mencemarkan anggota tubuh kita satupun dengan perbuatan dosa atau jahat atau amoral, dan tentu saja hendaknya juga jangan menyakiti tubuh orang lain dengan cara apapun. Pencemaran anggota tubuh sering terjadi dengan tindakan seksual yang menyimpang seperti melacurkan diri atau berhubungan seks dengan orang lain yang bukan pasangan hidupnya atau suami/isterinya sendiri atau pergaulan seks bebas di kalangan remaja dan muda-mudi. Jagalah dan rawatlah semua anggota tubuh anda agar tetap bersih, suci dan sehat serta segar, sehingga menarik dan mempesona bagi orang lain: laki-laki semakin tampan dan perempuan semakin cantik. Ketika melihat laki-laki tampan atau perempuan cantik hendaknya tidak tergoda untuk berbuat jahat atau amoral, melainkan hendaknya memuji dan memuliakan Tuhan. Hormatilah dan pujilah apa yang baik, indah, menawan dan bagus dalam diri anda sendiri maupun saudara-saudari kita, karena semuanya itu merupakan anugerah dan karya Allah. Kami berharap kepada para suami-isteri maupun rekan remaja dan muda-mudi untuk saling menjaga dan membantu usaha kesucian tubuh masing-masing. Dalam hal makan dan minum hendaknya tidak mengkonsumsi apa yang dapat membuat anggota tubuh sakit atau kurang berfungsi secara penuh, misalnya aneka jenis narkoba dst..

“Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel.Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud.” (Mzm 122;1-5)



Selasa, 20 September 2011

Romo Ign Sumarya, SJ