"Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya" (1Tim 1:15-17; Mzm 113:1-4; Luk 6:43-49)

"Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya -- Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan --, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya." (Luk 6:43-49), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Isi Warta Gembira ini yang intinya saya jadikan judul permenungan hari ini sama dengan Warta Gembira versi Mateus dimana salah satu ayat saya pilih untuk diabadikan dalam pahatan marmer di bawah patung St.Petrus Kanisius di halaman Seminari Menengah Mertoyudan-Magelang, yaitu: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu." (Mat 7:24). Inti dari Warta Gembira hari ini hemat saya adalah pentingnya kedalaman hidup beriman dan kerja keras dalam hidup sehari-hari, dalam melaksanakan aneka tugas dan kewajiban. "Bekerja keras adalah sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal positif dan tidak suka berpangku tangan serta selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka- Jakarta 1997, hal 10).Orang-orang sukses dalam panggilan, tugas maupun kerier dan pekerjaan pada umumnya bekerja keras alias suka bekerja, dapat menikmati kegembiraan dalam bekerja. Beriman mendalam dan bekerja keras hemat saya bagaikan mata uang bermuka dua, alias tak dapat dipisahkan. Mereka yang sungguh beriman pasti bekerja keras, sedangkan mereka yang bekerja keras juga sungguh beriman. Kami berharap agar anak-anak sedini mungkin dibina dan dididik untuk bekerja keras di dalam keluarga dan tentu saja dengan teladan konkret dari para orangtua. Maka hendaknya anak-anak dibina dan dididik untuk suka bekerja, dapat menikmati kegembiraan dalam bekerja dan akhirnya mencintai kerja., Orang yang mencintai kerja akan dengan segenap hati, budi, jiwa dan tenaga dalam bekerja. Yang penting dan terutama adalah bekerja bukan uang; jadilah dan usahakan menjadi pekerja keras, maka uang akan datang kemudian secara melimpah.

· "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal." (1Tim 1:15-16). Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita dapat meneladan Paulus yang menghayati diri sebagai pendosa yang dikasihani Tuhan serta kemudian menghayati kesabaran Tuhan. Sebagai orang beriman yang telah menerima kasih pengampunan Tuhan melimpah ruah, marilah kita hayati dan sebarluaskan keutamaan kesabaran. "Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam mengendalikan gejolak diri dan tetap bertahan seperti keadaan semula dalam menghadapi berbagai rangsangan dan masalah" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka Jakarta 1997, hal 24). Kesabaran merupakan buah dan dukungan hidup beriman mendalam. Orang beriman mendalam tidak akan mudah tergoda oleh aneka rangsangan untuk berbuat jahat, dan dalam menghadapi aneka macam masalah sungguh tenang, sehingga dapat melihat dengan jelas inti masalah serta kemudian menyelesaikannya. Kami berharap mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama berani berkata dengan jujur seperti Paulus, yaitu "Aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal", contoh kedalamam hidup beriman, bekerja keras dan kesabaran. Ingat akan motto bahwa orang sabar akan dikasihi Tuhan.

"Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, pujilah nama TUHAN! Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya. Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN. TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit." (Mzm 113:1-4)


Sabtu, 10 September 2011


Romo Ign Sumarya, SJ