“Malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia” (Dan 7:9-10.13-14 atau Why 12:7-12a; Mzm 138:1-5; Yoh 1:47-51)

“ Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." (Yoh 1:47-51), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan Pesta St. Gabriel, Mikael dan Rafael, Malaikat Agung , hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Allah menganugerahi setiap manusia malaikat, yang disebut malaikat pelindung, yang bertugas mendampingi hidup manusia di dunia ini. Pendampingannya dapat berupa nasihat, peringatan, dukungan, informasi gembira dst…demi keselamatan dan kebahagiaan manusia, terutama kebahagiaan atau keselamatan jiwanya. Malaikat pelindung menjadi kepanjangan para malaikat agung, Gabriel, Mikael dan Rafael, yang bertugas menyampaikan warta gembira, membantu manusia dalam perang melawan setan dan menemani manusia dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusannya. Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak segenap umat beriman dan beragama untuk mengimani dan menghayati pendampingan malaikat pelindung bagi kita masing-masing. Ketika ada warta gembira dan menyelamatkan marilah kita sebarluaskan kepada saudara-saudari kita, ketika menghadapi godaan atau rayuan setan marilah kita lawan bersama malaikat pelindung kita, dan ketika sedang melaksanakan tugas, kewajiban dan perutusan marilah kita bekerja bersama malaikat pelindung. Hendaknya kita tidak takut dan gentar dalam hidup ini, meskipun harus menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah, karena malaikat Allah ‘turun naik kepada kepala kita masing-masing’, sehingga kita senantiasa berpikir sesuai dengan kehendak Allah. Marilah kita ingat dan sadari bahwa apa yang akan kita lakukan sangat tergantung dari apa yang sedang kita pikirkan, maka semoga pikiran kita senantiasa meneladan apa yang dipikirkan oleh Allah, yaitu keselamatan dan kebahagiaan umat manusia di dunia ini, sehingga apapun yang kita lakukan menyelamatkan dan membahagiakan diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita, terutama keselamatan dan kebahagiaan jiwa. Kita juga dipanggil untuk jujur terhadap diri sendiri dan tiada kepalsuan sedikitpun dalam diri kita.

• "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” (Why 12:10-11). “Keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah” telah tiba dalam diri kita dan kebersamaan hidup kita sebagai umat beriman. Sebagai umat beriman kita dikuasai dan diperintah oleh Allah, dan karena Allah adalah maha segalanya maka mau tak mau kita harus hidup dan bertindak sesuai dengan perintah-Nya. Semua perintah Allah kiranya dapat dipadatkan ke dalam perintah untuk saling mengasihi satu sama lain dalam hidup sehari-hari dimanapun dan kapanpun. “ Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (1Kor 13:4-7), demikian ajaran Paulus perihal kasih. Yang baik kita renungkan dan hayati pada masa kini hemat saya adalah “tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain”, mengingat dan memperhatikan masih banyak orang suka menyimpan kesalahan orang lain, yang menjadi sumber kemarahan, yang kemudian berkembang menjadi permusuhan dan perpecahan, sehingga hidup bersama tidak harmonis sebagaimana didambakan atau dirindukan oleh banyak orang. Hemat saya menyimpan kesalahan orang lain dan marah merupakan bentuk pelanggaran harkat martabat manusia, yang diciptakan sesuai dengan gambar atau citra Allah. Kami berharap saling mengasihi dan mengampuni dididikkan dan dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga oleh orangtua, entah dengan nasihat, saran maupun teladan.

“Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab” (Dan 7:9-10)



Kamis, 29 September 2011


Romo Ign Sumarya, SJ