"Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai." (1Tim 2:1-8; Mzm 28:2.7.8-9; Luk 7:1-10)

"Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum.Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali." (Luk 7:1-10), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Sehat dan sakit serta sembuh dari penyakit memang erat kaitannya dengan beriman atau tidak beriman. Orang yang sungguh beriman pada umumnya senantiasa dalam keadaan sehat wal'afiat serta jarang sakit, dan sekiranya harus menderita sakit maka yang bersangkutan juga dengan cepat akan segera sembuh dari penyakitnya. Mungkin tidak ada seorang pun di antara kita yang senantiasa dalam keadaan sehat secara utuh, artinya secara jasmani dan rohani, fisik dan spiritual, dengan kata lain kita semua sedang menderita sakit, meskipun tidak parah. Maka marilah kita mawas diri apakah kita memiliki iman sebagaimana dimiliki oleh seorang perwira yang dengan rendah hati menghadap Yesus untuk mohon penyembuhan bagi hambanya yang sedang menderita sakit. Beriman berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan dengan demikian mau tak mau harus hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, setia pada aneka macam janji yang telah diikrarkan. Karena imannya yang begitu besar maka sabda Yesus dapat menyembuhkan hambanya yang sedang menderita sakit keras. Sabda Yesus memang mahakuasa dan mahakuat, maka siapapun yang percaya kepada sabda-sabda-Nya artinya kemudian langsung menghayatinya di dalam hidup sehari-hari maka yang bersangkutan pasti akan sehat wal'afiat lahir dan batin serta sekiranya sedang menderita sakit akan segera sembuh. Kepada kita yang sedang menderita sakit marilah kita hayati sabda Tuhan yang menjadi nyata dalam aneka saran, nasihat atau ajakan dalam rangka penyembuhan penyakit kita. Konkretnya sekiranya anda sedang menderita sakit dan berbaring di rumah sakit, hendaknya mentaati dan melaksanakan aneka saran, nasihat dan ajakan dokter maupun perawat. Ketaatan pada perintah, nasihat dan saran dokter maupun perawat di rumah sakit bagi yang sedang menderita sakit juga merupakan salah satu bentuk kerasulan. Maka selain mentaati dan melaksanakan perintah, nasihat dan saran tersebut, hendaknya selama menderita sakit senantiasa berdoa, sesuai dengan dambaan dan kerinduannya agar segera sembuh dari penyakit.

· "Karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan." (1Tim 2:8), demikian peringatan Paulus kepada orang laki-laki melalui Timotius. Mengapa peringatan ini diarahkan secara khusus kepada orang laki-laki? Pengamatan saya orang laki-laki pada umumnya malas berdoa, dan lebih rajin rekan-rekan perempuan. Maka benarlah kata-kata dalam sebuah lagu "Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia". Kami percaya ibu/simbok kita, entah masih hidup atau sudah meninggal dunia senantiasa berdoa bagi kita semua anak-anaknya dengan dengan rendah hati. Hendaknya rekan-rekan laki-laki atau bapak dengan rendah hati belajar berdoa kepada rekan-rekan perempuan/ibu. Paulus mengingatkan kita agar berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan. Memang aneh jika orang sedang berdoa sambil marah-marah kepada saudara-saudarinya. Berdoa berarti dengan rendah hati mengarahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, seraya mendengarkan sabda-sabdaNya atau bisikan-bisikanNya, yang antara lain menggema dalam hati. Untuk itu juga butuh ketenangan dan keheningan selama berdoa. Mungkin di dalam keluarga anda sulit menemukan saat dan tempat hening sendirian, tetapi hemat saya ada, yaitu toilet/kamar mandi, dimana anda sendirian dan tak akan diganggu orang lain, maka manfaatkan kesempatan tersebut sambil buang air besar/kecil serentak mawas diri dan berdoa.

"TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya. TUHAN adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya! Selamatkanlah kiranya umat-Mu dan berkatilah milik-Mu sendiri, gembalakanlah mereka dan dukunglah mereka untuk selama-lamanya." (Mzm 28:7-9)


Senin, 12 September 2011

Romo Ignatius Sumarya, SJ