"Ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus" (Hag 1:1-8; Mzm 149:1-4; Luk 9:7-9)


"Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari abntara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus." (Luk 9:7-9), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Herodes adalah seorang raja, yang berarti ia adalah orang yang berkuasa dan dihormati, yang terpilih di antara bangsanya. Saya yakin ketika diangkat menjadi raja ia pasti berkendak baik dan berusaha untuk mensejahterakan rakyatnya; yang demikian ini pada umumnya juga menjadi cirikhas para pemimpin Negara yang baru saja terpilih. Namun dalam perjalanan waktu kehendak dan niat baik tersebut mengalami erosi atau luntur karena godaan oleh nafsu akan harta benda/uang, pangkat/kedudukan dan kehormatan duniawi. Ia dalam ombang-ambing atau hidup mendua antara berusaha untuk mendengarkan nasihat orang-orang baik dan nafsu pribadi akan harta benda/uang, pangkat/kedudukan dan kehormatan duniawi, sebagaimana dialami oleh Herodes yang 'berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus'. Maka dengan ini kami berharap kepada siapapun yang berkendak baik untuk mengusahakan dan memperjuangkan kesejahteraan umum tanpa takut dan gentar menasihati para pemimpin yang terombang-ambing atau hidup mendua. Sekiranya pemimpin yang bersangkutan rela mendengarkan namun berat melaksanakannya, biarlah paling tidak anda dapat mengendalikan atau membatasi keserakahannya. Memang jarang sekali pemimpin Negara di dunia ini yang sungguh bersih, jujur serta tidak melakukan korupsi. Para pemimpin memang pada umumnya harus kompromi dengan keadaan atau situasi dan jarang yang berani dengan tegas untuk menentukan pilihan berat dan mulia. Aneka macam bentuk kompromi memang pada umumnya kurang memuaskan semua pihak, dan masing-masing harus rela berkorban. Kami berharap kepada semua orang yang berkehendak baik untuk tetap setia pada kehendaknya, dan biarlah para pemimpin te. rgerak untuk berusaha bertemu dengan orang-orang yang berkehendak baik, dan dengan demikian membatasi diri dalam hal pemuasan nafsu pribadi

· "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!" (Hag 1:5-6). Mungkinkah keadaan kita sama seperti yang digambarkan di atas ini? Jika hal ini terjadi berarti menunjukkan kegagalan hidup bersama atau kerja pemimpin. Dengan kata lain hidup bersama masih diwarnai oleh egoisme dan keserakahan mereka yang berada di poros badan publik maupun di poros bisnis; hidup bersama lebih ditentukan oleh kerjasama antar badan publik dan bisnis serta mengesampingkan poros komunitas atau rakyat. Maka kami berharap kepada mereka yang berada di poros badan publik maupun bisnis untuk berpihak pada dan bersama komunitas atau rakyat. Kesejahteraan hidup rakyat merupakan tanda kesuksesan kerja dan usaha mereka yang berada di poros badan publik maupun bisnis. Secara khusus kami mengajak dan mengingatkan para pebisnis atau pengusaha untuk senantiasa mensejahterakan semua tenaga kerja yang membantunya tanpa pandang bulu. Kesejahteraan tenaga kerja, pegawai dan buruh merupakan tanda keberhasilan usaha dan usaha akan terus berkembang dan maju. Sebaliknya ketika para tenaga kerja, pegawai dan buruh kurang sejahtera maka ada godaan untuk bekerja seenaknya atau melakukan korupsi dan dengan demikian usaha akan hancur berantakan. Hal yang sama berlaku bagi para pemimpin yang berada di poros badan publik: rakyat sejahtera tanda keberhasilan pemimpin dan pada gilirannya rakyat akan berpartisipasi aktif dan proaktif mendukung rencana dan usaha pemimpin.

"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan." (Mzm 149:1-4)


Kamis, 22 September 2011



Romo Ign Sumarya, SJ