HOMILI: Pesta St Matius, Rasul, Penginjil

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa." (Ef 4:1-7.11-13; Mzm 19:2-3.4-5; Mat 9:9-13)


"Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Mat 9:9-13), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St. Matius, rasul dan pengarang Injil, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Yesus adalah Penyelamat Dunia, artinya Ia datang di dunia untuk menyelamatkan bagian dunia yang tidak selamat, menyembuhkan yang sakit, membimbing orang tersesat, mengampuni orang berdosa, mendidik mereka yang kurang terdidik, dst.. "Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa", demikian sabda-Nya. St Matius yang kita kenangkan hari ini memang termasuk dalam kalangan orang-orang berdosa (dosa struktural), yaitu sebagai kepala pemungut pajak. Kiranya sejak dahulu sampai sekarang sudah menjadi kebiasaan bahwa para petugas pajak senantiasa terjebak untuk manipulasi atau korupsi; orang-orang berkehendak baik sering tak mampu lagi bertahan diri sehingga terbawa arus dalam manipulasi atau korupsi demi memenuhi kebutuhan hidup sosial-ekonominya. Matius kiranya termasuk orang yang berkehendak baik, maka ketika mendengar panggilan Yesus ia langsung meninggalkan jabatannya sebagai kepala pemungut pajak. Orang-orang Farisi bersungut-sungut atas apa yang dilakukan oleh Yesus. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita dipanggil untuk meneladan-Nya, yaitu berpartisipasi dalam karya penyelamatan. Maka baiklah jika saudara-saudari kita bersalah hendaknya dengan rendah hati diampuni, yang frustrasi kita dekati dalam kasih untuk bangkit dan bergairah, yang bodoh kita dampingi dengan kesabaran, ketekunan dan pengorbanan agar cerdas atau pandai, yang kurangajar kita beri ajaran-ajaran sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya, dst.. Kami percaya bahwa di sekolah atau tempat kerja/usaha kita pasti ada yang kurangajar, kurang bermoral dst.., maka baiklah mereka kita tolong dan dampingi agar terbebaskan dari kekurangajarannya maupun kenakalannya. Secara khusus kami berharap kepada para orangtua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya yang lemah, bodoh, nakal, kurang sehat dst.., dan untuk menghindari hal itu hendaknya sedini mungkin anak-anak diberi gizi yang baik serta perhatian yang memadai dari orangtua.

· "Aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera." (Ef 4:1-3), demikian nasihat Paulus kepada umat di Efesus, yang hendaknya kita hayati juga sebagai nasihat bagi kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus. Kita dipanggil untuk senantiasa hidup dan bertindak dengan rendah hati, lemah lembut dan sabar untuk membangun dan memperdalam hidup bersama yang damai sejahtera. Telah berkali-kali saya mengingatkan agar kita hidup dan bertindak dengan rendah hati. Rendah hati merupakan keutamaan dasar kebalikan dari kesombongan. Orang yang rendah hati senantiasa hati, jiwa, akal budi dan tubuhnya terbuka atas berbagai ajakan, sentuhan, nasihat, ajaran, informasi dst.., dengan kata lain senantiasa siap sedia dan rela untuk dididik, dibina, ditumbuh-kembangkan, diajar, diberi tahu, dituntun dst… Dengan lain orang bersikap mental belajar terus-menerus sampai mati. Kami berharap semakin tua/tambah usia, semakin berpengalaman, semakin pandai/cerdas, semakin berkedudukan dan berpengaruh dalam hidup bersama berarti semakin rendah hati, lemah lembut dan sabar. Kita dipanggil untuk membangun dan memperdalam kesatuan hidup bersama dalam ikatan Roh, semangat, visi-misi dst.. Maka perkenankan kami mengajak dan mengingatkan segenap anggota lembaga hidup bakti untuk memperdalam penghayatan semangat atau karisma pendiri, sedangkan kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus hendaknya memperdalam penghayatan iman kepada Yesus Kristus, sehingga layak disebut sebagai sahabat-sahabat Yesus.

"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari," (Mzm 19:2-5)

Rabu, 21 September 2011


Romo Ign Sumarya, SJ