“Sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!” (Kel 14:5-18; MT Kel 15:1-6; Mat 12:38-42)



“ Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!” (Mat 12:38-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

· Mereka yang tidak percaya kepada Yesus memang tak mungkin melihat ‘kebesaran dan kebijaksanaan’-Nya, sebagaimana ditanyakan oleh beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: ”Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu”, padahal Yesus “lebih dari pada Salomo”, yang dikenal sebagai raja paling bijaksana. Maka dengan ini kami mengajak anda sekalian untuk mawas diri: apakah saya sungguh percaya kepada Yesus atau seperti beberapa ahli Taurat dan orang Farisi. Kami berharap anda sungguh percaya kepada Yesus, sehingga mengimani kebijaksananNya yang melibihi kebijaksanaan raja atau pemimpin bangsa dimanapun, karena Ia adalah Allah yang menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa. Apa yang terjadi dalam diri nabi Yunus mengindikasikan siapa itu Yesus: Yunus dikenal sebagai orang yang tinggal selama tiga hari dalam perut ikan dan tidak mati, demikianlah halnya dengan yang akan terjadi dengan Yesus, yaitu Ia wafat di kayu salib, dimakamkan dan pada hari ketiga dibangkitkan dari mati. Kebijaksanaan-Nya nampak dalam mengalahkan kematian alias membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang sakit, menghibur yang sedih, menggairahkan yang letih lesu dan putus asa, dst… Kita yang beriman kepadaNya dipanggil untuk meneladanNya, maka marilah mawas diri: sejauh mana cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun dapat menggairahkan mereka yang letih lesu dan putus asa, menyembuhkan mereka yang sakit (sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh), menghibur mereka yang berada dalam kesedihan? Orang yang sungguh bijaksana hemat saya adalah orang suci, yang peka akan suara atau bisikan Roh dalam hidup sehari-hari, terampil dalam pembedaan roh atau ‘spiritual discernment’; yang bersangkutan pada umunnya juga tidak melupakan doa harian, terutama pemeriksaan batin.

· "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Kel 14:13-14)

· Kita dipanggil untuk berperang, melawan kejahatan atau roh jahat, yang menggejala dalam aneka bentuk, yang merusak hidup bersama dan lingkungan hidup. Maka dengan ini kami mengajak segenap umat beriman, entah agamanya apapun, untuk bersama-sama atau bergotong royong melawan kejahatan yang marak di lingkungan hidup kita, antara lain berupa perampasan hidup manusia beserta harta bendanya, penghancuran lingkungan hidup yang tak terkendali yang dilakukan orang-orang serakah dst.. Percayalah bahwa dalam iman kita pasti akan mampu mengalahkan aneka kejahatan, karena beriman berarti menyerahkan diri kepada Penyelenggaraan Ilahi, maka Allah sendiri yang akan memerangi kejahatan melalui diri kita yang lemah dan rapuh ini. Marilah dalam iman juga kita hadapi aneka serangan virus atau penyakit tanpa takut dan gentar, karena dengan demikian ketahanan tubuh kita juga semakin handal dan kita akan tahan terhadap aneka macam serangan virus penyakit. Dalam menghadapi serangan roh jahat atau godaan untuk berbuat jahat hendaknya “kamu akan diam saja”, artinya teguh beriman bahwa Tuhanlah yang akan mengalahkan setan atau godaan untuk berbuat jahat. “Diam saja” kiranya juga berarti kita tetap tinggal setia pada iman kita; ketegaran untuk setia dalam iman dapat kita hayati dengan diam, tanpa menanggapi godaan atau rayuan setan. Terhadap orang yang memarahi orang Jawa sering memberi nasihat “Diteke wae, mengko rak meneng dewe” (=Biarkan saja, jangan ditanggapi, nanti pasti berhenti sendiri).

"Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya.” (Kel 15:1-3)

Senin, 18 Juli 2011


Romo Ignatius Sumarya, SJ