Santo Antonius dari Padua

Sebagaimana banyak para kudus lain, Antonius Padua juga memberikan contoh yang paling radikal bagaimana mengikuti Kristus dan menjadi suci bak malaikat. Lahir di Portugal pada 1195 dari kalangan bangsawan kaya raya, ia meninggalkan semuanya dan menjadi Fransiskan yang hina dina.

Ia mengambil keputusan ini pada 1220, ketika secara langsung ia menyaksikan tubuh fisik para Fransiskan yang meninggal sebagai martir di Maroko pada tahun itu juga.

Tetapi, Antonius Padua berbeda dari santo lainnya. Ia mendapatkan penampakan Kanak-Kanak Yesus dan Santo Fransiskus Asisi. Dalam hidupnya ia memberikan banyak mukjizat hingga akhir hayatnya pada 1231. Apa rahasia kesucian Antonius Padua?

Di satu pihak, ia sama dengan mukjizat pada umumnya, yaitu hasil tindakan yang bisa didengar, dilihat, dan dirasakan. Di lain pihak, mukjizat dalam Gereja Katolik berbeda dengan mukjizat sebagaimana kita lihat dan dengar yang dikerjakan oleh tukang sulap, dukun atau orang pintar lainnya. Semuanya ini bukanlah hasil usaha manusiawi semata. Ia berasal dari kekuatan Allah melalui orang kudus. Ia melampaui kekuatan manusia.

Antonius Padua adalah orang saleh yang dalam hidupnya selalu bermimpi untuk menderita demi Kristus dan berharap gugur sebagai seorang martir. Ia tidak pernah bercita-cita menjadi orang pandai atau menjadi selebriti karena kepandaiannya berkhotbah. Keinginannya adalah hidup hening dan berdoa sendirian serta akrab dengan Tuhan.

Antonius menghadapi apa yang dialami banyak manusia biasa. Yaitu, hidup manusia ke depan lebih banyak ditentukan oleh ’kecelakaan’, peristiwa yang hadir tidak tersangka-sangka, daripada terarah sesuai dengan apa yang direncanakan oleh manusia itu sendiri. Ia diminta pembesarnya menjadi dosen teologi dan pengkhotbah bagi banyak umat. Ia pun taat meski ini sungguh tidak sesuai dengan mimpi dan harapannya. Ia taat pada kehendak Tuhan lewat pembesarnya. Demikianlah kesuciannya menjadi nyata.

Meninggalkan impiannya untuk hidup berdoa dan bertapa sendiri, ia malah hadir ke dunia ramai. Ajaibnya, ia justru menjadi Fransiskan yang efektif dan berbuah banyak. Ia menjadi seorang pengkhotbah yang sangat ulung, dengan artikulasi yang menarik, dilengkapi dengan pengetahuan iman yang mendalam. Dengan demikian, ia mampu membawa banyak orang mendekat pada Tuhan. Justru dalam dunia riil, kesuciannya menjadi semakin memancar dan mukjizat demi mukjizat lahir dari dalam dirinya.

Benarlah Sabda Yesus kepada Petrus, ”Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kau kehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kau kehendaki” (Yoh 21:18). Benarlah bahwa kesucian dan kemampuan membuat mukjizat memang perjuangan manusia untuk mengalahkan diri sendiri. Sekaligus, pada saat yang sama, ia adalah rahmat dan berkah dari Allah semata.

Sumber: http://www.hidupkatolik.com/2011/07/19/antonius-padua