HOMILI: Hari Raya Kenaikan Tuhan - Kamis 2 Juni 2011

HR KENAIKAN TUHAN: Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Mat 28:16-20

"Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Orang, lebih-lebih pemimpin atau orangtua, yang mau pergi dalam jangka waktu atau pergi selamanya alias tak lama lagi akan meninggal dunia atau dipanggil Tuhan, pada umum memberi pesan-pesan kepada mereka yang ditinggalkan. Mereka yang ditinnggalkan pun akhirnya sungguh mengingat-ingat dan berusaha melaksanakan pesan-pesan tersebut sebaik mungkin sebagai bukti cintakasih mereka kepada yang bepergian atau meninggal dunia. Hari ini kita kenangkan Yesus, Tuhan, naik ke sorga, kembali kepada Bapa, untuk selamanya, dan menjelang kenaikan-Nya Ia member pesan kepada para murid yang ditinggalkan, kepada kita semua yang beriman kepada-Nya. Maka marilah kita renungkan dan hayati pesan Yesus pada hari kenaikan-Nya ke sorga hari ini.

"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan, ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:18-20)

Ada tiga pesan yang harus kita renungkan dan hayati, pesan-pesan yang dapat dibedakan namun tak dapat terpisahkan karena saling terkait satu sama lain. Namun demikian kami coba untuk merefleksikan setiap pesan sendiri-sendiri:

1). "Jadikanlah semua bangsa murid-Ku." Semangat atau jiwa 'kemuridan' itulah yang harus kita hayati dan sebarluaskan. Murid yang baik pada umumnya memiliki semangat belajar tinggi, dengan rendah hati dan keterbukaan mendengarkan semua nasihat, pengajaran, petuah, saran dari sang guru serta kemudian berusaha melaksanakannya dalam cara hidup dan cara bertindak. Kita semua dipanggil untuk menjadi murid-murid Yesus, Sang Guru Sejati, serta mengajak saudara-saudari kita juga menjadi murid-murid-Nya, maka marilah pertama-tama kita menjadi murid Yesus yang baik, yang setia mendengarkan dan melaksanakan sabda-sabda-Nya dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari.

Panggilan untuk menjadi semua orang menjadi murid Tuhan yang utama dan terutama hemat saya dapat kita hayati atau lakukan dengan kesaksian atau keteladanan, atau berusaha menghayati motto bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro: "ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani" (keteladanan, pemberdayaan, motivasi). Keteladanan merupakan cara utama dan pertama yang tak tergantikan oleh cara-cara lainnya. Kami berharap kepada mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama sungguh dapat menjadi teladan sebagai murid Tuhan atau orang beriman, sehingga mereka yang melihatnya tergerak untuk mengikutinya. Semoga para pemimpin, guru, orangtua, pejabat dst. dapat menjadi teladan penghayatan hidup beriman yang handal dan tangguh.

2). "Baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus." Dibaptis berarti disisihkan atau dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan, sehingga orang yang dibaptis menjadi hidup suci, hanya mengabdi Tuhan saja serta menolak semua godaan setan. Godaan setan pada masa kini merajalela dimana-mana dalam aneka bentuk atau tawaran yang menggiurkan, berupa kenikmatan-kenikmatan duniawi seperti seks, makanan dan minuman, harta benda atau uang, jabatan dan kehormatan duniawi dst.. Semuanya itu memang perlu dalam kehidupan kita, maka hendaknya menikmati atau menghayatinya sebagai wahana untuk semakin suci atau semakin berbudi pekerti luhur. Dengan kata lain hendaknya jangan melakukan penyimpangan-penyimpangan atau penyelewengan-penyelewengan dalam hal seks, makanan, minuman dst.

Tuhan hadir dan berkarya dimana saja dan kapan saja terutama dalam diri manusia, ciptaan-Nya yang terluhur dan termulia di dunia ini. Mengabdi Tuhan berarti hidup saling mengabdi atau melayani, karena Tuhan hidup dan berkarya dalam diri kita semua yang lemah dan rapuh ini. Maka marilah kita saling melayani satu sama lain, saling membahagiakan dan menyelamatkan, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa.

3). "Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu". Perintah Tuhan telah banyak kita dengarkan melalui orangtua, guru, sahabat, atasan atau saudara-saudari kita dalam dan melalui berbagai kesempatan. Namun dalam kenyataan kita mudah melupakan-nya, sehingga kita hidup dan bertindak seenaknya, hanya mengikuti selera pribadi, yang berdampak kekacauan di sana-sini. Dengan kata lain ketika kehidupan bersama kacau balau, tidak damai dan tidak tenteram atau tidak bahagia berarti ada orang atau beberapa orang yang telah melupakan aneka perintah Tuhan, antara lain dalam bentuk tata tertib atau aturan. Maka baiklah pesan Yesus ini kita hayati dengan mengingatkan dan mengajak siapapun juga untuk senantiasa setia dan taat pada tata tertib dan aturan yang terkait dengan hidup dan panggilan masing-masing.

Melaksanakan ketiga pesan Yesus tersebut tak akan terlepas dari aneka tantangan, hambatan atau masalah yang dapat membuat kita mundur atau tak sanggup lagi melaksanakan pesan tersebut. Maka baiklah kita imani dan hayati pesanNya bahwa "Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman". Marilah penyertaan Yesus ini kita hayati dalam aneka penyertaan atau pendampingan saudara-saudari kita, mereka yang memperhatikan kita. Dengan kata lain marilah kita saling memperhatikan dan mendampingi alias bekerjasama dalam melaksanakan pesan-pesan Yesus sebelum naik ke sorga di atas. Selanjutnya marilah kita renungkan kata Paulus kepada umat Efesus di bawah ini.

"Aku meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepada kamu roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar." (Ef 1:17)

Mulai hari ini kita diajak untuk mengikuti atau berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus, dengan harapan atau dambaan kita semakin mengenal Yesus dengan benar, serta kemudian menjadi sahabat-sahabat-Nya yang baik dan setia, orang-orang yang berhikmat. Maka baiklah selama sembilan hari Novena Roh Kudus ini kita berpartisipasi dalam kegiatan novena bersama, dan jika tak mungkin dalam kebersamaan hendaknya berdoa sendiri di rumah, sedangkan tuntunan doa novena Roh Kudus dapat dilihat dalam buku Puji Syukur atau Madah Bakti.

Tak kenal maka tak sayang, itulah rumor yang sering kita dengar, sebaliknya dengan mengenal kita akan tergerak untuk menyayangi. Baiklah usaha pengenalan akan Yesus ini kita laksanakan bersama-sama, sehingga kita saling mengenal dan dalam kebersamaan pengenalan kita akan Yesus semakin mudah dan tepat atau benar. Dengan kata lain kami berharap doa bersama di lingkungan atau wilayah digerakkan dan dihadiri, semoga semua umat di lingkungan atau wilayah dapat hadir dan berpartisipasi dalam doa atau kegiatan bersama untuk menunjukkan bahwa kita adalah sungguh paguyuban umat beriman. Kami berharap kepada para ketua lingkungan atau wilayah untuk proaktif, antara lain mengajak semua umat lingkungan atau mengunjungi rekan-rekan umat dengan harapan semua umat dapat berpartisipasi dalam doa atau kegiatan bersama.

Marilah kita tingkatkan dan perdalam kebersamaan hidup kita. Ingat dan hayati bahwa masing-masing dari kita adalah korban cintakasih bersama dari orangtua kita masing-masing; masing-masing dari kita adalah buah kerjasama dan hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam kebersamaan. Mereka yang menyendiri akan semakin kerdil dan pada suatu saat mati lemas. Bersama atau bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

"Allah telah naik dengan diiringi sorai-sorai, ya Tuhan itu, diiringi dengan sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah. Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran" (Mzm 47:5-6)

Romo. Ign Sumarya, SJ 2 Juni 2011