Bulan Liturgi hari ke 29: Nyanyian Komuni

29. Nyanyian Komuni

Acara komuni diiringi nyanyian komuni. “Sementara imam menyambut Tubuh dan Darah Kristus, nyanyian komuni dimulai. […] Nyanyian itu berlangsung terus selama umat menyambut, 81 dan berhenti kalau dianggap cukup. Jika sesudah komuni masih ada nyanyian, maka nyanyian komuni harus diakhiri pada waktunya.” 82

Maksud nyanyian ini ialah: (1) agar umat yang secara batin bersatu dalam komuni juga menyatakan persatuannya secara lahir dalam nyanyian bersama, (2) menunjukkan kegembiraan hati, dan (3) menggarisbawahi corak “jemaat” dari perarakan komuni.

Saran Untuk Praktik

Paling cocok, untuk nyanyian komuni dipilih nyanyian yang mengungkapkan serta membangun persekutuan dan sukacita. Kurang cocok kalau dipilih nyanyian-nyanyian devosional atau nyanyian sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus. 83

Nyanyian komuni pada dasarnya adalah nyanyian jemaat. Maka, partisipasi jemaat dalam nyanyian komuni sangat penting dan sangat serasi untuk menggarisbawahi segi persekutuan. Untuk memudahkan partisipasi umat, disarankan nyanyian dengan pola ulangan – ayat. Ulangan dilagukan oleh seluruh umat (juga yang sedang dalam perarakan) sedangkan ayat-ayat oleh kor. Tidak tepat kalau semua nyanyian komuni diborong oleh kor.

Pendalaman
1. Apa maksud nyanyian komuni?
2. Nyanyian macam apa (isinya!) yang cocok untuk mengiringi acara komuni?

81 PUMR 86; lihat juga: Kongregasi Ibadat dan Tertib Sakramen, Instr. Inaestimabile donum, 3-4-1980, no. 17.
82 PUMR 86.
83 Bdk. Musik dalam Ibadat Katolik, 62.



Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto