Bulan Liturgi hari ke 28: Komuni

28. Komuni

Kepada setiap orang yang datang menyambut, imam/diakon (atau pelayan komuni yang lain) memperlihatkan roti kudus sambil berkata:

I Tubuh Kristus.

Umat yang bersangkutan mengamini dengan berkata:

U Amin.

Kemudian imam/diakon (atau pelayan komuni yang lain) menerimakan roti kudus kepada orang yang ingin menyambut.

Makna - Pembagian Tubuh (dan Darah) Kristus lebih lazim disebut komuni. Kegiatan ini merupakan ungkapan persekutuan umat dengan Tuhan dan dengan sesama. Inti acara ini adalah pemberian roti dan anggur oleh pelayan komuni kepada umat. Acara ini dikemas dalam ritus singkat: Pelayan memperlihatkan hosti sambil berkata: Tubuh Kristus. Penyambut menjawab: Amin. Lalu pelayan menyerahkan roti kepada penyambut. Dalam ritus singkat ini terjadi suatu peristiwa iman yang besar. Pelayan menyatakan imannya bahwa yang ia pegang dan akan ia serahkan itu adalah Tubuh Kristus. Dan dengan menjawab Amin, umat mengamini iman si pelayan; dengan kata lain ia menyatakan iman yang sama: yang akan ia sambut adalah Tubuh Kristus. Di samping itu, pada jawaban Amin itu terkandung juga tekat bulat bahwa umat yang kini menyambut Tubuh Kristus juga akan menjadi anggota Tubuh Kristus sejati dan memiliki komitmen untuk membangun Tubuh Kristus. Jadi “amin” itu juga merupakan “amin” untuk membangun Tubuh Kristus, yakni jemaat. Dengan demikian, persekutuan dengan Tuhan sekaligus menjadi persekutuan dengan sesama.

Suasana yang perlu ditonjolkan dalam acara komuni adalah kesatuan, kegembiraan hati, dan rasa persaudaraan. Komuni kudus bukanlah pertama-tama saat kesalehan pribadi, melainkan merupakan sebuah tindakan jemaat yang sedang berdoa, bersyukur, bersukacita, dan sedang dipersatukan lebih erat dengan Kristus dan melalui Kristus dengan rekan seibadat serta saudara-saudara seiman di seluruh dunia. Komuni mau memperlihatkan jemaat sebagai satu koinonia atau persekutuan. Justru komuni kudus merupakan tanda yang paling jelas dan paling bermakna dari koinonia itu. Pada saat kita menerima komuni, di saat itulah Gereja dinyatakan dan diteguhkan sebagai satu tubuh.

Pendalaman

1. Apa pesan yang Anda tangkap dari dialog komuni: “Tubuh Kristus – Amin.” Apa konsekuensinya bagi kehidupan sehari-hari sebagai orang beriman?
2. Suasana apa yang perlu ditonjolkan selama acara komuni?


Catatan Tambahan:


Dalam kesempatan Sakramen Perkawinan/Pemberkatan Pernikahan pengantin tidak boleh saling menyuapi Tubuh dan Darah Kristus. Dengan mentaati peraturan, anda sudah memberikan penghormatan yang pantas kepada Sakramen Mahakudus. Bila perlu rujukan tentang aturan bisa lihat di:
http://www.imankatolik.or.id/kvii.php?d=Redemptionis+Sacramentum&q=100-107

Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto