Bulan Liturgi hari ke 22: Aklamasi Anamnesis

22. Aklamasi Anamnesis

Sesudah kisah institusi, imam mengajak umat melagukan/mengucapkan salah satu aklamasi anamnesis, misalnya sebagai berikut:

I Marilah menyatakan misteri iman kita.
U Wafat Kristus kita maklumkan, - kebangkitan-Nya kita muliakan, - kedatangan-Nya kita rindukan.


Aklamasi berarti seruan, pekik; anamnesis berarti kenangan. Dengan melafalkan atau melagukan aklamasi anamnesis, kita mengenangkan karya keselamatan yang dilaksanakan Tuhan, sehingga seluruh peristiwa penyelamatan yang dulu dikerjakan Tuhan kini sungguh hadir dan kita semua sebagai Gereja mengalaminya (secara sakramental).

Pengenangan karya keselamatan itu terungkap jelas dalam semua rumus aklamasi anamnesis, misalnya: Kristus telah wafat, Kristus telah bangkit, Kristus akan kembali;
atau:
Wafat-Mu kami kenang, yang Tuhan yang bangkit mulia. Datanglah, umat-Mu menanti penuh iman dan harapan.


Aklamasi anamnesis ini paling baik kalau dilagukan. 69 Diakon, atau – kalau tidak ada diakon – imam mengangkat aklamasi dengan suara lantang. Kemudian umat menanggapinya dengan mantap dan lantang pula. Maka, lagu-lagu aklamasi anamnesis harus sungguh dihafal dan dilagukan dengan penghayatan yang penuh. Jangan dengan ragu-ragu atau setengah suara. Lagu ini berada pada puncak DSA; maka harus dibawakan dengan amat baik. Kalau umat masih ragu-ragu melagukan salah satu anamnesis, dirigen berkewajiban melatih mereka sampai mereka mahir membawakannya.

Tips – Latihan

Umat dilatih melagukan semua aklamasi anamnesis dengan baik, lihat TPE Umat, hlm. 52-55.

Pendalaman

1. Apa makna aklamasi anamnesis?
2. Ada berapa aklamasi anamnesus dalam DSA kita sekarang? Coba tunjukkan dalam buku doa (Puji Syukur / Tata Perayaan Ekaristi) Anda.
3. Mengapa aklamasi anamnesis seyogyanya dilagukan?

69 Lihat Musik dalam Ibadat Katolik, no. 54.


Baca: Aklamasi Anamnesis Tanpa Amin

Sumber: Mengenal, Mendalami, Mencintai Ekaristi - Ernest Mariyanto