"Angin bertiup ke mana ia mau dan engkau mendengar bunyinya tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi"

Kis 4:23-41; Mzm 2:1-3; Yoh 3:1-8

"Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." (Yoh 3:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Atanasius, Uskup dan Pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

• Sebagai orang beriman yang sungguh mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah akan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah dan tidak mengikuti keinginan atau selera pribadi. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua, segenap umat beriman, untuk mawas diri perihal cara hidup dan cara bertindak kita. "Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikian halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh" (Yoh 3:8), demikian sabda Yesus. Hendaklah kita senantiasa bersikap terbuka terhadap aneka kemungkinan dan kesempatan, sebagai wahana untuk hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain kita hendaknya senantiasa siap sedia untuk terus berubah atau memperbaharui diri terus menerus sesuai dengan tuntutan xaman dan kehendak Allah, tentu saja berubah ke arah yang lebih baik, suci, luhur dan mulia. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa yang abadi di bumi ini adalah perubahan, maka siapapun yang tidak siap sedia untuk berubah pasti akan hancur, tergilas. Marilah kita hidup dan bertindak `dari air dan Roh', sehingga kita senantiasa dalam keadaan segar bugar dan dinamis. `Dari air dan Roh' berarti rahmat pembaptisan yang disertai dengan janji-janji baptis. Marilah kita setia pada janji baptis kita, yaitu `hanya mau mengabdi Tuhan Allah saja serta menolak aneka godaan setan".

"Ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani." (Kis 4:31). Dalam iman kita percaya bahwa `yang penuh Roh Kudus' adalah para uskup atau gembala kita, maka kita menerima Sakramen Krisma melalui Uskup atau pembantunya. Kita semua yang telah dibaptis dan menerima Sakramen Krisma juga diharapkan hidup dan bertindak sebagai orang `yang penuh Roh Kudus', sehingga `memberitakan firman Allah dengan berani' tanpa takut atau gentar sedikitpun. Kami mengajak anda sekalian untuk tidak takut dan gentar memberitakan firman Allah, dan untuk itu dari diri kita sendiri hendaknya akrab dengan firman Allah, entah itu berarti kita sering membaca dan merenungkan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci atau `Firman Allah' yang tidak lain adalah Yesus Kristus sendiri. Firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kiab Suci, pertama-tama dan terutama untuk dibacakan dan didengarkan, maka bagi yang sedang membacakan hendaknya membacakan dengan baik sehingga enak didengarkan, sedangkan yang sedang mendengarkan hendaknya dengan rendah hati dan segenap hati sungguh mendengarkan. Kita semua diharapkan hidup dan bertindak dijiwai oleh firman Allah, maka baiklah jika kita terkesan dalam salah satu ayat dalam Kitab Suci hendaknya segera menjadi pedoman dan jiwa cara hidup dan bertindak. Sebagai contoh kita dapat memperhatikan para santo atau santa maupun para gembala kita yang memiliki motto singkat, yang diambil dari kitab suci. Saya pribadi terkesan dengan teks ini, yang saya jadikan pegangan dan pedoman cara hidup dan bertindak saya, yaitu "Di dalam Dia kita beroleh keberanian" (Ef 3:12a)

"Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya: "Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!" (Mzm 2:1-3)

Jakarta, 2 Mei 2011



Romo Ignatius Sumarya, SJ